Academic literature on the topic 'Balai Penelitian Ternak (Indonesia)'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Balai Penelitian Ternak (Indonesia).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Balai Penelitian Ternak (Indonesia)"

1

Kostaman, Tatan, Soni Sopiyana, Isbandi, and Tiurma Pasaribu. "Ex-situ exploration of cemani chicken in Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Bogor-West Java." BIO Web of Conferences 33 (2021): 01001. http://dx.doi.org/10.1051/bioconf/20213301001.

Full text
Abstract:
Cemani chicken is the rarest chicken in the world and generally in Indonesia is associated with medication and ritual ceremonies. The purpose of the research to determine the performance of cemani chickens that are kept outside their habitat. A total of 20 hens kept in litter cages was observed in the exploration. The hens were given commercial feed and drinking water was given ad libitum. The observed variable were hen day production (%), first egg weight (g), egg quality, and growth (g). All data obtained were analyzed descriptively. The results showed that hen day production (%) during 6 months of production increased, from 14.96% at the beginning of production to 48.97%. The first egg weight was 31.31 ± 1.43 g with the egg quality is almost the same as the quality of other local/native chicken eggs. The average body weight of DOC was 25.13 g/head, 8 weeks 839.94 g/head (♂) and 759.98 g/head (♀), and 20 weeks 1537.29 g/head (♂) and 1455.18 g/head (♀). The observed from the data obtained, the performance of cemani chicken in Balitnak showed hen day production, first egg weight, and DOC weight was slightly lower, but for 20-weeks bodyweight, growth was relatively higher.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ningtias, Putri Indah, Sus Derthi Widhyari, and Retno Wulansari. "Kadar Protein Serum pada Sapi Peranakan Ongole di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor." Jurnal Veteriner 23, no. 4 (December 31, 2023): 531–40. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2022.23.4.531.

Full text
Abstract:
Salah satu plasma nutfah yang dimiliki oleh negara Indonesia yaitu sapi peranakan ongole (PO). Data dan nilai referensi normal kadar protein serum pada sapi PO yang digunakan sebagai donor dalam produksi embrio belum banyak dilaporkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran protein serum yaitu albumin, globulin dan rasio albumin/globulin sapi PO induk yang digunakan sebagai donor sebelum produksi embrio. Penelitian ini menggunakan 10 ekor sapi PO, berumur 4-8 tahun dengan BCS 2,5-4,0. Sampel darah diambil melalui vena coccygea sebanyak 10 mL menggunakan jarum nomor 18-G. Serum dianalisis terhadap parameter protein total, albumin dan globulin dengan menggunakan alat spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan konsentrasi protein total, albumin, globulin, dan rasio A/G sapi donor PO masing-masing secara berurutan adalah 8,19±0,40 g/dL, 3,72±0,26 g/dL, 4,48±0,41 g/dL, dan 0,84±0,10. Data hasil penelitian ini merupakan data referensi kadar protein pada sapi PO induk. Hasil ini mendekati nilai referensi normal untuk jenis sapi yang lain. Kadar protein dapat dijadikan salah satu indikator dalam menentukan status kesehatan hewan sapi donor dalam upaya penyiapan produksi embrio.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rinca, Korbinianus Feribertus, Elisabeth Yulia Nugraha, Yohana Maria Febriski Bollyn, Maria Tarsisia Luju, Hendrikus Demon Tukan, and Wigbertus Gaut Utama. "Tingkat Morbiditas dan Mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia." Jurnal Sain Veteriner 41, no. 1 (April 1, 2023): 70. http://dx.doi.org/10.22146/jsv.75422.

Full text
Abstract:
African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit menular dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi yang menyerang ternak babi, baik ternak babi domestik maupun babi liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat mobiditas dan mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat yang tersebar di 12 Kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder ternak babi yang sakit dan mati akibat virus ASF. Penentuan status infeksi ASF melalui pemeriksaan sampel melalui metode polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas pada ternak babi yang terinfeksi ASF mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga 2021. Morbiditas atau tingkat kesakitan secara menyeluruh meningkat dari 1,67 % di tahun 2020 menjadi 3,86% di tahun 2021. Penyebab tingginya morbiditas ASF di Kabupaten Mangarai Barat antara lain masyarakat belum memahami penerapan biosekuriti yang ketat, sistem pemeliharaan masih secara tradisonal, populasi babi liar yang tidak teridentifikasi dan personal. Mortalitas atau tingkat kematian secara menyeluruh meningkat dari 1,36 % di tahun 2020 menjadi 3,37% di tahun 2021. Penyebab meningkatnya mortalitas antara kurangnya pengetahuan masyarakat tentang transmisi penyakit, gejala klinis penyakit, sumber infeksi penyakit, dan pencegahan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, peningkatan kasus ASF di Kabupaten Manggarai Barat disebabkan oleh peternak itu sendiri. Oleh karena itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan perlu melakukan edukasi dan pemberdayaan kepada peternak di Kabupaten Mangggarai Barat agar lebih memahami ASF sehingga angka morbiditas dan mortalitas menurun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Malau, Regina Wati, Madi Hartono, Kusuma Adhianto, and Purnama Edy Santosa. "PENGARUH UMUR TERHADAP TINGKAT INFESTASI DAN JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING JAWARANDU DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU." Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) 8, no. 1 (February 2, 2024): 001–8. http://dx.doi.org/10.23960/jrip.2024.8.1.001-008.

Full text
Abstract:
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Namun terdapat kendala yang dihadapi dalam beternak kambing salah satunya adalah masalah penyakit parasiter. Penyakit ini dapat mempengaruhi produktivitas pada ternak kambing karena sebagian zat makanan di dalam tubuh ternak dikonsumsi oleh cacing, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan infestasi dan mengetahui jenis cacing saluran pencernaan pada kambing Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1 tahun di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Februari 2023. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing Jawarandu sebanyak 60 ekor yang diambil sampel feses dan dianalisis di Balai Veteriner Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Variabel yang diamati adalah infestasi dan jenis cacing saluran pencernaan yang dianalisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan infestasi (P>0,05) pada kambing Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1 tahun. Tingkat infestasi pada ternak umur < 1 tahun 40,00% dan ternak umur > 1 tahun 43,33%. Jenis cacing yang ditemukan pada kambing Jawarandu dari kelas nematoda pada umur < 1 tahun yaitu Trichuris sp., dan Strongyloides sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing Paramphistomum sp., dan Fasciola sp. Pada kambing umur > 1 tahun jenis cacing kelas nematoda yang menginfestasi yaitu Haemoncus sp., Toxocara sp., dan Trichuris sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing Paramphistomum sp., dan Fasciola sp.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Nurhikmah, Nurhikmah, Zulkarnain Zulkarnain, Hamdu Hamjaya Putra, and Hajrah Hajrah. "Uji ELISA BVD (Bovine Viral Diarrhea) pada sapi untuk antigen dan antibodi pada Balai Besar Veteriner Maros." Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi 1, no. 3 (December 30, 2021): 103–6. http://dx.doi.org/10.24252/filogeni.v1i3.26233.

Full text
Abstract:
Penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan salah satu penyakit menular pada sapi yang diakibatkan oleh transimis virul yang telah menyebar hampir ke seluruh permukaan dunia. Di Indonesia BVD telah bersifat endemik dengan tingkatan pervalensi reaktor yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi awal dari sapi yang ada di Balai Veteriner Maros melalui screening awal dengan metode uji ELISA. hasil pengujian serologis terhadap antibodi BVD didapat total rata-rata persentase positif mencapai 63% sedangkan total rata-rata negatif 37%.Kesimpulan penelitian berdasarkan uji screening awal mengggunakan ELISA antibodi BVD terhadap 100 sampel serum darah sapi, ditemukan 63 positif terhadap antibodi BVD. Hal ini mengindikasikan adanya infeksi BVD yang perlu diwaspadai oleh feedlot di Indonesia karena sifat penyebaran BVD ini sangat mudah menular antara hewan satu dengan yang lain di dalam populasi ternak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hutapea, Maria Anastasia, Ida Ayu Pasti Apsari, and Gusti Ayu Yuniati Kencana. "Prevalensi Protozoa Eimeria spp. pada Gastrointestinal Sapi Bali di Baturiti, Tabanan, Bali." Indonesia Medicus Veterinus 12, no. 4 (January 23, 2023): 517–24. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2023.12.4.517.

Full text
Abstract:
Ternak sapi potong merupakan salah satu komoditas peternakan yang menjadi tumpuan pemerintah Indonesia. Salah satu jenis sapi potong yang terkenal di Indonesia adalah sapi bali sehingga keberadaannya perlu dilestarikan karena merupakan plasma nutfah asli Indonesia. Upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan sapi bali adalah dengan menjaga kesehatan melalui pencegahan dan penanggulangan penyakit. Ternak sapi bali sangat mudah terinfeksi penyakit, salah satu di antaranya penyakit yang disebabkan oleh parasit. Infeksi parasit dapat mengakibatkan lambatnya pertumbuhan sapi terutama pada ternak muda. Salah satu infeksi parasit pada sapi adalah infeksi protozoa gastrointestinal. Infeksi protozoa gastrointestinal masih menjadi faktor yang mengganggu kesehatan sapi bali dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi protozoa gastrointestinal Eimeria spp., yang menginfeksi sapi bali. Sampel penelitian berupa feses segar sapi bali berjumlah 60 sampel yang diambil di Kelompok Tani Suka Dharma Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Feses sapi yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperiksa dengan metode konsentrasi apung menggunakan larutan gula sheater. Prevalensi protozoa gastrointestinal dihitung dengan cara, jumlah sampel terinfeksi dibagi jumlah sampel yang diperiksa kemudian dikalikan 100%. Hasil penelitian didapatkan prevalensi protozoa gastrointestinal Eimeria spp. yang menginfeksi sapi bali di Baturiti, Tabanan, Bali adalah 28,33%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

T., Kostaman. "AYAM LEHER GUNDUL: SEJARAH, KARAKTERISTIK, DAN KONSERVASI." Majalah Ilmiah Peternakan 23, no. 1 (May 14, 2020): 22. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2020.v23.i01.p04.

Full text
Abstract:
Ayam leher gundul adalah ayam asli/lokal Indonesia yang belum banyak diketahui informasinya dalam halsejarah, potensi, dan karakteristik; sehingga belum dimanfaatkan secara optimal. Ciri yang paling menonjoldari ayam leher gundul adalah tidak mempunyai bulu dibagian lehernya. Untuk mempertahankannya, metode konservasi yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak (Balitnak) adalah dengan memelihara ternak hidup, akan tetapi dengan keterbatasan sarana dan prasarana tidak dapat dilanjutkan. Data performan ayam leher gundul yang dipelihara di Balitnak sudah terkumpul dan ditabulasi. Alternatif konservasi yang dilakukan oleh Balitnak untuk mempertahankan plasma nutfah ayam leher gundul adalah berupa primordial germ cell (PGC) yang dibekukan pada suhu -196 oC yang sewaktu-waktu dibutuhkan dapat ditransfer ke embrio resipien. Sumber PGC yang di koleksi adalah dari darah dan gonad embrio. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, ayam leher gundul memiliki performan yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ayam lokal penghasil daging dan telur. Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data pendukung bagi upaya pelestarian dan pengembangan ayam-ayam lokal yang ada di Indonesia, khususnya ayam leher gundul dan umumnya ayam-ayam lokal Indonesia lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Haryanto, Gito, Afton Atabany, and Bagus Priyo Purwanto. "Performa Produksi Susu Sapi Anakan Betina (Daughter Cow) Friesian Holstein (FH) Hasil Uji Zuriat." Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan 4, no. 2 (June 18, 2023): 56–62. http://dx.doi.org/10.31605/jstp.v4i2.2496.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan mengevaluasi calon pejantan unggul (CPU) berdasarkan produksi susu anak betinanya (Daugther Cow/DC) dari sapi Friesian Holstein (FH) hasil uji zuriat. Penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai April 2022 di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden, Jawa Tengah. Materi penelitian adalah 636 ekor DC uji zuriat tahun 2017 – 2020 dari enam CPU. Metode penelitian adalah studi kasus dengan mengambil data catatan kinerja produksi DC uji zuriat periode tahun 2017 – 2020 pada laktasi pertama. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Variabel yang diamati adalah: angka kebuntingan, tingkat kelahiran, rasio jenis kelamin, produksi susu, dan lama laktasi. Hasil penelitian menunjukkan angka kebuntingan 64,94 %, angka kelahiran dari kebuntingan 77,48 %, dan rasio jenis kelamin (sex ratio) anakan DC jantan dan betina 55,63 % dan 44,38 %. Rataan produksi susu hasil penelitian adalah 13,71±3,92 kg/ekor/hari dengan kisaran 5255,26±1471,06 kg/laktasi. Rataan lama laktasi pada laktasi pertama adalah 249,94±82,80 hari dengan lama interval laktasi 167,14 – 332,74 hari. Performa produksi DC dari semua CPU memiliki produktivitas yang baik. Produksi susu dan lama laktasi sesuai dengan rataan standar sapi FH di Indonesia, sehingga CPU layak sebagai pejantan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Fanindi, Achmad, Sajimin, and Endang Sutedi. "Karakter Morfologi dan Produktivitas Kultivar Rumput Benggala (Panicum maximum) pada Tanah Kering Masam." Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) 48, no. 2 (August 28, 2020): 196–202. http://dx.doi.org/10.24831/jai.v48i2.30879.

Full text
Abstract:
Rumput benggala merupakan tanaman pakan ternak (TPT) yang banyak digunakan oleh peternak di Indonesia. Pengembangan budidaya TPT, selalu diarahkan pada lahan sub optimal. Salah satu lahan suboptimal yang luas keberadaannya adalah lahan kering masam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat karakter morfologi dan produktivitas kultivar rumput benggala di tanah masam. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Ternak Ciawi, menggunakan 3 kultivar rumput benggala (kultivar Petrie, Gatton dan Natsuyutaka). Kultivar tersebut ditanam di 2 jenis tanah yaitu tanah masam dan tidak masam pada pot berdiameter 40 cm. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 10 ulangan. Peubah yang diamati adalah karakter morfologi, umur berbunga, produksi biji dan produksi hijauan. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakter morfologi seperti panjang dan, panjang ruas, diameter batang, panjang kuntum bunga lebih dipengaruhi oleh kultivar jika dibandingkan jenis tanah. Sedangkan produktivitas rumput lebih dipengaruhi jenis tanah, produktivitas tanaman menurun pada tanah masam jika dibandingkan di tanah tidak masam. Semua kultivar rumput benggala yang diuji produktivitasnya menurun pada tanah masam, menunjukkan bahwa ketiga kultivar yang diuji tidak toleran pada lahan masam. Sehingga perlu dilakukan kegiatan pemuliaan untuk memperoleh rumput benggala toleran masam. Kata kunci: produksi, suboptimal, tanaman pakan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ermiati, Ermiati, Ekwasita Rini Pribadi, and Agus Wahyudi. "PENGKAJIAN USAHATANI INTEGRASI SERAIWANGI-TERNAK SAPI." Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 26, no. 2 (June 20, 2016): 133. http://dx.doi.org/10.21082/bullittro.v26n2.2015.133-142.

Full text
Abstract:
<p class="IsiabstrakIndonesia">Sistem usahatani integrasi seraiwangi-ternak sapi dapat meningkatkan nilai tambah, menjamin kelestarian sumber daya alam, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi yang dilakukan di Kebun Percobaan Manoko Lembang, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Indonesia pada April 2014. Parameter yang diamati meliputi; produksi seraiwangi, ampas hasil penyulingan minyak seraiwangi, minyak seraiwangi, kotoran sapi, harga sapi dan produksi susu sapi. Data dianalisa menggunakan analisis <em>Net Present Value</em> (NPV), <em>Benefit Cost Ratio </em>(B/C) rasio dan <em>Internal Rate of Return </em>(IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi layak diusahakan dan memberi keuntungan ganda kepada petani. Untuk usahatani seraiwangi dengan total produksi sebanyak 270.000 kg ha<sup>-1</sup> (=1.755 liter minyak seraiwangi), @ Rp 500,- kg<sup>-1</sup> basah dengan DF 15% per tahun, memberikan NPV sebesar Rp 37.462.817,-, B/C rasio = 1,44 dan IRR = 35,96%. Penyulingan minyak seraiwangi berbahan bakar kayu dengan harga minyak Rp 170.000,- liter<sup>-1</sup>, memberikan NPV sebesar Rp 38.947.118,-, B/C Rasio 1,28 dan IRR 29,45%. Sedangkan dengan memakai biogas memberikan NPV, B/C Rasio dan IRR lebih tinggi, masing-masing Rp 64.575.654,-, 1,55 dan 36,27%. Limbah penyulingan daun seraiwangi yang dihasilkan sekitar 44.797 kg ha<sup>-1</sup> tahun<sup>-1</sup>, ini dapat digunakan sebagai pakan 5-6 ekor sapi. Untuk budidaya ternak sapi, memberikan NPV Rp 61.302.125,-, B/C Rasio 1,42 dan IRR 42,60 % selama 6 tahun.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Balai Penelitian Ternak (Indonesia)"

1

Centre for Animal Research and Development., ed. A Review of the Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (P3T) project, Indonesia. [Bogor?]: P3T, 1989.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Pusat Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi (Indonesia), ed. Perencanaan program Balai Penelitian Pengembangan Transmigrasi di Merouke [i.e. Merauke], Irian Jaya. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi, 1986.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rubino, Giovanni Battista. Studi tentang kebiasaan pemotongan ternak pada upacara adat di Sumba dan Tana Toraja, Indonesia Timur: Laporan penelitian. Kupang: Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, 1985.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Workshop, Australian-Asian Fibrous Agricultural Residues Research Network. Ruminant feeding systems utilizing fibrous agricultural residues, 1985: Proceedings of the Fifth Annual Workshop of the Australian-Asian Fibrous Agricultural Residues Research Network held in Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, 13-17 April, 1985. Canberra, ACT: International Development Program of Australian Universities and Colleges, 1986.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Balai Penelitian Ternak (Indonesia)"

1

Taxwim, Sri Murniasih, and Maria MWRY. "Analisis Kandungan Unsur Logam pada Pakan Ternak dengan Metode Analisis Aktifasi Neutron (AAN) Reaktor Kartini." In Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021: Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c644.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan analisis kandungan logam pada pakan ternak berupa konsentrat untuk itik petelur (A), ayam pedaging (B), burung puyuh petelur(C), pelet ayam Bangkok (D), dedak (E). dan susu pengganti/replacer (F). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan konsentrasi logam (Ca, As, Hg, Cr, Fe, Zn, Co) dari pakan unggas (ayam, itik, puyuh) yang diberikan oleh kelompok peternak unggas setiap hari. Kandungan logam tersebut kemungkinan dapat terakumulasi pada ternak dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat jika mengkonsumsinya. Kandungan logam yang melebihi nilai batas ambang akan berbahaya tehadap manusia jika dikonsumsi dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan Analisis Aktivasi Neutron pada Reaktor Kartini dengan fluks neutron sebesar ± 1012 n cm-1 s-1, dari hasil penelitian diperoleh kandungan Ca terbesar pada sampel (A), yaitu 4,622±0,098 %, kandungan As terbesar pada sampel (D), yaitu 0,188±0,032 mg/kg, kandungan terbesar Hg pada sampel (A), yaitu 0,225±0,028 mg/kg, kandungan terbesar Cr pada sampel (E), yaitu 20,137±0,247 mg/kg, kandungan terbesar Fe pada sampel (A), yaitu 0,068±0,001mg/kg, kandungan terbesar Zn pada sampel (A), yaitu 1088,789±5,503 mg/kg, dan kandungan terbesar Co pada sampel (A), yaitu 1,713±0,043mg/kg dengan masing-masing unsur mempunyai pengaruh terhadap ternak dan manusia sehingga kelompok peternak dapat memilih pakan yang sesuai. Dari data analisis kandungan logam berat pada pakan ternak tersebut dapat disimpulkan masih dalam batas aman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Balai Penelitian Ternak (Indonesia)"

1

Ikrarwati, FNU, Iskandar Zulkarnaen, Ana Fathonah, FNU Nurmayulis, and Fitria Riany Eris. "Pengaruh Jarak Lampu LED dan Jenis Media Tanam Terhadap Microgreen Basil (Ocimum basilicum L.)." In Seminar Nasional Semanis Tani Polije 2020. Politeknik Negeri Jember, 2020. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2020.7.

Full text
Abstract:
Microgreen basil memiliki kandungan nutrisi yang tinggi serta menjadi salah satu solusi untuk mengurangi adanya gizi buruk dan obesitas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pegaruh pemberian jarak lampu LED dan jeis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil produksi microgreen basil. Penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2019 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DKI Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Petak Terbagi (split plot) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu jarak lampu LED terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua yaitu media tanam yang terdiri dari 4 taraf sehingga terdapat 12 satuan percobaan dengan 6 kali ulangan. Faktor pertama yaitu J1(20 cm), J2 (40 cm), J3 (60 cm). Faktor kedua yaitu M1 (media tanam zeolit), M2 (media tanam rockwool), M3 (media tanam vermikulit), dan M4 (media tanam arang sekam). Hasil penelitian menunjukkan jarak lampu yang semakin dekat memberikan intensitas cahaya yang lebih tinggi, namun suhu dan kelembaban udara pada iklim mikro penelitian tidak jauh berbeda. Perlakuan jarak lampu LED berpengaruh signifikan terhadap peubah bobot segar dan kandungan klorofil pada microgreen. Sementara itu, perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah tinggi tanaman, berat segar, dan klorofil daun, sementara itu perlakuan jarak lampu LED dan interaksi antar kedua perlakuan member pengaruh nyata hanya pada peubah bobot segar dan kandungan klorofil microgreen. Jarak lampu yang direkomendasikan berdasar penelitian ini adalah 20 cm (J1); media tanam yang memberikan hasil terbaik adalah rockwool dan vermikulit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Widianingrum, Desy Cahya, and Himmatul Khasanah. "Tren perkembangan, kondisi, permasalahan, strategi, dan prediksi komoditas peternakan Indonesia (2010-2030)." In The 2nd National Conference of Applied Animal Science (CAAS) 2021. Politeknik Negeri Jember, 2021. http://dx.doi.org/10.25047/animpro.2021.1.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tren perkembangan populasi dan produksi berbagai komoditas ternak di Indonesia sehingga dapat menggambarkan peluang dan tantangan serta strategi efisiensi produksi nasional. Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan peramalan menggunakan time series expert modeler data tahun 2010-2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produtivitas selama 10 tahun terakhir masih tergolong rendah dan belum dapat memenuhi kebutuhan nasional. Prediksi populasi ternak cenderung meningkat kecuali sapi perah dan kerbau. Produksi daging total (ruminansia dan unggas) dan telur selama 10 tahun kedepan diperkirakan meningkat, namun produksi susu cenderung stagnan. Sistem usaha peternakan secara umum masih perlu ditingkatkan. Strategi peningkatan melalui optimalisasi integrasi pakan lokal, penyediaan bibit unggul, aplikasi teknologi adaptif, implementasi pola kemitraan dan optimalisasi wilayah strategis sesuai komoditas ternak. Perbaikan tersebut diharapkan dapat menyumbang peningkatan populasi ternak ruminansia dan ungags serta produksi nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hasyim, Aulia Rahmad, Alwiyah, Firda Farida Rahma, Khadijah EL Ramija, Khairiah, and Yenni Yusriani. "Performa Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) dan Sentul Terseleksi (Sensi) dengan Penggunaan Bahan Pakan Lokal Pada Umur 0-11 Minggu di Balitbangtan BPTP Sumatera Utara." In Kedaulatan Pangan Nasional Melalui Pengembangan Potensi Ternak Lokal di Era Kenormalan Baru. Animal Science : Polije Proceedings Series, 2020. http://dx.doi.org/10.25047/proc.anim.sci.2020.15.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Kandang Ayam KUB Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April tahun 2020. Ayam yang digunakan adalah ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan Ayam Sentul Terseleksi (Sensi) umur 0-11 minggu sebanyak 80 ekor. Pemeliharaan dilakukan selama 11 minggu. Pakan diberikan secara ad libitum selama pemeliharaan. Pakan komersial (crumble) diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) hingga umur 4 minggu, umur 4-12 minggu diberi perlakuan berupa pakan komersil murni dan campuran pakan lokal. Uji T-test digunakan untuk mengetahui perbedaan penggunaan pakan terhadap bobot badan, pertambahan bobot badan dan mortalitas pada ayam KUB dan ayam Sensi. Berdasarkan hasil penelitian, pakan komersil berpengaruh nyata pada bobot badan ayam Sensi pada umur 9 dan 11 minggu dan umur 5, 8 dan 11 minggu pada ayam KUB. Pakan komersil juga berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan pada ayam Sensi. Tingkat kematian ayam Sensi dan KUB pada umur 0-4 minggu mencapai 4-5% dan umur 4-11 minggu mencapai 2-3%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

"Fertilitas dan Daya Tetas Ayam KUB Non Kaki Kuning dan Kaki Kuning di Balai Penelitian Ternak Ciawi." In Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Kemandirian Pangan di Era Industri 4.0. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2019. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2019-p.547-551.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Prayitno, Agus Hadi, and Taufik Hainur Rahman. "Kajian Nilai Gizi Bakso Dengan Bahan Dasar Daging Itik Petelur Afkir." In Kedaulatan Pangan Nasional Melalui Pengembangan Potensi Ternak Lokal di Era Kenormalan Baru. Animal Science : Polije Proceedings Series, 2020. http://dx.doi.org/10.25047/proc.anim.sci.2020.25.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai gizi bakso dengan bahan dasar daging itik petelur afkir. Materi penelitian terdiri dari daging itik petelur afkir, tepung tapioka, putih telur, bawang putih, bawang merah, garam, lada, monosodium glutamat, sodium tripolifosfat, dan es. Nilai gizi bakso dihitung berdasarkan angka kecukupan gizi bakso yang mengacu pada rata-rata kecukupan energi bagi penduduk Indonesia per orang per hari yaitu sebesar 2.150 kkal, protein total 60 g, lemak total 67 g, dan serat pangan 30 g dengan takaran saji 50 g dengan jumlah bakso sebanyak 5 butir. Sampel diuji dengan 3 kali ulangan. Data hasil perhitungan nilai gizi bakso dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi bakso daging itik petelur afkir berdasarkan angka kecukupan gizi dengan takaran saji 50 g dapat memenuhi kebutuhan harian lemak 18,21%, protein 8,84%, dan serat pangan 0,18%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Khotijah, FNU, Elida Novita, and Dian Purbasari. "Analisis Kelayakan Penerapan Produksi Bersih di Agroindustri Kopi Wulan Berpotensi Indikasi Geografis (Studi Kasus di Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso)." In Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia. Jember: AGROPROSS, National Conference Proceedings of Agriculture, 2019. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2019.129.

Full text
Abstract:
Kecamatan Maesan merupakan sentra kopi arabika terbesar kedua di Kabupaten Bondowoso. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya sebaran luas tanaman kopi arabika sebesar 1.743,15 ha. Permintaan pasar nasional terhadap komoditi arabika sebesar 60% dan 40% kopi robusta. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perluasan areal tanam dan peningkatan mutu kopi melalui perubahan proses pengolahan kering menjadi pengolahan basah. Pengolahan kopi secara basah dapat menghasilkan kopi dengan mutu yang lebih baik, namun pengolahan kopi secara basah relatif tidak ramah lingkungan karena menghasilkan limbah padat, cair dan gas. Agroindustri Kopi Wulan menjadi salah satu agroindustri yang menerapkan metode olah basah dan berpotensi memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pengolahan kopi arabika di Agroindustri Kopi Wulan, menentukan potensi penerapan produksi bersih dan menentukan prioritas berdasarkan aspek finansial (PBP, NPV, IRR, Net B/C). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil perhitungan kesetimbangan massa menunjukkan dalam 1000 kg produksi menghasilkan limbah padat sebanyak 605 kg, limbah cair 1329 liter dan biji kopi HS kering 258 kg dengan rendemen sebesar 25,8 %. Hasil analisis potensi penerapan produksi bersih pada limbah padat yaitu pembuatan teh cascara, pakan ternak dan pupuk kompos sedangkan penanganan limbah cair yaitu pupuk organik cair dan biogas. Berdasarkan alternatif tersebut, pakan ternak merupakan skala prioritas utama penanganan limbah padat dengan nilai NPV =Rp.156,739,790 ; IRR=47 % ; Net B/C= 6.83 dan PBP=1.35 sedangkan pada penanganan limbah cair yang menjadi prioritas utama adalah biogas dengan nilai NPV=Rp 1,300,637,526 ; IRR=51 % ; Net B/C=19.66 dan PBP sebesar 8,24.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Fitriyah, Ana, Chrisdina Aglistinova, Nadya Arsa Difa Rera, Feby Agung Pangestu, Habibilah, Rizki Amalia Nurfitriani, and Sadarman. "Pemanfaatan daun jati (Tectona grandis) sebagai pakan ternak: Review." In The 2nd National Conference of Applied Animal Science (CAAS) 2021. Politeknik Negeri Jember, 2021. http://dx.doi.org/10.25047/animpro.2021.2.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun jati (Tectona grandis) sebagai pakan ternak. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak yakni untuk pertumbuhan dan produksi ternak. Indonesia memiliki banyak potensi alam yang dapat dijadikan sebagai pakan. Daun jati merupakan bagian dari pohon jati yang memiliki kandungan nutrient cukup baik dan berpotensi sebagai pakan ternak. Daun jati dapat mengantikan limbah pertanian dan hijauan terutama saat musim kemarau serta sebagai feed additive. Akan tetapi, pemberian daun jati tidak bisa diberikan secara langsung karena memiliki zat anti nutrisi tanin, tidak semua ternak dapat tahan terhadap zat anti nutrisi sehingga pemberian daun jati perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan daun jati selama ini dapat dilakukan melalui tiga acara yaitu dengan metode ekstraksi, penepungan, dan fermentasi. Hasil dari ketiga metode tersebut berbeda-beda sesuai tujuan pengolahannya. Penggunaan daun jati baik difermentasi, dimanfaatkan sebagai ekstrak dan tepung berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenak. Hasil yang diperoleh yakni tepung daun jati pada level 1,2% efektif untuk menggantikan antibiotik sintetis. Fermentasi daun jati dengan dosis 10% efisien mengunakan bakteri Actinobacillus sp. dapat menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kandungan protein kasar. Suplementasi fitobiotik ekstrak daun jati dengan pemberian 1,6% mampu meningkatkan profil darah, khususnya trombosit, ayam petelur. Saran yang dapat diberikan untuk keberlanjutan pemanfaatan daun jati yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pemanfaatan daun jati pada ternak ruminansia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Waluyo, Nurmalita, Joko Pinilih, Ineu Sulastrini, and Eli Korlina Edisaputra. "Pertumbuhan dan Produksi Benih 14 Varietas Bawang Merah (Allium Cepa L. Var Aggregatum) di Dataran Tinggi Lembang, Kabupaten Bandung Barat." In Seminar Nasional Semanis Tani Polije 2021. Politeknik Negeri Jember, 2021. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2021.229.

Full text
Abstract:
Bawang merah merupakan komoditas utama di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu masak dan obat, sehingga ketersediaannya sepanjang tahun sangat penting untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi benih 14 varietas bawang merah di dataran tinggi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil bawang merah di KP. Margahayu Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang (1.250 m dpl) dari bulan Agustus s.d. Oktober 2020. Materi yang digunakan berupa 14 varietas bawang merah dari Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian (Balitbangtan), yaitu: Sembrani, Maja Cipanas, Bima Brebes, Kuning, Trisula, Mentes, Kramat 1, Violetta 1 Agrihorti, Violetta 2 Agrihorti, Violetta 3 Agrihorti, Ambassador 1 Agrihorti, Ambassador 2 Agrihorti, Ambassador 3 Agrihorti, dan Ambassador 4 Agrihorti. Pertumbuhan 14 varietas bawang merah selama penanaman cukup baik. Ambassador 3 Agrihorti menunjukkan tinggi tanaman dan panjang daun tertinggi dibanding varietas lainnya, yaitu masing-masing 41,80 cm dan 34,72 cm. Berat benih per rumpun berkisar antara 31,00-64,61 gram. Violetta 2 Agrihorti menunjukkan jumlah umbi per rumpun, berat basah per rumpun, berat kering eskip umbi per rumpun, dan berat benih per rumpun tertinggi dibanding varietas lainnya, yaitu masing-masing 9,70 umbi; 144,53 gram, 85,69 gram dan 31,59 gram. Sedangkan berat benih per plot tertinggi terdapat pada varietas Sembrani. Pertumbuhan dan produksi benih bawang merah dipengaruhi oleh varietas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Azizah, Siti Nur, Elida Novita, and Dian Purbasari. "Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Proses Pengolahan Kopi Arabika Di Agroindustri Maju Mapan Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember." In Implementasi IPTEKS Sub Sektor Perkebunan Pendukung Devisa Negara dan Ketahanan Energi Indonesia. Jember: AGROPROSS, National Conference Proceedings of Agriculture, 2019. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2019.128.

Full text
Abstract:
Kecamatan Panti merupakan penghasil kopi terbesar kedua di Kabupaten Jember setelah Kecamatan Silo. Perkebunan kopi di Kecamatan Panti tahun 2016 memiliki luas lahan sebesar 1096ha, dengan ketinggian 50-1.340mdpl. Dengan ketinggian rata-rata tersebut salah satu tanaman kopi yang ditanam yaitu kopi arabika. Berdasarkan banyaknya perkebunan kopi yang ada, maka pada pengolahan kopi olah basah akan menghasilkan banyak limbah cair dan limbah padat. Limbah buah kopi berupa daging buah secara fisik komposisi mencapai 48%, terdiri dari kulit buah 42% dan kulit biji 6%. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui proses pengolahan kopi arabika, menentukan potensi penerapan produksi bersih yang dapat diterapkan dan menentukan prioritas utama berdasarkan analisis kelayakan ekonomi. Metode yang digunakan yaitu mengukur produk, limbah, dan lain-lain menggunakan analisis neraca massa. Hasil analisis neraca massa dalam 1ton kopi merah dan input air 3146,63 liter menghasilkan rendemen biji kopi 40%, limbah padat 38,4%, limbah cair 2946 liter. Limbah padat diperoleh dari proses pulping dan limbah cair diperoleh dari proses sortasi rambang, pulping, dan washing. Berdasarkan analisis neraca massa tersebut potensi penerapan produksi yang dapat diterapkan pada limbah padat yaitu pembuatan teh (cascara), pakan ternak, kompos blok, pada limbah cair yaitu pembuatan biogas dan pupuk organik cair. Berdasarkan alternatif tersebut, pembuatan teh (cascara) merupakan prioritas utama untuk diterapkan pada limbah padat karena memiliki nilai NPV Rp 997.230.980, IRR 40%, PBP 7,85 dan B/C Rasio 3,70 ; sedangkan pembuatan biogas merupakan prioritas utama untuk diterapkan pada limbah cair karena memiliki nilai NPV Rp 7.344.691.114 , IRR 45%, PBP 1,51 dan B/C Rasio 1,51.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography