Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Reprodukcia dat.

Zeitschriftenartikel zum Thema „Reprodukcia dat“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-50 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Reprodukcia dat" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Mansoben, Novita, und Sariana Pangaribuan. „Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Gaya Pacaran Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja“. GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS) 5, Nr. 4 (31.12.2020): 191. http://dx.doi.org/10.33846/ghs5401.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada remaja adalah perilaku menyimpang dari gaya berpacaran. Informasi tentang Dampak gaya berpacaran terhadap kesehatan reproduksi tidak didapat secara spesifik dari orang tua dan guru. Survei kesehatan reproduksi yang dilakukan badan Kesehatan Keluaraga Berencana Nasional, ditemukan bahwa sekitar 92% remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan, ada 82% yang saling berciuman, dan 63% remaja yang berpacaran tidak malu-malu untuk menyentuh bagian tubuh sensitif pasangan mereka. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan gaya pacaran sehat terhadap pengetahuan dan sikap remaja di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode experiment dengan rancangan one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II jurusan IPS di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Jumlah populasi sebanyak 144 orang dari 4 kelas. Jumlah Sampel penelitian in 89 respodnen, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada April 2018. Penelitian menunjukkan perbedaan pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan kesehatan dan perbedaan sikap pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan kesehatan hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai keduanya mempunyai nilai p=0,000 yang berarti α≤ 0,05. Ada pengaruh pengetahuan dan sikap sesudah intervensi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja tentang gaya pacaran sehat di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan puskesmas untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan reproduksi remaja. Kata kunci: kesehatan reproduksi; gaya berpacaran; pengetahuan; sikap
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Ningsih, Eka Sarofah, Ida Susila und Oktavia Dian Safitri. „Upaya Pencegahan Seks Bebas dan Pemahaman Reproduksi Sehat pada Remaja“. Journal of Community Engagement in Health 4, Nr. 2 (04.09.2021): 280–81. http://dx.doi.org/10.30994/jceh.v4i2.169.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Remaja wajib tahu tentang kesehatan reproduksi sehat agar memiliki memiliki infromasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor masalah yang terjadi. Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja yaitu remaja bisa mengetahui pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas. dampak negatif, mengetahui berbagai penyakit pada alat reproduksi serta bisa menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri. Dengan mendapat informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam proses reproduksi sehat. Metode pada pengabdian masyarakat saat ini yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pemberian pemahaman kepada orang tua untuk mengatasi masalah seks bebas pada remaja (2) Upaya pencegahan seks bebas dengan pemahaman pendidikan kesehatan reproduksi serta dampak penyakit yang ditimbulkan (3) Usaha pencegahan dalam menanggulangi problema seksualitas remaja (4) Layanan informasi dalam aplikasi tentang pemahaman reproduksi sehat pada remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Kuswardani, Kuswardani, Handrawan Handrawan und Widhia Kusuma Wardhani. „Hak Reproduksi Perempuan dan Hukum Pidana“. Halu Oleo Law Review 3, Nr. 2 (23.09.2019): 212. http://dx.doi.org/10.33561/holrev.v3i2.8744.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Hak asasi manusia perempuan berbeda dengan hak asasi manusia laki-laki, perbedaan ada pada hak reproduksinya. Hukum pidana sebagai suatu alat yang memberikan perlindungan terhadap pelanggaran hak asasi itu termasuk pelanggaran hak reproduksi perempuan. Makalah ini mengkaji tentang pengaturan hukum pidana terhadap pelanggaran atau kejahatan terhadap hak reproduksi perempuan. Kajian ini menggunakan pendekatan normatif, fokus pembahasan adalah pengaturan undang-undang pidana nasional (KUHP dan UU pidana di luar KUHP) terhadap kejahatan hak reproduksi perempuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengaturan kejahatan terhadap hak reproduksi perempuan ada di KUHP khususnya tentang kejahatan terhadap kesusilaan. UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak dengan beberapa perubahannya, UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh negara pertama, reformulasi tentang pengaturan zina, dan/atau perkosaan. Kedua, perumusan formulasi baru tentang pelecehan seksual agar jelas dan tegas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Paramitha, Ni Putu Dyah Giana, Ni Nyoman Werdi Susari und Luh Gde Sri Surya Heryani. „Morfometri Panjang dan Lingkar Organ Penis dan Skrotum Kerbau Lumpur Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat“. Indonesia Medicus Veterinus 9, Nr. 4 (31.07.2020): 613–21. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.4.613.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Keadaan patologis organ reproduksi dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran pada organ reproduksi. Penis dan skrotum merupakan organ penting dari sistem reproduksi jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri penis dan skrotum pada kerbau lumpur jantan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi reproduksi dan penanganan keadaan patologis pada organ reproduksi kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ penis dan skrotum kerbau lumpur jantan dewasa berumur diatas dua tahun yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data kuantitatif diambil dengan cara melakukan pengukuran lingkar dan panjang penis dan skrotum dengan menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mencari rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman. Hasil penelitian panjang dan lingkar penis yaitu 32,2±7,94 cm dan 7,80±1,11 cm, dengan koefisien keragaman 21,66% dan 14,23%. Sedangkan panjang dan lingkar skrotum yaitu 16,0±1,58 cm dan 28,6±3,20 cm, dengan koefisien keragaman 7,87% dan 11,19%. Terdapat variasi panjang dan lingkar penis dan skrotum pada kerbau lumpur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Sulastri, Eti, und Dyah Puji Astuti. „PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL“. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 16, Nr. 1 (20.06.2020): 93. http://dx.doi.org/10.26753/jikk.v16i1.427.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Latar Belakang: Salah satu masalah utama yang dialami remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. SDKI (2012) yang menyatakan secara nasional terjadi peningkatan angka remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah yaitu sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 %. Hal ini akan berdampak meningkatnya masalah reproduksi remaja misalkan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual (PMS), serta kekerasan seksual. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi exsperimen), dengan pendekatan one group pre test – post test design tanpa kelompok control. Populasi pada penelitian ini adalah 105 remaja, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 56 orang dengan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukan hasil uji Wilcoxon didapatkan p-value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Lukman, Syauqy. „Faktor demografis untuk meningkatkan informasi, edukasi, dan komunikasi kesehatan seksual dan reproduksi“. Jurnal Kajian Komunikasi 9, Nr. 1 (28.06.2021): 66. http://dx.doi.org/10.24198/jkk.v9i1.32722.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Memahami siapa yang kurang berpengetahuan sangat penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi Remaja Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk menegaskan kembali mengenai faktor-faktor demografis yang berhubungan dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Penelitian ini menggunakan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, yang secara khusus melakukan survei kepada perempuan dan laki-laki belum menikah usia 15-24 tahun. Sampel survei diambil dari wawancara terhadap 48.963 rumah tangga, dengan rata-rata usia responden adalah 18,59 tahun. Dengan menggunakan analisis bivariat dan regresi, penelitian ini dapat menunjukkan bukti bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat tinggal memiliki asosiasi dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Remaja perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Remaja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dengan bertambahnya usia responden, cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan seksual yang lebih baik. Terakhir, remaja yang tinggal di perkotaan cenderung lebih berpengetahuan dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Dengan demikian, sangat penting untuk menyempurnakan kebijakan dengan memberikan penekanan praktik komunikasi-informasi-edukasi kesehatan reproduksi dan seksual terhadap remaja laki-laki usia muda yang tinggal di pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, karena merekalah yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi seksual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Septi Handayani. „Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya“. Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan 3, Nr. 1 (16.01.2021): 1–6. http://dx.doi.org/10.37304/jispar.v3i1.625.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tulisan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan remaja dan pemuda tentang kesehatan reproduksi dan hubungannya dengan lingkungan sosial di Palangka Raya. Metode yang digunakan adalah perencanaan partisipatif, pendekatan, dan kegiatan penyuluhan dengan evaluasi pretes dan postes. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 40 orang peserta (10 orang remaja dan 30 orang pemuda). Hasilnya adalah peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, dan kanker serviks. Simpulannya adalah peningkatan pengetahuan pengetahuan remaja dan pemuda tentang kesehatan reproduksi dan hubungannya dengan lingkungan sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Dewi, Siti Utami. „Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja“. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) 2, Nr. 2 (25.07.2018): 92–99. http://dx.doi.org/10.46749/jiko.v2i2.19.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masa remaja adalah masa yang dianggap rawan dalam kehidupan karena merupakan masa peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang penuh gejolak. Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian, lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi, tidak terkecuali organ reproduksi yang rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, penyakit menular seksual, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seksual pranikah terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian intervensi dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design, yaitu meneliti hubungan sebab akibat dalam kelompok intervensi tanpa menggunakan pembanding kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukan adanya efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seksual pranikah terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Hasil uji statistik paired t-test diketahui nilai P = 0,000, artinya penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seskual pranikah efektif secara sangat signifikan terhadap pengetahuan dan sikap remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Radona, Deni, Jojo Subagja und Otong Zenal Arifin. „PERFORMA REPRODUKSI INDUK DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN TOR HASIL PERSILANGAN (Tor soro DAN Tor douronensis) SECARA RESIPROKAL“. Jurnal Riset Akuakultur 10, Nr. 3 (30.09.2015): 335. http://dx.doi.org/10.15578/jra.10.3.2015.335-343.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tor merupakan jenis ikan lokal yang mempunyai nilai ekonomis tinggi tetapi belum banyak dibudidayakan. Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan karakter reproduksi induk dan performa benih Tor soro, Tor douronensis, dan persilangannya secara resiprokal. Performa reproduksi yang diamati meliputi: derajat pembuahan (FR), derajat penetasan (HR), waktu inkubasi telur, durasi penyerapan yolk sack, panjang larva setelah yolk sack habis, dan sintasan. Parameter pertumbuhan diamati meliputi: panjang dan bobot, serta sintasan. Data hasil percobaan dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA), dilanjutkan uji Duncan. Hasil percobaan menunjukkan karakteristik reproduksi dari persilangan FTs x MTd memiliki nilai tertinggi pada FR (96,88±1,67%) dan HR (99,08±1,05%), sedangkan pada persilangan FTd x MTs memiliki nilaisintasan tertinggi (100,00±0,00%). Analisis statistik dari karakter reproduksi hanya FR menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Pertumbuhan panjang benih ikan tidak berbeda nyata dari setiap persilangan (P>0,05), sedangkan bobot tertinggi diperoleh pada persilangan FTs x MTd dengan nilai sebesar 1,66±0,04 mg. Heterosis rata-rata (H) pada karakteristik reproduksi memiliki nilai positif (3,43% pada FR; 1,04% pada HR; dan 1,26% pada sintasan).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Maesaroh, Maesaroh, Eka Kartikawati und Devi Anugrah. „Analisis Penguasaan Konsep dan Sikap Remaja Sekolah Terhadap Kesehatan Reproduksi“. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 5, Nr. 4 (20.04.2020): 121. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i4.1076.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sekitar 60 juta jumlah penduduk di Indonesia berada pada usia muda. Potensi ini sangat menentukkan kemajuan dan karakter bangsa di masa depan. Globalisasi, dapat memberikan dampak positif maupun negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan generasi muda. Salah satu dampak negatif misalnya perilaku seksual menyimpang yang terjadi di berbagai belahan dunia yang kemudian diketahui dan dapat ditiru oleh kalangan muda di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kalangan muda yang merasa tabu membicarakan atau bertanya terkait dengan kesehatan reproduksi. Hal tersebut dapat disebabkan orang tua yang merasa malu, menganggap tidak penting atau tidak secara jelas menjelaskan kesehatan reproduksi kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pemahaman dan pendapat remaja sekolah tentang konsep kesehatan reproduksi. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yaitu 69,9% remaja pelajar telah mengetahui konsep dasar reproduksi pada remaja. Terdapat 30,1% diantara sampel penelitian yang tidak mengetahui konsep dasar reproduksi. Remaja sekolah perempuan secara persentase lebih baik dalam memahami pengetahuan kesehatan reproduksi. Sekitar 1,8-11,5% remaja menyatakan sikap setuju terhadap perilaku seksual pranikah dan penyimpangan seksual. Kata kunci: remaja sekolah, kesehatan reproduksi, perilaku penyimpangan seksual
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Astuti, Nurul Huriah. „Pengetahuan dan Sikap Individu Pranikah tentang Hak Seksual dan Reproduksi dalam Perspektif Islam“. ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat) 3, Nr. 1 (01.06.2018): 14. http://dx.doi.org/10.22236/arkesmas.v3i1.2519.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian pada ayat-ayat Al-Qur’an mendapatkan lebih dari 30 surat (26,3% dari seluruh ayat Al-quran) dan93 ayat (1,5% dari seluruh ayat Al-quran) berbicara tentang hak seksual dan reproduksi.Namun sayangnya,penelitian lebih dalam tentang bagaimana pengetahuan dan sikap individu pranikah terhadap konsep hakseksual dan reproduksi dalam Islam belum pernah dilakukan.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengetahuan dan sikap individu pranikah tentang hak seksual dan reproduksi dalam perspektifIslam. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Alat ukur yangdigunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pengambilan datamelalui wawancara.Subyek penelitianadalah calon pengantin dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang yang berasal dari tiga KUA di Depok,yaitu KUA Beji, KUA Pancoran Mas, dan KUA Cimanggis.Variabel pengetahuan dan sikap yang ditelitimencakup kaidah hubungan seksual, hak pendidikan seksual untuk anak, Keluarga Berencana (KB), haksuami istri untuk mendapatkan kenikmatan seksual, dan reproduksi sosial.Kesimpulannya adalah secaraumum, mayoritas responden sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terkait kaidah hubunganseksual, hanya sebagian kecil dari responden yang pengetahuan dan sikapnya perlu diluruskan.Dengandemikian, diperlukan penguatan tentang konsep kesehatan reproduksi dalam perspektif Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Pati, N. K., A. Gunawan und R. I. Arifiantini. „Pendugaan Pola Genetik dan Fenotipik Sifat Reproduksi Ternak Babi di Provinsi Bali“. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 4, Nr. 2 (30.06.2016): 230–305. http://dx.doi.org/10.29244/jipthp.4.2.300-305.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

Thamrin, M. Husni, Clara Meliyanti Kusharto und Budi Setiawan. „KEBIASAAN MAKAN DAN PENGETAHUAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR)“. Jurnal Gizi dan Pangan 3, Nr. 3 (12.11.2008): 124. http://dx.doi.org/10.25182/jgp.2008.3.3.124-131.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p class="MsoTitle" style="margin: 0cm 13.05pt 6pt 17.85pt; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;"><span style="font-size: 10pt;" lang="en-us" xml:lang="en-us">The aim of this research was to observe food habit and knowledge of reproduction health of female adolescence participant</span><span style="font-size: 10pt;">s</span><span style="font-size: 10pt;" lang="en-us" xml:lang="en-us"> and non participant</span><span style="font-size: 10pt;">s</span><span style="font-size: 10pt;" lang="en-us" xml:lang="en-us"> of Information Centre and Counseling of Adolescence Reproduction Health (PIK-KRR) at SMU 1 Liwa and SMK 1 Liwa. Reproduction readiness in adolescence is influenced by physical readiness which is reflected from nutrition and health status and mental readiness in the form of adolescence perception about reproduction health. This research used cross sectional design. The site of the research is determined using purposive sampling. The SMU 1 Liwa was choosen because this school has PIK-KRR and most of the graduates continue their study to the higher level of education, and SMKN Liwa Lampung Barat was chosen because this school does not have PIK-KRR yet and most of the graduates do not continue their study. Spearman’s Correlation and t-test utilized to know whether there were any difference in each variable in SMU and SMK students. The results of the study show that, SMU female adolescence have better reproduction readiness than SMK female adolescence. Therefore it is important for female adolescence to get correct information about nutrition, and reproduction health through formal or informal ways.</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Kurniasari, Netty Dyah, Iswari Hariastuti und Pardiono Pardiono. „PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI (PERNIKAHAN DINI DAN PERILAKU BERESIKO) DI SAMPANG MADURA“. Jurnal Komunikasi 12, Nr. 1 (09.03.2018): 74–85. http://dx.doi.org/10.21107/ilkom.v12i1.3801.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi. Beberapaindikator yang digunakan untuk mengukur adalah akses informasi remaja tentang kesehatan reproduksi,pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, sikap dan kontrol perilaku yang dihayati. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancaralangsung. Lokasi penelitian di Kabupaten Sampang Madura dengan pertimbangan, angka pernikahandini di Kabupaten tersebut termasuk tertinggi di Jawa Timur.Hasil penelitian menunjukkan bahwapemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi (pernikahan dini dan perilaku beresiko) rendah.Rendahnya pemahaman ini karena adat istiadat setempat, kepatuhan remaja thd orang tua dankurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Kata kunci : kesehatan reproduksi, Madura, Remaja
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

Komariah, Komariah, K. Santoso und C. I. L. Siahaan. „Karakteristik Reproduksi dan Perbedaan Respon Fisiologis Kerbau di Lahan Basah dan Lahan Kering di Kabupaten Serang Banten“. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 7, Nr. 2 (30.06.2019): 67–74. http://dx.doi.org/10.29244/7.2.67-74.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Fitrianis, Nurlaila. „Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja dan Lingkungan Pergaulan terhadap Pernikahan Dini di Desa Samili Tahun 2017“. FONDATIA 2, Nr. 1 (31.03.2018): 109–22. http://dx.doi.org/10.36088/fondatia.v2i1.120.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pernikahan dini adalah pernikahan yang berlangsung pada umur di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun pada wanita ada kurang dari 25 tahun pada pria. Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada saat persalinan dan nifas, melahirkan bayi premature dan berat bayi lahir rendah serta mudah mengalami stress (BKKBN, 2008). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dan lingkungan pergaulan terhadap pernikahan dini di Desa Samili tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan yaitu analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan Total Sampling, dimana semua remaja laki-laki dan perempuan diambil sebagai responden, jumlah responden 33 orang dan alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai pengetahuan kurang dengan pernikahan diniusia > 16 tahun dan usia ≤ 16 tahun sebanyak 24 remaja (72,7%) dengan ρValue= 0,000.Lingkungan pergaulan tidak baik dengan pernikahan dini usia > 16 tahun dan usia ≤ 16 tahun sebanyak 23 remaja (69,7%)dengan ρValue= 0,000. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan dianalisis menggunakan Chi-square test dengan taraf signifikan (a=0.05). Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dan lingkungan pergaulan terhadap pernikahan dini di Desa Samili Tahun 2017.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Putra, Adnyana, Made Kurnia Widiastuti Giri, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni und Made Pasek Suadnyani. „PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN REMAJA TEMAN SEBAYA PEDULI KESEHATAN REPRODUKSI DI DESA SINABUN KECAMATAN SAWAN“. JURNAL WIDYA LAKSANA 5, Nr. 1 (31.01.2017): 42. http://dx.doi.org/10.23887/jwl.v5i1.9106.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Fase remaja merupakan fase yang sangat rentan dan perlu dijaga dengan baik. Pada fase ini salah satu hal yang penting adalah menjaga kesehatan reproduksi. Tingkat pernikahan usia muda di desa Sinabun cukup tinggi. Fakta lainnya adalah ditemukannya kasus Hal ini bertautan dengan berbagai macam faktor seperti pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang kurang, tingkat pendidikan yang rendah, sosial ekonomi yang rendah, dan kurangnya fasilitas yang menunjang aktivitas remaja secara positif di luar sekolah. Masalah yang diintervensi pada program ini adalah kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. Metode yang dipakai adalah pelatihan serta pendampingan remaja teman sebaya yang peduli kesehatan reproduksi. Beberapa media yang diberikan antara lain booklet dan CD berisi materi kesehatan reproduksi. Karya utama program ini adalah pelatihan dan pendampingan. Kekurangan yang dihadapi dalam program ini adalah beberapa peserta kurang aktif terutama dari remaja berusia lebih muda. Pelatihan dan pendampingan yang diberikan terbukti meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi serta kemampuannya dalam konseling mengenai kesehatan reproduksi bagi teman sebayanya. Kegiatan ini memberikan dampak yaitu meningkatnya wawasan dan pemahaman remaja mengenai kesehatan reprdduksi sehingga mereka dapat menjaga kesehatan reproduksinya dengan lebih baik. Kesehatan reproduksi yang dijaga dengan baik ini secaa tidak langsung meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya karena dengan kesehatan reproduksi yang baik memungkinkan individu dapat lebih merencanakan masa depannya menjadi lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
18

Tamim, Imron Hadi. „DINAMIKA DAN REPRODUKSI KEKERASAN PELAJAR DI DENPASAR“. Jurnal Sosiologi Nusantara 1, Nr. 1 (15.02.2019): 68–80. http://dx.doi.org/10.33369/jsn.1.1.68-80.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This research aims to explore the students’ violence, its dynamics and the reproduction of violence. As a young person, the student views that the meaning of personal identity is very important for his/her life to be existing in the social world. The “geng pelajar” is the social group which has contributed to students’ personality. This research was held in four senior high schools in Denpasar. The researh used qualitative approach to inquiry the data. The Senior High School students in SMAN Denpasar, SMAN 2 Denpasar, SMAN 3 Denpasar and SMAN 7 Denpasar have many social groups called “geng”. Then the gangs in those schools influenced the member of gangs. The reproduction of violence occurred in the gangs so that the violence was dynamic not static.Keywords: student‘s violence, gangs, dynamic and reproduction
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
19

Rukmania Rosa, Darwis und Rusni Mato. „HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEBERSIHAN ORGAN LUAR REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI SMAN 2 GOWA“. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 15, Nr. 1 (13.03.2020): 78–82. http://dx.doi.org/10.35892/jikd.v15i1.328.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kesehatan reproduksi adalah keadan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi. Suatu tindakan untuk memelihara kesehatan organ reproduksi bagian luar yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencengah infeksi.Tujuan penelitian ini untuk hubungan pengetahuan dan sikap dengan kebersihan organ reproduksi luar pada remaja putri sman 2 gowa.Penelitian ini menggunakandesain cross sectional pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatakan 80 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square (p<0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan anatara pengetahuan dengan kebersihan organ reproduksi luar (p=0,020), dan adanya hubungan antara sikap dengan kebersihan organ reproduksi luar (p=0,021). Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kebersihan organ reproduksi luar di SMAN 2 GOWA
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
20

Sari, Indriani Prawita, Yana Luthfiyati, Vio Nita und Soepri Tjahjono Moedji Widodo. „PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN SIKAP SEKS PRANIKAH PADA SISWA SMA“. JURNAL SPIRITS 10, Nr. 2 (23.07.2020): 24. http://dx.doi.org/10.30738/spirits.v10i2.8225.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak. Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang semuanya berakar dari kurangnya informasi, pemahaman, dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi masih tabu untuk dibicarakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Sikap Seks Pranikah pada Siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo D.I Yogyakarta. Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini 80 siswa SMA kelas X dan XI. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling. Penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja sebagian besar dalam kategori tinggi 34 responden (42,5%). Sikap remaja terhadap seks pranikah sebagian besar dalam kategori tidak mendukung untuk menjauhi seks pranikah 48 responden (60,0%). Dari hasil analisis bivariat nilai p-value =0,027 (p<0,05) secara statistik berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan sikap seks pranikah pada siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo. Kata Kunci: , Kesehatan Reproduksi Remaja , Pendidikan, Pengetahuan, Sikap Seks Pranikah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
21

Ariyanti, R., N. Ulupi, T. Suryati und R. I. Arifiantini. „Performa Produksi dan Reproduksi Ayam Sentul dengan Konsentrasi IgY Berbeda dalam Serum Darah“. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 5, Nr. 3 (31.10.2017): 89–93. http://dx.doi.org/10.29244/jipthp.5.3.89-93.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
22

Sumaryadi, Mas Yedi, Dadang Mulyadi Saleh, Budi Haryanto, Dedi Herdiansah, Sudrajat Sudrajat und Chotim A. Yasin. „Kajian Aspek Reproduksi dan Estimasi Ekonomi pada Ternak Sapi yang di Inovasi Teknologi Reproduksi“. Jurnal Agripet 10, Nr. 1 (01.04.2010): 1–6. http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v10i1.601.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Study of reproduction and economic estimation aspect in cow which innovated of reproduction technologyABSTRACT. Twenty cows head were used in research to know aspect reproduce and economic estimation in cow which innovated by reproduction technology. All of cows in allocated into two groups at random each 10 heads. The first group come from farmer of co-operation member of Ciamis was used as control without innovated by reproduction technology, that mean the cow was naturally of oestrous and inseminated with frozen semen not a result of separation sex. The second group come from farmer group “lumba-lumba” innovated with oestrous synchronization which was injected prosolvin of 7.5 mg per headl by intramuscular (i.m.) and super ovulated with injected fertagyl of 150 mg per tail by i.m., and then it oestrous was inseminated with frozen semen result of sex separation. Research result indicates that technically there were difference of performance reproduce in cow which is innovated by reproduction technology than control. It concluded that the improvement of reproduction efficiency in cow after innovated by technology of reproduction in term of type of birth in twin and increasing of male sex up to 12 percent. It is in line with the economic estimation of cow which is technological application of reproduction improves generating revenue up to 22.35 percent per month.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
23

Yuliyanik, Yuliyanik. „Pendidikan kesehatan reproduksi terhadap peningkatan pemeliharaan organ kesehatan reproduksi pada siswa tunagrahita dan autisme“. Jurnal Kebidanan 10, Nr. 1 (15.02.2021): 69. http://dx.doi.org/10.26714/jk.10.1.2021.69-74.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pendahuluan: Pendidikan kesehatan khususnya pendidikan kesehatan reproduksi memiliki peran yang sangat penting dalam membantu remaja penyandang disabilitas dalam pemeliharaan kesehatan reproduksinya. Pada remaja dengan disabilitas (tunagrahita dan autisme), mereka kurang tanggap bahkan tidak mengetahui bagaimana menjaga kesehatan reproduksinya terutama kesehatan organ reproduksinya. Remaja dengan disabilitas perlu ketlatenan dalam memberikan informasi tersebut, harus terus menerus dan sesuai dengan pemahaman mereka. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh semua remaja baik itu remaja normal maupun remaja dengan disabilitas. Metode: Jenis penelitian ini dengan observasi pretest-posttest. Teknik yang dipakai total sampling. Analisa data menggunakan SPSS 16 dengan uji Wilcoxon. Hasil: Uji statistik menunjukkan hasil p value = 0,000, nilai tersebut lebih kecil dari nilai taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% atau 0.05, ini berarti bahwa ada pengaruh antara pendidikan kesehatan reproduksi dengan pengetahuan kesehatan organ reproduksi pada siswa tunagrahita dan autisme. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap pengetahuan kesehatan organ reproduksi pada siswa tunagrahita dan autisme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
24

Nurul Azizah, Rafhani Rosyidah und Dwi Nastiti. „MASA REMAJA DAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN AL-HAMDANIYAH“. Jurnal Penamas Adi Buana 4, Nr. 1 (06.07.2020): 1–4. http://dx.doi.org/10.36456/penamas.vol4.no1.a2414.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Berdasarkan hasil survey di Pondok putri pesantren Al-Hamdaniyah meunjukkan seluruh santri putri merupakan kategori remaja, namun dipondok pesantren para santri putri tidak pernah mendapatkan pendidikan dan pengetahuan tentang perkembangan remaja dan kesehatan reproduksi, sehingga para santri belum mengetahui bagaimana perubahan yang dialamai remaja baik secara fisik maupun psikologis, dan tidak dapat mengenali jika terdapat penyakit atau kelianan pada organ reproduksinya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka pada tanggal 10 maret 2020 dilaksanaan workshop dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, yang mengupas tentang perkembangan remaja dan berbagai masalah yang terjadi pada remaja, termasuk antisipasi dan bahaya penggunaan NAPZA, serta bahaya pergaulan bebas remaja. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian edukasi penyuluhan tentang kesehtan reproduksi remaja wanita, mulai dari pengenalan organ reproduksi, perubahan yang terjadi pada organ reproduksi remaja wanita, serta pengenalan kelainan dan masalah kesehatan reproduksi remaja wanita. Hasil kegiatan program kemitraan masyarakat terhadap santri pondok pesantren Al-Hamdaniyah ini sangat penting bagi kelansungan hidup sehat para santri, agar para santri dapat menimba ilmu dengan kondisi yang baik, dan dapat menjalani hidup sehat
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
25

Sari, Tria Puspita, Rusiana Sri Haryanti und Nevia Zulfatunnisa'. „Pengaruh Peer Education Sadari,Breast Examination, Vaginal Examination Dan Gizi Remaja Terhadap Motivasi dan Perilaku Remaja Putri dalam Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi“. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian 17, Nr. 1 (10.12.2019): 46. http://dx.doi.org/10.26576/profesi.354.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pemahaman remaja khususnya remaja putri tentang kesehatan reproduksi merupakan bekal dalam berprilaku sehat, namun tidak semua remaja putri memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Bagi remaja putri kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui antara lain Sadari, breast examination, vaginal examination dan gizi bagi Remaja. Peningkatan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan pendidikan sebaya Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh Peer Education Sadari,Breast Examination, Vaginal Examination Dan Gizi Remaja Terhadap Motivasi dan Perilaku Remaja Putri dalam Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental. Rancangan atau desain penelitian ini one group pretest – posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 30 siswa putri. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat , uji statistic dengan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mempunyai motivasi rendah sebelum peer education yaitu 13 orang (43%) dan setelah dilakukan peer education menunjukkan adanya peninggakatan motivasi yaitu 15 orang (50%). Sedangkan perilaku sebelum dilakukan peer education menunjukkan hasil 15 orang (50%) sama mempunyai perilaku positif dan negatif, setelah dilakukan peer education menunjukkan adanya perubahan perilaku yaitu 18 orang (60%) dalam pemeliharaan kesehatan reproduksi. Hasil uji ststistik Wilcoxon pada variabel motivasi didapatkan nilai p value 0,005(p<0.05) , sedangkan pada variabel perilaku p value sebesar 0,000 (p<0.05), sehingga kesimpulannya adalah menerima H1 atau yang berarti ada perbedaan bermakna antara kelompok pretest dan posttest pada variabel motivasi dan perilaku terhadap tindakan Peer Education Sadari,Breast Examination, Vaginal Examination Dan Gizi Remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
26

Ekasari, Farida. „Pola Komunikasi dan Informasi Kesehatan Reproduksi antara Ayah dan Remaja“. Kesmas: National Public Health Journal 2, Nr. 1 (01.08.2007): 26. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v2i1.281.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang dialami dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis. Para remaja berkeinginan kuat untuk mengetahui berbagai perubahan yang terjadi pada diri mereka. Informasi yang diharapkan berasal dari ayah dan ibu tersebut sampai kini masih rendah. Remaja putri yang berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang tuanya 49%, sedangkan remaja putr hanya 13%. Penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional ini dilakukan di Kecamatan Soreang dan Banjaran, Kabupaten Bandung dengan subyek penelitian adalah ayah yang mempunyai anak remaja benisia 10-19 tahun. Variabel yang diteliti meliputi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi meliputi status pekerjaan ayah, status bekerja ibu, pendidikan ayah, jenis kelamin anak dan pengetahuan kesehatan reproduksi. Faktor pemungkin meliputi waktu kumpul ayah dan anak, pajanan dan media informasi. Faktor penguat meliputi dukungan keluarga dan masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa 51 % responden memperlihatkan pola komunikasi dan pemberian informasi yang kurang. Pada analisis multivariat ditemukan variabel independen yang berhubungan secara bermakna adalah waktu kumpul, dukungan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan basil penelitian ini, dilakukan upaya promosi dan sosialisasi kepada ayah dan masyarakat tentang komunikasi dan pemberian informasi kesehatan reproduksi pada anak remaja. Untuk itu, perlu sosialisasi dan informasi tentang cara komunikasi kesehatan reproduksi yang mengutamakan kualitas bukan kuantitas.Kata kunci: Pola komunikasi dan pemberian informasi, ayah, remajaAbstractAdolescence is a period of transition from childhood to adulthood phase marked by changes occurred in both physical and psychological aspect. Therefore, most adolescents are enthusiastic to know those changes in her/his body. It is believed that addressing information about changes and transition occurred in adolescents should begin from the family, particularly from the father or the mother. However, it seems that it is still far from reality. The figure on parents addressing reproductive health information towards their adolescent is low. Percentage of female adolescent who have discussion on reproductive health issues with their parents is about 49%, while percentage of male adolescent is only 13%. The study is quantitative study using cross-sectional study design. The location of the study is at Soreang and Banjaran sub-districts in June, 2006. Subjects of the study are fathers who have adolescent age 10 to 19 years, and number of sample gathered was 100 respondents. Variables studied are: predisposing factors (occupational status of father and mother, father’s educational level, sex, knowledge on reproductive health); enabling factors (time spend with adolescent, and information media exposures); and reinforcing factors (family and society supports). Data were analyzed by univariate, bivariate (chi’s square test) and multivariate (logistic regression test) analyses. The results of the study showed that 51% respondents have poor communication and information pattern. Independent variables which have significant relationship on communication and information pattern were: time spent with adolescent in working day, and family and society support. Multivariate analysis found that the most dominant factor, after controlled by father’s occupation and time spent with adolescent in the working day, is family and society supports. Based on the study result, it is suggested that efforts on promotion and socialization about the importance of communication and reproductive health information addressed to the adolescent, have to be delivered to the father and the community. It is suggested also to inform that it is not only the quantity of communication and information that matters, but also the quality.Key words: Communication and information patterns, father, adolescent
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
27

Luqyana, Salwa Darin, und Rodiani Moekroni. „DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TERBARU ENDOMETRIOSIS“. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia 7, Nr. 2 (18.03.2020): 67–75. http://dx.doi.org/10.53366/jimki.v7i2.66.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Endometriosis didefinisikan adanya mukosa dengan karakteristik seperti endometrium di luar rongga rahim. Dari teori-teori patogen yang sudah ada (menstruasi retrograde, metaplasia coelomic dan sisa-sisa Mullerian), tidak ada yang menjelaskan jenis endometriosis yang berbeda. Endometriosis tergantung pada estrogen, bermanifestasi pada reproduksi selama bertahun-tahun dan menyebabkan nyeri dan infertilitas. Dismenorea, dispareunia, dyschezia, dan disuria adalah gejala yang paling sering ditemukan. Diagnosis standar dilakukan dengan visualisasi langsung dan pemeriksaan histologis lesi. Nyeri dapat diobati dengan mengeluarkan lesi peritoneum, nodul dalam dan kista ovarium, atau menginduksi penekanan lesi dengan menghilangkan ovulasi dan menstruasi melalui manipulasi hormon dengan progestin, kontrasepsi oral dan agonis hormon pelepas gonadotropin. Terapi medis bersifat simtomatik, bukan cytoreductive; operasi dapat dilakukan jika risiko kekambuhan yang tinggi. Meskipun pengangkatan lesi dianggap sebagai prosedur yang dapat meningkatkan kesuburan, manfaat pada kinerja reproduksi juga menjadi moderate. Teknologi reproduksi berbantuan merupakan alternatif yang valid. Endometriosis dikaitkan dengan peningkatan 50% risiko kanker epitel ovarium, tetapi intervensi preventif layak dilakukan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
28

Putri, Sentya, Yeyen Gumayesti und Deswinda Deswinda. „Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi dengan Tindakan Perawatan Organ Reproduksi di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru“. Jurnal Kesehatan Komunitas 1, Nr. 4 (16.05.2012): 171–75. http://dx.doi.org/10.25311/jkk.vol1.iss4.22.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Perawatan organ reproduksi wanita diperlukan untuk menghindari beberapa permasalahan organ reproduksi seperti iritasi, infeksi, alergi dan karsinoma. Survei awal yang dilakukan peneliti dari pada 20 orang mahasiswi menunjukkan pengetahuan mereka cukup baik, tetapi masih ada 25% mahasiswi yang tidak melakukan perawatan organ reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswi dengan tindakan perawatan organ reproduksi di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru. Jenis penelitian kuantitatif analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh mahasiswi tingkat I di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru. Seluruh populasi dijadikan sebagai sampel dengan besar sampel adalah 100 orang mahasiswi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi mempunyai pengetahuan baik sebanyak 86 orang (86%) dan mempunyai sikap positif sebanyak 59 orang (59%), serta sebagian responden melakukan tindakan perawatan organ reproduksi sebanyak 52 orang (52%). Hasil uji chi-square pengetahuan dan sikap dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan p value yang sama yaitu p = 0,006. Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan OR 8,33 (95% CI : 1,75-39,54) dan ada hubungan signifikan antara sikap dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan OR = 3,49 (95% CI : 1,51-8,06). Saran penelitian ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian pada remaja awal dengan jenis penelitian dan variabel yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
29

Putri, Sentya, Yeyen Gumayesti und Deswinda Deswinda. „Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi dengan Tindakan Perawatan Organ Reproduksi di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru“. Jurnal Kesehatan Komunitas 1, Nr. 4 (16.05.2012): 171–75. http://dx.doi.org/10.25311/keskom.vol1.iss4.22.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Perawatan organ reproduksi wanita diperlukan untuk menghindari beberapa permasalahan organ reproduksi seperti iritasi, infeksi, alergi dan karsinoma. Survei awal yang dilakukan peneliti dari pada 20 orang mahasiswi menunjukkan pengetahuan mereka cukup baik, tetapi masih ada 25% mahasiswi yang tidak melakukan perawatan organ reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswi dengan tindakan perawatan organ reproduksi di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru. Jenis penelitian kuantitatif analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh mahasiswi tingkat I di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru. Seluruh populasi dijadikan sebagai sampel dengan besar sampel adalah 100 orang mahasiswi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi mempunyai pengetahuan baik sebanyak 86 orang (86%) dan mempunyai sikap positif sebanyak 59 orang (59%), serta sebagian responden melakukan tindakan perawatan organ reproduksi sebanyak 52 orang (52%). Hasil uji chi-square pengetahuan dan sikap dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan p value yang sama yaitu p = 0,006. Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan OR 8,33 (95% CI : 1,75-39,54) dan ada hubungan signifikan antara sikap dengan tindakan perawatan organ reproduksi dengan OR = 3,49 (95% CI : 1,51-8,06). Saran penelitian ini diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian pada remaja awal dengan jenis penelitian dan variabel yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
30

Susiana, Sali. „Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Kesehatan Reproduksi (Studi di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat)“. Jurnal Aspirasi 7, Nr. 1 (21.09.2018): 1–16. http://dx.doi.org/10.22212/aspirasi.v7i1.1084.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi menyatakan pelayanan kesehatan reproduksi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan kesehatan reproduksi. Hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif menunjukkan, kebijakan pemerintah daerah terkait dengan penyelenggaraan kesehatan reproduksi perempuan di dua daerah yang diteliti cukup baik. Terkait dengan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi di daerah, kedua provinsi telah melaksanakan beberapa hal yang diatur dalam PP tersebut, terutama yang terkait dengan penyelenggaraan kesehatan reproduksi remaja dan terkait upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Di Provinsi Jateng, tingginya AKI telah menjadi salah satu fokus dalam RPJMD Tahun 2013–2018. Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI antara lain dengan melaksanakan Program Desa Siaga Aktif, Program Rumah Tinggal Kelahiran, dan Rumah Singgah untuk ibu hamil. Ada pun di Provinsi Kalbar terdapat Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Reproduksi. Terkait hambatan dalam penyelenggaraan kesehatan reproduksi, di Provinsi Jateng pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak masih terhambat oleh belum terpenuhinya prasarana dan sarana serta belum meratanya pendayagunaan dan kompetensi tenaga kesehatan. Demikian pula dengan Provinsi Kalbar. Selain pelayanan kesehatan belum optimal, tingginya angka pernikahan dini menjadi salah satu masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan kesehatan reproduksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
31

Rahmiaty, Siti Adlina, und Yasraf Amir Piliang. „Peran Narasi Pada Film “Dua Garis Biru” Dalam Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas“. Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual 13, Nr. 2 (22.12.2020): 15–24. http://dx.doi.org/10.31937/ultimart.v13i2.1832.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sebuah film mempunya fungsi sebagai media edukasi dan pengajaran tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Di Indonesia, kesehatan reproduksi dan seksualitas masih dianggap tabu. Salah satu solusi untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan reproduksi dan seksualitas melalui film. Tentunya pembuatan narasi dalam film sebagai media pembelajaran haruslah dibuat dengan tepat agar bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti memilih film “Dua Garis Biru” sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian ini ialah ingin mengetahui bagaimana peran narasi dalam film “Dua Garis Biru” dapat ditelaah melalui unsur narasi. Serta interpretasi sekelompok remaja pada peran narasi dalam film “Dua Garis Biru” terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual dan teori studi film. Hasil penelitian menunjukkan beragamnya interpretasi responden remaja pada narasi dari tiap sekuens dalam film “Dua Garis Biru” yang ada kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
32

Rasad, Siti Darodjah, Nurcholidah Solihati, Rini Widyastuti, Kikin Winangun, Toha Toha und Fahmy Avicenna. „Teknik Sinkronisasi Estrus dan IB pada Peternak Kambing dan Domba“. Media Kontak Tani Ternak 2, Nr. 1 (12.02.2020): 1. http://dx.doi.org/10.24198/mktt.v2i1.24579.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pengabdian Kepada Masyarakat telah dilaksanakan di Kelompok Peternak Kambing dan Domba Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Agribisnis As-Salam dengan tujuan: 1) Introduksi teknik Sinkronisasi Estrus dan Inseminasi Buatan pada ternak kambing dan domba 2) Menganalisis tingkat pengetahuan dan pemahaman peternak tentang Sinkronisasi Estrus (SE) dan Insemimasi Buatan (IB) 3) Penyuluhan tatalaksana repoduksi dan penanggulangan penyakit pada kambing. Pendekatan yang digunakan dalam pembinaan terhadap peternak kambing dan domba adalah melakukan pengarahan dan bimbingan pada peternak kambing dan domba tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai manajemen pemeliharaan kambing dan domba, sinkronisasi estrus dan Inseminasi Buatan, maka metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan demonstrasi. Kesimpulan menunjukkan: 1) Manajemen pemeliharaan tenak kambing/domba pada kelompok tersebut masih taraf peternakan rakyat yang konvensional dengan kendala yang umum adalah ketersediaan dan cara pemberian pakan, serta manajemen reproduksi yang belum terarah terutama manajemen reproduksi. 2) Tingkat pemahaman peternak tentang teknologi sinkronisasi estrus (SE) dan Inseminasi buatan (IB) masih rendah, namun setelah dilakukan penyuluhan dan pengaraahan, terjadi peningkatan dan perbaikan wawasan teknologi reproduksi dan Inseminasi Buatan pada peternak kambing/domba anggota Kelompok Peternak P4S As-Salam. Sebagian besar peserta penyuluhan tertarik untuk memiliki ketrampilan melakukan teknik SE dan IB pada kambing/domba. 3) Tingkat keberhasilan IB belum dapat diketahui, dan 4) Faktor yang mendukung kelancaran program kegiatan antara lain respon yang tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
33

Dewi, Mustika, Mega Ulfah, Fatmawati Fatmawati, Ningrum Paramita Sari, Nur Aini Retno Hastuti, Rahmadian Hanifa Rizani, Purwarani Febria Damayanti und Rahmawati Nurul Fadilah. „Pembentukan dan Pembinaan Kelas Remaja Sehat di Pondok Pesantren“. JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) 2, Nr. 2 (19.10.2018): 215. http://dx.doi.org/10.30595/jppm.v2i2.2030.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sekolah merupakan wahana pendidikan yang tepat untuk melakukan promosi kesehatan reproduksi remaja, dalam rangka mendukung program pemerintah yang bertajuk pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR). Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri Malang merupakan salah satu sekolah yang berbasis pesantren yang mendidik remaja putri usia 12-18 tahun. Remaja merupakan masa pencarian identitas diri, yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.Informasi yang berimbang sangat dibutuhkan remaja dalam menjalani masa pertumbuhan dan perkembangan, khususnya terkait kesehatan reproduksi.Teknologi informasi memberikan kontribusi pada tahap perkembangan ini, sehingga memiliki dampak positif maupun negatif.Tujuan kegiatan ini adalah (1) Meningkatkan pengatahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, (2) Pembentukankelas remaja sehat, dan (3) Membuat program kerja kelas remaja.Sasaran pembentukan kelas remaja adalah remaja putri (santri) yang berjumlah 10 orang yang disebut denganvolunteeratau kader kesehatan remaja.Metode kegiatan berupa branstroming, focus group discussion dan ceramah. Kegiatan ini dilakukan sebanyak5 (lima) kali kegiatan yang membahas dan mendiskusikan tentang kesehatan reproduksi.Voluneteer diharapkan dapat memandu teman-temannya dalam memperoleh informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Terdapat peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebanyak 25.6% setelah dilakukan pembinanaan kelas remaja.Untuk keberlanjutan kelas remaja, maka dibuat program kerja kelas remaja sehat di pondok pesantren, dengan kegiatan berkala mingguan, bulanan dan tahunan. Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh volunteer di bawah binaan guru atau ustadzah Pembina kelas remaja sehat di pondok pesantren.Kata kunci : Kelas Remaja. Remaja. Kesehatan Reproduksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
34

Nuraisyah, Fatma, Ratu Matahari, Khoiriyah Isni und Fitriana Putri Utami. „Pengaruh Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Pengetahuan dan Sikap Orang Tua“. Jurnal Ilmiah Kesehatan 20, Nr. 1 (02.03.2021): 34–39. http://dx.doi.org/10.33221/jikes.v20i1.869.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Salah satu permasalahan remaja adalah kesehatan reproduksi. Namun hal tersebut masih dianggap tabu dibicarakan antara orang tua dengan remaja. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dengan remaja diharapkan adanya ruang diskusi tentang dampak positif dan negatif terkait kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelatihan komunikasi terkait kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap orang tua. Penelitian eksperimental dengan desain quasi experiment. Sedangkan bentuk rancangan pra-eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan One Group Pretest-Posttest. Sampel penelitian berjumlah 23 responden yang merupakan ibu pengurus Bina Keluarga Remaja yang memiliki anak usia remaja di Dusun Mertosanan Kulon, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Bantul, yang diambil menggunakan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner pre-post test. Data dianalisis dengan uji t berpasangan. Hampir sebagian besar responden termasuk dalam kategori usia dewasa akhir yaitu 36-45 tahun (65%). Hasil uji t berpasangan menyatakan terdapat pengaruh pelatihan komunikasi terkait kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap orang tua (p-value=0,01). Terdapat perbedaan rerata skor responden sebelum dan setelah diberikan pelatihan komunikasi kesehatan reproduksi remaja. Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap orang tua setelah diberikan pelatihan komunikasi mengenai kesehatan reproduksi remaja. Seyogyanya orang tua harus mengikuti perkembangan zaman sehingga mampu menjadi tempat berdiskusi yang nyaman pada remaja. Menyaring informasi kesehatan berdasarkan kebenaran dan menyaring pergaulan sangat penting dilakukan oleh remaja, terlebih di era digital. Sementara itu, pemerintah dapat mengembangkan sistem layanan kesehatan remaja yang dapat diakses secara online oleh remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
35

Sembada, Pria, Irsan Ramadhan, Muhammad Rizky Fanidhia Raihan, Aldi Mugniawan und M. Rifky Ramdani Hendrawan. „PERFORMA PRODUKSI DAN REPRODUKSI SAPI PERAH DI UPTD BPPIP-TSP BUNIKASIH“. Jurnal Sains Terapan 10, Nr. 2 (31.07.2021): 70–82. http://dx.doi.org/10.29244/jstsv.10.2.70-82.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Peternakan sapi perah di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan dikembangkan. Meskipun demikian, peternakan sapi perah di Indonesia menghadapi berbagai tantangan terutama dalam meningkatkan performa reproduksi dan produksi. Peran penting unit pelaksana teknis perlu diperkuat untuk dapat berkontribusi dalam meningkatkan performa peternakan di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengidentifikasi profil performa reproduksi dan produksi serta faktor-faktor yang berkaitan dengan performa di BPPIB-TSP Bunikasih. Penelitian dilakukan di BPPIB-TSP Bunikasih dari 13 Januari hingga 3 April 2020 dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder, antara lain data populasi, pemberian pakan, produksi (kualitas dan kuantitas), dan reproduksi. Data-data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi dan produksi di lokasi penelitian ini masih perlu ditingkatkan. Beberapa peubah sudah sesuai dengan yang telah ditargetkan, namun beberapa peubah masih perlu ditingkatkan seperti jarak partus ke IB I, conception rate, days open dan calving interval. Faktor-faktor penting yang berkaitan untuk meningkatkan performa antara lain pemberian pakan (kuantitas, kualitas, dan imbangan), manajemen pemeliharaan, kesehatan ternak, dan aspek teknis lainnya. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya perbaikan faktor-faktor tersebut dalam rangka meningkatkan performa reproduksi dan produksi sapi perah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
36

Titisari, Nurina, Aulia Firmawati, Ahmad Fauzi, Made Ayu, Ida Masnur und Iwan Kurniawan. „REPRODUCTIVE CYCLE OF FEMALE JAVAN LANGUR (TRACHYPITHECUS AURATUS) BASED ON ESTROGEN AND LUTEINIZING HORMONE LEVELS“. Jurnal Veteriner 22, Nr. 1 (31.03.2021): 41–48. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2021.22.1.41.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Currently, the information about Javan langurs female reproductive cycle in both cycle length and hormonal patterns is still widely unknown. Meanwhile, this information can be used as a guide in determining the fertile period of Javan langurs to conduct mating with higher pregnancy rate. The purpose of this study was to determine the reproductive cycle of adult female Javan langurs based on estrogen and luteinizing hormone (LH) levels. The experimental animals was originated from Coban Talun forest in Batu, which was undergoing a rehabilitation program. Feces samples of two female Javan langurs were taken for 40 days. Examination of estrogen and LH hormone levels in the feces was carried out by the enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method and then analyzed descriptively. The results showed that fluctuations in the graphs of the hormones estrogen and LH appeared on days 8 to 16 and days 30 to 40 which showed the existence of two reproductive cycles. Whereas younger langur showed a pattern of hormonal fluctuations that are less regular, making identification of the reproductive cycle difficult. Based from the results, we concluded that the reproductive cycle of female Javan langur was estimated about 24 days with a hormonal pattern consisting of the follicular phase, the ovulation period and the luteal phase.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
37

ZA, Raudhatun Nuzul, und Rahmayani Rahmayani. „Pengaruh Umur dan Sumber Informasi Remaja Putri terhadap Kesehatan Alat Reproduksi di Desa Atong Kecamatan Montasik Aceh Besar“. JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE 2, Nr. 2 (04.04.2019): 126. http://dx.doi.org/10.33143/jhtm.v2i2.245.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, jumlah remaja putri di Desa Atong tahun 2015 ada 135 remaja yang terbagi ke dalam 43 remaja awal, 42 remaja tengah, dan 50 remaja akhir, kemudian penulis mewawancarai 8 remaja putri, ada 2 remaja yang mengetahui sedikit memahami bagaimanacaranya menjaga kesehatan alat reproduksi, sedangkan 6 remaja orang lainnya tidak memahami tentang kesehatan reproduksi karena usia remaja nya yang masih muda dan juga informasi tentang kesehatan reproduksi jarang didapatkan. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross cectional. Populasi adalah remaja dengan total sampel 56 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kemudian diuji statistik mengunakan Chi-quare, Ho ditolak jika P value> 0,05 dan Ha diterima jika P value <0,05. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dari keseluruhan 40 remaja awal/tengah sebagian besar yaitu 34 orang (87,5%) kurang kesehatan alat reproduksi dengan nilai P value 0,000, serta dari 44 responden yang tidak pernah mendapatkan informasi sebagian besar kurang kesehatan alat reproduksi sebanyak 39 orang (88,6%) dengan nilai P value 0,031. Ada pengaruh umur dan sumber informasi remaja putri terhadap kesehatan alat reproduksi. Untuk itu diharapkan remaja putri bias mengerti bagaimana cara menjaga kesehatan alat reproduksi dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga alat reproduksi remaja terhindar dari berbagai macam penyakit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
38

Irawan, Andi Muh asrul, Zakia Umami und Lusi Anindia Rahmawati. „PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI“. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia 2, Nr. 2 (17.07.2020): 46. http://dx.doi.org/10.36722/jpm.v2i2.369.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p><strong>Abstrak</strong></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: -.25pt; text-align: justify;"><em><span lang="EN-ID">Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan secara dinamis dan pesat, baik fisik, psikologis, intelektual, sosial, tingkah laku, seksual yang dikaitkan dengan pubertas. Masa remaja merupakan peralihan dari masa remaja ke dewasa. Pertambahan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual. Pentingnya pengetahuan tentang status gizi serta masalah masalah kesehatan reproduksi pada remaja untuk dapat mencegah masalah yang mungkin timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan mereka.Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan cara mengukur status gizi remaja, pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja diukur menggunakan desain one group pre-post-test. Siswa diberikan pertanyaan yang mengukur pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi.Skor Rata-rata pengetahuan siswa sebelum diintervensi dengan Pendidikan gizi sebesar 5,06±1,83, setelah dilakukan intervensi Pendidikan gizi, skor rata-rata siswa meningkat sebesar 8,22±1,22, hal ini menunjukan terjadi peningkatan pengetahun siswa tentang gizi dan kesehatan reproduksi.</span></em></p><p> </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: -.25pt; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-ID">Kata kunci :<em>Remaja, Pendidikan Gizi Pengetahuan, Reproduksi</em></span></strong></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: -.25pt; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-ID"><em><br /></em></span></strong></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: -.25pt; text-align: justify;"><strong><span lang="EN-ID"><em>Abstract</em></span></strong></p><p><em>Adolescence is a period of dynamic and rapid growth, including physical, psychological, intellectual, social, behavioral, sexual relations with puberty. Adolescence is a transition from adolescence to adulthood. Weight gain and height follow the development of sexual maturity. The importance of knowledge about nutritional status and reproductive health issues in adolescents to be able to prevent problems that may arise due to the lack of knowledge of adolescents about their health. Community development was to increase the knowledge of adolescents. This method of implementing community development was how to measure the nutritional status of adolescents, providing material on adolescent reproductive health, adolescent knowledge was measured using a one group pre-post-test design. The mean of students' knowledge score before intervention with Nutrition Education was 5,06 ± 1,83, after nutrition education interventions, the mean of student knowledge score increased by 8,22 ± 1,22, it showed that the knowledge of students about nutrition and reproductive health was increased. </em></p><p><strong>Keywords: <em>Adolescence, Nutrition Education, Knowledge, Reproduction</em></strong></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
39

Anwar, Chairanisa, Eva Rosdiana, Ulfa Husna Dhirah und Marniati Marniati. „Hubungan Pengetahuan dan Peran Keluarga dengan Perilaku Remaja Putri dalam Menjaga Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar“. JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE 6, Nr. 1 (28.04.2020): 393. http://dx.doi.org/10.33143/jhtm.v6i1.866.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
AbstrakKesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Fenomena popularitas kesehatan reproduksi remaja putri lebih banyak di bahas dan di teliti, sedangkan kesehatan reproduksi remaja pria kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan remaja itu sendiri. Minimnya pengetahuan mengenai proses-proses reproduksi, pentingnya menjaga kebersihan alat reproduksi, dan dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab menyebabkan sebagian remaja mengalami masalah-masalah seperti remaja kurang menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksinyaTujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kesehatan reproduksi di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar tahun 2020. Jenis penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengumpulan data telah dilaksanakan tanggal 24 Februari 2020 di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar. Jumlah populasi seluruh remaja putri kelas VII sampai IX di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar sebanyak 48 orang.Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan pengambilan data dengan cara wawancara. Analisis data meggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat pengetahuan (p=0.008), peran keluarga (p=0.023). Kesimpulan ada pengaruh pengetahuan dan peran keluarga dengan perilaku remaja menjaga kesehatan reproduksi. Diharapkan kepada orangtua agar dapat melakukan peranannya dalam upaya perlindungan kesehatan reproduksi kepada anaknya dengan cara mengenalkan kesehatan reproduksi mulai dari kecil serta menanamkan nilai budi pekerti, sehingga anak dapat menunjukkan perilaku yang baikdalam pergaulan di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kata Kunci : Perilaku menjaga kesehatan reproduksi, pengetahuan, peran keluarga
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
40

Oktaviani, Rafika Elsa, Zarkasih Zarkasih und Rian Vebrianto. „Pemahaman Konsep Guru dan Calon Guru tentang Integrasi Sains-Islam pada Materi Reproduksi pada Tumbuhan“. Jurnal Basicedu 4, Nr. 1 (26.02.2020): 210–20. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.313.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penguasaan konsep merupakan bagian yang sangat penting yang harus dimiliki oleh guru dan calon guru ketika mempelajari sains. Salah satu materi IPA adalah reproduksi pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep Integrasi (Sains-Islam) reproduksi tumbuhan pada Guru dan calon guru. Harapannya dengan adanya integrasi tersebut memudahkan siswa untuk menambah wawasan serta munculnya keyakinan ilahiyyah. Sehingga telihat jelas bahwa ilmu-ilmu sains dengan ilmu agama saling melengkapi. Jenis penelitian ini adalah survey Subyek dalam penelitian ini adalah guru SD dan mahasiswa semester II TA 2018/2019 yang berjumlah 30 responden. Penelitian ini menggunakan angket skala likert. Nilai rata-rata hasil quesioner secara keseluruhan yaitu 3,7, sebesar 73,4 %, pemahaman konsep guru dan calon guru pada konsep sains-islam reproduksi pada tumbuhan kategorinya tinggi. hasil perhitungan akhir rata-rata pemahaman konsep setelah diberikan pernyataan dalam bentuk angket pemahaman konsep sains reproduksi pada tumbuhan sebesar 74,9% dengan kategori tinggi. Sedangkan pemahaman konsep Islamnya sebesar 69% dengan kategori sedang. Secara umum persentase pemahaman guru dan calon guru pada konsep sains lebih besar (74,9%) dari pada konsep islam (69%). Sehingga dapat diketahui pemahaman guru dan calon guru tentang konsep reproduksi tumbuhan secara sains lebih baik dari pada konsep reproduksi tumbuhan secara islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
41

Pustikasari, Atikah, Lia Fitriyanti und Dwinara Febrianti. „Peningkatan pengetahuan remaja melalui penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok dan kesehatan reproduksi serta pemeriksaan kesehatan pada anak sekolah di SMPN 20 Batu Ampar- Jakarta“. Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin 2, Nr. 2 (30.09.2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.37012/jpkmht.v2i2.215.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak Remaja adalah penduduk dalam rentang 10 -19 tahun, menurut peraturan menteri kesehatan Nomer 25 tahun 2014. remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun (BKKBN, 2014). siswa/siswi SMPN 20 Batu Ampar adalah individu dengan kategori masa remaja awal dengan usia rata rata 13 sampai 16 tahun, baik pria maupun wanita, Yang perlu diberikan pelayanan kesehatan reproduksi oleh petugas kesehatan tujuan meningatkan penegetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi. SMPN 20 Batu Ampar sudah mempunyai kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah , kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan program Puskesmas seperti pemeriksaan skreening kesehatan, imunisasi. Tetapi untuk kegiatan kesehatan reproduksi belum secara efektif dilaksanakan, saat para remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan aktif organ reproduksi,, masih kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi, rendahnya kesadaran terhadap kesehatan reproduksi dan bahaya merokok. Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah : Melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum,terkait dampak merokok, mengkaji tingkat pengetahuan siswa/siswi terhadap kesehatan reproduksi dan melakukan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi dan bahaya merokok . Hasil pemeriksaan kesehatan diperoleh bahwa adanya siswa laki-laki yang mempunyai prilaku merokok, IMT kategori kurus 31 % dan hanya 32 % yang tahu tentang kesehatan reproduksi.Dengan dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan bahaya merokok dan kesehatan reproduksi terjadi peningkatan pengetahuan dari 32% menjadi rata-rata 65 % Penyuluhan kesehatan yang dilakukan sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa/siswi SMPN 20 terhadap bahaya merokok dan kesehatan reproduksi RemajaKata kunci: penyuluhan, bahaya merokok, kesehatan reproduksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
42

Ulfah, Nof Pebry, Rahmawati Darusyamsu, Muhyiatul Fadilah und Elsa Yuniarti. „PENGARUH BAHAN AJAR PROMOTIF DAN PREVENTIF KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MENGGUNAKAN PBL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA SMA“. Jurnal Ilmiah Edukasia 1, Nr. 1 (20.01.2021): 51–60. http://dx.doi.org/10.26877/jie.v1i1.7964.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi rata-rata masih rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik adalah dengan menerapkan penggunaan materi pembelajaran yang mempromosikan dan mencegah kesehatan reproduksi remaja dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buku ajar Promosi dan Preventif Kesehatan Reproduksi Remaja(PPKRR) yang dikembangkan oleh Januarisyah (2018) terhadap kompetensi pengetahuan siswa SMA. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMAN 8 Padang, Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, menghasilkan 2 kelas sampel XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol dan kelas esperimen. Yang dilibatkan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar materi sistem reproduksi manusia terintegrasi pengetahuan PPKRR. Analisis data menggunakan uji perbedaan rata-rata, Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada peserta didik kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi sistem reproduksi yang dikemas dalam bentuk Buku Ajar PPKRR melalui penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh positif terhadap kompetensi pengetahuan peserta didik pada materi Sistem Reproduksi Manusia di SMAN 8 Padang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
43

Nurhayati, Nung Ati. „Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Tinjauan Yuridis Perkawinan Usia Dini“. Jurnal Health Sains 2, Nr. 2 (25.02.2021): 224–34. http://dx.doi.org/10.46799/jhs.v2i2.121.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masa remaja merupakan masa tersulit yang harus dilalui setiap individu yang akan menentukan fase-fase perkembangan kehidupan selanjutnya. Masalah utama dalam kehidupan remaja adalah masalah kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan kehidupan seksualitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah terutama terkait dengan perilaku seks bebas. Rendahnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi berdampak pada kurangnya pemahaman tentang perkawinan usia dini yang sampai saat ini masih menduduki angka yang cukup tinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menkaji bagaimana pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi dan bagaiman tinjauan yuridis perkawinan usia dini dilihat darai Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Tinjauan menggunakan sistematik review mengikuti Panduan Pilihan untuk ulasan Sytematic Review dan Meta Analyses (PRISMA) dengan menggunakan flowchart berdasarkan daftar periksa PRISMA 2009. Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja menimbulkan dampak seperti meningkatnya angka perkawinan usia dini. Akibat yuridis dari perkawinan di bawah usia, tidak tampak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 sebagai perubahan Undang-Undang Nomor tahun 1974 secara jelas, tetapi timbul akibat yuridis lain, yaitu terjadi penelantaran dalam rumah tangga yang bisa dikenai ancaman pidana sesuai UndangUndang Nomor 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, jika terjadi perceraian akan timbul akibat hukum terlantarnya anak sehingga terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
44

Alfarizan, Reyhan, und Mieke Marindawati. „Hubungan antara Perempuan Usia Reproduksi dengan Kejadian Leiomioma Uteri dan Adenomiosis Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017-2019“. Muhammadiyah Journal of Midwifery 1, Nr. 1 (23.06.2020): 19. http://dx.doi.org/10.24853/myjm.1.1.19-24.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Latar Belakang: Pendarahan uterus abnormal (PUA) mempengaruhi 10% - 30% wanita usia reproduksi dan 50% wanita perimenopause. Penyebab tersering PUA adalah leiomioma uteri dan adenomiosis uteri. Prevalensi adenomiosis uteri bersamaan dengan leiomioma uteri telah dilaporkan dalam literatur adalah 15%-57%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara perempuan usia reproduksi dengan kejadian leiomioma uteri dan adenomiosis uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat tahun 2017-2019. Metode: jenis penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan retrospective cross sectional menggunakan rekam medis. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat pada bulan November–Desember 2019. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square menggunakan SPSS Ver.25. Hasil: dari 153 rekam medis, didapatkan leiomioma uteri 77 kasus (50,4%) , yaitu usia reproduksi 76 kasus (49,7%) dan usia tidak reproduksi 1 kasus (0,7%). Untuk diagnosis adenomiosis uteri 37 kasus (24,1%), yaitu usia reproduksi 27 kasus (17,6%) dan usia tidak reproduksi 10 kasus (6,5%). Dan untuk diagnosis leiomioma uteri dan adenomiosis uteri 39 kasus (25,5%), usia reproduksi 28 kasus (18,3%) dan usia tidak reproduksi 11 kasus (7,2%). Variabel usia berhubungan dengan kejadian leiomioma dan adenomiosis p-value = 0,000. Kesimpulan: ada hubungan antara perempuan usia reproduksi dengan kejadian leiomioma dan adenomiosis uteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
45

Dwi Ertiana. „Usia dan Paritas Ibu dengan Insidence dan Derajat Bayi Baru Lahir (BBLR)“. EMBRIO 12, Nr. 2 (30.11.2020): 66–78. http://dx.doi.org/10.36456/embrio.v12i2.2523.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kehamilan usia < 20 tahun dan > 35 tahun dengan paritas grandemulti dapat menyebabkan terjadinya BBLR. Usia dan paritas bukanlah penyebab utama dari BBLR, namun BBLR dipengaruhi oleh banyak faktor. Ibu yang berparitas tinggi dapat mengalami gangguan pada organ reproduksi khususnya pada alat kandungannya serta adanya gangguan pada pembuluh darahnya. Maka dari itu hendaknya seseorang merencanakan kehamilan pada usia reproduksi sehat yaitu usia 20 - 35 tahun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah-masalah pada saat kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu dengan insidence dan derajat BBLR di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data rekam medik. Populasi 2399 dengan menggunakan teknik simple random sampling dan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Diperoleh sampel sebanyak 96, sampel diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus besar sampel Nursalam. Uji statistik spearman rank dengan nilai ἀ 0,05. Hasilnya usia berisiko yaitu 31,3%, paritas berisiko yaitu 50%, sedangkan derajat BBLR yaitu 20,8%. Hasil analisis penelitian antara usia dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,000 < 0,05) r =0,440), paritas dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,020 < 0,05) r =0,236. Usia < 20 tahun dapat menyebabkan BBLR dikarenakan ibu hamil usia < 20 tahun rahim dan panggulnya sering kali pertumbuhanya belum maksimal. Sedangkan yang berusia > 35 tahun ada perubahan jaringan organ reproduksi dan kelenturan jalan lahir. Paritas dapat menyebabkan terjadinya BBLR dikarena paritas yang tinggi mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah uterus sehingga mengganggu aliran nutrisi ke janin yang menyebabkan terjadinya BBLR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
46

Nasution, Iqbal Pahlevi Adeputra, und Binsyah Sari Indah Gajah Manik. „Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMK Negeri 8 Medan“. SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal 2, Nr. 1 (28.08.2020): 38–43. http://dx.doi.org/10.32734/scripta.v2i1.3424.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Background: Reproductive health is one of the most important things for human life, which includes a complete physical, mental, social welfare condition in all matters relating to the function and role of the reproductive system. Reproductive health education should be given since adolescence, because adolescence is a phase towards more mature reproduction. Adolescent problems related to reproductive health, often stem from a lack of information, understanding and awareness to achieve reproductive health. Objectives: This study aims to determine the level of knowledge, attitudes and behavior of adolescents about reproductive health at SMK Negeri 8 Medan. Methods: This study was a descriptive study with a cross sectional design. The research data is primary data, namely by filling out a questionnaire. The sample of this research is 96 people. The sample technique is stratified random sampling. Data were analyzed using the SPSS computer program using descriptive statistical tests and displaying the results in distribution and frequency tables. Results: Knowledge level of adolescents in SMK Negeri 8 Medan is good (59.4%), attitude level is good (80.2%) and behavior level is good (99%). Conclusion: The level of knowledge, attitudes and behavior of adolescents about health reproduction at SMK Negeri 8 is classified as good. Keywords: adolescent, attitude, behavior, knowledge, reproductive health Latar Belakang: Kesehatan reproduksi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia yaitu mencakup keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari sistem reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi sebaiknya diberikan sejak remaja, karena remaja merupakan fase menuju reproduksi yang lebih matang. Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi di SMK Negeri 8 Medan. Metode: Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain cross sectional. Data penelitian adalah data primer yaitu dengan pengisian kuesioner. Sampel penelitian ini berjumlah 96 orang. Teknik sampel adalah stratified random sampling. Data dianalisis menggunakan program komputer SPSS menggunakan uji statistik deskriptif dan menampilkan hasil dalam tabel distribusi dan frekuensi. Hasil: Tingkat pengetahuan remaja SMK Negeri 8 Medan tergolong baik (59,4%), tingkat sikap tergolong baik (80,2%), dan tingkat perilaku tergolong baik (99%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi di SMK Negeri 8 tergolong baik. Kata kunci: kesehatan reproduksi, pengetahuan, perilaku, remaja, sikap
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
47

Widiyastuti, Dyah, und Lia Nurcahyani. „Pengaruh Sapa Orangtua Remaja Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Oangtua tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi“. Jurnal Kesehatan Reproduksi 6, Nr. 3 (28.12.2019): 93. http://dx.doi.org/10.22146/jkr.45496.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRAK Latar belakang : Seks pranikah merupakan masalah yang rentan terjadi pada remaja. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting, tetapi mayoritas orangtua memiliki pengetahuan kurang serta persepsi negatif terhadap kesehatan reproduksi remaja.Tujuan : Menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua sebelum dan setelah diberikan intervensi Sapa Orangtua Remaja.Metode : Rancangan penelitian quasi experimental non randomized pre test and post test one group design. Subjek penelitian ini adalah 35 orangtua siswa Sekolah Dasar Pamitran Kota Cirebon dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian meliputi kuesioner dan modul Sapa Orang Tua Remaja . Analisis data menggunakan uji wilcoxon dan paired t-test.Hasil dan pembahasan : Terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan sikap dan perilaku orang tua sebelum dan setelah intervensi (p value 0,003 ; 0,000 dan 0,013).Kesimpulan : Sapa orangtua remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang kesehatan reproduksi remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
48

Sandra, Fitri Kemala, Yayu Siti Nurhasanah, KIKIN MUTAQIN, Suryo Wiyono und Efi Toding Tondok. „Keragaman Morfologi dan Molekuler Lasiodiplodia theobromae dari Tanaman Jeruk, Kakao, Karet, Manggis, dan Pisang“. Jurnal Fitopatologi Indonesia 17, Nr. 2 (06.05.2021): 58–66. http://dx.doi.org/10.14692/jfi.17.2.58-66.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Lasiodiplodia theobromae adalah cendawan patogen penting dan kosmopolitan di daerah tropis dan subtropis. Kisaran tanaman inangnya sangat luas, termasuk komoditas bernilai ekonomi tinggi di Indonesia, seperti jeruk, kakao, karet, pisang, dan manggis. Keragaman intraspesies galur cendawan hasil isolasi lima tanaman diamati berdasarkan pada ciri morfologi dan marka molekuler RAPD-PCR. Keragaman intraspesies ditunjukkan dari perbedaan laju pertumbuhan vegetatif koloni pada medium agar-agar dekstrosa kentang serta kemampuan menghasilkan struktur reproduksi. Galur cendawan asal jeruk, karet, dan pisang tumbuh cepat dan menghasilkan piknidium dan konidum pada medium agar-agar dekstrosa kentang dan medium agar-agar air yang dimodifikasi, sedangkan galur asal kakao dan manggis tumbuh lambat dan hanya dapat menghasilkan struktur reproduksi pada medium agar-agar air yang dimodifikasi. Keragaman antargalur dalam spesies L. theobromae ditunjukkan oleh perbedaan nyata morfologi struktur reproduksi. Konidium muda (tanpa sekat) memiliki panjang berkisar 13.5-25.7 μm, lebar 8.1-14.0 μm, dan nisbah panjang/lebar 1.5-2.2; sedangkan untuk konidium matang (bersekat) memiliki panjang 15.4-23.6 μm, lebar 10.7-12.8 μm, nisbah panjang/lebar 1.4-1.9. Walaupun ukuran konidium antargalur menunjukkan perbedaan, namun masih dalam kisaran ciri ukuran spesies L. theobromae. Profil fragmen DNA RAPD-PCR menggunakan primer tunggal OPB-01 maupun OPB-07 masing-masing menghasilkan jumlah dan ukuran pita DNA yang berbeda-beda antara lima galur sehingga menunjukkan adanya keragaman molekuler antargalur dalam satu spesies tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
49

Simaibang, Frenta Helena, Putri Azzahroh und Vivi Silawati. „Pengaruh Media Lembar Balik, Video Animasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mengenai Reproduksi Seksualitas pada Siswa Sekolah Dasar di Jakarta Timur“. Jurnal Ilmiah Kesehatan 13, Nr. 1 (30.03.2021): 104–12. http://dx.doi.org/10.37012/jik.v13i1.493.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pendidikan reproduksi dan seksualitas di Sekolah merupakan peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan bagi peserta didik. Namun pendidikan seks yang terimplementasi hanya pengenalan organ-organ reproduksi, bentuk pelanggaran, bahaya dan dampaknya.sehingga menyebabkan, anak-anak berusaha mencari pengetahuan lain untuk memuaskan rasa ingin tahunya itu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh media lembar balik dan video animasi terhadap pengetahuan dan sikap mengenai reproduksi dan seksualitas pada siswa Sekolah Dasar. Metode yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan one group pre-test dan post-test design dimana rancangan ini terdiri dari satu kelompok kemudian diamati (pre-test) setelah itu diberikan intervensi dalam bentuk penyuluhan menggunakan media lembar balik dan video animasi ,kemudian diamati kembali (post-test). Hasil uji perbedaan yaitu rata-rata pengetahuan siswa sebelum diberikannya intervensi mengenai reproduksi dan seksualitas dengan menggunakan media lembar balik dan video animasi yaitu 7,72 dan rata-rata sesudah diberikan intervensi menjadi 10,64. Sedangkan rata-rata sikap siswa sebelum diberikannya intervensi mengenai reproduksi dan seksualitas dengan menggunakan media lembar balik dan video animasi yaitu 32,96 dan sesudah diberikan intervensi rata-rata menjadi 35,34. Sehingga disimpulkan ada pengaruh media lembar balik dan video animasi terhadap pengetahuan dan sikap mengenai reproduksi dan seksualitas pada siswa Sekolah Dasar.Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Reproduksi, Seksualitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
50

Muhakka, Muhakka, Riswandi Riswandi und Asep Indra M. Ali. „Karakteristik Morfologis Dan Reproduksi Kerbau Pampangan Di Propinsi Sumatera Selatan“. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 8, Nr. 2 (01.12.2013): 111–20. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.8.2.111-120.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologis dan reproduksi kerbau pampangan di Propinsi Sumatera Selatan. Dilaksanakan di tiga kabupaten yaitu kabupaten OKI, Banyuasin dan Ogan Ilir selama 6 bulan. Metode yang digunakan adalah metode survei. Penarikan contoh bersifat multistage purposive sampling mulai dari penentuan kabupaten, kecamatan, serta peternak. Setelah ditetapkan tiga kabupaten lokasi sampel, akan dipilih masing-masing satu kecamatan sentra populasi yang jumlah populasinya terbanyak. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh diolah secara matematis, disajikan secara tabulasi kemudian dijelaskan secara deskriptif, yaitu melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik morfologis dan reproduksi kerbau pampangan secara cermat dan faktual dari data yang telah terkumpulkan. Karakteristik morfologis kerbau pampangan adalah warna bulu hitam/hitam keabu-abuan, bentuk tubuh besar, temperamen tenang, kepala besar dan telinga panjang, tanduk ada yang tegak panjang dan melingkar ke arah belakang dan ada juga yang arah ke bawah. Bentuk ambing simetris dan berkembang dengan baik. Karakteristik reproduksi kerbau Pampangan umur pertama kawin rata-rata 2,3 tahun atau 27 bulan, umur beranak pertama 3,23 tahun, estrus (berahi) pertama setelah beranak 88,33 hari, kawin setelah beranak 139,11 hari, jarak beranak 14 bulan dan umur lepas sapih anak 9,07 bulan.Kata kunci: Karakteristik, morfologis, reproduksi, kerbau
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie