Journal articles on the topic 'Analisi filologica'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Analisi filologica.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Analisi filologica.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

García Ureña, Lourdes. "Alessandro BELANO, Apocalisse, traduzione e analisi filologica, Roma: Aracne («Alef Omega», 1), 2013, 948 pp." Scripta Theologica 46, no. 2 (September 13, 2017): 549. http://dx.doi.org/10.15581/006.46.585.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Skubic, Mitja. "Gianfranco Folena, Vocabolario del veneziano di Carlo Goldoni, Redazione a cura di Daniela Sacco e Patrizia Borghesan. Regione del Veneto - Fondazione Giorgio Cini - lstituto di Enciclopedia ltaliana, Venezia 1993; pp. 718." Linguistica 35, no. 2 (December 1, 1995): 335–37. http://dx.doi.org/10.4312/linguistica.35.2.335-337.

Full text
Abstract:
E' con profonda commozione che mi accingo a stendere una breve recensione dell' opera postuma che porta il nome di Gianfranco Folena, scomparso prematuro nel 1992. Con l'italianistica di Ljubljana Folena ebbe rapporti amichevoli. A due riprese aveva fatto conferenze molto sentite e ci ha conquistati, oltre che con la sua dettagliata esposizione dei fatti e la perspicace analisi linguistica e filologica (ricordo ancora la conferenza sulla lingua nel Piovano Arlotto), anche con la sua affascinante pronuncia toscana. A me personalmente ha sempre elargito consigli (ebbi con lui un primo incon­ tro nel lontano 1952 a Firenze, lui, allora, assistente di Bruno Migliorini, e l'ultimo, solo telefonico, nel 1991) quando io, novello, incominciavo a produrre. Folena ha reso possibile la pubblicazione nelle riviste linguistiche italiane dei miei primi scritti e gliene sono sinceramente grato.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Pisani, Vitagrazia. "Il culto di San Qirqos nell’Etiopia storica: analisi storico-filologica, con edizione critica della “Passio” (Gädlä Qirqos)." Aethiopica 16 (March 9, 2014): 303–4. http://dx.doi.org/10.15460/aethiopica.16.1.731.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ferluga-Petronio, Fedora. "Analisi comparativa dei nomi della gerarchia ecclesiastica in sloveno e croato." Linguistica 31, no. 1 (December 1, 1991): 401–19. http://dx.doi.org/10.4312/linguistica.31.1.401-419.

Full text
Abstract:
L'argomento di questa ricerca trae spunto da due miei precedenti lavori trattanti l'uno i nomi per la gerarchia ecclesiastica in sloveno, l'altro quelli per il medesimo settore lessicale in croato. Il primo apparve in veste monografica (La Chiesa in Slovena. Analisi filologico-etimologica della gerarchia ecc!esiastica con particolare riguardo ai testi del Cinquecento, Centro studi storico-religiosi Friuli-Venezia Giulia, 14, Trieste 1984), il secondo in forma di articolo nella Rivista di Scienza religiose Studia Patavina (I nomi della gerarchia ecclesiastica in croato, Studia Patavina 37 (1990) l, Padova 1990, p. 97-117.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sabatini, Marco. "A morte filológica de Nietzsche: o período pré-homérico e a filologia clássica." Cadernos de Filosofia Alemã: Crítica e Modernidade 21, no. 1 (June 2, 2016): 99. http://dx.doi.org/10.11606/issn.2318-9800.v21i1p99-115.

Full text
Abstract:
Neste artigo, analiso uma possível perspectiva de como, por meio de uma de suas interpretações sobre a antiguidade grega, ou melhor, por meio do que nomeia como período pré-homérico, Nietzsche concebe uma cultura grega insustentável para a ciência de sua época, por falta de provas arqueológicas e filológicas, ao mesmo tempo em que afronta moralmente a modernidade. Com isso, a filologia moderna considera os estudos de Nietzsche como cientificamente mortos, legando-o negativamente à contemporaneidade, sem relevar os pontos positivos de sua filologia e sem crer que ela possua alguma contribuição mínima sobre os estudos da antiguidade clássica.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Bakir, Moh Bakir. "Teknik-Teknik Analisis Tafsir Dan Cara Kerjanya." MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah 5, no. 1 (June 30, 2020): 51. http://dx.doi.org/10.33511/misykat.v5n1.51-72.

Full text
Abstract:
Teknik analisis dalam studi tafsir merupakan sebuah keharusan. Hal ini disebabkan bahwa teks al-Qur‟an ketika berdialog dengan manusia mesti menimbulkan beragam penafsiran. Disamping itu, karena faktor kesadaran ilmiah bahwa yang mengetahu pasti maksud suatu teks atau ucapan adalah pemilik teks dan ucapan itu sendiri. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan teknik-teknik analisis dalam penelitian tafsir, sebagai uapaya untuk memahami kandungan-kandungan ayatayat al-Qur‟an. Paling tidak ada tiga teknik analisis dalam diskursus tafsir, yaitu analisis isi (content analysis), analisis filologis, dan analisis semantik. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Iswanto, Agus. "KECENDERUNGAN KAJIAN MANUSKRIP KEISLAMAN DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA." Al-Qalam 21, no. 1 (January 9, 2016): 107. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v21i1.202.

Full text
Abstract:
<p>Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang kecenderungan kajian manuskrip keislaman, khususnya<br />di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tulisan ini difokuskan pada kecenderungan metodologis dan tema<br />manuskrip yang banyak diteliti dan ditulis sebagai skripsi, tesis maupun disertasi. Penelitian ini penting<br />dilakukan untuk melihat bagaimana manuskrip keislaman, sebagai bagian dari wacana kajian Islam<br />Indonesia yang berbasiskan sumber lokal yang khas Indonesia. Pemeriksaan kecenderungan kajian<br />manuskrip keislaman ini menggunakan analisis isi dengan terlebih dahulu mengumpulkan data-data<br />yang tersedia di perpustakaan universitas dan fakultas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kajian<br />dalam bentuk skripsi cenderung menekankan kajian filologis dengan tujuan menyajikan edisi teks,<br />terjemah dan mendeskripsikan isinya. Sementara hasil penelitian di tingkat magister cenderung studi<br />filologis dengan tambahan analisis konteks tertentu, sedangkan di tingkat doktoral, kajian-kajiannya<br />memiliki kecenderungan pada kajian manuskrip tanpa menggunakan pendekatan filologis. Adapun, dari<br />sisi tema, kecenderungan manuskrip-manuskrip yang dikaji adalah bertemakan tasawuf (keagamaan)<br />dan jarang yang melihat manuskrip-manuskrip susastra bernuansa keagamaan, seperti hikayat.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Andina, Vironika Diya, Sugihato Sugiharto, and Imamudin Imamudin. "Nilai Kepahlawanan Dalam Serat Kridhawasita (Kajian Filologi)." ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 3, no. 1 (April 15, 2020): 56–62. http://dx.doi.org/10.33503/alfabeta.v3i1.727.

Full text
Abstract:
Serat Kridhawasita diperoleh oleh penulis dari studi pustaka pada katalog Yayasan Sastra Lestari Surakarta dengan nomor katalog 1196. Serat Kridhawasita oleh pengarang disajikan dalam bentuk tembang jawa (Macapat) yang terdiri atas sembilan pupuh tembang. Nilai-nilai yang diajarkan dalam Serat Kridhawasita tuntunan bagi kehidupan manusia agar didalam menjalani kehidupan hendaknya selaras antara yang lahir dan yang batin. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiskripsikan langkah-langkah kerja filologi dan nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dalam Serat Kridhawasita. Didalam penelitian ini langkah-langkah kerja filologi digunakan untuk memaparkan mengenai deskripsi naskah, transliterasi dan terjemahan teks, suntingan teks, dan analisis isi teks yang dikaji dengan menggunakan 7 indikator nilai kepahlawanan yang dikemukakan oleh Hartono Laras, yaitu : rela berkorban, ikhlas, cinta tanah air, percaya pada kemampuan diri sendiri, tanpa pamrih, pantang menyerah dan perbuatan yang didasari ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hasil analisis nilai kepahlawanan yang dilakukan pada penelitian memperoleh kesimpulan bahawa terdapat 6 indikator nilai kepahlawanan yang terdapat dalam Serat Kridhawasita yang terdapat dalam 9 pupuh tembang. Sedangkan langkah-langkah kerja filologi sesuai jika digunakan untuk mengkaji Serat Kridhawasita yang merupakan jenis naskah lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Iswanto, Azis Heru. "NILAI-NILAI ETIKA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DIRI PRIBADI DALAM SERAT PUSTAKA WASIAT." Kejawen 1, no. 1 (March 31, 2021): 15–25. http://dx.doi.org/10.21831/kejawen.v1i1.39529.

Full text
Abstract:
Penelitian ini betujuan menguraikan nilai-nilai etika hubungan manusia dengan diri pribadi yang terkandung dalam naskah Serat Pustaka Wasiat karya Raden Nata Atmaja. Metode yang digunakan adalah metode penelitian filologi modern serta metode penelitian deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah naskah dan teks Serat Pustaka Wasiat yang tersimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta dengan nomor kodeks PBC 197. Teknik pengumpulan data menggunakan langkah penelitian filologi yaitu (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) alih tulis teks, (4) suntingan teks, (5) terjemahan teks, serta (6) analisis isi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan tujuh jenis nilai etika hubungan manusia dengan diri pribadi. Ketujuh nilai tersebut adalah ahklak ngati-ati dalam berbicara, watak nrima akan cobaan dan keberuntungan dari Allah, rumangsan bahwa setiap manusia memiliki aib pribadi, sikap waspada dalam berperilaku dan sifat sombong, mencegah hawa nafsu dengan cara laku prihatin, bersikap adil dalam memikirkan keduniawian dan kerohanian, dan sabar dalam menerima cobaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Amaliana MZ, Zulfiana. "MEMBONGKAR KITAB PERUKUNAN BESAR MELAYU KARYA ABDUL RASYID BANJAR DARI KONSEP KEBERAKSARAAN HINGGA KONSTRUKSI SINTAKSIS." Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2, no. 1 (February 11, 2020): 29–34. http://dx.doi.org/10.26499/bahasa.v2i1.46.

Full text
Abstract:
Seiring penyebaran syiar Islam di nusantara, pada abad ke-19 masehi ditemukan sebuah naskah berjudul Perukunan Besar Melayu karya Abdul Rasyid Banjar. Naskah ini membahas tentang kaidah fikih yang pemaparannya menggunakan Bahasa Indonesia dan ditulis dengan aksara Arab-Melayu. Naskah Ini Kitab Perukunan Besar Melayu dijadikan sebagai objek penelitian yang dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan filologi deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan 1) alih aksara agar memperoleh suntingan teks naskah Ini Kitab Perukunan Besar Melayu secara lengkap dan bersih dari kesalahan, 2) penyesuaian ejaan dan pungtuasi, dan 3) distribusi sintaksis. Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan analisis data dengan teknik prosedur kerja filologi dan analisis komparatif. Oleh karena itu, penelitian ini mampu menghasilkan 1) transliterasi abjad Arab-Melayu menjadi abjad Latin, 2) rekonstruksi ejaan dan pungtuasi, dan 3) rekonstruksi sintaksis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Mujahid, Ahmad. "TAFSIR AL-QURAN DALAM NASKAH [MAJAZ]: Studi Filologis dan Analisis Isi." Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin 11, no. 2 (March 10, 2016): 129. http://dx.doi.org/10.18592/jiu.v11i2.736.

Full text
Abstract:
In South Kalimantan, the manuscripts on tafsir up to this present were not found. Thetopics were dominated by the sufism and jurisprudence. This fact, actually become thegeneral phenomena in Indonesia. The manuscript was discussed here speak aboutbalaghah knowledge , especially on Majaz. By this manuscript, the writer want tomake a relation between manuscript of non-tafsir and the tafsirs study. Here, thewriter use the filology approach, while for the tafsir, writer analyzed the verses in thetext using the tafsir approach. Actually, the verses were qouted here only five verses, evenit part of the verses. The qouted verses here were examples of the quran than containedthe study of majaz. The explanation of writer on that verses of quran is a tafsiraccording to the writes.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Vilei, Leonardo. "Nota introduttiva." Cuadernos de Filología Italiana 29 (June 24, 2022): 9–10. http://dx.doi.org/10.5209/cfit.75604.

Full text
Abstract:
Il 5 marzo del 1922 nasceva a Bologna Pier Paolo Pasolini e Cuadernos de Filología Italiana ha scelto di inaugurare con il suo nome il ritorno editoriale di una proposta monografica che da questo numero accompagnerà nuovamente le tradizionali sezioni di linguistica, letteratura e delle recensioni. Gli anniversari, si sa, possono essere momenti ambigui della riflessione e a volte convogliano su un dato autore attenzioni dal valore più mondano che intellettuale; il 2022, per giunta, ci ricorda che cento anni fa nascevano anche, solo per restare in ambito letterario, Beppe Fenoglio, Giorgio Manganelli, Luigi Meneghello e Luciano Bianciardi. Le ragioni della nostra scelta si fondano innanzitutto sulla capacità che Pasolini ha di interrogare ancora e sempre i nostri studenti, spesso stupiti nei loro primi approcci con l’autore che più di ogni altro, nella complessa costellazione del nostro Novecento, rinnova in ugual misura sconcerto e ammirazione in chi gli si avvicina per la prima volta, anche grazie o a causa del suo essere arcipelago di linguaggi e proposte. La sua esperienza artistica, per giunta, compressa in un trentennio vertiginoso, non può essere ascritta a una sola disciplina di studi e ciò ci pone automaticamente nella circostanza di aprire le maglie della nostra specializzazione ad altri sguardi e altri saperi. Vastità e complessità – e ben inteso, inciampi e contraddizioni – restano a buon conto caratteri essenziali della sua opera, eredità da coltivare e mettere in valore. Quasi cinquant’anni dopo la sua morte, pensiamo inoltre che sia possibile osservare la sua traiettoria consapevoli che ai significati della sua opera, per usare un’acuta analisi di Walter Siti (2005: 135), si è andato sovrapponendo il significante del «mito Pasolini». Non ignoriamo, del resto, che è a quel mito che spesso si avvicinano abbagliati altri giovani e altri artisti, ma ciò non ci esime, semmai ci incita, dal proseguire il lavoro ermeneutico, filologico e culturale che qui presentiamo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Hriberšek, Matej. "Filološko delo dr. Josipa Tominška." Keria: Studia Latina et Graeca 12, no. 2-3 (December 31, 2010): 253. http://dx.doi.org/10.4312/keria.12.2-3.253-280.

Full text
Abstract:
V prispevku je predstavljeno filološko delo dr. Josipa Tominška, enega najvidnejših filologov v zgodovini slovenske filologije, plodovitega ustvarjalca, vsestranskega izobraženca, kulturnega delavca in šolnika. Prispevek temelji na analizi njegovih prispevkov, opisu ozadja njihovega nastanka in predstavitvi pomembnih sočasnih dogodkov, ki so vplivali na šolsko zgodovino na Slovenskem v začetku 19. stoletja, še zlasti pa zgodovino pouka obeh klasičnih jezikov.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Luthfi, Khabibi Muhammad. "Kontekstualisasi Filologi dalam Teks-teks Islam Nusantara." IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya 14, no. 1 (May 30, 2016): 114–28. http://dx.doi.org/10.24090/ibda.v14i1.523.

Full text
Abstract:
This paper aims to explore the concepts, methods and significance of philology Islam Nusantara and contextualization in manuscripts from Indonesia. It departs from the problems that the Islamic manuscripts archipelago that has not been widely studied, whereas in it save the value, thought and culture of the past scholars Nusantara which would clarify the concept of Islam Nusantara itself. With the approach of descriptive data-based literature and discourse analysis found that the concepts, methods and significance of philology Islam Nusantara almost the same as philology in general and the only difference being the object of study, in addition to the contextualization as an approach to the study of Islam in Indonesia, particularly related to Islamic manuscripts archipelago could be advised to use The new philology without leaving classical philology. Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi konsep, metode dan signifikansi filologi Islam Nusantara serta kontekstualisasinya dalam pernaskahan Indonesia. Ini berangkat dari persoalan bahwa manuskrip Islam Nusantara yang belum banyak dikaji, padahal di dalamnya menyimpan nilai, pemikiran dan budaya ulama Nusantara masa lampau yang tentunya akan menjernihkan mengenai konsep Islam Nusantara itu sendiri. Dengan pendekatan deksriptif berbasis data pustaka dan analisis wacana ditemukan bahwa konsep, metode dan signifikansi filologi Islam Nusantara hampir sama dengan filologi pada umumnya dan yang membedakan hanya objek kajiannya, selain itu kontektualisasinya sebagai pendekatan studi Islam di Indonesia, terutama terkait manuskrip Islam Nusantara bisa disarankan menggunakan filologi baru tanpa meninggalkan filologi klasik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Anasom, Anasom, and Nur Ahmad. "Cultural Relations: Javanese Elements in Macapat Metre Composed in Madura." Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 21, no. 02 (January 25, 2022): 109–18. http://dx.doi.org/10.32939/islamika.v21i02.757.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur sastra tradisional Jawa yang terdapat dalam teks macapat Madura. Dengan sumber utama naskah Sumenep, penelitian ini menggunakan analisis filologis terhadap teks tersebut. Dalam teori analisis intertekstual, artikel ini mengklaim menemukan unsur-unsur tradisi Jawa dalam teks Madura. Temuan ini penting untuk mendukung citra kompleks hubungan budaya kedua masyarakat yang diperkenalkan oleh beberapa sarjana. Dalam artikel ini, penelitian sebelumnya juga memberikan petunjuk tentang penyebaran luas bahasa Jawa dalam konteks Madura beberapa abad yang lalu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Istantiani, Meinita, and Respati Retno Utami. "RELEVANSI TOKOH YUSUF DENGAN KARAKTER PEMIMPIN DEMOKRATIS: KAJIAN FILOLOGI SERAT YUSUF." Kejawen 1, no. 2 (September 9, 2021): 100–115. http://dx.doi.org/10.21831/kejawen.v1i2.40379.

Full text
Abstract:
Artikel dengan judul Relevansi Tokoh Yusuf dengan Karakter Pemimpin Demokratis:Kajian Filologi Serat Yusuf bertujuan untuk menggali lebih dalam sosok Nabi Yusuf dan relevansinya dengan karakter pemimpin demokratis. Karakter yang dimiliki Nabi Yusuf dapat dijadikan suri tauladan sosok pemimpin demokratis. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian filologi mengingat sumber utamanya yaitu Serat Yusuf dengan huruf Arab Pegon. Penelitian ini juga didukung oleh sumber literatur lain yang berfungsi untuk mendukung dan mempertajam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode filologi dan kepustakaan. Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme genetik. Strukturalisme genetik merupakan teori yang mengaitkan karya sastra dengan fakta sosial serta pandangan dunia. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya tokoh Yusuf memiliki karakter yang selaras dengan karakter pemimpin demokratis. Karakter yang dimiliki oleh Nabi Yusuf diantaranya jujur, taat beragama, sabar, teguh, rela berkorban, pemaaf, berserah diri, dan adil. Apabila pemimpin generasi sekarang mampu meneladani dan menginternalisasi karakter Nabi Yusuf, maka akan tercipta sosok-sosok pemimpin demokratis di negeri ini. Kata kunci: Karakter, Yusuf, Pemimpin Demokratis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ekowati, Venny Indria, Sri Hertanti Wulan, Aran Handoko, and Nur Hanifah Insani. "PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ILUMINASI NASKAH BABAD PECINNA." Jurnal Penelitian Humaniora 22, no. 1 (March 28, 2018): 32–44. http://dx.doi.org/10.21831/hum.v22i1.19101.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan representasi simbol-simbol dalam naskah Babad Pecinna, dan (2) menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam iluminasi naskah Babad Pecinna. Penelitian ini menggunakan metode penelitian filologi dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian filologi digunakan karena sumber data merupakan manuskrip Jawa. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan representasi simbol yang digunakan dalam iluminasi naskah-naskah Jawa. Sumber data penelitian ialah iluminasi (wedana renggan) yang terdapat dalam naskah Babad Pecinna koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan analisis hermeneutik dan heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerenggan yang tergambar dalam teks antara lain mulai dari kuncup bunga dan bunga yang sedang mekar yang menunjukkan sebagai penggambaran pola kehidupan. Rerenggan bunga yang sedang mekar jika dikaitkan dengan isi teks melambangkan adanya keindahan dalam cerita tersebut seperti watak baik seorang pemimpin sebagai cerminan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang terkandung di dalam iluminasi naskah Babad Pecinna adalah (1) kesucian hati seorang pemimpin, (2) kerendahan hati, (3) karakter berani, (4) karakter kepemimpinan berwibawa dan disegani oleh rakyat, dan (5) religius
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Gaffar, Nurkhalis A. "Kitab Nikattere’na Nabi SAW (Analisis Struktur dan Makna Wacana Keagamaan Makassar)." PUSAKA 6, no. 2 (November 1, 2018): 197–210. http://dx.doi.org/10.31969/pusaka.v6i2.56.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas tentang manuskrip yang berisi tentang cerita Nabi bercukur versi bahasa Makassar beraksara Serang dengan judul Nikattere’na Nabi saw. Permasalahan dalam tulisan ini yaitu bagaimana struktur dan kandungan naskah. Hasil penelitian menunjukkan naskah tersebut dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu pertama, kisah Nabi bercukur yang meliputi siapa yang mencukur, kapan waktu melakukannya, dan apa yang menjadi ikat kepala Nabi setelah rambutnya dipotong, kedua, berisi tentang manfaat yang akan diperoleh bagi siapa saja yang menyimpan, menyalin, dan membaca naskah NNS serta larangan untuk memberikannya kepada orang yang memiliki sifat tidak baik, ketiga, berisi teks-teks doa’doa yang menjadi penutup bagian akhir dari naskah tersebut. Kata Kunci: Naskah Keagamaan, Nikattere’na Nabi, Filologi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Prabawa, Anarbuka Kukuh, and Muh Mukti. "Interpretasi Makna Gramatis dan Psikologis Tembang Macapat dengan Analisis Hermeneutika Schleiermacher." Indonesian Journal of Performing Arts Education 2, no. 2 (November 8, 2022): 1–15. http://dx.doi.org/10.24821/ijopaed.v2i2.7113.

Full text
Abstract:
AbstractThis study aims to reveal the philosophical meanings behind the Macapat song with grammatical and psychological interpretations through Schleiermacher's hermeneutic theory. This study is qualitative with a literature study technique using Schleiermacher's philological and hermeneutic approach analysis. Philology is used to identify words in the Macapat songs sentence from fiber texts, including Serat Wulangreh, Wedhatama, and others. Meanwhile, Schleiermacher's hermeneutics focuses on being used as an analytical tool to interpret the relationship between the meaning of the word (grammatical) and the meaning of the author's expression (psychological). The results of the study found the meaning of moral messages from 11 kinds of Macapat songs, each of which has its own philosophy, the sequence includes Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, and Pocung. The connection of the 11 Macapat songs represents the stages of human life, from the womb to death. The philosophical meaning behind the Macapat song is a reminder of one's awareness of its origins and acts as a true human being who always includes God in every step.AbstrakKajian ini bertujuan untuk mengungkap makna-makna falsafah dibalik tembang Macapat dengan interpretasi gramatikal dan psikologikal melalui teori hermeneutika Schleiermacher. Metode kajian ini berjenis kualitatif dengan teknik studi literatur menggunakan analisis pendekatan filologi dan hermeneutik Schleiermacher. Filologi digunakan untuk mengidentifikasi kata pada kalimat tembang Macapat dari naskah-naskah serat, antara lain: Serat Wulangreh, Wedhatama, dan selainnya. Sementara hermeneutika Schleiermacher terfokus digunakan sebagai alat analisis untuk menafsirkan keterkaitan antara makna kata (gramatic) dengan makna ungkapan ekspresi dari pengarang (psychological). Hasil kajian ditemukan makna pesan moral dari 11 macam tembang Macapat yang masing-masing mempunyai falsafah tersendiri, urutannya meliputi Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung. Keterkaitan ke-11 tembang Macapat merupakan representasi tahap kehidupan manusia sejak dari alam kandungan hingga meninggal. Kesimpulannya bahwa makna falsafah dibalik tembang Macapat merupakan pengingat kesadaran seseorang akan asal muasalnya dan berlaku menjadi manusia sejati yang senantiasa mengikutsertakan Tuhan dalam setiap langkahnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Subawa, Adi. "STRUKTUR, FUNGSI SOSIAL, MAKNA ISTILAH DAN KONSEP SASTRA TATTWA PADA TEKS TUTUR ANGGASTYA PRANA." RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa 3, no. 1 (July 4, 2017): 30–46. http://dx.doi.org/10.22225/jr.3.1.93.30-46.

Full text
Abstract:
Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua buah teori yaitu, (1) teori Analisis Wacana dan (2) teori Sosiologi Sastra, termasuk dengan melakukan sejumlah pendekatan seperti (1) pendekatan Filologis yang digunakan untuk mendeskripsikan naskah berupa lontar dan (2) pendekatan budaya, dimana pendekatan ini berfungsi dalam menunjang teori Sosiologi Sastra. Dalam proses pengumpulan data digunakan metode pustaka, yaitu metode pengumpulan data yang lebih banyak dilakukan di perpustakaan. Ketika melakukan analisis data, metode yang digunakan adalah metode hermeneutika atau sederhananya disebut penafsiran.Pada Bab IV dalam tesis ini menyajikan deskripsi naskah dan teks Tutur Anggastya Prana seperti (1) kategori lontar, (2) jumlah lembar, (3) jumlah halaman, dsb. Dengan pendekatan Filologis, naskah dan teks disempurnakan dengan menggabungkan sejumlah data yang serupa dari penyalin yang berbeda, dan juga dilakukan standarisasi teks. Kemudian pada Bab V, struktur teks berupa (1) struktur makro, (2) superstruktur, dan struktur mikro. Pada Bab VI menjelaskan fungsi sosial teks bagi masyarakat Bali seperti (1) profil penyalin naskah, (2) tradisi ritual keagamaan, (3) estetika religius, dan (4) kritik pranata sosial. Selanjutnya pada Bab VII disajikan makna istilah dan konsep-konsep sastra tattwa dari teks sebagai sebuah wacana. Kesimpulan dan saran terdapat pada Bab VIII yang merupakan intisari dari tesis ini. Penulis menyarankan agar para peneliti sastra selanjutnya dapat mengupas makna-makna karya sastra, sastra tradisional Bali khususnya secara lebih luas dan mendalam, agar ilmu pengetahuan masa lampau dapat dinikmati kembali oleh anak dan cucu. Kata kunci: Tutur Anggastya Prana, wacana, sastra, tattwa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Viaro, Mário Eduardo, Phablo Roberto Marchis Fachin, and Vanessa Martins do Monte. "Apresentação: Estudos de Filologia, Etimologia e Linguística histórica." Filologia e Linguística Portuguesa 22, Especial (December 22, 2020): 7–9. http://dx.doi.org/10.11606/issn.2176-9419.v22iespecialp7-9.

Full text
Abstract:
O volume 22(especial) da revista Filologia e Linguística Portuguesa, dedicado à Filologia, à Etimologia e à Linguística Histórica da língua portuguesa, aborda temas de relevância histórica, sociológica e linguística, que se configuram como importantes tanto para a reconstrução de sincronias pretéritas, quanto para a comparação interlinguística. Apesar de a necessidade de retomada dos estudos diacrônicos e históricos ser tema amplamente recorrente e, de certo modo, ser algo unanimemente desejado, a leitura deste volume mostrará que há muito ainda por se conhecer quando o assunto é a documentação em língua portuguesa. A cada investigação apresentada observa-se a urgência de renovação de quadros teóricos e de metodologias, dando-nos a entender que se trata de áreas em efervescência, que prometem muita investigação e requerem ainda muito investimento de recursos e de esforços. Dividiu-se este volume em três blocos de artigos, cujos conteúdos, embora frequentemente permeados um pelo outro, assumem o foco das perspectivas teóricas adotadas pelos seus autores e por suas autoras. O primeiro bloco aborda a Filologia no seu sentido mais amplo e inicia pelo artigo Fragmenta latina operis Isaaci Ninivitae, de César Nardelli Cambraia, no qual são apresentados, por meio de critérios de edição paleográfica, nove testemunhos fragmentários inéditos da tradução latina da obra de Isaac de Nínive, localizados em Praga, Olomouc, Paris, Uppsala, Basileia e Colônia. Esse estudo proporcionará ao leitor uma visão mais detalhada das versões conhecidas, permitindo a identificação de variantes, erros conjuntivos e separativos. O artigo Entre a Filologia e a Lexicografia Histórica: notas sobre a elaboração de uma edição das cantigas satíricas do Cancioneiro da Biblioteca Nacional para o estudo do léxico, de Lisana Rodrigues Trindade Sampaio, descreve a exploração de acervos digitais, que hoje nos proporcionam dados linguísticos não investigados nessas obras e apresenta-nos o processo de elaboração de uma edição diplomática de cantigas satíricas com vistas à confecção de um vocabulário das formas verbais, finitas e infinitivas, a partir de preceitos da Lexicografia Histórica. Em Você confia nas edições que lê?, Carlos Eduardo Mendes de Moraes alerta-nos sobre o tratamento de fontes na preparação de um corpus de textos impressos ou manuscritos, problema com o qual o filólogo está sempre às voltas e que transcende o mero conhecimento da língua, pois em diversas versões de um texto em sua tradição impressa existem processos complexos de edição, publicação e divulgação e isso se situa para além do estabelecimento de critérios de qualificação do suporte ou da preferência por um edição, versão ou manuscrito específicos. Ceila Maria Ferreira, no quarto artigo, Com a voz enrouquecida ou considerações sobre a presença de Camões no último capítulo de O crime do padre Amaro, de Eça de Queirós, apresenta-nos a atualidade de Os Lusíadas, versando sobre a presença da obra camoniana na obra de Eça de Queirós, em que há um relato da Comuna de Paris. O artigo mostra o papel da Crítica Textual para a preservação e divulgação do patrimônio cultural. Em A Filologia e o estudo de Requerimentos do Arquivo Histórico Ultramarino, de Eliana Correia Brandão Gonçalves, considera-se a organização de edições de Requerimentos históricos do Conselho Ultramarino e detalha-se a análise de um requerimento, do escravizado Francisco da Cruz, ao príncipe regente D. João, no qual se solicita proteção régia contra as injustiças praticadas por seu senhor Antônio da Cruz Veloso. Conforme a autora mostra, a Filologia age de modo transformador sobre os tempos de produção, de recepção e de análise do texto, bem como no reconhecimento de temas voltados à política. Do mesmo modo, Marcelo Módolo e Maria de Fátima Nunes Madeira, no artigo intitulado Caminhos de um manuscrito setecentista: da Vila Real do Sabará à contemporaneidade, ao analisarem uma cópia da “Carta Régia ao Juiz e officiaes da Camara para a contribuiçaõ do subsidio voluntario, de 1755”, também discorrem sobre o potencial de revelação de marcas políticas no percurso de um manuscrito, desde a sua produção até a contemporaneidade. Segundo os autores, uma análise codicológica atesta preocupações com a longevidade do manuscrito e com a segurança de sua circulação: colecionadores, arquivistas, filólogos, entre outros pesquisadores seriam coautores na transmissão de documentos a gerações futuras. Concluindo a primeira seção, voltada à Filologia, Norma Suely da Silva Pereira, no artigo Fontes coloniais e escravidão: relações de trabalho e práticas culturais na América portuguesa, corrobora a importância do conhecimento do passado para a compreensão da realidade presente, tendo como exemplo o reflexo da diáspora africana, na Bahia colonial. Por meio de um estudo transdisciplinar entre Paleografia, Diplomática, Sociologia dos textos, História cultural e Onomástica, analisa-se o intenso tráfico negreiro transatlântico rumo principalmente a portos brasileiros. A relevância de questões filológicas, tais como as abreviaturas em manuscritos, também surge no primeiro artigo da segunda seção, voltada à Linguística Histórica, a saber, Revisitando a marca de plural na concordância de número: novos dados do português brasileiro e do francoprovençal antigos, de Maria Antonieta A. M. Cohen e Simone Fonseca Gomes, no qual se apresentam contrastivamente dados do português brasileiro e do francoprovençal, com a finalidade de compreender fenômenos de concordância de número no sintagma nominal português numa matriz românica. Renata Ferreira Costa, José Douglas Felix de Sá e Luiza Daviane Santos Barbosa (UFS) no artigo Análise pragmático-discursiva de cartas trocadas entre Epifânio Dória e José Calasans fazem um estudo sobre a natureza da comunicação epistolar de dois representativos intelectuais sergipanos, com vistas a uma análise textual, em nível pragmático-discursivo, a saber, mediante a análise das rotinas verbais de abertura, pré-fecho e fecho das cartas. Tal análise leva ainda em consideração a produção e a circulação dos textos epistolares e o seu papel na história e na sociedade. Concentrado na investigação de Linguística Histórica, mas também tentando resolver um problema etimológico, Alice Pereira Santos, em Origem e desenvolvimento dos prefixos de- e des-, parte do desenvolvimento semântico do prefixo de- para, em seguida, discutir e arquitetar uma nova proposta etimológica para o formante des-, apontando, por meio de dados num estudo comparativo e dialetológico, sua interseção com outros elementos formativos de origem latina. Aléxia Teles Duchowny e Caroline de Oliveira Silva analisam no artigo O item ‘trouxa’ no português usado no Twitter ambos os sentidos do vocábulo em análise, ou seja, tanto o sentido etimológico, quanto o inovador, bem como as razões pelas quais teria ocorrido o processo de pejoratização do item lexical. Tentando flagrar flutuações semânticas na oralidade, as autoras também investigam ocorrências do item numa rede social, o Twitter, em que a língua escrita apresenta muitas características da oralidade. Fechando o volume, Bruno Maroneze, no artigo Reavaliando a etimologia de abacaxi a partir de novos dados histórico-filológicos, reavalia a hipótese etimológica consensual de que a unidade lexical abacaxi se origina do tupi (yvá “fruta” e katĩ “que recende”, “que exala cheiro”) a partir de descrições etimológicas, transformações fonético-fonológicas e dados histórico-filológicos, mostrando incoerências, para, ao fim e ao cabo, concluir que tal hipótese deve ser tratada como controversa e que há necessidade de novas propostas etimológicas, sobretudo para a denominação de um grupo indígena homônimo. Desejamos a todas e todos uma excelente e proveitosa leitura. Mário Eduardo ViaroPhablo Roberto Marchis FachinVanessa Martins do Monte Universidade de São Paulo Primavera de 2020
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Machado, Maria Helena P. T. "Tupians and Turanians: hypotheses on the origins of man and civilization in the Americas in the nineteenth and early twentieth centuries." Revista do Museu de Arqueologia e Etnologia, no. 12 (December 18, 2002): 3. http://dx.doi.org/10.11606/issn.2448-1750.revmae.2002.109434.

Full text
Abstract:
Este artigo tem como ponto central o estudo das teorias a respeito da origem do homem americano e da antigüidade da civilização nas Américas, no contexto intelectual do século XIX e primeiras décadas do XX. Seu objetivo é mapear estas teorias no ambiente intelectual europeu e norte-americano para, em seguida, as vincular às discussões latino-americanas e brasileiras a respeito do grau de desenvolvimento, de civilização e de aperfeiçoamento das populações americanas originais (pré-conquista) e o papel da América na história do mundo civiüzado. Para atingir tais objetivos, o artigo analisa aspectos do desenvolvimento da filologia comparada, da etnologia e da antropologia para acompanhar a elaboração do monumento teórico-ideológico que foi denominado como de civilização indo-européia para, em seguida, buscar esclarecer o impacto destas discussões nas nascentes disciplinas da arqueologia e antropologia latino-americanas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Taufiq, Mirwan Akhmad, Rimayul Wafa, Durrotul Hasanah, Ahmad Syaikhu, and Mukhammad Bakhruddin. "Suntingan Teks Bait Nazam Kitab Muhafadhatu Al-Sibyaan: Sebuah Pendekatan Filologis." SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya 4, no. 2 (February 19, 2023): 128–37. http://dx.doi.org/10.15642/suluk.2022.4.2.128-137.

Full text
Abstract:
Naskah-naskah Arab-Pegon berbahasa Jawa masih digunakan sebagai literatur di pesantren. Beberapa teks kuna berbahasa daerah tersebut merupakan karya kiai pengasuh pondok yang masih menggunakan wazan bahr bahasa Arab, kombinasi nazam unik bahasa Jawa dan bahasa Arab. Penelitian ini mengungkap naskah kitab Muhafadhatu al-Sibyaan karya Muhaimin bin Jamroh dan Zainudin Tamsir pada sisi konten, nilai yang terkandung dalam kitab tersebut. Pola penyajian tema-tema gramatika bahasa Arab dan relevansi penggunaannya dalam pendidikan bahasa Arab di era milenial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian filologi. Konsep dan langkah analisa menggunakan konsep kerja Edward Djamaris terkait penentuan sasaran penelitian, observasi pendahuluan, deskripsi naskah, transliterasi naskah, penyuntingan, penerjemahan teks, dan nilai-nilai kandungan naskah. Hasil penelitian ditemukan kolaborasi indah antara bahasa Jawa dan bahasa Arab; nazam berbahasa Jawa, wazan berpola bahasa Arab, bahar rajaz. Materi nazam bukan hasil terjemahan utuh namun cuplikan beberapa kitab klasik nahwu yang dipadu dengan nasehat-nasehat luhur kehidupan. Nazam ini lebih tepat diajarkan kepada anak-anak berasal dari suku Jawa. Nazam Jawa ini menunjukkan sumbangsih penulis untuk memenuhi pendidikan yang berbasis kearifan lokal dalam mengajarkan kaidah-kaidah bahasa Arab.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Nurhidayat, Kuswan. "KARAKTERISTIK PEREMPUAN SUNDA DALAM NASKAH “WAWACAN PRANATA ISTRI KA CAROGÉ” (Kajian Filologi dan Strukturalisme)." LOKABASA 7, no. 2 (October 1, 2016): 133. http://dx.doi.org/10.17509/jlb.v7i2.9167.

Full text
Abstract:
Penelitinan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perempuan Sunda yang terdapat dalan Naskah Wawacan “Pranata Istri ka Caroge”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah berupa bagian-bagian naskah, struktur formal, dan struktur naratif. Naskah Wawacan PIkC ini terdiri dari pembukaan (1%), wejangan-wejangan Sunan Bagus (59%), cerita tentang seorang istri yang sempurna (40%), dan ditutup dengan alopon. Struktur formal terdiri dari analisis guru lagu, guru wilangan, karakter pupuh, dan samita pupuh. Struktur naratif terdiri dari tema, latar, tokoh, alur dan motif cerita. Isi naskah berupa wejangan dalam menjalani hidup berumahtangga. ABSTRACTThis study aims to investigate the characteristics of women Sunda contained in the manuscript Wawacan "Pranata Istri ka Carogé". The method used is descriptive analysis method, the data collected by technical documentation and literature. The results of this study are in the form of fragments, formal structure and narrative structure. PIkC Wawacan manuscript consists of opening (1%), discourses Sunan Bagus (59%), the story of a perfect wife (40%), and closed with kolopon. Formal structure consists of the analysis of guru lagu, guru wilangan, character pupuh, and Samita Pupuh. Narrative structure consists of a theme, setting, characters, plot and story motif. Fill in manuscript form of discourse in life housekeeping.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Andifani, Wahyu Rizki. "NASKAH ULU KULIT KAYU LUBUK SEPANG." Siddhayatra 22, no. 1 (August 10, 2017): 41. http://dx.doi.org/10.24832/siddhayatra.v22i1.62.

Full text
Abstract:
Naskah merupakan sebuah hasil karya tangan manusia yang dilakukan dengan cara menulis, yang isinya mengenai kehidupannya sehari-hari, baik itu mengenai perilaku terhadap manusia lain, terhadap alam dan terhadap Tuhan sang pencipta. Tulisan ini membahas tentang isi dan pesan yang terkandung dalam naskah kulit kayu atau kaghas yang ingin disampaikan oleh para leluhur. Tujuannya untuk mengetahui isi dan pesan yang terkandung di dalam naskah itu. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai yaitu untuk diketahuinya isi dan pesan yang terkandung dalam naskah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: observasi lapangan, wawancara untuk mencari tahu sejarah, setelah data terkumpul, dilakukan analisis data baik itu analisis deskriptif (penjelasan tentang keadaan naskah) dan dilakukan juga analisis untuk mengetahui isi naskah dengan metode filologi. Berisikan mengenai kehidupan pada zaman dahulu yang pesan moralnya sangat berguna untuk generasi penerus, baik itu tentang bercocok tanam, mantra-mantra atau rajah yang digunakan dalam berburu atau bercocok tanam, dan peringatan-peringatan kepada semua orang agar berhati-hati dalam melakukan segala hal, sehingga mereka terhindar dari bencana yang mengancam jiwa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Ramadhona, Nuzulur. "SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI TEKS PADA NASKAH ULU SUMATERA SELATAN DALAM KOLEKSI PETI PNRI NO 91/3+." Siddhayatra: Jurnal Arkeologi 24, no. 1 (June 11, 2019): 49. http://dx.doi.org/10.24832/siddhayatra.v24i1.149.

Full text
Abstract:
Sumatera Selatan telah mengenal tradisi tulis mulai dari Abad VII hingga saat ini dengan ditemukannya artefak beraksara Sanskerta, Arab Melayu, ulu, Jawa, dan Latin. Naskah Ulu merupakan naskah yang banyak berkembang dan tersebar di daerah perdalaman Sumatera Selatan. Naskah Peti 91/3+ merupakan salah satu naskah koleksi PNRI beraksara Ulu dan berdialek Melayu daerah Sumatera Selatan. Masalah penelitian ini yaitu bagaimana Suntingan dan analisis isi naskah Peti No. 91/3+ tersebut. Tujuan penelitian untuk menyunting dan mengetahui isi naskah tersebut. Metode filologi yang digunakan dalam penelitian ini yang menyajikan edisi teks dengan menggambarkan fisik naskah yang akan diteliti. Naskah Peti No.91/3+ berbahan bambu berwarna coklat masih dalam keadaan utuh.Naskah Peti No.91/3+ menceritakan tentang sebuah perjalanan seorang pelaut dan hukum suatu perkara. Naskah ini ditulisan oleh penulis naskah sekitar akhir abad ke 15 atau awal abad ke 16.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Hartanto, Doni Dwi, and Endang Nurhayati. "JÑANA MARGA YOGA, PHILOSOPHY OF LIFE IN THE SRICPT OF SÊRAT BHAGAWAD GITA." Jurnal Penelitian Humaniora 22, no. 1 (March 28, 2018): 1–18. http://dx.doi.org/10.21831/hum.v22i1.14900.

Full text
Abstract:
This research aimed to interpretate Jñana Marga Yoga philosophy of life and interpretate the doctrine of Jñana Marga Yoga in the manuscript of Sêrat Bhagawad Gita. The research used philology and descriptive methods. Philological method was carried out in three stages, namely the transliteration, editing, and translation of text. Descriptive method was used to interpretate the philosophy of life and the value of the theaching of the text. The source of the data was a manuscript of Sêrat Bhagawad Gita. Data was analyzed using descriptive analysis. Validation of data used semantic validity and reliability (intrarater and interrater). The result of this research are as follows. (1) The philosophy of life from Jñana Marga Yoga is (a) seeing the glory of God, (b) the way of perfection, (c) the science of karma, (d) the science of yadnya, (e) the science of wisdom. (2) Jñana Marga Yoga is the way to achieve the perfection of life with the knowledge of wisdomFALSAFAH HIDUP JÑANA MARGA YOGA DALAM NASKAH SÊRAT BHAGAWAD GITAPenelitian ini bertujuan untuk melakukan interpretasi falsafah hidup Jñana Marga Yoga dan interpretasi ajaran Jñana Marga Yoga dalam naskah Sêrat Bhagawad Gita. Metode penelitian meliputi dua tahap, yaitu metode filologi dan metode deskriptif. Metode filologi dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu transliterasi, suntingan, dan terjemahan teks. Metode penelitian deskritif digunakan dalam interpretasi ajaran dan falsafah hidup teks. Sumber data penelitian ialah naskah berjudul Sêrat Bhagawad Gita. Analisis dilakukan dengan analisis deskriptif. Validitas dan reliabilitas yang digunakan ialah validitas semantik dan reliabilitas (intrarater dan inerrater). Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) falsafah hidup Jñana Marga Yoga yaitu (a) melihat kemuliaan Tuhan, (b) jalan kesempurnaan, (c) ilmu tentang karma, (d) ilmu tentang yadnya, (e) ilmu kebijaksanaan; dan (2) Jñana Marga Yoga merupakan jalan yang ditempuh untuk mencapai kesempurnaan hidup dengan jalan ilmu kebijaksanaan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Negri, Teodoro. "Nuove questioni linguistiche: pier Paolo Pasolini scandalizza linguisti, filologi, scrittori, critici e intellettuali." Revista de Italianística 1, no. 1 (December 30, 1993): 13. http://dx.doi.org/10.11606/issn.2238-8281.v1i1p13-21.

Full text
Abstract:
Após diagnosticar a crise da fase de busca da literatura contemporânea, especialmente dos anos 50, incapaz de criar os pressupostos de uma língua nacional, Pasolini analisa as profundas mutações da sociedade italiana, que determinaram um novo panorama sócio-linguístico, e mais precisamente um acentuado tecnicismo e instrumentação de linguagem. Os exemplos citados pelo autor, extraídos do periodismo, da televisão, dos discursos políticos oficiais e da publicidade, mostram o predomínio da comunicação sobre a expressão, remetendo o fenômeno a um princípio único regulamentador e homologador de todas as linguagens nacionais, que procederia do processo de transformação tecnológica e industrial, instituidor de uma nova burguesia hegemônica. A unificação linguística produzida por este princípio homologador subentenderia, por conseguinte, a manifestação social realizada por esta classe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Nasrullah, Ahmad Rijal, Undang Ahmad Darsa, and Ade Kosasih. "Naskah Pandita Nursaleh: Dialog Mistik Pendeta dan Mursyid." Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara 10, no. 1 (July 1, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.37014/jumantara.v10i1.22.

Full text
Abstract:
Artikel ini mengkaji naskah sastra suluk yang didapatkan dari salah satu masyarakat di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Naskah yang dimaksud berjudul Naskah Pandita Nursaleh. Dalam meneliti naskah ini digunakan metode kajian filologi yang terfokus pada kritik naskah (kodikologi). Kritik naskah terhadap naskah ini meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, klarifikasi naskah, penelusuran silsilah naskah atau stema, dan penentuan naskah edisi. Dalam mengungkap isi naskah digunakan metode penelitian deskriptif analisis yang dimaksudkan untuk mencatat, menuturkan, dan menafsirkan data melalui suatu proses pemahaman yang akan sangat bergantung pada keadaan data dan nilai bahan atau data objek penelitian yang digarap. Dengan demikian metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan naskah dari berbagai aspek beserta kandungan teks secara jelas dan terperinci.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kardiansyah, Muhammad Yuseano. "Pygmalion Karya Bernard Shaw dalam Edisi 1957 dan 2000." Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra 10, no. 1 (April 30, 2019): 75. http://dx.doi.org/10.31503/madah.v10i1.882.

Full text
Abstract:
This research contains a comparative study on two printed drama scripts of Bernard Shaw’s “Pygmalion”. Here, the discussion covers a study toward two scripts published in 1957 and 2000, in the perspective of philology that demonstrates both textology and codicology. The objective of this research is to reveal the variation of Pygmalion printed scripts published in those two different years, 1957 and 2000. Eventually, through the analysis conducted to those two scripts, it is found that there are similarity and distinction, in which the distinction is in a form of variations between them, that also leads to the background of why such a variation could possibly be emerged. Dalam tulisan ini dibahas sebuah studi bandingan terhadap dua buku cetakan naskah drama berjudul Pygmalion karya Bernard Shaw. Di sini, pembahasan mencakup kajian yang dilakukan terhadap dua cetakan naskah drama yang dipublikasikan tahun 1957 dan 2000. Pembahasan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan kajian filologi yang bersangkutan dengan tekstologi, tetapi juga mencakup kodikologi. Tujuan kajian filologi ini adalah untuk mengetahui variasi dari buku Pygmalion antara cetakan yang dipublikasikan pada 1957 dan cetakan yang dipublikasikan pada 2000 tersebut. Melalui analisis yang dilakukan terhadap dua buku tersebut, ditemukan persamaan dan juga perbedaan. Perbedaan yang ditemukan membentuk variasi antara kedua buku cetakan tersebut yang pada akhirnya juga diketahui latar belakang terciptanya variasi tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Mustafa, Muhammad Sadli. "Moderasi Beragama di Kota Palopo: Analisis Gauk Lao Tengngae dalam Lontara Luwu." PUSAKA 9, no. 2 (November 25, 2021): 145–60. http://dx.doi.org/10.31969/pusaka.v9i2.521.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap manuskrip yang bermuatan moderasi beragama, mengungkap dan mendeskripsikan nilai-nilai dalam manuskrip yang relevan dengan konsep moderasi beragama, dan mendeskripsikan interpretasi dan implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat tana Luwu, khususnya di Kota Palopo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah, filologi, dan antropologi. Observasi dan wawancara digunakan dalam mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manuskrip bermuatan moderasi beragama yang ditemukan adalah lontara Luwu yang terdiri dari dua versi. Pertama lontara Luwu milik A. Mattangkilang Opu to Tenriesa. Kedua, lontara Luwu yang telah ditransliterasi dan diterjemahkan oleh Pananrangi Hamid dkk. Beberapa bagian dari isi teks kedua versi lontara Luwu tersebut secara umum sangat relevan atau memuat konsep moderasi beragama. Lontara yang secara eksplisit menyebut kata moderasi dengan bahasa lokal (gauk lao tengngae) adalah versi yang kedua. Di versi yang kedua ini pula ditemukan keterangan tentang pola perawatannya yaitu dengan cara diwariskan secara turun temurun. Bagi warga tana Luwu khususnya Kota Palopo, saling menghargai, saling mengasihi dan saling menyayangi merupakan sikap yang perlu dikedepankan dalam berinteraksi antar sesama manusia meskipun berbeda latar belakang suku maupun agama. Sebagai manifestasi dari sikap gauk lao tengngae yang dalam istilah sekarang disebut moderasi beragama. Pada tataran praksisnya, warga Kota Palopo, masih mempraktikkan sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga toleransi antar umat beragama masih tetap terjaga hingga kini sebagai wujud dari sikap moderat yang mereka miliki dan diwariskan turun temurun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Yasin, Dhimas Muhammad. "DIGITALISASI DAN DESKRIPSI NASKAH KUNO SEBAGAI UPAYA MEMPERKOKOH KEDAULATAN INDONESIA: STUDI KASUS NASKAH AL-MUTAWASSIMĪN." DEFENDONESIA 2, no. 1 (December 23, 2016): 24–33. http://dx.doi.org/10.54755/defendonesia.v2i1.55.

Full text
Abstract:
Naskah kuno merupakan salah satu bagian dari warisan leluhur yang wajib untuk dilestarikan dan dikaji. Selama ini keberadaan naskah kuno kurang diperhatikan dan banyak dari naskah kuno Indonesia berada di luar negeri. Preservasi naskah kuno menjadi hal yang penting untuk menjaga kedaulatan negara.Pelestarian dan pengkajian naskah kuno dapat dilakukan dengan berbagai cara, beberapa diantaranya adalah dengan digitalisasi dan deskripsi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah naskah Al-Mutawassimīn. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih, Soditan, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi berdasarkan kajian filologi. Teknik penarik simpulan yang digunakan adalah teknik induktif. Berdasarkan kajian terhadap naskah Al-Mutawassimīn, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, digitalisasi naskah Al-Mutawassimīn dinilai cukup efektif dan efisien sebagai upaya penyelamatan salah satu benda budaya Indonesia. Kedua, hasil deskripsi naskahAl-Mutawassimīn memberikan gambaran terperinci seluk-beluk naskah tersebut, baik kondisi fisik atau ciri-ciri maupun keberadaan terkini naskah tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Mayang Arum, Ai Hayati. "NASKAH SAJARAH CIREBON: TRANSLITERASI DAN ANALISIS NILAI MORAL." LOKABASA 9, no. 1 (February 22, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.17509/jlb.v9i1.15612.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi teks dalam naskah Sejarah Cirebon, mengidentifikasi keadaan dan asal-muasal naskah, nyusun transliterasi dan menganalisis nilai moral yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode filologi edisi naskah tunggal, sedangkan analisis strukturnya menggunakan metode deskriptif-analitis. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakannya yaitu 1) deskripsi naskah, 2) transliterasi teks, 3) analisis teks. Naskah yang dijadikan bahan penelitian ini ditulis dalam huruf Pegon. Naskah ini merupakan koleksi pribadi almarhum Aki Yahya Permana, dari Panawangan-Ciamis. Bentuknya wawacan, dan ukuran naskahnya adalah 16,5 x 21,5 x 2,5 cm. Dari hasil penelitian ini ditemukan 1) deskripsi naskah sajarah cirebon 2) transliterasi naskah sajarah cirebon 3) ajén moral dina naskah sajarah cirebon. Nilai-nilai moral yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 1) nilai moral manusia pada Tuhan, 2) nilai moral manusia pada dirinya, 3) nilai moral manusia pada manusia lainnya 4) nilai moral manusia pada alam, 5) nilai moral manusia terhada waktu, 6) nilai moral manusia dalam mencapai kepuasan lahiriah dan batiniah.AbstractThis study was aimed to determine the contents of the text in the Cirebon manuscript history, identify the circumstances and the origin of the text, arrange transliteration and analyze the moral values contained in it. That way, the method used in this study is a single manuscript edition method of philology, while the structure analysis used descriptive-analytical methods. The steps carried out were 1) text description, 2) text transliteration, 3) text analysis. The manuscript was employed as material for this research was written in Pegon's letter. This text is a private collection of the late Aki Yahya Permana, from Panawangan-Ciamis. The script form is wawacan, and its size of is 16.5 cm x 21.5 cm x 2.5 cm. The results of this study found the following results:1) the description Cirebon manuscript history 2) the transliteration of Cirebon manuscript history 3) the moral doctrine and Cirebon manuscript history. Moral values that can be implemented in everyday life, i.e. 1) human moral values to God, 2) human moral values to themselves, 3) human moral values to other humans, 4) human moral values to nature, 5) human moral values to time, 6) human moral values in achieving satisfaction outwardly and inwardly.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

LT, Lutfianto. "SUNTINGAN TEKS, TERJEMAHAN DAN ANALISIS NARATIF KADIS NABI MUHAMMAD DALAM NASKAH BALINES." International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization 3, no. 02 (April 12, 2020): 81–111. http://dx.doi.org/10.51925/inc.v3i02.21.

Full text
Abstract:
دأيراه بالي كينتال ديڠان أڬاما هيندو. نامون ديميكيان كيتيكا أدا نسكاه بيرأكسارا بالي بيرباهاسا جاوا بيرإيسي أڬاما إسلام ميروڤاكان كيأنيهان تيرسينديري. ناسكاه بالينيس ديڠان كيتيراڠان تيرتوليس كاديس نبي محمّد تيرسيبوت تيرسيمڤان دي ڤيرڤوستاكأن ناسكاه بيرلين جيرمان ديڠان نومور III ٣١ ١٩٧٠. ناسكاه إيني ميناريك أونتوك ديتيليتي. سيجأوه مانا إيسيۑا, سيبيراڤا باۑاك حديث نبي محمّد ياڠ تيرداڤات دالام ناسكاه تيرسيبوت. أوليه كارينا إيتو ڤينيليتي إيڠين ميلاكوكان ڤينيليتييان أوال ديڠان سونتيڠان تيكس دان تيرجيماهان. سونتيڠان دان تيرجيماهان مينجادي لڠكاه أوال دالام ڤينيليتييان فيلولوڬي. سيهيڠڬا داڤات ميڠوڠكاڤ إيسي نسكاه تيرسيبوت. ڤينوليس تيداك هاۑا بيرهينتي ڤادا ميڠهاديركان تيكس دان تيرجيماهنۑا ساجا تيتاڤي جوڬا ميڠاناليساۑا ديڠان أناليسيس ناراتيف. حال إيني بيرتوجووان أونتوك ميمبانتو ڤيماهامان ڤيمباچا تينتاڠ إيسي كاديس نبي محمّد دي دالام نسكاه بالينيس. حصيل ڤينيليتييان مينونجوكّان بهوا ناسكاه تيرسيبوت ليبيه باۑاك بيرإيسي چيريتا سيجاراه نبي محمّد دان ياڠ بيركإيتان ديڠانۑا. Daerah Bali kental dengan agama Hindu. Namun demikian ketika ada naskah beraksara Bali berbahasa Jawa berisi agama Islam merupakan keanehan tersendiri. Naskah Balines dengan keterangan tertulis Kadis Nabi Muhammad tersebut tersimpan di Perpustakaan Naskah Berlin Jerman dengan Nomor III 31 1970. Naskah ini menarik untuk diteliti. Sejauh mana isinya, seberapa banyak hadis Nabi Muhammad yang terdapat dalam naskah tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian awal dengan suntingan teks dan terjemahan. Suntingan dan terjemahan menjadi langkah awal dalam penelitian filologi. Sehingga dapat mengungkap isi naskah tersebut. Penulis tidak hanya berhenti pada menghadirkan teks dan terjemahannya saja tetapi juga menganalisisnya dengan analisis naratif. Hal ini bertujuan untuk membantu pemahaman pembaca tentang isi Kadis Nabi Muhammad di dalam Naskah Balines. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah tersebut lebih banyak berisi cerita sejarah Nabi Muhammad dan yang berkaitan denganya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Amalia, Noor Ilmi, Undang Ahmad Darsa, and Titin Nurhayati Ma'mun. "Wawacan Bin Étam: Gambaran Peran Ibu dalam Pola Asuh dan Pendidikan Anak, Edisi Teks dan Kajian Isi." Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara 9, no. 2 (August 7, 2019): 239. http://dx.doi.org/10.37014/jumantara.v9i2.251.

Full text
Abstract:
Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq. Syair Arab tersebut menggambarkan betapa pentingnya peran seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Anak adalah salah satu amanat Allah yang harus dijaga serta diasuh dan dididik dengan sebaik mungkin oleh orang tua, terutama ibu. Naskah Wawacan Bin Étam adalah salah satu naskah Sunda Islami yang ditemukan di daerah Garut, Jawa Barat. Wawacan ini menjadi bukti penguat betapa pola asuh dan pendidikan yang baik dan benar sangat dibutuhkan untuk mencetak karakter anak menjadi pribadi yang baik. Naskah ini pula yang dijadikan objek penelitian oleh penulis. Penulis terlebih dahulu melakukan penelitian dengan cara metode kajian filologis, yaitu metode kajian naskah (kodikologi) dan kajian teks (tekstologi) untuk menghasilkan edisi teks yang bersih dari kesalahan tulis disertai dengan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, agar dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat luas. Selanjutnya akan dilakukan analisis isi dengan teori semiotik dan isotopi untuk mengetahui struktur tema pada naskah sehingga dapat dipahami makna dari naskah Wawacan Bin Étam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Mulyani, Hesti. "Moral Teaching Orientation in Kridhasastra Fiber by Mas Ngabei Mangunwijaya." Jurnal Penelitian Humaniora 23, no. 2 (April 16, 2019): 90–105. http://dx.doi.org/10.21831/hum.v23i2.24467.

Full text
Abstract:
This study was aimed at describing and analyzing the moral teaching values in Kridhasastra Fiber by Mas Ngabei Mangunwijaya. The method used was descriptive-analytical and modern philology approaches. Modern philology approach was used to analyze manuscripts and text on Kridhasastra Fiber based on the steps of philological research work. Descriptions are carried out to raise the values contained in the text which become research data and research data analysis. The results of the study and discussion show that the moral teaching values contained in the Kridhasastra Fiber text contained four things. They are related to the element of human occurrence, namely, the conception of God and Manunggaling Kawula-Gusti, divinity (Allah) and His creation, the personality of the wise and noble/main person. In the text of the Kridhasastra Fiber, it is explained that as God’s creation, human beings have an obligation, which is always to remember their identity as creatures who must always carry out their obligations as best they can. Humans also must always do good. Humans should always strive throughout their lives to achieve and maintain the safety of their soul and body and live their lives by always prioritizing good character, utilizing their intelligence in a calculated and positive manner.Orientasi Nilai Ajaran Moral dalam Serat Kridhasastra Karya Mas Ngabei MangunwijayaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai ajaran moral dalam Serat Kridhasastra Karya Mas Ngabei Mangunwijaya. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dan pendekatan filologi modern. pendekatan filologi modern digunakan untuk menganalisis naskah dan teks Serat Kridhasastra berdasarkan langkah kerja penelitian filologi. Deskripsi dilakukan untuk mengangkat nilai-nilai yang dimuat dalam teks yang menjadi data penelitian dan analisis data penelitian. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa nilai ajaran moral yang dimuat di dalam naskah Serat Kridhasastra terdapat empat hal yang terkait dengan unsur terjadinya manusia yakni, konsepsi tentang Tuhan dan Manunggaling Kawula-Gusti, ketuhanan (Allah) dan ciptaan-Nya, kepribadian orang yang bijaksana dan orang yang luhur/utama. Dalam teks Serat Kridhasastra diuraikan bahwa sebagai ciptaan Tuhan, manusia mempunyai kewajiban, yaitu senantiasa ingat akan jati dirinya sebagai makhluk yang harus senantiasa melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin. Manusia juga harus senantiasa berbuat kebajikan. Manusia hendaknya manusia selalu mengusahakan terus sepanjang hidupnya untuk mencapai dan menjaga keselamatan jiwa dan raga dan menjalani kehidupannya dengan senantiasa mengu-tamakan watak baik, memanfaatkan kepandaiannya dengan penuh perhitungan dan positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Andhifani, Wahyu Rizky, and Nuzulur Rahmadhona. "NASKAH ULU PUYANG BANG MANGU’: SEBUAH BATAS WILAYAH." Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat 13, no. 1 (June 30, 2021): 71–86. http://dx.doi.org/10.24832/papua.v13i1.298.

Full text
Abstract:
Indonesia yang memiliki ragam peninggalan kebudayaan termasuk salah satunya yaitu naskah kuno. Naskah kuno tersebut menjadi sumber penting kesusastraan klasik melayu nusantara. Salah satu daerah yang sampai saat ini masih banyak menyimpan naskah kuno adalah Sumatera Selatan. Di Sumatera Selatan tradisi tulis menulis telah ada sejak abad ke VII, dengan menggunakan aksara Pallawa, Arab Melayu, Ulu, Jawa, dan Latin. Naskah ini juga tersimpan di masyarakat, lembaga adat dan beberapa tersimpan di lembaga pemerintah seperti museum. Masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana suntingan teks dan analisis isi pada naskah Ulu Puyang Bang Mangu’. Penelitian ini bertujuan untuk menyunting dan mengetahui isi naskah tersebut. Menggunakan metode filologi dengan menyajikan edisi teks dengan mendeskripsikan fisik naskah yang diteliti. Naskah Ulu Puyang Bang Mangu’ tersimpan di kantor balai Desa Ujanmas Lama. Naskah berjumlah 26 halaman, berwarna coklat, dan berisikan tentang batas-batas wilayah kekuasaan puyang Bang Mangu’. Awal naskah diawali dengan kalimat basmallah, sehingga ajaran Islam sudah masuk dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kadir M, Abdul. "KAJIAN TEKS KITTA KANA-KANANNA ALLO RIBOKOWA SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI AJARAN AGAMA PADA KOMUNITAS MUSLIM DI SULAWESI SELATAN." Al-Qalam 16, no. 1 (August 12, 2018): 37. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v16i1.492.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini merupakan kajian teks terhadap Kitta kana-kananna Alio Riboko yang bertujuan mengetahui bentuk dan isi<br />naskah, mengungkapkan nilai-nilai agama yang terkandung dalam naskah, bentuk sosialisasi nilai-nilai agama, dan mengetahui<br />persepsi masyarakat terhadap sosialiasi naskah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Sulawesi Selatan dengan<br />memilih tiga kabupaten sebagai lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Untuk memperoleh data<br />dalam penelitian ini, digunakan studi pustaka, wawancara dan observasi. Analisis naskah dilakukan terhadap naskah-naskah<br />yang dipilih sesuai cara kerja filologi, yaitu deskripsi naskah, transiliterasi dan terjemahan naskah, dan analisis isi naskah.<br />Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah-naskah kuno masih banyak terpelihara di tengah-tengah masyarakat, variasi<br />bentuk naskah Kitta Kana-Kananna Alio Ribokowa cukup banyak meskipun isinya pada dasarnya tetap sama, yaitu tentang<br />Nur Muhammad, penciptaan Adam, kematian, kiamat, Neraka, dan Surga. Nilai-nilai agama yang terkandung dalam<br />naskah adalah tentang keimanan, terutama tentang kematian dan hari akhirat, ancaman siksa Neraka dan janji kenikmatan<br />Surga mendorong penciptaan kehidupan yang baik di dunia. Naskah ini masih relevan disosialisasikan dalam kehidupan<br />masyarakat. Bentuk sosialisasi naskah dilakukan dalam bentuk penyalinan, peminjaman, pembacaan,</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Pereira, Norma Suely Silva, Carla Carolina Ferreira Gomes Querino, and Rose Mary Souza de Souza. "“[...] mas na lua seguinte se tornou a desconcertar [...]”: aspectos paleográficos e sociohistóricos relativos à saúde mental em uma correspondência oficial do século XVIII." LaborHistórico 7, no. 3 (December 30, 2021): 121–45. http://dx.doi.org/10.24206/lh.v7i3.42376.

Full text
Abstract:
Na perspectiva dos estudos filológicos, o artigo apresenta uma edição semidiplomática de um manuscrito da Bahia colonial e analisa seus aspectos paleográficos e sócio-históricos relativos à saúde mental. Trata-se de um ofício do século XVIII, pertencente ao acervo do Arquivo Histórico Ultramarino, no qual o Vice-rei do Estado do Brasil, 10º Conde de Attouguia, registra o processo de adoecimento psíquico de um agente público da Coroa portuguesa e o seu consequente internamento. Discute-se sobre a importância da correta decifração e transcrição do texto, para o que se faz necessário, tanto o conhecimento do seu contexto de produção e circulação, como a utilização de um referencial transdisciplinar que dê conta da leitura e interpretação da fonte selecionada. No desenvolvimento do estudo, utilizou-se um referencial teórico-metodológico transdisciplinar que integrou a Filologia, a Paleografia, a História cultural, a Terminologia e a Socioterminologia. Para o desenvolvimento da edição, parte-se de um conjunto de normas previamente definidas e explicitadas ao leitor, visando produzir uma edição confiável, que possa se prestar a outros estudos, a exemplo dos linguísticos, literários e históricos. O estudo além de discutir algumas das características da escrita colonial, confirma o caráter estigmatizante que a doença mental já possuía naquele período, evidenciando práticas excludentes, violentas e preconceituosas, revelando a origem de questões sociais e sanitárias que vigoram até os dias atuais.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kaltner, Leonardo Ferreira. "O lugar da Gramática de Anchieta na história do pensamento linguístico no Brasil." Cadernos de Linguística 2, no. 1 (January 10, 2022): e610. http://dx.doi.org/10.25189/2675-4916.2021.v2.n1.id610.

Full text
Abstract:
O presente artigo, derivado de apresentação na série Abralin ao Vivo – Linguistas online, na mesa-redonda intitulada “Gramaticografia – teoria e método”, é um relato dos resultados parciais do projeto de pesquisa Regna Brasillica: o Brasil quinhentista à luz da Historiografia da Linguística. O projeto Regna Brasillica é realizado no contexto do grupo de pesquisas “Filologia, línguas clássicas e línguas formadoras da cultura nacional” (CNPq/UFF), vinculado, institucionalmente, ao Programa de Pós-graduação em Estudos de Linguagem da Universidade Federal Fluminense (Posling/UFF). O artigo inicia-se com um debate teórico-cultural sobre a história do pensamento linguístico no Brasil e o lugar da Arte de gramática da língua mais usada na costa do Brasil de S. José de Anchieta, SJ (1534-1597), nesse contexto. Debate-se, em seguida, a descrição das línguas indígenas e africanas no contexto da América portuguesa quinhentista e a rotulagem de “línguas clássicas do Brasil”. Na terceira parte do artigo, há considerações e comentários linguísticos sobre a gramatização da língua indígena por Anchieta, para a descrição atual desse processo, a partir do conceito de retórica na Historiografia da Linguística. Por fim, na quarta parte do artigo, analisa-se o “pensamento linguístico” (linguistic thought) do missionário quinhentista, a partir da categoria de “nome”, em sua gramática, e sua vinculação à corrente de pensamento do humanismo renascentista português.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Faizah, Nur. "AYAT-AYAT TENTANG RELASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM AL-QUR’AN: Analisis Struktural Levi-Strauss." Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 8, no. 2 (August 23, 2016): 111. http://dx.doi.org/10.14421/ahwal.2015.08201.

Full text
Abstract:
Religion is a social institution, especially for the Muslim community in general, determine the dynamics of the entire development community. In many cases the social processes that marginalizing women, intentionally or not, often involving religion as elements forming knowledge about relationships between men and women are unequal, and often used as a source of theological legitimacy of the above indisputable fact that marginalize women. During this time, the field of study of the Qur’an many scholars dominated philology and history. This led to a prolonged confusion between the text and the history of salvation history, which is implicit in it. This needs to be solved, with the view that the text of the Qur'an and his commentary as an expression of the views of Islam. This is where the importance of the legacy of structuralism in a given interpretation. By using Levi-Strauss' structuralism, an attempt to determine the relationship webs in the narrative, the relationship is either syntagmatic or paradigmatic, to find hidden messages or messages that are deepest in the verses of the Qur’an. [Agama merupakan institusi sosial, terutama untuk masyarakat muslim pada umumnya, sangat menentukan seluruh perkembangan dinamika masyarakat. Dalam banyak kasus proses sosial yang memarginalisasikan perempuan, sengaja atau tidak, sering melibatkan agama sebagai unsur pembentuk pengetahuan tentang relasi laki-laki-perempuan yang timpang dan seringkali dijadikan sumber legitimasi teologis yang tidak terbantahkan atas kenyataan yang menyudutkan perempuan. Selama ini, bidang kajian al-Qur’an banyak didominasi sarjana filologi dan sejarah. Ini memunculkan kerancuan berkepanjangan antara sejarah teks tersebut dan sejarah penyelamatan, yang secara implisit terkandung di dalamnya. Hal ini perlu dipecahkan, dengan memandang bahwa teks al-Qur’an dan tafsirnya sebagai ungkapan pandangan-pandangan Islam. Di sinilah pentingnya strukturalisme dalam memberi kekayaan khazanah penafsiran. Dengan menggunakan strukturalisme Levi-Strauss, sebuah upaya untuk mengetahui jaring-jaring relasi dalam narasi, baik relasi tersebut bersifat sintagmatik maupun paradigmatik, untuk mengetahui hidden message atau pesan terdalam yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an.]
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Mu’jizah, Mu’jizah. "MENYINGKAP SEJARAH PERBUDAKAN DALAM MANUSKRIP INDONESIA: SURAT RAJA TANETTE (Uncovering History of Slavery in Indonesian Manuscript: King Tanette’s Letters)." METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra 7, no. 1 (March 11, 2016): 63. http://dx.doi.org/10.26610/metasastra.2014.v7i1.63-72.

Full text
Abstract:
Sejarah panjang sebuah peradaban dapat ditelusuri dalam pelbagai dokumen, termasuk manuskrip. Salah satu manuskrip yang menarik adalah surat-surat Raja Tanette, Sulawesi Selatan. Tulisan ini memaparkan bentuk surat-surat Raja Tanette, gambaran perbudakan, dan mengungkap tokoh yang terlibat dalam perbudakan. Penelitian ini menggunakan dua metode, yakni kodikologi dan filologi. Metode kodikologi digunakan untuk mengidentifikasi bentuk dan format manuskrip, sedangkan metode filologi digunakan untuk membuat edisi teks agar teks dapat dibaca dan dipahami. Dalam analisis disingkap bahwa surat Raja Tanette dapat digunakan untuk menelusuri sejarah kelam masa silam, khususnya perbudakan pada abad ke-18 yang secara legal dilakukan oleh raja dan pemerintah kolonial Belanda. Peristiwa sejarah itu dimuat dalam surat yang indah dan dihiasi dengan motif bunga ros yang melambangkan rasa cinta. Terdapat pula nama-nama tokoh yang terlibat. Penelusuran dokumen sejarah ini mengungkapkan sedikit fakta bahwa budak-budak yang dipaksa bekerja pada masa lalu banyak didatangkan dari Indonesia wilayah timur.Abstract:A long history of civilization can be traced in various documents, including manuscripts. One of the interesting manuscripts is King of Tanette’s letters, the King from South Sulawesi. The study examines forms of the letters, analyzes slavery description, and uncovers characters in- volved in the slavery. The research applies twofold: codicology and philology method. The codicology is used to identify manuscript form and format. While, the philology is applied to make the text readable and understandable. The analysis reveals that the King of Tanette’ letters can be used to trace dark history in the past, particularly the slavery in the 18th century, which was legally handed over by the King to the Dutch colonial government. The history was written on beautiful letters which were decorated by rose motif, a symbol of love. They also mentioned names of leaders involved in the slavery. Tracing the history of the document exposes a few facts that the slaves who were forced to work in the past came from the Eastern Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Ningsih, Rendy Wraspati, Sunarya Sunarya, and Yuli Kurniati Werdiningsih. "PESAN MORAL DALAM TEKS SULUK TANEN KOLEKSI MUSEUM RADYA PUSTAKA SURAKARTA." JISABDA: Jurnal Ilmiah Sastra dan Bahasa Daerah, Serta Pengajarannya 2, no. 1 (December 7, 2020): 9–18. http://dx.doi.org/10.26877/jisabda.v2i1.5495.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThis study aims to uncover the moral sessages contained in the text of the Suluk Tanén. The research approach used is descriptive qualitative. The analysis technique in this research is content analysis and philological studies using a standard edition of a single text editing method. The result of this research is the text of Suluk Tanén containing moral messages about how to achieve a perfect life the teachings contained therein are the teachings of perfection of life to attain the great manunggaling kawula Gusti. In the text Suluk Tanén explains the deepening of the mind as an effort to reach the level of perfection including the sarengat, tarekat, hakekat, and makrifat so that a servant gets a peace so that it can show that our has actually lived. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap pesan moral yang terkandung dalam teks Suluk Tanén. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis pada penelitian ini adalah analisis konten dan kajian filologi dengan metode penyuntingan teks tunggal edisi standar. Hasil penelitian ini ialah teks Suluk Tanѐn berisi ajaran moral tentang bagaimana cara mencapai hidup yang sempurna. Ajaran yang terkandung di dalamnya merupakan ajaran-ajaran kesempurnaan hidup untuk mencapai makrifat manunggaling kawula Gusti. Di dalam teks Suluk Tanѐn menjelaskan pendalaman batin sebagai upaya untuk menempuh tingkatan kesempurnaan meliputi sarengat (syariat), tarekat, hakekat dan makrifat agar manusia (seorang hamba) mendapatkan suatu ketentraman sehingga mampu menunjukkan bahwa dirinya telah hidup dengan sebenarnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Widuri, Salma. "NASKAH PURWANING JAGAT (KISAH RAJA-RAJA DI TATAR SUNDA) ANALISIS ISI DAN FUNGSI." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 8, no. 2 (June 2, 2016): 267. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v8i2.77.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap fungsi naskah Purwaning Jagat bagi masyarakat masa kini melalui kajian analisis isi. Purwaning Jagat adalah sebuah naskah yang berbahasa Jawa dan beraksara Pegon. Di dalamnya terkandung kisah-kisah serta silsilah tentang Raja-raja di tatar Sunda. Naskah ini merupakan naskah gulung dengan panjang 6,3 m. Dalam rangka pengungkapan isi maka dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan kajian filologi. Langkah yang pertama dilakukan yaitu mentransliterasikan teks dalam naskah tersebut kemudian dianalisis kesalahan tulisnya sehingga menghasilkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan tulis. Langkah berikutnya yaitu dilakukan penerjemahan terhadap suntingan teks ke dalam bahasa Indonesia. Setelah dihasilkan terjemahan barulah kajian sastra diterapkan guna mengungkap isi atau membunyikan apa yang tersimpan di dalam naskah dengan mempertimbangkan sudut pandang jalinan intertekstualitas. Dalam hal pengungkapan makna digunakan pendekatan hermeneutika yang merupakan metode atau cara untuk menafsirkan simbol berupa teks untuk dicari arti dan maknanya. Selanjutnya, kajian fungsi, kajian fungsi yang akan diungkap di sini yaitu fungsi naskah berdasarkan benda dan fungsi naskah berdasarkan isi bagi masyarakat di masa kini. AbstractThis study aims to reveal the function of the script Purwaning Jagat for contemporary society through the study of content analysis. Purwaning Jagat is a script with Java language and Pegon alphabet. It contains stories and genealogy of the kings in Sundanese region. This script is a script rolls with length 6,3m. In order disclosure of the contents, so the study that taken is use philology study. The first step to do is transliterate the text in the manuscript, then analyzing the written errors to produce a clean text edits from clerical errors. The next step is to do the translation of the text editing area into Indonesian. Once generated translation then applied to the study of literature in order to reveal the content or sound what is stored in the text by considering the viewpoint of the fabric of intertextuality. In the case of disclosure of meaning, hermeneutic approach is used which is a method or a way to interpret the symbols in the form of text to search for meaning and significance. Furthermore, will do the study of the function. Study function that will be revealed here is the function of a script based on the objects and functions for the script based on the contents of today's society.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Ratna, Ellya, and Malta Nelisa. "SCIENCE MAPPING BASED ON CO-WORD FOR STUDY OF INDONESIAN LITERATURE ARTICLE IN SCIENTIFIC JOURNAL." Humanus 16, no. 1 (September 20, 2017): 93. http://dx.doi.org/10.24036/jh.v16i1.6515.

Full text
Abstract:
PEMETAAN BERBASIS CO-WORD UNTUK KAJIAN ARTIKEL SASTRA INDONESIA DALAM JURNAL ILMIAHAbstractStudies in the field of Indonesian literature plays an important role in demonstrating what life style Indonesia's diverse society. From studies that have been done have not seen a picture whether the study of Indonesian literature has evolved over some period of time with the possibility of the emergence of new topics in the study of Indonesian literature. Research conducted with quantitative approach using bibliometric analysis which includes analysis of the subject, co-word analysis, cluster analysis, and multidimensional scalling. Data were collected by identifying the scientific articles in the field of Indonesian literature contained in published scientific journal in Indonesia from 2008—2012 through the Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) PDII LIPI. The results of this study indicate the following matters. First, the linkage of subjects in the field of Indonesian literature illustrated by the analysis group produced five cluster group. Each group describes the linkages between topics in a subject. Second, the development of the subject field map Indonesian literature for the years 2008—2012 shows five study groups in literature articles Indonesia, namely literary criticism, folklore, literary theory, history of literature, and philology. Most of the articles discuss various topics of literary theory in the study.Keywords: bibliometric; co-word analysis; multidimensional scalling Abstrak Kajian di bidang sastra Indonesia berperan penting dalam memperlihatkan corak kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam.Dari kajian-kajian yang telah dilakukan belum terlihat gambaran apakah kajian sastra Indonesia mengalami perkembangan dari beberapa kurun waktu dengan kemungkinan munculnya topik-topik baru dalam kajian sastra Indonesia.Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis bibliometrika yang mencakup analisis subjek, analisis co-word, analisis gugus, dan peta multidimensi. Data penelitian dikumpulkan dengan mengidentifikasi artikel-artikel ilmiah di bidang sastra Indonesia yang terdapat dalam jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia dari tahun 2008—2012melalui Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) PDII LIPI.Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut.Pertama, keterkaitan subjek dalam bidang sastra Indonesia digambarkan melalui analisis gugus yang menghasilkan lima kelompok gugus. Setiap gugus menggambarkan keterkaitan diantara topik-topik dalam suatu subjek. Kedua, peta perkembangan subjek bidang sastra Indonesia untuk tahun 2008—2012 memperlihatkan lima kelompok kajian artikel bidang sastra Indonesia, yaitu kritik sastra, folklore, teori sastra, sejarah sastra, dan filologi. Sebagian besar artikel membahas tentang teori sastra dalam berbagai topik kajian.Kata Kunci:bibliometrik; analisis co-word; peta multidimensi; sastra Indonesia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Yunani, Ahmad. "Perkawinan Manusia dengan Jin: Kajian atas Naskah Ākām al-Marjān fī Ahkām al-Jān." Jurnal Lektur Keagamaan 16, no. 2 (December 31, 2018): 227–52. http://dx.doi.org/10.31291/jlk.v16i2.562.

Full text
Abstract:
In some stories circulating in the community, as well as in some writings, there is information about the existence of marriages of humans with supernatural beings (jinns). For example, the marriage story between Panembahan Senopati and Ratu Kidul, an event that seems impossible to occur because of two different realms, namely the real world with the supernatural. However, this event can occur, whether human beings with supernatural beings, or vice versa, with specific goals and objectives, such as seeking wealth, immunity, magic, and various other pleasures according to the wishes of the culprit. In the text of Ākām al-Marjān fī Ahkām al-Jān, there is one chapter that explains this, namely the existence of a relationship between humans and jinn, and vice versa, in various aspects. One of them is in the form of a marriage bond. It was also explained about the legal consequences it caused, especially about whether or not the action was carried out. This text is written in Arabic. This paper tries to reveal the matter of human marriage with jinn based on the text. The approach used is the philology and textual analysis. The philology is used to produce text editions. Then equipped with the translation in Indonesian. While the textual analysis is carried out on the contents of the text, namely an explanation of the occurrence of marriage between humans and jinn, indicators of the relationship between the two, and the arguments related to the prohibition of marriage.Keywords: Marriage, jinn, Imam Malik, law, Ahkām al-Jān, textDalam beberapa cerita yang beredar di masyarakat, demikian pula dalam beberapa tulisan, terdapat informasi tentang adanya peristiwa perkawinan manusia dengan makhluk gaib (bangsa jin). Misalnya, cerita perkawinan antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul, sebuah peristiwa yang tampaknya mustahil terjadi karena dua alam yang berbeda, yakni alam nyata dengan alam gaib. Akan tetapi, peristiwa ini bisa terjadi, baik manusia dengan makhluk gaib tersebut, maupun sebaliknya, dengan tujuan dan maksud tertentu, seperti mencari kekayaan, kekebalan tubuh, kesaktian, dan berbagai kesenangan lainnya sesuai keinginan pelakunya. Dalam naskah Ākām al-Marjān fī Ahkām al-Jān, terdapat satu bab yang mejelaskan hal tersebut, yaitu adanya hubungan antara manusia dengan jin, dan sebaliknya, dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah adalah dalam bentuk ikatan perkawinan. Dijelaskan pula tentang akibat hukum yang ditimbulkannya, khususnya tentang boleh atau tidaknya perbuatan itu dilakukan. Naskah ini ditulis dengan aksara dan bahasa Arab. Tulisan ini mencoba mengungkap perihal perkawinan manusia dengan jin berdasarkan naskah tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filologi dan analisis tekstual. Pendekatan filologi digunakan untuk menghasilkan edisi teks. Kemudian dilengkapi dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Sedangkan analisis tekstual dilakukan atas isi dari naskah tersebut, yaitu penjelasan tentang terjadinya perkawinan antara manusia dengan jin, indikator adanya huhubungan antar keduanya, dan dalil-dalil yang terkait dengan larangan perkawinan tersebut.Kata kunci: Perkawinan, jin, Imam Malik, hukum, Ahkām al-Jān, teks.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Karim Fatkhullah, Faiz. "PENGALAMAN SPIRITUAL K.H. BISRI MUSTOFA DALAM NASKAH MANASIK HAJI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA (The Spiritual Experience of KH Bisri Mustofa in Manasik Haji Manuscript : A Literary Socio- logical Review)." METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra 6, no. 2 (March 14, 2016): 65. http://dx.doi.org/10.26610/metasastra.2013.v6i2.65-82.

Full text
Abstract:
Di dalam naskah lama tersimpan ide, pemikiran, dan pengalaman penulisnya yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Naskah Tuntunan Ringkas Manasik Haji (TRMH) karya K.H. Bisri Mustofa (KHBM) mengungkap kondisi sosial masyarakat berkaitan dengan pengalaman spiritual haji penulisnya ke Tanah Suci pada masa transportasi kapal laut sebagai kendaraan pilihannya. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengalaman spiritual KHBM dalam naskah TRMH. Penelitian ini menggunakan metode penelitian filologi dan sosiologi sastra. Dari hasil penelitian filologi (kritik teks), dihasilkan kesalahan tulis substitusi sebanyak 16 kata, adisi 2 kata, omisi 3 kata, dan transposisi 2 kata atau kalimat. Naskah TRMH adalah potret pengalaman spiritual KHBM dan juga potret pengalaman spiritual haji masyarakat Indone- sia pada saat itu. Berdasarkan analisis sosiologi sastra diperoleh lima hasil penelitian tentang pengalaman spiritual KHBM, yaitu pengalaman spiritual 1) saat di kapal laut menuju Tanah Suci, 2) saat berziarah ke makam Rasulullah, 3) saat menyaksikan jemaah bertabaruk (mengharap berkah) berlebihan di Tanah Suci, 4) saat menyaksikan air Sumur Aris yang kering, dan 5) saat salat arba’in (salat empat puluh waktu).Abstract:In the old manuscripts, ideas, thoughts, and author’s experience are stored. The manu- script of Tuntunan Ringkasan Manasik Haji (TRMH) by Bisri Mustafa (KHBM) reveals social conditions associated with author’s pilgrimage spiritual experiences to the Holy Land author dur- ing sea transportation as choice. The present research aims at revealing the KHBM spiritual experiences in TRMH manuscript. In addition, this study also uses philological research method and literary sociology. The results of the research indicate that in philological research (textual criticism) there are substitution errors as many as 16 words, 2 words addition, 3 words omission and two words or sentences transposition. TRMH manuscript is a portrait of a KHBM spiritual experience and also people’s pilgrimage spiritual experience that occurred at that time. Based on the analysis of literary sociology it can be summarized that there are five findings on KHBM spiritual experience: his observation on spiritual experience during on voyage to the Holy Land, during a pilgrimage to the tomb of the Prophet Muhammad, during the pilgrims praying to expect a plentiful blessing(tabarruk) in the Holy Land, during the experience to see the Aris dry well , and during prayer forty time praying (Arba’in)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Suryaningsih, Lili, and Sandi Achmad Pratama. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Problem Based Learning pada Matakuliah Filologi Berbasis Budaya “Aksara Mbojo” untuk Mengembangkan Kreativitas Mahasiswa." JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 4, no. 6 (October 17, 2021): 502–7. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v4i6.291.

Full text
Abstract:
Pengembangan pembelajaran yang memanfaatkan model pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir dan penyelesaian masalah. Model Pembelajaran PBL menerapkan pendekatan pemberian masalah autentik pada siswa. Pemberian masalah tersebut, siswa dapat mengumpulkan fakta, mengkonstruksi pengetahuan, menumbuh kembangkan keterampilan berpikir, melatih kemandirian, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tahapan Problem Based Learning, yaitu (a) Mengidentifikasi masalah. (b) Mengumpulkan data. (c) Menganalisis data. (d) Memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan analisisnya. (e) Memilih cara untuk memecahkan masalah. (f) Merencanakan penerapan pemecahan masalah. (g) Melakukan ujicoba terhadap rancana yang ditetapkan, dan (h) Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah. Sesuai dengan tujuan PBL untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para ahli dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan ilmiah dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi, ilmiah langkah berpikir dengan mengumpulkan data dari hasil belajar, kemudian siswa dapat menginterpretasikan, menganalisis, dan akhirnya sampai pada kesimpulan. sehingga diharapkan siswa belajar prestasi akan meningkat. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi: Buku teks, RPS, LKS serta instrumen untuk kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengacu pada model 4-D (Define, Design, Mengembangkan, dan Deiseminasi). Berdasarkan hasil analisis deskriptif, Model Alat Pembelajaran Khusus matakuliah Filologi "Naskah Aksara" untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dikategorikan “sangat baik”, ditunjuk oleh terpenuhnya enam kriteria perangkat pembelajaran yang baik yang meliputi (a) Valid menurut validator, (b) Efektif atas kemampuan Peneliti/Dosen dalam mengelola pembelajaran, (c) Efektif bagi mahasiswa kegiatan dalam pembelajaran, (d) Positif terhadap respon siswa terhadap pembelajaran, (e) Valid, reliabel, dan peka terhadap THB, dan (f) tercapai ketuntasan belajar klasikal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Hamsi, Hamsiati. "Tanda-Tanda Kematian: Representasi Budaya dan Agama dalam Naskah AOM." PUSAKA 8, no. 1 (May 1, 2020): 21–38. http://dx.doi.org/10.31969/pusaka.v8i1.312.

Full text
Abstract:
Penelitian ini merupakan kajian naskah Allaibinengenna Orowane Makkunraiyye (AOM) yang mengkhusus pada satu pasal dalam naskah, pasal tentang tandatanda kematian yang terdiri dari 15 halaman dalam naskah. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyingkap gambaran tanda-tanda kematian dalam naskah AOM sebagai representasi budaya dan Agama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dipadukan dengan metode filologi. Sumber data penelitian ini adalah file digital naskah AOM yang merupakan koleksi Balai Litbang Agama Makassar dengan nomor katalog 02/Akh/BLA-Bon/2015. Adapun teknik-teknik analisis data yang digunakan melalui empat tahap sebagai berikut: Tahap pertama adalah deskripsi kodikologi naskah. Tahap kedua adalah transliterasi teks. Tahap ketiga yakni penerjemahan teks ke bahasa Indonesia. Tahap keempat yakni menjelaskan makna inti sari yang terkandung dalam teks tentang tanda-tanda kematian dalam naskah AOM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kajian teks naskah terdapat empat kategori tandatanda kematian dimana keempat kategori tersebut dihubungkan dengan femonena alam sekitar, Sesutu yang dilihat, diamati dan dirasakan melalui anggota tubuh, jejakjejak Nabi dan para khulafaurrasyidin serta empat cahaya di sisi yang merupakan cahaya malaikat. Tanda-tanda kematian yang terdapat dalam naskah ini merupakan kepercayaan sebagian masyarakat Bugis Muslim. Dan tanda-tanda tersebut akan terjadi bagi seseorang jika Allah berkehendak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Yuliana, Devi Faizah. "Kandungan al-Fātihah Karya Bahrum Rangkuti (Koherensi al-Fātihah dengan Pancasila)." Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah 1, no. 1 (April 2, 2020): 66–83. http://dx.doi.org/10.32939/ishlah.v1i1.28.

Full text
Abstract:
Tulisan ini mengkaji tentang salah satu karya tafsir Indonesia, yakni buku Kandungan Al-Fatihah yang ditulis oleh Bahrum Rangkuti, salah satu sastrawan Indonesia. Pokok permasalahan yang dikaji adalah: bagaimana penafsiran Rangkuti terhadap surah al-Fatihah yang dikoherensikan dengan Pancasila, bagaimana manhaj, thariqah, lawn, dan uslub tafsirnya. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metodologi penafsiran al-Qur’an dan diintegrasikan dengan pendekatan filologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Rangkuti dalam bukunya menafsirkan surah al-Fatihah dengan visi kebudayaan, lalu menghadapkannya dengan Pancasila. Rangkuti menjelaskan bahwa surah al-Fatihah mengandung lima pokok (ushul), yaitu Allah, Rabb al-‘Alamin, al-Rahman, al-Rahim, dan al-Malik. Dari lima pokok ini, kemudian Rangkuti menjelaskan bahwa di dalamnya juga mengandung penjelasan tentang aspek politik, sosial, ekonomi, lalu mengaitkannya dengan Pancasila. Adapun manhaj yang digunakan dalam karya tersebut adalah dominan ke tafsir bi al-ra’yi di samping juga terdapat beberapa penafsirannya menggunakan tafsir bi al-ma’tsur. Thariqah/ metode tafsirnya adalah tahlili (analisis) dengan lawn/corak adab al-ijtima’i (sosial kemasyarakatan). Sedangkan uslub (sistematika) tafsirnya dimulai dengan penjelasan tentang al-Fatihah, maksud masing-masing ayat, selanjutnya diuraikan kandungan surah al-Fatihah ke dalam bab-bab yang terdapat dalam buku tersebut sampai akhir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography