Auswahl der wissenschaftlichen Literatur zum Thema „Reprodukcia dat“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit den Listen der aktuellen Artikel, Bücher, Dissertationen, Berichten und anderer wissenschaftlichen Quellen zum Thema "Reprodukcia dat" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Zeitschriftenartikel zum Thema "Reprodukcia dat"

1

Mansoben, Novita, und Sariana Pangaribuan. „Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Gaya Pacaran Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja“. GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS) 5, Nr. 4 (31.12.2020): 191. http://dx.doi.org/10.33846/ghs5401.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada remaja adalah perilaku menyimpang dari gaya berpacaran. Informasi tentang Dampak gaya berpacaran terhadap kesehatan reproduksi tidak didapat secara spesifik dari orang tua dan guru. Survei kesehatan reproduksi yang dilakukan badan Kesehatan Keluaraga Berencana Nasional, ditemukan bahwa sekitar 92% remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan, ada 82% yang saling berciuman, dan 63% remaja yang berpacaran tidak malu-malu untuk menyentuh bagian tubuh sensitif pasangan mereka. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan gaya pacaran sehat terhadap pengetahuan dan sikap remaja di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode experiment dengan rancangan one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II jurusan IPS di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Jumlah populasi sebanyak 144 orang dari 4 kelas. Jumlah Sampel penelitian in 89 respodnen, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada April 2018. Penelitian menunjukkan perbedaan pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan kesehatan dan perbedaan sikap pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan kesehatan hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai keduanya mempunyai nilai p=0,000 yang berarti α≤ 0,05. Ada pengaruh pengetahuan dan sikap sesudah intervensi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja tentang gaya pacaran sehat di SMA Negeri 2 Kota Sorong. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan puskesmas untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan reproduksi remaja. Kata kunci: kesehatan reproduksi; gaya berpacaran; pengetahuan; sikap
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Ningsih, Eka Sarofah, Ida Susila und Oktavia Dian Safitri. „Upaya Pencegahan Seks Bebas dan Pemahaman Reproduksi Sehat pada Remaja“. Journal of Community Engagement in Health 4, Nr. 2 (04.09.2021): 280–81. http://dx.doi.org/10.30994/jceh.v4i2.169.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Remaja wajib tahu tentang kesehatan reproduksi sehat agar memiliki memiliki infromasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor masalah yang terjadi. Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja yaitu remaja bisa mengetahui pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas. dampak negatif, mengetahui berbagai penyakit pada alat reproduksi serta bisa menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri. Dengan mendapat informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam proses reproduksi sehat. Metode pada pengabdian masyarakat saat ini yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pemberian pemahaman kepada orang tua untuk mengatasi masalah seks bebas pada remaja (2) Upaya pencegahan seks bebas dengan pemahaman pendidikan kesehatan reproduksi serta dampak penyakit yang ditimbulkan (3) Usaha pencegahan dalam menanggulangi problema seksualitas remaja (4) Layanan informasi dalam aplikasi tentang pemahaman reproduksi sehat pada remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Kuswardani, Kuswardani, Handrawan Handrawan und Widhia Kusuma Wardhani. „Hak Reproduksi Perempuan dan Hukum Pidana“. Halu Oleo Law Review 3, Nr. 2 (23.09.2019): 212. http://dx.doi.org/10.33561/holrev.v3i2.8744.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Hak asasi manusia perempuan berbeda dengan hak asasi manusia laki-laki, perbedaan ada pada hak reproduksinya. Hukum pidana sebagai suatu alat yang memberikan perlindungan terhadap pelanggaran hak asasi itu termasuk pelanggaran hak reproduksi perempuan. Makalah ini mengkaji tentang pengaturan hukum pidana terhadap pelanggaran atau kejahatan terhadap hak reproduksi perempuan. Kajian ini menggunakan pendekatan normatif, fokus pembahasan adalah pengaturan undang-undang pidana nasional (KUHP dan UU pidana di luar KUHP) terhadap kejahatan hak reproduksi perempuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengaturan kejahatan terhadap hak reproduksi perempuan ada di KUHP khususnya tentang kejahatan terhadap kesusilaan. UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak dengan beberapa perubahannya, UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh negara pertama, reformulasi tentang pengaturan zina, dan/atau perkosaan. Kedua, perumusan formulasi baru tentang pelecehan seksual agar jelas dan tegas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Paramitha, Ni Putu Dyah Giana, Ni Nyoman Werdi Susari und Luh Gde Sri Surya Heryani. „Morfometri Panjang dan Lingkar Organ Penis dan Skrotum Kerbau Lumpur Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat“. Indonesia Medicus Veterinus 9, Nr. 4 (31.07.2020): 613–21. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.4.613.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Keadaan patologis organ reproduksi dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran pada organ reproduksi. Penis dan skrotum merupakan organ penting dari sistem reproduksi jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri penis dan skrotum pada kerbau lumpur jantan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi reproduksi dan penanganan keadaan patologis pada organ reproduksi kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ penis dan skrotum kerbau lumpur jantan dewasa berumur diatas dua tahun yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data kuantitatif diambil dengan cara melakukan pengukuran lingkar dan panjang penis dan skrotum dengan menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mencari rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman. Hasil penelitian panjang dan lingkar penis yaitu 32,2±7,94 cm dan 7,80±1,11 cm, dengan koefisien keragaman 21,66% dan 14,23%. Sedangkan panjang dan lingkar skrotum yaitu 16,0±1,58 cm dan 28,6±3,20 cm, dengan koefisien keragaman 7,87% dan 11,19%. Terdapat variasi panjang dan lingkar penis dan skrotum pada kerbau lumpur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Sulastri, Eti, und Dyah Puji Astuti. „PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL“. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 16, Nr. 1 (20.06.2020): 93. http://dx.doi.org/10.26753/jikk.v16i1.427.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Latar Belakang: Salah satu masalah utama yang dialami remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. SDKI (2012) yang menyatakan secara nasional terjadi peningkatan angka remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah yaitu sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 %. Hal ini akan berdampak meningkatnya masalah reproduksi remaja misalkan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual (PMS), serta kekerasan seksual. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi exsperimen), dengan pendekatan one group pre test – post test design tanpa kelompok control. Populasi pada penelitian ini adalah 105 remaja, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 56 orang dengan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukan hasil uji Wilcoxon didapatkan p-value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Lukman, Syauqy. „Faktor demografis untuk meningkatkan informasi, edukasi, dan komunikasi kesehatan seksual dan reproduksi“. Jurnal Kajian Komunikasi 9, Nr. 1 (28.06.2021): 66. http://dx.doi.org/10.24198/jkk.v9i1.32722.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Memahami siapa yang kurang berpengetahuan sangat penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi Remaja Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk menegaskan kembali mengenai faktor-faktor demografis yang berhubungan dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Penelitian ini menggunakan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, yang secara khusus melakukan survei kepada perempuan dan laki-laki belum menikah usia 15-24 tahun. Sampel survei diambil dari wawancara terhadap 48.963 rumah tangga, dengan rata-rata usia responden adalah 18,59 tahun. Dengan menggunakan analisis bivariat dan regresi, penelitian ini dapat menunjukkan bukti bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat tinggal memiliki asosiasi dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Remaja perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Remaja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dengan bertambahnya usia responden, cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan seksual yang lebih baik. Terakhir, remaja yang tinggal di perkotaan cenderung lebih berpengetahuan dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Dengan demikian, sangat penting untuk menyempurnakan kebijakan dengan memberikan penekanan praktik komunikasi-informasi-edukasi kesehatan reproduksi dan seksual terhadap remaja laki-laki usia muda yang tinggal di pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, karena merekalah yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi seksual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Septi Handayani. „Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya“. Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan 3, Nr. 1 (16.01.2021): 1–6. http://dx.doi.org/10.37304/jispar.v3i1.625.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tulisan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan remaja dan pemuda tentang kesehatan reproduksi dan hubungannya dengan lingkungan sosial di Palangka Raya. Metode yang digunakan adalah perencanaan partisipatif, pendekatan, dan kegiatan penyuluhan dengan evaluasi pretes dan postes. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 40 orang peserta (10 orang remaja dan 30 orang pemuda). Hasilnya adalah peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, dan kanker serviks. Simpulannya adalah peningkatan pengetahuan pengetahuan remaja dan pemuda tentang kesehatan reproduksi dan hubungannya dengan lingkungan sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Dewi, Siti Utami. „Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja“. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) 2, Nr. 2 (25.07.2018): 92–99. http://dx.doi.org/10.46749/jiko.v2i2.19.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Masa remaja adalah masa yang dianggap rawan dalam kehidupan karena merupakan masa peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang penuh gejolak. Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian, lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi, tidak terkecuali organ reproduksi yang rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, penyakit menular seksual, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seksual pranikah terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian intervensi dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design, yaitu meneliti hubungan sebab akibat dalam kelompok intervensi tanpa menggunakan pembanding kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukan adanya efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seksual pranikah terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Hasil uji statistik paired t-test diketahui nilai P = 0,000, artinya penyuluhan kesehatan reproduksi tentang seskual pranikah efektif secara sangat signifikan terhadap pengetahuan dan sikap remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Radona, Deni, Jojo Subagja und Otong Zenal Arifin. „PERFORMA REPRODUKSI INDUK DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN TOR HASIL PERSILANGAN (Tor soro DAN Tor douronensis) SECARA RESIPROKAL“. Jurnal Riset Akuakultur 10, Nr. 3 (30.09.2015): 335. http://dx.doi.org/10.15578/jra.10.3.2015.335-343.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tor merupakan jenis ikan lokal yang mempunyai nilai ekonomis tinggi tetapi belum banyak dibudidayakan. Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan karakter reproduksi induk dan performa benih Tor soro, Tor douronensis, dan persilangannya secara resiprokal. Performa reproduksi yang diamati meliputi: derajat pembuahan (FR), derajat penetasan (HR), waktu inkubasi telur, durasi penyerapan yolk sack, panjang larva setelah yolk sack habis, dan sintasan. Parameter pertumbuhan diamati meliputi: panjang dan bobot, serta sintasan. Data hasil percobaan dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA), dilanjutkan uji Duncan. Hasil percobaan menunjukkan karakteristik reproduksi dari persilangan FTs x MTd memiliki nilai tertinggi pada FR (96,88±1,67%) dan HR (99,08±1,05%), sedangkan pada persilangan FTd x MTs memiliki nilaisintasan tertinggi (100,00±0,00%). Analisis statistik dari karakter reproduksi hanya FR menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Pertumbuhan panjang benih ikan tidak berbeda nyata dari setiap persilangan (P>0,05), sedangkan bobot tertinggi diperoleh pada persilangan FTs x MTd dengan nilai sebesar 1,66±0,04 mg. Heterosis rata-rata (H) pada karakteristik reproduksi memiliki nilai positif (3,43% pada FR; 1,04% pada HR; dan 1,26% pada sintasan).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Maesaroh, Maesaroh, Eka Kartikawati und Devi Anugrah. „Analisis Penguasaan Konsep dan Sikap Remaja Sekolah Terhadap Kesehatan Reproduksi“. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 5, Nr. 4 (20.04.2020): 121. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i4.1076.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sekitar 60 juta jumlah penduduk di Indonesia berada pada usia muda. Potensi ini sangat menentukkan kemajuan dan karakter bangsa di masa depan. Globalisasi, dapat memberikan dampak positif maupun negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan generasi muda. Salah satu dampak negatif misalnya perilaku seksual menyimpang yang terjadi di berbagai belahan dunia yang kemudian diketahui dan dapat ditiru oleh kalangan muda di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kalangan muda yang merasa tabu membicarakan atau bertanya terkait dengan kesehatan reproduksi. Hal tersebut dapat disebabkan orang tua yang merasa malu, menganggap tidak penting atau tidak secara jelas menjelaskan kesehatan reproduksi kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pemahaman dan pendapat remaja sekolah tentang konsep kesehatan reproduksi. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yaitu 69,9% remaja pelajar telah mengetahui konsep dasar reproduksi pada remaja. Terdapat 30,1% diantara sampel penelitian yang tidak mengetahui konsep dasar reproduksi. Remaja sekolah perempuan secara persentase lebih baik dalam memahami pengetahuan kesehatan reproduksi. Sekitar 1,8-11,5% remaja menyatakan sikap setuju terhadap perilaku seksual pranikah dan penyimpangan seksual. Kata kunci: remaja sekolah, kesehatan reproduksi, perilaku penyimpangan seksual
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Dissertationen zum Thema "Reprodukcia dat"

1

Naňo, Andrej. „Automatické generování testovacích dat informačních systémů“. Master's thesis, Vysoké učení technické v Brně. Fakulta informačních technologií, 2021. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-445520.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ISAGENis a tool for the automatic generation of structurally complex test inputs that imitate real communication in the context of modern information systems . Complex, typically tree-structured data currently represents the standard means of transmitting information between nodes in distributed information systems. Automatic generator ISAGENis founded on the methodology of data-driven testing and uses concrete data from the production environment as the primary characteristic and specification that guides the generation of new similar data for test cases satisfying given combinatorial adequacy criteria. The main contribution of this thesis is a comprehensive proposal of automated data generation techniques together with an implementation, which demonstrates their usage. The created solution enables testers to create more relevant testing data, representing production-like communication in information systems.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Papaioannou, Antigoni. „A cross-sectional study examining the association between litaracy and unmet need for contraception among women in Rwanda“. Thesis, Uppsala universitet, Internationell mödra- och barnhälsovård (IMCH), 2019. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-388383.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Introduction:Rwanda is one of the countries in Sub-Saharan Africa with the most remarkable health achievements. However, Rwanda is still one of the countries with a high unmet need (34%) and high prevalence of unintended pregnancies. Objective: To examine the association between literacy and unmet need for contraception among women in reproductive age in Rwanda. Research design and methods: A cross-sectional study based on secondary data, derived from the Demographic and Health Survey (DHS) program. The study population was women in reproductive age (15- 49 years old) who lived in Rwanda. It included 13217 females out of the 13497 after the exclusion of females who are not residents of Rwanda, who are blind or visually impaired and who are need language card. The methodology involved cross tabulations, bivariate and multivariate logistic analyses. Results: There was a significant bivariate association between literacy and unmet need for contraception (OR=1.28; 95% CI 1.17-1.40; p < .001), in which literate females where more likely to have an unmet need for contraception. There was no association between literacy and unmet need when controlling other factors. Others factors such as age, current marital status and province had a strong impact on the unmet need for contraception in the adjusted analysis. Conclusions: Literacy may be associated with the outcome, however, socio-economic factors have a stronger influence on the dependent variable. Regulations, policies and other features such as socio-cultural norms may differ from country to country, therefore it is important to consider the current situation of each country.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

KOZELKOVÁ, Jitka. „VLIV POČTU DOJENÍ NA UŽITKOVOST A PLODNOST PLEMENIC DOJENÝCH POMOCÍ ROBOTŮ“. Master's thesis, 2011. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-52792.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The aim of this thesis was to analyze the effect of milking frequency per day on milk efficiency and fertility during the course of lactation. The observation of dairy Holstein cattle herd took place in agricultural company Brloh (Blanský les Region) from January 2010 to February 2011. There were observed 55 dairy cows: Holstein cattle (75 %), share cross cows with race Czech Pied cattle (22 %) and Fleckvieh cattle (3%). Microsoft Excel has been used for processing the statistic data. For results evaluation, some basic statistic characteristics have been counted. Differences between the groups have been verified by the simple factor analysis of variance. By evaluation of milk efficiency including milk constituents for standardized lactation on individual lactation phases, reached breeding cows on first lactation 9460.00 kg M (3.22 % B and 3.88 % T), on second lactation 10632.15 kg M (3.23 % B and 3.96 % T) and breeding cows on third and next lactation 9738.60 kg M (3.18 % B a 4.08 % T). In the assessment of milking frequency visited breeding cows the AMS on the first lactation at 1/3 lactation phases 2.51 per a day, breeding cows at 2/3 lactation phases 2.72 per a day and 2.70 per a day at 3/3 lactation phases. This trend continued in next lactation, but breeding cows on the second lactation at 3/3 lactation phases visited most often robotic milking machine 2.80 per a day. Relationship between the number of milking and milk efficiency was found statistical significance. With the increasing number of milking performance also increases. By evaluation reproductive parameters the following values were observed ? the average first calving age 774.9 days (25 months), the average meantime 382.3 days, the average servis period 110.4 days and the average insemination period 77.8 days. The relationship between the number milking and service period has been established by the positive correlation, i.e. to the growing number of milking is to the extension service period.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Bücher zum Thema "Reprodukcia dat"

1

Rifai, Mien A. Reproduksi, genetika, dan evolusi. [Jakarta]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Mahfiana, Layyin. Remaja dan kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Center for Religion and Sexuality, 2009.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Abdullah, Irwan. Konstruksi dan reproduksi kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Tukiran. Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Herausgegeben von Universitas Gadjah Mada. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada, 2010.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Nadapdap, Amir Syamsu. Hubungan pengetahuan dan konsepsi organ reproduksi dengan perilaku reproduksi: Laporan penelitian. [Medan]: Universitas Sumatera Utara, Lembaga Penelitian, 1997.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Triwijati, N. K. E. Meniti kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Konsorsium Swara Perempuan (KSP) dan the Ford Foundation Jakarta, 2005.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Sumantri, Adriani Sumampouw. Kesehatan reproduksi perempuan pengungsi: Antara pengalaman empiri dan pemenuhan hak-hak reproduksi. Menteng, Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2007.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Berencana, Sumatera Barat (Indonesia) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga. Analisa data keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dalam kajian total fertility rate. [Padang]: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Propinsi Sumatera Barat, 2010.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Ambaretnani, Prihatini. Upaya meningkatkan dan melindungi kesehatan reproduksi TKIW. Yogyakarta: Galang Press, 1999.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Lesmana, Darti Satyani. Reproduksi dan pembenihan ikan hias air tawar. Jakarta: Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Pusat Riset Perikanan Budidaya, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departmeen Kelautan dan Perikanan, 2007.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Konferenzberichte zum Thema "Reprodukcia dat"

1

„Kinerja Produksi dan Reproduksi Ayam KUB di Peternak Pembibit“. In Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Kemandirian Pangan di Era Industri 4.0. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2019. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2019-p.705-709.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Widyaningrum, Y., D. Pamungkas und A. Lukman. „Screening IBR dan Diferensial Leukosit untuk Pengendalian Gangguan Reproduksi Sapi PO“. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2017. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2017-p.167-173.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Luthfi, M., und Y. Widyaningrum. „Tingkat Kejadian Gangguan Reproduksi Sapi Bali dan Madura pada Sistem Pemeliharaan Kandang Kelompok“. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2017. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2017-p.102-109.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Takdir, M., P. Haryono und ABL Ishak. „Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performa Pedet pada Usaha Budi Daya Sapi Potong di Kabupaten Sigi“. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2017. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2017-p.78-85.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

„Kinerja Reproduksi Sapi Potong Induk pada Kondisi Peternakan Rakyat di Lahan Marginal Desa Srigonco Kabupaten Malang, Jawa Timur“. In Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Kemandirian Pangan di Era Industri 4.0. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2019. http://dx.doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2019-p.56-64.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Hadisutanto, Bambang, Johanis A. Jermias und Winda Wahyu Absari. „Kualitas Bahan Kering dan Bahan Organik Pakan Komplit Fermentasi Berbasis Gamal (Gliricidia sepium) di Daerah Lahan Kering Kepulauan“. In Kedaulatan Pangan Nasional Melalui Pengembangan Potensi Ternak Lokal di Era Kenormalan Baru. Animal Science : Polije Proceedings Series, 2020. http://dx.doi.org/10.25047/proc.anim.sci.2020.18.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pakan komplit merupakan pakan dengan kandungan nutrien lengkap yang dibuat dari campuran bahan pakan hijauan gamal, klobot jagung, dedak padi, tepung putak dan tepung ikan dengan perbandingan tertentu dan dalam bentuk homogen untuk diberikan sebagai pakan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok ternak, produksi dan reproduksi tanpa tambahan pakan lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh lama fermentasi pakan komplit terhadap kandungan bahan kering dan bahan organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu LF 0 (Lama Fermentasi 0 minggu), LF 3 (Lama Fermentasi 3 minggu), LF 6 (Lama Fermentasi 6 minggu dan LF 9 (Lama Fermentasi 9 minggu). Analisis statistik menunjukkan bahwa kadar bahan kering pakan komplit dengan lama fermentasi 0 minggu berbeda nyata dengan 3, 6 dan 9 minggu lama fermentasi. Sedangkan kadar bahan organik dengan lama fermentasi 6 minggu berbeda nyata dengan 0, 3 dan 9 minggu lama fermentasi (P<0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian pakan komplit fermentasi berbasis gamal yaitu lama fermentasi 0 minggu dan 3 minggu memiliki kualitas nutrien terbaik dibandingkan dengan lama fermentasi 6 minggu dan 9 minggu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie