Journal articles on the topic 'Analsis Tekstual dan Musikal'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Analsis Tekstual dan Musikal.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 15 journal articles for your research on the topic 'Analsis Tekstual dan Musikal.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Martarosa, Imal Yakin, and Kurniawan Fernando. "Kesenian Ronggeng Pasaman Dalam Perspektif Kreativitas Apropriasi Musikal." Mudra Jurnal Seni Budaya 34, no. 1 (February 13, 2019): 87–96. http://dx.doi.org/10.31091/mudra.v34i1.642.

Full text
Abstract:
Tumbuh dan berkembangnya kesenian Ronggeng Pasaman tidak luput dari dampak interaksi secara multikultur antara musik Barat (Portugis dan Belanda) dan musik Timur (Arab, India, Melayu, Minangkabau, Mandailling dan Jawa imigran). Hal ini terkait dengan isu identitas, migrasi (diaspora), dan bentuk apropriasi musikal. Fenomena yang muncul diisukan bahwa, kesenian Ronggeng yang berkembang dalam budaya masyarakat Pasaman saat ini, mereka yakin bahwa kesenian tersebut adalah didatangkan dari Jawa imigran. Namun secara musikal dijumpai bahwa, bentuk seni pertunjukan kesenian ronngeng pasaman yang berkembang, sangat jauh berbeda dengan bentuk seni pertunjukan Ronggeng yang berkembang di daerah Jawa. Ditinjau dari ciri-khasnya kesenian ronggeng teramati bahwa, bentuk seni pertunjukannya banyak kemiripannya dengan aspek musikal yang terkandung diluar ranah budaya masyarakat Pasaman seperti, dijumpai dalam pemakaian alat musik, sistem nada dan penggunaan teknik dalam permainan alat musik tradisi masyarakat Pesisir Sumatera Barat yang disebut garitiak dan gayo atau ornamentasi yang terkandung dalam kesenian rabab pasisie dan musik gamat. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dibawah payung disiplin musikologi dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan interpretatif yang terdiri dari dua aspek (tekstual dan kontekstual). Hasil akhir dari penelitian ini ditemukan bahwa, tumbuh dan berkembangnya tradisi kesenian Ronggeng Pasaman disamping menggunakan alat musik biola Eropa (Barat) juga dapat dikatakan sebagai salah satu hasil produk budaya apropriasi musikal antara Barat (Portugis dan Belanda) dan Timur (Arab, India, Melayu, Minangkabau, Mandailling dan Jawa imigran).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Purnomo, Try Wahyu, and Sri Mustika Aulia. "Analisis Lagu Mudiak Arau Dalam Pertunjukan Talempong Pacik Ikua Parik Kanagarian Limbanang." Grenek Music Journal 10, no. 1 (May 18, 2021): 46. http://dx.doi.org/10.24114/grenek.v10i1.24891.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian mengenai analisis teks dan konteks dari lagu Mudiak Arau Dalam Pertujukan Talempong Pacik Ikua Parik Kanagarian Limbanang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis (analisis konten) yang bersifat desskriptif. Analisis secara tekstual dilakukan dengan membahas penggunaan ritme, melodi, serta sistem penulisan notasi lagu Mudiak Arau yang disajikan dalam pertunjukan Talempong Pacik Ikua Parik. Selanjutnya analisis kontekstual dilakukan dengan cara mendeskripsikan struktur pertunjukan, filosofi alam sebagai landasan musikal, dan juga teknik memainkan teknik yang digunakan dalam memainkan lagu tersebut pada pertunjukan Talempong Pacik Ikua Parik. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat secara khusus mengenai ciri khas dan karakteristik pada lagu Mudiak Arau yang dimainkan pada pertunjukan Talempong Pacik Ikua Parik di Kanagarian Limbanang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Adi, I. Komang Kusuma. "KOMPLEKSITAS TABUH KREASI BARU GONG KEBYAR SANG NYOMAN PUTRA ARSA WIJAYA." Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik 13, no. 1 (November 20, 2020): 73–88. http://dx.doi.org/10.33153/sorai.v13i1.3177.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe complexity indicates the main characteristics of karawitan art as the meaning of the word “rawit” which means refined and complicated. Composing the complexity on Tabuh Kreasi Baru Gong Kebyar is not considered easily if it is not balanced by the good knowledge related to gamelan and its musical elements. Similarly, it is considered as the ways of the idea actualization which manifested into a music compostion. A talented composer namely Sang Nyoman Putra Arsa Wijaya is currently being a point of interest related to his musicality “Tabuh-Tabuh Kreasi Baru” which seems too complicated. This Research tries to investigate the cases which construct the complexity of musucality on Tabuh Kreasi Baru created by Sang Nyoman with textual ethomusicology approach. Based on the result of inductive, interpretative, and garap analysis, it can be assumed that (1) the complexity of Tabuh Kreasi Baru by Sang Nyoman is influenced by his art behaviours. (2) all off structure, achievement of technical play, and the work system of instruments are designed by the concepts witch have the complicated sound to guess and attracting audiences to think of it. (3) some of material which have been processed are the musical elements of Gong Kebyar that never used by most musicians. Then, (4) some of instruments on his garap are the manifestation of interescting style of western music composition. Basically, Sang Nyoman considers the complexity on his desire in case to contribute the new insight related to the aesthetics of a composition and persuades the art lovers to do not think passively, otherwise they are able to develop their ability of imagination and intellegence in apreciating an art work.Keyword : Complexity, Sang Nyoman, Tabuh Kreasi Baru, Gong Kebyar ABSTRAKKompleksitas merupakan ciri pokok seni karawitan sebagaimana arti kata “rawit” yang berarti halus dan rumit. Mencipta kompleksitas pada Tabuh Kreasi Baru Gong Kebyar, bukan perkara mudah jika tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup terkait gamelan beserta unsur-unsur musikalnya. Begitu juga dengan cara mengaktualisasikan ide dan gagasan ke dalam wujud komposisi. Seorang komposer bernama Sang Nyoman Putra Arsa Wijaya belakangan tengah menjadi sorotan terkait musikalitas Tabuh-tabuh Kreasi Baru-nya yang dipandang begitu komplek. Penelitian ini berupaya mengungkap hal-hal yang mengkonstruksi kompleksitas musikal Tabuh Kreasi Baru Sang Nyoman dengan pendekatan tekstual etnomusikologi. Berdasarkan hasil analisa induktif, interpretatif dan garap, maka dapat diketahui bahwa; (1) kompleksitas Tabuh Kreasi Baru Sang Nyoman dilatar belakangi oleh pola-laku kesenimananya. (2) segala bentuk struktur, capaian teknik permainan dan sistem kerja instrumen didesain sedemikian rupa oleh konsep yang bunyinya “susah ditebak” dan “ikut berpikir”. (3) sebagian materi yang diolah merupakan unsur-unsur musikal Gong Kebyar yang jarang digunakan oleh seniman kebanyakan. Begitu juga dengan (4) prabot garapnya yang sebagian merupakan hasil silang gaya komposisi musik barat. Pada intinya Sang Nyoman mempertimbangkan kompleksitas itu atas keinginan untuk memberi wawasan baru terkait estetika komposisi, dan mengajak penikmat seni untuk tidak pasif, melainkan dapat mengembangkan kemampuan imajinasi dan intelekstual dalam berapresiasi seni.Kata kunci : Kompleksitas, Sang Nyoman, Tabuh Kreasi Baru, Gong Kebyar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Suprayitno, Joko, and Ayub Prasetiyo. "ANALISIS STRUKTUR MUSIKOLOGIS ARANSEMEN LAGU O INA NI KEKE UNTUK ORKESTRA." Gondang: Jurnal Seni dan Budaya 5, no. 2 (December 2, 2021): 249. http://dx.doi.org/10.24114/gondang.v5i2.28890.

Full text
Abstract:
AbstrakIndonesia memiliki kekayaan lagu rakyat yang beragam sesuai keberadaan suku-suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Warisan budaya yang tak ternilai ini tidak hanya perlu dilestarikan, tapi juga diberi langkah strategis agar dapat berkembang dan dikenal lebih jauh. Dalam konteks ini, O Ina Ni Keke, sebuah lagu rakyat dari Sulawesi Utara, telah menjadi repertoar standar orkestra yang mendunia. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana komposisi struktur musikal yang diciptakan oleh Joko suprayitno untuk lagu sederhana khas lagu rakyat seperti O Ina Ni Keke mengubah lagu tersebut menjadi kelindan melodi, harmoni, tekstur, dan struktur elemen musikal lainnya dan pada akhirnya menjadi sebuah karya yang pernah dimainkan oleh Shanghai Philharmonic Orchestra. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paparan deskriptif. Proses analisis menggunakan analisis teoretis musikologis atas bentukan struktur elemen musikal dalam aransemen lagu O Ina Ni Keke. Pendalaman proses analisis akan ditunjang oleh sumber-sumber tertulis seperti buku-buku komposisi musik dan juga notasi atau score hasil aransemen sebagai data pokok dalam proses analisis. Penelitian ini menemukan penggunaan variasi melodi kontrapungtal, penempatan melodi pokok di hampir semua instrumen musik yang memunculkan karakter bunyi yang berbeda-beda, dan penggunaan teknik pedal point.AbstractIndonesia has a wealth of folk songs that vary according to the existence of tribes that spread from Sabang to Merauke. This valueless cultural heritage should not only be preserved but also need strategic steps to strive for it to develop and be known further. From a folk song from North Sulawesi to a global standard orchestra repertoire. This study aims to find out how to composed the musical structure of simple songs typical of folk songs such as the song O Ina Ni Keke by Joko Suprayitno into a combination of melodies, harmonies, textures and other musical elements into a masterpiece that was once played by the Shanghai Philharmonic Orchestra during a concert at the Shanghai Philharmonic Orchestra. Simfonia Hall Jakarta in the framework of the Fundraising Concert for Palu & Donggala Tsunami Victims. This research uses qualitative research with descriptive exposure. The analysis process uses musicological theoretical analysis of the formation of musical elements in the arrangement of the song O Ina Ni Keke. The deepening of the analysis process will be supported by written sources such as music composition books and of course the notation or score of the arrangement as the main data in the analysis process. The results of the study found that the use of contrapuntal melody variations, the placement of the main melody in almost all instruments gave rise to different characters, and the use of the pedal point technique
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Putry, Dessyratna, Aquarini Priyatna, and Lina Meilinawati Rahayu. "Perubahan Identitas Musik Pop pada Versi Cover di Indonesia." INVENSI 3, no. 2 (December 31, 2018): 1–15. http://dx.doi.org/10.24821/invensi.v3i2.2414.

Full text
Abstract:
Abstrak: lagu Sh-Boom karya Crew Cuts (musisi kulit hitam) yang awalnya bekemudian berubah menjadi genre pop oleh musisi kulit puith. Lagu Shorisinal dipublikasikan pada 19 Juni 1954 dan versi cover-nya munculPada 10 Juli 1954 lagu Sh-Boom masuk dalam daftar lagu-lagu pop hitahun kemudian versi cover ini direkam dan dipublikasikan sebagai lagoleh musisi kulit putih. Pada masa itu sudah menjadi hal yang lumrah musisi kulit hitam di-cover oleh musisi kulit putih. Sindrom cover versaja disebabkan oleh permasalahan rasisme, melainkan juga karena pantara label rekaman keduanya. Sementara itu, sejarah versi cover di Indonesia ditulis oleh Wa216) dalam Modern Noise, Fluid Genres: Popular Music in Indonesia, 1 Penelitian ini membahas perubahan identitas musik pop Indonesia yang dipublikasikan melalui situs YouTube. Lagu yang diteliti adalah Akad dari Payung Teduh yang di-cover oleh Mas Paijo dan Pamit dari Tulus yang di-cover oleh Sintesa Vocal Play. Penelitian ini menggunakan pendekatan transit dan transisi dengan kajian tekstual dan kontekstual pada identitas kedua lagu tersebut. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan bagaimana identitas musik (lagu) beserta musisinya mengalami perubahan; dari versi orisinal menjadi versi cover. Dalam penelitian ini dipahami bahwa versi cover merupakan bentuk pembaruan musikal. Penjelasan mengenai perubahan identitas dalam kedua versi ini dibahas pada dua substansi. Pertama, narasi tentang peran teknologi dalam pembaruan musikal; kedua, uraian tentang perubahan identitas dalam narasi musikal yang meliputi lirik lagu, format lagu, instrumentasi, video musik berserta musisinya. Dengan demikian, perubahan identitas yang ditelaah dalam penelitian ini meliputi dua versi lagu: orisinal dan cover dengan dua narasi yang berbeda. Abstract: contohnya: Band Tor yang meng-cover lagu-lagu Jimi Hendrix, Rastafarlagu-lagu Bob Marley kemudian T-Five meng-cover lagu-lagu Korn and saat itu versi cover diciptakan bukan hanya dari segi komposisi musiknyjuga pada aksi panggungnya. Hingga kini versi cover semakin berkembangdiunggah melalui situs YouTube. Fenomena cover version yang tidak terlepas dari penggunaan tmengantarkan pada pembahasan bagaimana teknologi dan seni (musik)ini diuraikan oleh Yangni (2016: 4-5) bahwa kaitan antara seni dan teknolsejarah relasi keduanya tampak terpisah, namun secara esensial keduany Merunut mundur pada zaman Yunani, tidak ada pemisahan sama sekaliteknologi. Keduanya sama dan satu dilakukan oleh tiap individu dalam This research discusses changing identity of Indonesian pop music’s that was published on YouTube. Spesifically, there are two song’s (consist of original version and cover version) discussed here: firstly, Akad original version by Payung Teduh and cover version by Mas Paijo; secondly, Pamit original version by Tulus and cover version by Sintesa Vocal Play. This research applies transit and transition approach in which the signs in textual and contextual data are examined in their identity. The aim of this research is to find out how music and musician identity are represented in their song’s include in cover version. This research shows that cover version is defined as music renewal of the whole music and musician narration. Description about changing identity in both version (original and cover) was observed in two subject. Firstly, narration about technology involvement in music renewal and secondly, description about changing identity in musical narration (including in song lyrics, song forms, instrumentation, music video and the musician). It can also be said that changing identity refers to both version (original and cover) with two different descriptions.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Tobing, Meldi Didiawan Noor, Asril Gunawan, and Aris Setyoko. "Musik Iringan Hudoq Kita’ sebagai Seni Pertunjukan Wisata di Desa Pampang Kota Samarinda." Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik 1, no. 2 (October 30, 2021): 51–62. http://dx.doi.org/10.30872/mebang.v1i2.14.

Full text
Abstract:
Abstract: Hudoq Kita' can be presented in two different forms of presentation. In addition to ritual music, the art form is also presented in the form of musical entertainment art of tourism. Hudoq Kita’ entertainment music is generally displayed on every Sunday in Lamin Pemung Tawai Pampang village. This research uses qualitative methods, including observation, data collection, and data analysis. The technique in question is the observation of the research objects and the determination of informants. The data collection techniques include literature studies, interviews, and documentation. The last is the technique of data analysis by utilizing data that has been found in the field. The research results will explain with the facts of the finding in the field by the author. By the thesis title above, this research will describe the traditional Pelas Tahun, Hudoq Kita' and its accompaniment music with ritual context. The author will explain how Hudoq Kita' accompaniment music is turning into the entertainment of tourist art contextually and textually. Abstrak: Hudoq Kita’ dapat disajikan dalam dua bentuk penyajian yang berbeda. Adapun bentuk kesenian tersebut selain sebagai musik ritual juga disajikan dalam bentuk musik hiburan seni wisata. Musik hiburan Hudoq Kita’ umumnya ditampilkan pada setiap hari minggu di lamin Pemung Tawai Desa Pampang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif meliputi observasi, pengumpulan data dan analisis data. Adapun Teknik yang dimaksud adalah observasi meliputi objek penelitian dan penentuan informan. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Terakhir yakni teknik analisis data dengan memanfaatkan data-data yang telah ditemukan lapangan. Hasil penelitian akan menjelaskan dengan fakta temuan di lapangan oleh penulis. Sesuai dengan judul skripsi yang diatas, pada tulisan ini akan memaparkan tentang upacara adat Pelas tahun, Hudoq Kita’ dan musik iringan Hudoq Kita’ dengan konteks ritual. Adapun penulis akan menjelaskan bagaimana musik iringan Hudoq Kita’ yang beralih ke sajian hiburan seni wisata secara kontekstual dan tekstual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Putra, I. Putu Adi Septa Suweca. "Analisis Komposisi Musik “Kuasa Tanah”." Journal of Music Science, Technology, and Industry 2, no. 1 (January 15, 2019): 49. http://dx.doi.org/10.31091/jomsti.v2i1.611.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mengupas dan memahami lebih mendalam cara kerja musik “Kuasa Tanah” yang dikomposisi oleh musisi Bali Dewa Ketut Alit yang secara terselubung menanamkan nilai intelektual dalam proses perwujudannya. Setiap komponis tentu memiliki metode tersendiri untuk mewujudkan karyanya. Perbedaan metode dan wujud karya yang dihasilkan dapat memberikan ciri khas tersendiri bagi setiap komponis. Tulisan ini lebih merujuk kepada persoalan musikalitas yang terjadi pada peristiwa karya ini. Persoalan musikalitas sangat penting dipahami dan dikupas untuk melihat musik secara tekstual. Melalui persoalan ini, pada giliran selanjutnya, dapat digunakan sebagai pengetahuan serta landasan keilmuan dalam membuat suatu karya, dan diharapkan dapat membuka cara pandang masyarakat agar musik tidak hanya dianggap sebagai hiburan semata. Berdasarkan metode kualitatif dari wawancara dan transkripsi yang dilakukan, dalam analisis penulis ditemukan bahwa dalam karya ini terdapat pembaharuan tata racik yang tercermin dari cara kerja komponis dalam mengolah elemen-elemen musik yang telah dipilih. Keseluruhan karya ini menggunakan beberapa jenis instrumen yang terdapat dalam gamelan Bali. Meskipun medium yang digunakan ialah beberapa instrumen lokal dari gamelan Bali, tetapi musik yang dihasilkan bersifat universal. Ini menunjukkan bahwa gamelan akan secara elegan hidup berdampingan di atas kesetaraan dan bergelora sebagai musik yang mandiri di tengah-tengah dinamika musik global yang tiada batas. This paper aims to explore and understand more deeply about the music of “Kuasa Tanah” (or the power of land) composed by a Balinese musician named Dewa Ketut Alit which covertly instills intellectual value in the process of its manifestation. Broadly speaking, each composer certainly has his own method for realizing his work. The difference in methods and forms of the work produced can also provide distinctive characteristics for each composer. This article is more referring to musicality problems that occur in “Kuasa Tanah” The issue of musicality is very important to understand and peel to see music in a textual manner. Through this issue, in the next turn, it can be used as knowledge and scientific foundation in making another new work, and is expected to open a society’s perspective so that music is not only regarded as merely entertainment. Using qualitative method through interview and transcription done, in the analysis is fount that in “Kuasa Tanah”, there is a renewal of the packaging system that is reflected in the way the composer works in processing the selected musical elements. The entire work uses several types of local instruments found in Balinese gamelan. Although it uses several instruments from Balinese gamelan, but the music produced is sounded universal. This shows that the gamelan will elegantly coexist above equality and surge as independent music amidst the infinite dynamics of global music.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kharisma, Bethoven. "Analisis Komposisi Soundtrack dalam Video Game “Genshin Impact”." Indonesian Journal of Performing Arts Education 1, no. 2 (July 31, 2021): 12–15. http://dx.doi.org/10.24821/ijopaed.v1i2.5432.

Full text
Abstract:
Role-playing games merupakan merupakan salah satu genre utama dari sebagian banyak game dan ada dalam bentuk dan format yang berbeda. Dalam sebuah game cenderung menggunakan musik cinematic yang mampu membawa suasana dan emosi kepada pemain game tersebut. Pemilihan soundtrack Genshin Impact pada “Main Theme: from The Wind and The Star Traveler” sebagai objek penelitian dikarenakan penataan musik cinematic yang megah. Penelitian kualitatif deskriptif ini memiliki tujuan untuk menganalisis teknik pengolahan komposisi dari soundtrack tersebut. Metode yang digunakan adalah studi diskografi, studi literatur, dan observasi. Hasil menunjukkan bahwa soundtrack “Main Theme” pada Genshin Impact dimainkan dakam tonalitas D Mayor dengan tempo 82 bpm. Dalam soundtrack Main Theme terdiri dari beberapa bagian yaitu, intro, verse, chorus, dan outro. Elemen musik pada soundtrack Main Theme juga diketahui berdasarkan ritme, dinamika, harmoni, tekstur, dan bentuk. Musik soundtrack tersebut mengandung suasana yang sederhana tapi megah dari penggunaan tonalitas mayor, poliritme, dan pengembangan motif utama yang memperkaya. Role-playing games are one of the main genres of many games and come in many different forms and formats. A game tends to use cinematic music that can bring atmosphere and emotions to the game's players. The selection of the Genshin Impact soundtrack on "Main Theme: from The Wind and The Star Traveler" as the object of research is due to the magnificent cinematic music arrangement. This descriptive qualitative study aims to analyze the compositional processing techniques of the soundtrack. The method used is discography study, literature study, and observation. The results show that the “Main Theme” soundtrack on Genshin Impact is played in a D Major tonality with a tempo of 82 bpm. The Main Theme soundtrack consists of several parts: intro, verse, chorus, and outro. The musical elements in the Main Theme soundtrack are also known based on rhythm, dynamics, harmony, texture, and form. The soundtrack's music contains a simple but majestic atmosphere of the enriching use of major tonality, polyrhythm, and development of central motifs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hassan, Soraya Masthura, and Armelia Dafrina. "PROPORSI PADA KARYA DESAIN BANGUNAN TADAO ANDO DALAM KONTEKS GEOMETRI." Jurnal Arsitektur ARCADE 2, no. 1 (March 31, 2018): 33. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v2i1.19.

Full text
Abstract:
Abstract: Proportion is one of the elements in the most basic geometric context in the process of designing an architectural work and is also one of the creativity-triggering instruments for an architect. The proportion concerns the ratio - ratio - of the geometric shape within an architectural composition. This study examines the pattern of proportions by Ando in the process of architecture to create a building, which characterizes the architecture of an Ando during his career. In this research, the content analysis method is used at several stages of research that is in the stage of finding Tadao Ando geometry design concept which is done through the textual study from several written sources and on the study of the intertextual study of the whole research samples in the form of Tadao Ando's works. this precedent method will be used in the analysis of the formative study stage, where an analysis of the work drawings such as the floor plan is performed and appears using the general theory of proportion and geometry as the basis for searching for proportions in the geometrical context of Ando's works. From the findings the ratio of proportions can be summed up several things: the dimension of length is a multiple or a derivative of the dimensions of width, width: the length where a: (x) a and (x) a: (x) a, x is a multiplier unit (0.5, 1, 1.25, 1.5, 2, 3, and 4) Keywords: Proportion, Geometric, Tadao Ando Abstrak: Proporsi merupakan salah satu elemen dalam konteks geometri yang paling mendasar di dalam proses perancangan suatu karya arsitektur dan juga merupakan salah satu instrumen pemicu kreatifitas bagi seorang arsitek. Proporsi menyangkut perbandingan – rasio – dari bentuk geometri di dalam suatu komposisi arsitektur. Penelitian ini mengkaji pola proporsi yang dilakukan oleh Ando dalam proses berarsitektur guna menciptakan suatu bangunan, yang mencirikan arsitektur seorang Ando selama perjalanan karirnya. Pada penelitian ini, metode analisis isi digunakan pada beberapa tahap penelitian yaitu pada tahap menemukan konsep desain geometri Tadao Ando yang dilakukan melalui kajian tekstual dari beberapa sumber tertulis dan pada kajian intertekstual pendeskrisian secara keseluruhan sampel penelitian yang berupa bangunan-bangunan karya Tadao Ando. motede preseden ini akan digunakan pada analisis tahap kajian formatif, dimana dilakukan analsis pada gambar kerja seperti denah, dan tampak dengan menggunakan teori umum dari proporsi dan geometri sebagai dasar penulusuran untuk menemukan proporsi dalam konteks geometri pada karya-karya Ando. Dari temuan rasio proporsi dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: dimensi panjang merupakan kelipatan atau turunan dari dimensi lebar, lebar : panjang dimana a : (x)a dan (x)a : (x)a, x adalah unit kelipatan (0.5, 1, 1.25, 1.5, 2, 3, dan 4) Kata Kunci: proporsi, geometri, tadao ando
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kaestri, Veronica Yoni, and Tri Wahyu Widodo. "Konstruksi Aransemen Bagimu Negeri Melalui Penerapan Ilmu Harmoni dan Kontrapung Dasar." PROMUSIKA 9, no. 1 (September 7, 2021): 27–38. http://dx.doi.org/10.24821/promusika.v1i1.5776.

Full text
Abstract:
Artikel ini mengungkapkan proses aktivitas belajar mahasiswa dalam memahami ilmu harmoni dan kontrapung dasar dalam membentuk sebuah aransemen musik. Ilmu harmoni dan kontrapung merupakan ilmu dasar dalam memperlajari penyusunan nada. Dalam proses penyusunan nada terdapat pengetahuan akur, yang terbagi dalam empat suara yaitu sopran, alto, tenor dan bass tersusun secara horisontal. Unsur empat suara memiliki aturan-aturan yang berlaku dalam ilmu harmoni, sedangkan kontrapung dalam proses pembelajaran mempelajari kontrapung instrumental dengan tanganada diatonik dan termasuk dalam musik gaya polifonik. Artikel ini merupakan hasil penelitian proses aplikasi ilmu harmoni dan kontrapung dengan cara mempraktikan membuat aransemen lagu Bagimu Negeri. Tujuan dari penelitian adalah mengajak mahasiswa dan memahami dalam mengaplikasikan ilmu harmoni dan kontrapung. Melalui cara eksperimen merupakan kegiatan dari proses membuat aransemen lagu Bagimu Negeri dengan pendekatan musikologi. Konstruksi aransemen musik melalui penerapan ilmu harmoni dan kontrapung dengan pendekatan musikologi bermanfaat untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa bagaimana mengaransemen lagu. Hasil akhir penelitian yaitu bagaimana mahasiswa praktik mengaransemen lagu menggunakan ilmu harmoni dan kontrapung yang mengkolaborasi antara ilmu harmoni dan kontrapung. Keterbatasan dalam penelitian ini belum mengungkap kontur dan tekstur harmoni dalam aplikasi aransemen musik. Oleh karena itu memerlukan studi yang lebih jauh kembali dalam memahami aplikasi harmoni dan kontrapung dalam proses aransemen.AbstractThe construction of the music arrangement Bagimu Negeri for the application of harmony and basic counterpunch. This article reveals the learning activity process of students of the S-1 Music Study Program of the Faculty of Performing Arts, Yogyakarta Indonesian Institute of Arts, in understanding the science of harmony and contra punt in forming a musical arrangement. The science of harmony and contra punt is a basic science in learning the preparation of tone. There is knowledge of getting along in composing the tone, divided into four sounds: soprano, alto, tenor, and bass arranged horizontally. Element four sounds have rules that apply in the science of harmony. At the same time, contra punt in the learning process learns instrumental contra punt with diatonic hands and in polyphonic style music. This article results from research in the application process of harmonic and counter punt science by making arrangements for songs for the country. The study aims to invite students and understand in applying the science of harmony and contra punt. The way of experimentation is to make arrangements of songs for the country with a musical approach. Construction of music arrangements through the application of harmonic science and contra punt with a musicology approach is helpful for students to arrange songs. The final result of the study is how students practice arranging songs using the science of harmony and contra punt that collaborate between the science of harmony and contra punt. Limitations in this study have not revealed the contours and textures of harmony in musical arrangement applications. It, therefore, requires a further analysis back in understanding the application of harmony and contra punt in the arrangement process.Keywords: the science of harmony and contra punt; musical arrangements; Bagimu Negeri; Harmonic texture
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Khozim, Ahmad Abdul. "Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Asli Terhadap Pertumbuhan Industri Tekstil Di Desa Lojikobong Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka." Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (October 31, 2020): 71. http://dx.doi.org/10.47453/etos.v2i2.212.

Full text
Abstract:
The existence of industrial estates can also trigger population mobility, namely there are immigrants to areas around industrial estates. The presence of immigrants will influence a shift in social behavior in the level of solidarity between local residents and migrants who carry their values ​​and behavior with the local community. As a result, the weakening and diminishing of solidarity in terms of mutual cooperation is a result of the busyness and the large number of people who spend time at work. Busyness is what makes people pay less attention to the religious field as well. The method used by the writer in preparing this research is qualitative. Data collection using data collection techniques and tools as observation, interviews and documentation. Some data analysis techniques are data reduction, display data, and drawing conclusions. The existence of an industrial area in Lojikobong Village, Sumberjaya District, Majalengka Regency has implications for changes in the behavior of the surrounding community, namely in the behavior of mutual cooperation in the fields of environmental cleanliness, public interest and disaster management. Behavioral changes resulting from the establishment of industrial estates are in the economic life they get. It can be seen from the people's lifestyle which is shown in consumptive behavior, because the entry of industry automatically opens job opportunities for the surrounding community. Then factory workers in addition to getting a basic salary, also get income from overtime work and other profitable factory policies. Changes in behavior in the religious field prior to the presence of industrial estates such as routine recitation, yasinan and congregational prayer. Public enthusiasm for participating in the series of religious activities seems high. Abstrak Keberadaan kawasan industri juga dapat memicu terjadinya mobilitas penduduk yaitu terdapat penduduk pendatang ke daerah sekitar kawasan industri. Keberadaan penduduk pendatang akan berpengaruh terhadap pergeseran perilaku sosial dalam tingkat solidaritas antara penduduk lokal dan penduduk pendatang yang membawa tata nilai dan perilakunya dengan masyarakat setempat. Akibatnya melemah dan melunturnya solidaritas dalam hal bergotong royong diakibatkan dari kesibukan dan banyaknya masyarakat yang menghabiskan waktu di tempat kerja. Kesibukan itulah yang membuat masyarakat menjadi kurang perhatian terhadap bidang keagamaan juga. Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik dan alat pengumpulan data sebagai yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Beberapa tekhnik analisis data yaitu data reduksi, data display, penarikan kesimpulan. Keberadaan kawasan industri di Desa Lojikobong Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka berimplikasi pada perubahan perilaku masyarakat disekitarnya yaitu dalam perilaku bergotong royong pada bidang kebersihan lingkungan, kepentingan umum dan penanganan musibah. Perubahan-perubahan perilaku akibat berdirinya kawasan industri adalah dalam kehidupan enonomi yang mereka peroleh. Nampak dari gaya hidup masyarakat yang ditunjukkan pada perilaku konsumtif, karena telah masuknya industri otomatis terbukanya peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Kemudian pekerja pabrik selain mendapatkan gaji pokok, mendapatkan juga penghasilan dari kerja lembur serta kebijakan-kebijakan lain dari pabrik yang menguntungkan. Perubahan perilaku dalam bidang keagamaan sebelum hadirnya kawasan industri seperti pengajian rutin, yasinan dan sholat berjamaah. Antusias masyarakat untuk mengikuti rangkaian kegiatan keagamaan tersebut nampak tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Setyaningrum, Fery, and Heni Siswantari. "Visual-Spatial and Intrapersonal Intelligence in Learning of Rampak Kendang Art for Elementary School Students." International Journal of Creative and Arts Studies 7, no. 1 (July 27, 2020): 49–60. http://dx.doi.org/10.24821/ijcas.v7i1.4163.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The art of rampak kendang in Patimuan Cilacap Regency is an art that has existed for a long time and is hereditary in the people of Cilacap. In learning the art of rampak kendang, two types of plural intelligence exist and have their character in the form of visual-spatial and intrapersonal intelligence. This study aims to describe how visual-spatial and intrapersonal intelligence can form through the learning art of rampak kendang in elementary school students in Patimuan Cilacap. This research method uses descriptive research with a qualitative approach. Methods of data collection using observation, interviews, and document studies to analyze content, this study uses data validity techniques in the form of source triangulation, with data analysis techniques for data reduction, data presentation, and concluding. This study's results in the form of the formation of visual-spatial and intrapersonal intelligence are influenced by internal, external, textual, and contextual factors. Visuals spatial are formed based on understanding art through the senses, primarily through the eyes in the form of colour and space, then transforming the learning the art of rampak kendang captured by the eye into another type of recording and becoming a musical work that appears. In contrast, intrapersonal intelligence is formed with the ability to understand oneself and act based on understanding, which includes strengths and limitations of self, moods, intentions, motivations, temperament and desires, self-discipline, and self-understanding and respect. This study concludes that visual-spatial intelligence is created in the form of creating space by making floor patterns, observing and recording the trainer and then can mimic the movements of kendang, and the use of dancers 'and musicians' face makeup, and costume selection for performances. Intrapersonal intelligence appears based on listening to and playing music among musicians to create strength in oneself, calm the mood, control oneself, and be motivated so that it becomes more disciplined and more self-respecting and the environment. Kecerdasan Visual Spasial dan Intrapersonal dalam Pembelajaran Seni Rampak Kendang bagi Siswa Sekolah Dasar ABSTRAK Seni rampak kendang di Patimuan Kabupaten Cilacap merupakan kesenian yang sudah lama ada dan turun temurun pada masyarakat Cilacap. Dalam pembelajaran seni rampak kendang ditemukan ada dua jenis kecerdasan jamak yang ada dan memiliki karakternya sendiri berupa kecerdasan visual spasial dan intrapersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kecerdasan visual spasial dan intrapersonal dapat terbentuk melalui pembelajaran seni rampak kendang pada siswa sekolah dasar di Patimuan Cilacap. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen untuk menganalisis konten, penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data berupa triangulasi sumber, dengan teknik analisis datanya reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini berupa proses terbentuknya kecerdasan visual spasial dan intrapersonal dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal, tekstual dan kontekstual. Visual spasial terbentuk berdasarkan memahami seni melalui pancaindera khususnya melalui mata berupa warna dan ruang, selanjutnya mentransformasikan bentuk dari pembelajaran seni rampak kendang yang ditangkap mata ke dalam bentuk wujud lain berupa rekaman dan menjadi karya musik yang rampak. Sedangkan kecerdasan intrapersonal terbentuk dengan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman yang meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, suasana hati, maksud, motivasi, temperamen dan keinginan, disiplin diri serta memahami dan menghargai diri. Kesimpulan penelitian ini adalah kecerdasan visual spasial tercipta berupa menciptakan ruang dengan membuat pola lantai, mengamati dan merekam pelatih kemudian bisa menirukan gerakan kendang, dan penggunaan make-up wajah penari dan pemusik, serta pemilihan kostum untuk pertunjukan. Sedangkan kecerdasan intrapersonal muncul ada berdasarkan mendengarkan dan memainkan musik antar anggota pemusik sehingga membuat kekuatan pada diri, menenangkan suasana hati, dapat mengendalikan diri, termotivasi sehingga menjadi lebih disiplin dan lebih menghargai diri serta lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Martarosa, Martarosa. "Apropriasi Musikal dan Estetika Musik Gamat." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 17, no. 1 (August 4, 2017). http://dx.doi.org/10.24821/resital.v17i1.1687.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas cara orang Pesisir Minangkabau mengimbuhkan atau mencangkokkan beberapa genre musik tradisional Pesisir Minangkabau hingga genre musik ini menjadi semakin kuat diakui sebagai musik mereka. Penelitian difokuskan pada perubahan dan estetika. Secara musikologis data dipisahkan menjadi dua aspek yaitu aspek musikal dan aspek sosial atau tekstual dan kontekstual. Secara tekstual data dianalisis berdasarkan konsep estetika yang meliputi harmoni dan orkestrasi yang menyangkut penyajian formasi instrumen. Konsep ini dapat digunakan untuk melihat bentuk-bentuk apropriasi musikal yang terjadi pada musik gamat sebagai kajian analisis dalam bentuk dan struktur, vibrato dan ornamentasi melalui teknik penyajian garitiak dan gayo. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa proses interaksi dan cara kepemilikan atau apropriasi terhadap musik gamat oleh orang-orang Minangkabau diduga terjadi melalui penawaran-penawaran pada sisi musikal antar budaya timbal balik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rosliani, Elis. "Analisis Ornamen pada Lagu Dangdanggula Degung dalam Tembang Sunda Cianjuran." Panggung 23, no. 1 (March 1, 2013). http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v23i1.87.

Full text
Abstract:
AbstractThis paper is an analysis study on Dangdanggula Degung Song viewed with Antagonistic Dualism theory by Jakob Sumardjo. The song, textually, has a strong and dynamic character. To verify public views (especially the community of Tembang Sunda Cianjuran) that Dangdanggula Degung Song has a strong and dynamic character, the song has been tried to be analyzed from the point of ornament position and the contour of the melody. The result of this musical analysis study is then interpreted referring to the theory of Antagonistic Dualism by Jakob Sumardjo. Based on this interpretation, a paradoxical phenomenon was found as an illustration of Tritangtu pattern of Sundanese people. This is the subject matter to be discussed in this paper.Keywords: ornament, Dangdanggula Degung song, Tembang Sunda Cianjuran AbstrakTulisan ini merupakan kajian analisis terhadap lagu Dangdanggula Degung ditinjau berdasarkan teori Dualisme Antagonistik Jakob Sumardjo. Secara tekstual, lagu tersebut memiliki karakter gagah dan dinamis. Untuk membuktikan pendapat umum (khususnya komunitas Tembang Sunda Cianjuran) bahwa lagu Dangdanggula Degung memiliki karakter gagah dan dinamis, maka lagu tersebut dicoba dianalisis dari sisi penempatan ornamen dan kontur melodinya. Hasil kajian analisis musikal ini kemudian diinterpretasikan dengan merujuk pada teori Dualisme Antagonistik Jakob Sumardjo. Berdasarkan interpretasi tersebut ditemukan sebuah fenomena yang bersifat paradoks sebagai gambaran pola Tritangtu masyarakat Sunda. Inilah pokok bahasan  yang akan diuraikan dalam tulisan ini.Kata Kunci: ornamen, lagu Dangdanggula Degung, Tembang Sunda CianjuranÂ
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Fadhilah, Nurul, Yuyun Rahmawati, Wahyuni Novitasari, and Faisal Khamdani. "‘ENAK’ BALL AS A ENVIRONMENTALLY FRIENDLY MULTISENSORIAL GAME TOOLS." Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series 1, no. 1 (September 19, 2018). http://dx.doi.org/10.20961/shes.v1i1.23754.

Full text
Abstract:
<p>Media pembelajaran anak usia dini sangat penting untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak, oleh karena itu berbagai media pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, praktisi PAUD, serta pemerhati Pendidikan Anak usia Dini lainnya ketika melaksanakan program pendidikan. Salah satu media yang dipergunakan untuk program pendidikan pada anak usia dini bersifat multisensori dan ramah lingkungan yaitu bola ENAK. Berdasarkan survei serta observasi tidak langsung terhadap analisis kebutuhan yang dilakukan penulis terhadap para pendidik dan pemerhati PAUD diperoleh informasi, bahwa: 1) Para Pendidik dan permerhati PAUD sepakat jika dilakukan upaya pengadaan media pembelajaran yang lebih atraktif, multifungsi, multisensori dan ramah lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai alternatif yang konstruktif dan variatif sebagai media pembelajaran yang menyenangkan; 2) 100% pendidik dan pemerhati PAUD menyetujui bahwa pengembangan media bola dilakukan lebih beragam fungsi, tekstur dan bahan yang digunakan. Penulis melakukan berbagai upaya sebagai berikut : 1) Pengadaan Bola ENAK yang dimodifikasi meliputi 9 varian terdiri dari <em>Phonetic</em> <em>Ball, Numeric Ball, Shape Ball, Expression Ball, Musical Ball, FF Ball, Texture Ball, Calour Ball, Reliqius Ball</em>; 2) Menganalisis kebutuhan para pendidik dan pemerhati PAUD umum; 3) Menyusun rancangan produk awal; 4) Mengembangkan media Bola ENAK serta Uji Ahli; 5) Melakukan revisi produk; 6) Menghasilkan <em>finising</em> Bola ENAK sebagai model akhir; 7) Melakukan marketing keberbagai sasaran. Media Bola ENAK sebagai alat permainan multisensori yang ramah lingkungan dapat dijadikan media pembelajaran pada anak usia dini lebih inovatif.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography