Zeitschriftenartikel zum Thema „Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan“

Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan.

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-17 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Pertiwi, Sathi. „Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SDN Jombang 2 Ciputat“. Jurnal Inovasi Pendidikan MH Thamrin 1, Nr. 1 (10.09.2019): 41–49. http://dx.doi.org/10.37012/jipmht.v1i1.6.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SDn Jombang 2 Ciputat kelas V. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif adalah data observasi , data tentang efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. data diperoleh kuantitatif adalah data tentang motivasi belajara siswa pada pembelajaran Pkn tentang mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang meningkat, hal ini dilaksanakan dengan melalui tahapan – tahapan yaitu mengorientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, penyelidikan baik secara individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahapan penyelidikan individu, dapat melatih siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab pada suatu masalah dengan peranan guru yang selalu membimbing dan mengarahkan proses penyelidikan dengan baik, sementara itu keaktifan siswa semakin meningkat, siswa benar – benar melakukan pembelajaran secara langsung. Peningkatan ini hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Pkn kelas IV pada siklus II meningkat cukup signifikan dibandingkan pada siklus I , dimana bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25 % atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17 orang dan yang belum tuntas belajar 15 % atau 3 orang. Ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Fardian, Andi, und Gerralda Chintyaarizma Putriaksa. „PERAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DI INDONESIA DALAM MENANGANI KASUS HUMAN TRAFICKING“. Widya Pranata Hukum : Jurnal Kajian dan Penelitian Hukum 3, Nr. 1 (29.02.2020): 40–55. http://dx.doi.org/10.37631/widyapranata.v3i1.83.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Human traficking atau perdagangan orang telah menjadi masalah serius di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir sekaligus menangani kasus tindak pidana perdagangan orang adalah membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran P2TP2A di Indonesia menangani kasus human traficking. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. P2TP2A di Indonesia, dalam kaitannya dengan penanganan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), telah melakukan beberapa hal, antara lain:pencegahan,menerima pengaduan, penyelidikan, rehabilitasi,penanganan, reintegrasi (pemulangan), pelatihan kemandirian. Masalah dan kendala yang dihadapi oleh P2TP2A, antara lain sebagai berikut:: pendanaan, masyarakat enggan untuk melapor adanya masalah,proses penyesuaian kelembagaan yang baru, tidak semua instansi pemerintah yang menangani TPPO mehamami prosedur, belum jelasnya kebijakan restitusi, belum adanya SOP pelayanan korban sehingga pelayanannya berjalan sendiri-sendiri, adanya tumpang-tindih tupoksi antar-stakeholder, dan tidak semua orang bekerja dengan empati.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Badotra, Sumit, und S. N. Panda. „A REVIEW ON SOFTWARE-DEFINED NETWORKING ENABLED IOT CLOUD COMPUTING“. IIUM Engineering Journal 20, Nr. 2 (02.12.2019): 105–26. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v20i2.1130.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Making use of Internet of Things (IoT) is becoming the necessity of today’s life. The data collected and stored through IoT devices comes from the cloud and therefore cloud computing is acting as a backbone for supporting IoT. But it is easy to forget that the cloud is not completely digital in some areas of the world and there is a need for a data centre where data storage can be achieved. Cloud data centres are facing many difficulties and issues because they are using traditional methods of networking. This is where Software Defined Networking (SDN) has come into view; where it has changed the way traditional networks are operated. For example, the separation of the intelligence of the network devices within the data path can be useful in making networks agile and manageable. This paper aims to provide problem areas in the networking used by the cloud data centres and the role of SDN to overcome these issues. Platforms for providing the experimental setup for collaboration between SDN and cloud will ultimately be beneficial in setting up the SDN- enabled IoT cloud, and this is also discussed with the open research problems. ABSTRAK: Penggunaan Internet Benda (IoT) menjadi keperluan kepada kehendak hari ini. Data yang dikumpul dan disimpan melalui peranti IoT berasal dari awan dan oleh itu pengkomputeran awan bertindak sebagai tulang belakang bagi menyokong IoT. Tetapi, satu perkara yang dilupakan adalah bahawa awan itu tidak sepenuhnya digital, di suatu tempat dalam dunia ini, terdapat keperluan pada pusat data di mana penyimpanan data boleh dicapai. Pusat data awan menghadapi banyak masalah dan isu kerana ianya menggunakan kaedah rangkaian tradisional. Di sinilah Perisian Definisi Perangkaian (SDN) dipandang; ia telah mengubah cara rangkaian tradisional dikendalikan. Sebagai contoh, pemisahan kecerdasan peranti rangkaian dengan laluan data berguna bagi membuat rangkaian pintar dan boleh diurus. Kajian ini bertujuan bagi menyediakan ruang masalah dalam rangkaian yang digunakan oleh pusat Data Awan dan peranan SDN dalam mengatasi masalah ini. Platform persediaan eksperimen bagi kerjasama SDN dan awan akhirnya bermanfaat dalam menubuhkan pengaktifan-SDN awan IOT, juga turut dibincangkan dalam kajian ini berkenaan masalah penyelidikan terbuka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

El-Razy, KM Ridho, Hasan Asari, KMS Badaruddin, ST Zailia und Dina Fahira. „Kota Qom Sebagai Pusat Pendidikan Madzhab Syi’ah: Sejarah dan Perkembangannya“. El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 9, Nr. 2 (31.08.2023): 22–33. http://dx.doi.org/10.19109/elidare.v9i2.19110.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Isu-isu sensitif kemadzhaban antara Sunni dan Syi'ah kian marak memenuhi ruang informasi masyarakat Indonesia terutama pasca meletusnya Perang Saudara Suriah. Selain itu, para mahasiswa Indonesia lulusan Kota Qom, Iran, dianggap sebagai generasi Syi'ah terbaru yang memiliki misi menyebarkan kesyi'ahan dan kerap berkonflik dengan kelompok lain. Tulisan ini berusaha menjawab rumusan masalah, "bagaimana sejarah dan perkembangan Kota Qom sebagai pusat pendidikan madzhab Syi’ah di Iran ?." Metodologi penulisan yang dipakai ialah berdasarkan pendekatan kualitatif melalui penyelidikan historik dengan melakukan studi pengumpulan data dokumentasi. Penelitian ini membuktikan bahwa Qom telah menjadi basis penting kesyi'ahan di Persia sejak banyak Kaum Alawi (keturunan Ali bin Abi Thalib) bermigrasi di awal abad masa keislaman. Kemudian antara abad ke-9 hingga ke-10 berdiri dua situs penting perziarahan Syi'ah yakni Makam Fathimah Ma'shumah dan Masjid Jamkaran. Pada rentang yang sama Fuqaha generasi Awal Syi'ah bermukim di sini yakni Syaikh Shaduq dan Syaikh Al-Kulaini. Namun peran vital Qom menguat di masa Safawi hingga Qajar antara abad ke-16 hingga ke-19 dengan Madrasah Feiziyeh sebagai ikonnya. Filsuf Syi'ah juga sempat berkarya di sana, antara lain Mulla Shadra dan Mulla Al-Razzaq Lahiji. Meski melemah di awal abad ke-20, peran Ayatollah Haeri Yazdi dalam membangun Hauzah Ilmiah / Seminari Qom pada 1922 menandai kemajuan yang bahkan menyaingi Najaf sebagai pusat pendidikan Syi'ah. Ayatollah Khomeini adalah tokoh besar lulusan sekolah itu yang menjadikan Qom sebagai basis Revolusi Iran 1979. Hingga sekarang kota ini diperhitungkan dalam pendidikan kesyi'ahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Agustin, Fitriani, Verry Edy S, Dedy Gunanto und Dimas Datanaya. „GEOMAP: INOVASI PELAYANAN PUBLIK UNTUK AKSES PETA-PETA KEGEOLOGIAN INDONESIA“. JURNAL GEOMINERBA (JURNAL GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA) 8, Nr. 2 (29.12.2023): 94–107. http://dx.doi.org/10.58522/ppsdm22.v8i2.137.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Digitalisasi pelayanan publik adalah sebuah inovasi pada era industri 4.0 sebagai langkah dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka menunjang penyelenggaraan industri 4.0 khususnya yang berbasis energi dan sumber daya mineral, akses terhadap data – data dasar kegeologian khususnya peta – peta teknis hasil survei dan penyelidikan geologi di Pusat Survei Geologi perlu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi digital. Pelayanan peta secara online perlu dibuat agar data peta-peta tersebut dapat diakses secara luas tanpa terbatas waktu dan tempat. Paper ini bertujuan untuk mengkonsep, mendesain serta membuat sebuah platform layanan publik berbasis online untuk mengakses data peta - peta kegeologian. Metoda design thinking digunakan dalam merancang aplikasi GeoMap yang berdasarkan pada prinsip problem - solving dan user oriented. Proses berfikir menggunakan metode design thinking dimulai dengan mengevaluasi dan memformulasikannya ke dalam bentuk pertanyaan terbuka. Ada lima tahapan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode design thinking yaitu: Emphatize - Define - Ideate - Prototype - Test. Dengan menggunakan metode berfikir dan tahapan penyelesaian masalah dengan pendekatan design thinking, aplikasi GeoMap versi web berbasis online berhasil dikonsep, didesain dan dibuat untuk mengakses data peta - peta kegeologian secara luas dimanapun tanpa terikat waktu dan tempat. GeoMap sebagai platform inovasi pelayanan publik mampu memangkas SOP pelayanan peta dari 19 (sembilan belas) hari menjadi kurang dari 2 (dua) jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Barri, Muhammad Hablul, Bandiyah Sri Aprillia, Ahmad Sugiana und Kharisma Bani Adam. „INTEGRASI MODUL ENERGI SURYA UNTUK MEMBANTU SISTEM KELISTRIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUL BAYAN KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN BANDUNG“. J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat 6, Nr. 1 (30.06.2021): 122–27. http://dx.doi.org/10.25047/jdinamika.v6i1.2368.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pesantren Darul Bayan di bawah naungan pembinaan Yayasan Darul Bayan Pembangun Peradaban terletak daerah di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa-Barat. Luas tanah yang dimiliki pesantren Darul Bayan sekitar 3000 (tiga ribu) meterpersegi, Di samping kegiatan kepesantrenan, Yayasan Darul Bayan Pembangun Peradaban membuat sekolah non formal (madrasah alquran) yaitu mulai dari tingkat SD sampai SMA, Jumlah santri kurang lebih ada 250 orang putra-putri, dua keluarga yang menetap, dan 20 orang guru. Pemenuhan energi listrik untuk kebutuhan sehari-hari di pesantren ini bersumber dari PLN dengan total daya sebesar 4400 VA. Biaya bulanan untuk penggunaan listrik rata-rata mencapai Rp 1.500.000 (satu setengah juta rupiah) tiap bulan. Biaya sebesar itu tentu sangat memberatkan, sebab tidak semua santri berkecukupan untuk membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebagai sumber biaya operasional bulanan. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk meringankan biaya yang ditanggung pesantren. Masalah lain adalah keandalan listrik atau gangguan terputusnya saluran dan drop tegangan, serta sistem penerangan gerbang depan serta penerangan bilik di pesantren belum memadai. Untuk membantu meringankan biaya bulanan dan meningkatkan keandalan kelistrikan, maka dipasang Pembangkit Lisrik Tenaga Surya (PLTS). Sistem tersebut meliputi panel sel surya (gabungan beberapa modul sel surya), baterai, inverter, monitoring-kontroler, saklar, stop kontak, sensor photocell, dan pelengkap lainnya. Panel sel surya akan mengalirkan energi menuju baterai pada siang hari, pada malam hari lampu dapat dinyalakan secara otomatis maupun manual. Power House atau Pusat Daya PLTS akan dipasang di bangunan utama pondok pesantren, sehingga pemantauan PLTS akan lebih mudah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Barri, Muhammad Hablul, Bandiyah Sri Aprillia, Ahmad Sugiana und Kharisma Bani Adam. „INTEGRASI MODUL ENERGI SURYA UNTUK MEMBANTU SISTEM KELISTRIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUL BAYAN KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN BANDUNG“. J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat 6, Nr. 1 (30.06.2021): 122–27. http://dx.doi.org/10.25047/j-dinamika.v6i1.2368.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pesantren Darul Bayan di bawah naungan pembinaan Yayasan Darul Bayan Pembangun Peradaban terletak daerah di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawa-Barat. Luas tanah yang dimiliki pesantren Darul Bayan sekitar 3000 (tiga ribu) meterpersegi, Di samping kegiatan kepesantrenan, Yayasan Darul Bayan Pembangun Peradaban membuat sekolah non formal (madrasah alquran) yaitu mulai dari tingkat SD sampai SMA, Jumlah santri kurang lebih ada 250 orang putra-putri, dua keluarga yang menetap, dan 20 orang guru. Pemenuhan energi listrik untuk kebutuhan sehari-hari di pesantren ini bersumber dari PLN dengan total daya sebesar 4400 VA. Biaya bulanan untuk penggunaan listrik rata-rata mencapai Rp 1.500.000 (satu setengah juta rupiah) tiap bulan. Biaya sebesar itu tentu sangat memberatkan, sebab tidak semua santri berkecukupan untuk membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebagai sumber biaya operasional bulanan. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk meringankan biaya yang ditanggung pesantren. Masalah lain adalah keandalan listrik atau gangguan terputusnya saluran dan drop tegangan, serta sistem penerangan gerbang depan serta penerangan bilik di pesantren belum memadai. Untuk membantu meringankan biaya bulanan dan meningkatkan keandalan kelistrikan, maka dipasang Pembangkit Lisrik Tenaga Surya (PLTS). Sistem tersebut meliputi panel sel surya (gabungan beberapa modul sel surya), baterai, inverter, monitoring-kontroler, saklar, stop kontak, sensor photocell, dan pelengkap lainnya. Panel sel surya akan mengalirkan energi menuju baterai pada siang hari, pada malam hari lampu dapat dinyalakan secara otomatis maupun manual. Power House atau Pusat Daya PLTS akan dipasang di bangunan utama pondok pesantren, sehingga pemantauan PLTS akan lebih mudah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Wijaya, Mualim, und Akhmadani Zulkarnain. „Kesalahan Berbicara Bahasa Arab Santri Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah“. Jurnal Educatio FKIP UNMA 9, Nr. 2 (30.06.2023): 1141–46. http://dx.doi.org/10.31949/educatio.v9i2.5257.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Praktek bahasa sering melibatkan kesalahan, yang dapat dikaitkan dengan berbagai masalah dengan penggunaan bahasa pertama dan kedua. Beberapa siswa tidak menyadari banyak kesalahan kosakata yang dibuat. Tidak mungkin memisahkan kesalahan linguistik dari pengajaran bahasa. Hal ini mengingat bahwa siswa akan membuat kesalahan tata bahasa saat belajar bahasa. Jika kesalahan umum yang dibuat oleh pembelajar bahasa diidentifikasi, kesalahan tersebut dapat dikurangi atau bahkan dihindari. Selain itu, penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan strategi analisis deskriptif. Kemudian, ada tiga jenis metode pengumpulan data: dokumentasi, wawancara, dan observasi Strategi analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empat kesalahan utama yang dilakukan siswa ketika berbicara bahasa Arab adalah masalah fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantic. Juga, penelitian ini dilakukan di pusat pengembangan bahasa asing Pesantren Darul Lughah, di mana banyak siswa masih berbicara dalam bahasa rumah mereka, yang berkontribusi pada kesalahan tata bahasa yang ada dan mendukung penggunaan bahasa ini. Lalu ada studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan dan memperbaikinya. Dalam penelitian ini, metodologi kualitatif dan strategi analisis deskriptif digunakan. Kemudian, ada tiga jenis metode pengumpulan data: dokumentasi, wawancara, dan observasi. Strategi analisis data penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penyelidikan ini menunjukkan adanya permasalahan fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantik. empat jenis kesalahan utama yang dilakukan siswa saat berbicara bahasa Arab. Dan penyebab kejadian tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Faishol, Muhammad, Rukhaini Fitri Rahmawati und Muchsin Muchsin. „KEGAGALAN INTEGRASI TEKNOLOGI DALAM INOVASI PENDIDIKAN ; TELAAH KRITIS APLIKASI DIGITAL (APK DAN WEB) UNTUK PNS GPAI SMA/SMK DI JAWA TIMUR“. Jurnal Sains Riset 14, Nr. 1 (02.04.2024): 405–14. http://dx.doi.org/10.47647/jsr.v14i1.2294.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kebijakan penerapan aplikasi digital seringkali menghadapi berbagai masalah dan hambatan, bahkan ada kasus dimana implementasinya berakhir dengan kegagalan. Sebagai bukti, banyak aplikasi digital yang telah dibangun hanya digunakan dalam waktu beberapa tahun saja, setelah itu tidak lagi aktif. Bahkan lebih serius lagi, dengan banyaknya aplikasi digital yang diperkenalkan, pekerjaan yang seharusnya menjadi lebih sederhana dan efisien, justru menjadi lebih rumit dan membingungkan. Penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan beberapa tujuan utama. Pertama, untuk mengevaluasi anggaran pemerintah dalam menerapkan aplikasi digital (baik berupa aplikasi seluler maupun situs web) yang seringkali mencapai angka yang sangat besar. Kedua, untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat integrasi aplikasi digital oleh pemerintah pusat dan daerah, sehingga pelaksanaannya bisa menjadi lebih efektif dan lancar. Penelitian ini fokus pada penyelidikan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam mengintegrasikan aplikasi digital (baik aplikasi seluler maupun situs web) PNS GPAI di Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan wilayah Jawa Timur. Kualitatif menjadi pendekatan pada penelitian ini. Data dari observasi dan pengamatan berkas-berkas yang berkaitan. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pengembangan aplikasi digital (baik aplikasi seluler maupun situs web) dalam beberapa aspek, yaitu: a) Faktor organisasi b) Faktor sumber daya manusia c) Faktor teknologi d) Faktor layanan e) Faktor proses. Dengan memahami faktor-faktor ini, diharapkan pemerintah pusat dan daerah bisa mengambil langkah strategis dalam mengimplementasikan aplikasi digital, sehingga keberhasilannya dapat ditingkatkan dan kegagalan dapat dihindari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

I Nyoman Arjana Arta, Yetrie Ludang und Kusnida Indrajaya. „Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Pasraman Widya Bakti di Yayasan Pura Pitamaha Kota Palangka Raya“. Journal of Environment and Management 3, Nr. 1 (16.03.2022): 8–15. http://dx.doi.org/10.37304/jem.v3i1.4281.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Alasan penyelidikan ini adalah adanya keunikan tertentu dari Pasraman Widya Bakti yang saat ini berada di bawah naungan Yayasan Pura Pitamaha. Pasraman ini masih eksis hingga saat ini dan telah meraih banyak keberhasilan baik di provinsi Kalimantan Tengah maupun di tingkat nasional. Dengan banyaknya capaian tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian bagaimana proses pengelolaan di Pasraman, apa saja faktor pendukungnya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengelolaan Pasraman, faktor pendukung, dan dampak program pendidikan terhadap masyarakat belajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari ketua, sekretaris, dan tutor Pasraman, serta dari orang tua warga belajar. Model interaktif digunakan dalam analisis data, yang meliputi langkah-langkah berikut: Pengumpulan data, peringkasan, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dalam penyelenggaraan Pasraman, 2) faktor pendukung dalam penyelenggaraan Pasraman adalah semangat, integritas pengurus dan tutor, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, motivasi belajar. warga belajar, dan dukungan orang tua dari warga belajar, 3) dampak program terhadap warga belajar adalah tercapainya keberhasilan dalam berbagai perlombaan, pengembangan karakter yang lebih baik, dan nilai pendidikan agama dan pendidikan karakter yang memuaskan di sekolah formal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Ismail, Rose Fazilah, Rusdi Abd. Rashid, Haris Abd. Wahab und Zahari Ishak. „SIMPTOM KEMURUNGAN DALAM KALANGAN PENAGIH DADAH WANITA DI PUSAT RAWATAN DAN PEMULIHAN DADAH“. Journal of Nusantara Studies (JONUS) 4, Nr. 2 (18.12.2019): 168–92. http://dx.doi.org/10.24200/jonus.vol4iss2pp168-192.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti simptom kemurungan dalam kalangan penagih dadah wanita yang sedang menjalani rawatan dan pemulihan penagihan dadah. Pengenal pastian simptom kemurungan dalam kalangan penagih dadah wanita penting bagi mengelakkan masalah dual diagnosis yang boleh memberi risiko penagih dadah wanita pada tingkah-laku relaps, tingkah-laku penagihan impulsif dan penularan penyakit berjangkit khususnya penyakit bawaan darah. Kajian rintis ini dilaksanakan menerusi kaedah penyelidikan kuantitatif dan dapatan dikumpul melalui kaedah tinjauan dengan menggunakan borang soal selidik. Instrumen M.I.N.I. Neuropsychiatry telah digunakan bagi mengukur kemurungan, manakala jenis penyalahgunaan bahan khususnya dadah diteliti berdasarkan instrumen ASSIST (Alcohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test). Seramai 31 dari 180 orang penagih dadah wanita telah dipilih secara rawak mudah dan data dianalisis secara deskriptif. Dapatan kajian mendapati, seramai 12 orang daripada 31 orang responden kajian menyatakan mereka mengalami simptom gangguan kemurungan yang digariskan oleh ‘Diagnostic Statistical Manual Mental Disorders’ (DSM-IV) seperti rasa sedih, murung atau pilu secara berpanjangan atau hampir setiap hari sekurang-kurangnya dalam tempoh dua minggu sehingga menyebabkan individu kurang berminat menikmati perkara terdahulu sehingga mengganggu aktiviti sosial. Manakala selebihnya lagi responden tidak menunjukkan simptom kemurungan dan ia mungkin dipengaruhi oleh proses rawatan dan pemulihan. Penyalahgunaan dadah jenis methamphetamine seperti syabu dan ‘ecstasy’ boleh memberi implikasi negatif terhadap kesihatan mental penagih. Perhatian yang serius perlu diberikan kepada penagih dadah wanita yang menderita dengan masalah ‘dual diagnosis’. Hasil kajian penting sebagai informasi kepada pihak yang bertanggungjawab mengenai kepentingan saringan kesihatan mental secara klinikal kepada penagih dadah khususnya wanita dan keperluan integrasi rawatan kesihatan mental dalam program rawatan dan pemulihan penagihan dadah yang mempunyai masalah ‘dual diagnosis’. Kata Kunci: Dadah, kemurungan, penagih dadah wanita, pusat rawatan pemulihan, simptom ABSTRACT This study aims to identify symptoms of depression among female drug users that are treated at a Cure and Care Drug Rehabilitation Centre. The identification of depression symptoms among female drug user is crucial to prevent ‘dual diagnosis’ problem that can cause female drug users to be at risk of having relapse behavior, impulsive addiction behavior and transmission of infectious diseases especially blood related disease. This pilot study used quantitative method and data were collected via survey involving a set of close-ended questionnaire. M.I.N.I Neuropsychiatry Instrument was used to identify depression symptoms, while Alcohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test (ASSIST) instrument was used to determine types of specific substance abused among the female drug users. 31 of 180 female drug users were randomly selected using simple random sampling technique and data were descriptively analyzed. The findings indicated that 12 out of 31 respondents reported having depression symptom as outlined by Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V) such as prolonged sadness, moody or melancholy continuously for at least two weeks and had caused loss of interest in enjoying things they preferred to in the past and distributed their daily social activities. However, the remaining respondents did not report any depression symptom and it could be due to the current treatment and recovery process they undergo. Methamphetamine drug abused such as syabu and ecstasy had negative effects to users’ mental health. Serious attention should be given to the female drug users who are suffering from dual diagnosis. The findings are crucial for the relevant and responsible authorities to providing clinical mental health screening for the addicts especially the female drug addicts. An integrated mental health treatment among the female drug users with ‘dual diagnosis’ is recommended in the treatment and rehabilitation program. Keywords: Depression, cure and care rehabilitation centre, drug, female drug users (FDU), symptom Cite as: Ismail, R. F., Rashid, R. A., Abd. Wahab, H., & Ishak, Z. (2019). Simptom kemurungan dalam kalangan penagih dadah wanita di pusat rawatan dan pemulihan dadah [Depression symptoms among female drug users at cure and care rehabilitation centre]. Journal of Nusantara Studies, 4(2), 168-192. http://dx.doi.org/10.24200/jonus.vol4iss2pp168 -192
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Sitorus, Agnes Vera Yanti, und Lidya Putri Utami. „Sektor Unggulan dan Kemiskinan di Provinsi Aceh“. Bappenas Working Papers 6, Nr. 2 (30.07.2023): 223–39. http://dx.doi.org/10.47266/bwp.v6i2.209.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Proses pemulihan ekonomi pasca konflik Aceh dan bencana alam tsunami tahun 2004 masih menyisakan tingkat kemiskinan yang tinggi dibanding provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Susenas Maret 2022 dan September 2022 menunjukkan tingkat kemiskinan di Aceh masing-masing mencapai 14,64 persen dan 14,75 persen. Pertumbuhan ekonomi, provinsi Aceh cenderung stagnan di sekitar 4 persen. Merujuk pada tujuan pertama dari 17 tujuan SDGs yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun, tak terkecuali di Aceh, penanganan kemiskinan mestinya menjadi prioritas pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi permasalahan serta potensi pemecahan masalah kemiskinan di Aceh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi ekonomi di Provinsi Aceh, permasalahan tenaga kerja, serta permasalahan ekonomi dan sosial lainnya yang menghambat pengentasan kemiskinan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Bappenas. Metode penelitian adalah analisis Tabel Input-Output Aceh 2016 untuk mengidentifikasi potensi ekonomi serta melakukan simulasi pengentasan kemiskinan di Provinsi Aceh. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan ekstrim Aceh dapat dikurangi secara signifikan mulai tahun 2033 hanya jika tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh dapat mencapai 5 persen setiap tahun, ceteris paribus. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah perlu memperbaiki tata kelola pemerintahan, memperbaiki iklim investasi, memberdayakan masyarakat melalui peningkatan kinerja sektor unggulan. Sektor-sektor unggulan di provinsi Aceh antara lain industri makanan dan minuman, industri kimia farmasi dan obat tradisional, kelistrikan, dan konstruksi. Secara umum, industri pengolahan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding sektor lainnya di Provinsi Aceh. Pengembangan industri pengolahan khususnya subsektor unggulan, diharapkan dapat menurunkan kemiskinan dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Merujuk pada struktur perekonomian Aceh dan sektor unggulan Aceh, industri yang bisa dikembangkan merupakan industri yang berbasis pertanian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

D. Gamon, Alizaman, und Mariam Saidona Tagoranao. „The Evolution and Development of Waqf Institution in a Secular State: The Philippine Case (Evolusi dan Pembangunan Institusi Waqf di Negara Sekular Kes Negara Filipina)“. Journal of Islam in Asia (E-ISSN: 2289-8077) 14, Nr. 2 (30.12.2017): 345–75. http://dx.doi.org/10.31436/jia.v14i2.618.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract The relationship between state and Islamic institutions in secular society is a relatively new research area, complicated by the arguably secular worldview of mainstream development theory and practice. However, the establishment of waqf (pl. awqāf; sing. waqf) institutions or inalienable Muslim endowments in the Philippines can be traced back prior to colonialism in the Philippines. The waqf or endowment is deemed part of the Islamic law introduced and interwoven to the old folk’s traditions in the Philippines. The study analyzes the history and legal position of waqf institution and its implication towards the transformation of Muslim communities in the Philippines. The study evaluates the effectiveness of the remedies and solutions in addressing the challenges and problems of awqāf properties in Lanao del Sur, Philippines. The study is exploratory by its nature. The researcher opts to utilize qualitative method of gathering data. The flexibility and objectivity of the method allows the researcher to appreciate well-grounded descriptions and explanations of unforeseen thought, and their implications for the management and development of waqf in the Philippines. Waqf literatures in the Philippines have cursorily addressed the impact of government policies on the target population in the Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM) and the grassroots response to the development of Islamic institutions, particularly awqāf properties. This research recommends the promulgation of a meaningful legal framework that guarantees the establishment of credible waqf-based model in management and financing which will then provide a strong support in the establishment of health clinic, Islamic religious centers and educational institutions. Keywords: Islamic Institution, Philippine, Waqf, Legal Framework, Muslim Community. Abstrak Hubungan antara institusi negeri dan institusi Islam dalam masyarakat sekular adalah kawasan penyelidikan yang agak baru, yang rumit oleh pandangan teori dan praktik pembangunan dunia sekular. Walau bagaimanapun, penubuhan institusi waqf atau endowmen Islam yang tidak dapat dielakkan di Filipina dapat dikesan kepada sebelum penjajahan Filipina. Waqf atau endowmen dianggap sebahagian daripada undang-undang Islam yang diperkenalkan dan ditangani dengan tradisi rakyat lama di Filipina. Kajian ini menganalisis sejarah dan kedudukan hukum institusi waqf dan implikasinya terhadap transformasi masyarakat Islam di Filipina. Kajian ini menilai keberkesanan remedi dan penyelesaian dalam menangani cabaran dan masalah harta awqaf di Lanao del Sur, Filipina. Kajian ini bersifat terbuka. Penyelidik memilih untuk menggunakan kaedah kualitatif untuk mengumpul data. Fleksibilitas dan objektiviti kaedah membolehkan penyelidik menghayati penerangan dan penjelasan yang mendalam tentang pemikiran yang tidak diduga, dan implikasinya untuk pengurusan dan pembangunan waqf di Filipina. Literatur Waqf di Filipina telah menangani kesan dasar kerajaan terhadap populasi sasaran di Wilayah Autonomi di Mindanao Muslim (ARMM) dan respon akar umbi terhadap pembangunan institusi Islam, khususnya harta awqaf. Penyelidikan ini mencadangkan pengisytiharan rangka kerja undang-undang yang menjamin penubuhan model berasaskan wakaf yang berwibawa dalam pengurusan dan pembiayaan yang kemudiannya akan memberikan sokongan yang kuat dalam pembentukan klinik kesihatan, pusat agama Islam dan institusi pendidikan. Kata Kunci: Institusi Islam, Filipina, Waqf, Rangka-kerja Undang-undang, Masyarakat Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Awaluddin, Muhammad Aiman, und Anisa Safiah Maznorbalia. „A suggestion that Europe also a Muslim: a study from historical and contemporary perspectives“. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies 9, Nr. 1 (24.05.2019): 83. http://dx.doi.org/10.18326/ijims.v9i1.83-110.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
In the past century saw that Europe associates themselves as a Christian domain until now. The proclaimation of Edict of Thessalonica in 380 AD made the Nicene Christianity as the state in Roman Empire and saw a transition from paganism to a Christian domain or Christendom. Since its inception, several edict has been enacted and several peace treaties have been broken to diminish an idea of multiculturalism within theirs faith land. The establishment of Muslim rules in Iberian Peninsula has changed the dominion of Christian. Muslims in Spain introduced convivencia, which saw that Abrahamic religions, Islam, Judaism and Christianity co-exist together, removing racial, cultural and religious barriers to embrace each other that nurture spirit of inclusion. The Golden Age of Muslim Civilization evidence that Cordova has become a center of Europe, perhaps the world for scientific knowledge advancement. Subsequently, contribute for Renaissance Age in Europe. Additionally, fall of Constantinople in 1453 under Ottomans reshaping the geographcial of Europe and permanently marked the term of European Islam. Through tedious analysis on medias, reports and past journals, this article adopted critical analysis in understanding the complexity of history of Europe, at the same time positioning Islam as part of Europe culture. The contribution of Islam in Europe seems negligible and less attention has been given. Past researchers tend to overlooked and belittled impacts of Islam in Europe continent, thus diminish any legitimacy of Islam in Europe. Critical analysis methodology assist researcher to understand the main issues, reviewing past and present evidence from reliable sources to establish concrete arguments in providing critical evaluation on the discussed issues. It is also a form of method involve investigating topics more deeply, by going beneath the surface of reality to explore the truth of a particular issue. The article established it arguments through historical analysis in Europe starting from ancient time to present situation to give a clear analogy and legitimacy on the presence of Islam in Europe. The finding shows that Islam indeed part of Europe since establishment of Umayyad Caliphate and presence of Islam in Sicily. Moreover, contemporarily, the rising of Muslims, issues of atheism and secularism proof that Europe is no longer center of Christianity but already become multiculturalism society. Pada abad lalu, Eropa mengasosiasikan diri mereka sebagai sebuah domain Kristen sampai sekarang. Maklumat Edict of Thessalonica pada 380 AD menjadikan Kekristenan Nicene sebagai negara di dalam Imperium Romawi dan melihat peralihan dari paganisme kepada suatu domain Kristen atau Kekristenan. Sejak didirikan, beberapa dekrit telah diberlakukan dan beberapa perjanjian damai telah dipatahkan untuk mengurangi gagasan multikulturalisme di dalam tanah kepercayaan mereka. Pendirian aturan Muslim di Semenanjung Iberia telah mengubah kekuasaan Kristen. Muslim di Spanyol memperkenalkan convivencia, yang melihat bahwa agama Abrahamik, Islam, Yudaisme dan Kristen hidup berdampingan bersama-sama, menghilangkan hambatan rasial,budaya dan agama untuk merangkul satu sama lain yang memupuk semangat inklusi. Zaman keemasan peradaban Muslim membuktikan bahwa Cordova telah menjadi pusat Eropa dan mungkin dunia untuk kemajuan pengetahuan ilmiah. Selanjutnya, berkontribusi untuk Renaissance Age di Eropa. Selain itu,jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 di bawah Ottomans membentuk kembali geografi Eropa dan secara permanen menandai istilah Islam Eropa. Melalui analisa yang membosankan tentang media, laporan dan jurnal masa lalu, artikel ini mengadopsi analisa kritis dalam memahami kompleksitas sejarah Eropa, pada saat yang sama memposisikan Islam sebagai bagian dari budaya Eropa. Kontribusi Islam di Eropa tampaknya diabaikan dan kurang mendapatkan perhatian. Peneliti masa lalu cenderung mengabaikan dan meremehkan dampak Islam di benua Eropa, sehingga mengurangi legitimasi Islam di Eropa. Metodologi analisis kritis membantu peneliti untuk memahami isu utama, meninjau bukti-bukti masa lalu dan sekarang dari sumber terpercaya untuk membangun argumen konkret dalam memberikan evaluasi kritis pada masalah yang dibahas. Ini juga merupakan bentuk metode yang melibatkan penyelidikan topik lebih dalam, dengan menjangkau bagian bawah dari permukaan realitas untuk mengeksplorasi kebenaran dari masalah tertentu. Artikel itu menetapkan argumen melalui analisis sejarah di Eropa mulai dari zaman kuno untuk menyajikan situasi dan memberikan analogi yang jelas dan legitimasi di hadapan Islam di Eropa. Temuan ini menunjukkan bahwa Islam memang bagian dari Eropa sejak berdirinya kekhalifahan Umayyah dan kehadiran Islam di Sisilia. Selain itu, bersamaan dengan meningkatnya umat Islam, isu ateisme dan sekularisme merupakan bukti bahwa Eropa tidak lagi menjadi pusat Kekristenan tetapi sudah menjadi masyarakat multikulturalisme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

BAHADIN, SITI AZURA. „Nota Penyelidikan/Research Notes Faktor Penarik Guru Sekolah Agama Rakyat Tanpa Bantuan Kerajaan“. Jurnal Pembangunan Sosial, 20.09.2011. http://dx.doi.org/10.32890/jps.14.2011.11443.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sekolah Agama Rakyat’ bermula atas inisiatif penduduk kampung yang komited dengan Islam. Mereka berpakat mewujudkan sekolah agama. Melalui Jawatankuasa Pengelola Sekolah dan tanah yang diwakafkan, mereka bangunkan sekolah tersebut. Hasil derma orang ramai, bangunan sekolah yang dibina hanya sekadar mampu berlindung daripada panas terik matahari dan hujan. Jauh sekali untuk memiliki bangunan selesa ketika itu. Orang kampung melalui jawatankuasa pengelola melantik sendiri guru dengan membayar elaun ala kadar. Bagaimanapun di Kelantan bermula tahun 1974, Sekolah Agama Rakyat diserapkan kerajaan negeri menjadi sekolah bantuan. Jawatankuasa pengelola menyerah tanggungjawab membangunkan Sekolah Agama Rakyat kepada kerajaan negeri selepas bebanan pengurusan bertambah. Tidak seperti di negeri-negeri lain tetap kekal diurus jawatankuasa pengelolanya. Sekolah Agama Rakyat juga bernasib baik apabila turut mendapat bantuan per kapita daripada kerajaan Pusat setiap tahun. Hasil bantuan per kapita, elaun guru dan pengurusan sekolah dapat dijalankan. Ibu bapa pelajar Melayu kebelakangan ini nampaknya sedang berlumba-lumba untuk menghantar anak-anak mereka ke sekolah agama disebabkan oleh tanggungjawab mereka yang menjadi semakin berat dalam memastikan mutu pendidikan agama dan moral yang tinggi bagi anak-anak mereka dalam menghadapi cabaran semasa yang mengancam perangai dan tingkah laku anak-anak muda sekarang. Maka para ibu bapa merasakan sekolah-sekolah yang menawarkan pendidikan agama adalah pilihan terbaik dalam memastikan anak mereka terjamin di dunia dan akhirat. Di samping itu, bilangan pelajar di ‘Sekolah Menengah Agama Rakyat’ dan ‘Sekolah Menengah Agama Rakyat Negeri’ telah bertambah dari tahun ke tahun. Sekolah Menengah Agama Rakyat didapati mempunyai 62,000 orang pelajar pada tahun 1998 dan meningkat kepada 70,000 orang pelajar pada tahun 1999. Manakala Sekolah Menengah Agama Rakyat Negeri pula mempunyai 63,000 orang pelajar pada tahun 1998 dan semakin bertambah bilangannya dari tahun ke tahun hingga ke hari ini. Pertambahan ini menunjukkan wujudnya minat yang tinggi serta harapan yang tinggi dalam kalangan ibu bapa terhadap sistem pendidikan yang berteraskan agama. Namun keadaan ini tidak sama dengan nasib Sekolah Menengah Agama Rakyat tanpa bantuan kerajaan. Kajian ini mendapati bilangan pelajar yang ada di Sekolah Menengah Agama Rakyat tanpa bantuan kerajaan di Perak hanya tinggal lebih kurang 5,000 orang pelajar sahaja. Jumlah ini akan berkurangan jika tiada langkah drastik daripada pihak sekolah dan kerajaan. Telah menjadi kebiasaan, kebanyakan Sekolah Agama Rakyat bersikap menunggu pelajar baharu untuk mendaftar setiap tahun. Usaha yang dilakukan tidak begitu agresif dan meluas. Faktor ini disebabkan beberapa Sekolah Agama Rakyat menghadapi krisis mendapatkan pelajar sehingga memberi bebanan dan tekanan ke atas nasib guru-guru di Sekolah Agama Rakyat ini. Inilah perkara yang pelik berlaku di mana masih ramai guru Sekolah Agama Rakyat masih bertahan untuk terus berkhidmat walaupun ditimpa pelbagai masalah seperti kata pepatah “Sudah jatuh ditimpa tangga” (Muhaimin Sulam, 2006).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Mohammed Jamie, Suleyman Muyibi,. „The Optimally Mobile Muslim Experts In The Service Of The Ummah“. IIUM Engineering Journal 12, Nr. 5 (04.01.2012). http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v12i5.195.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This paper presents a proposal on how the Muslim Experts made up of Academics, Professionals and Entrepreneurs can be made optimally mobile to utilize their Allah endowed resources to serve the Ummah and mankind more efficiently and effectively as well as being key players in a world which has become a "Global Village". Some case studies are presented to illustrate some of the major problems facing the Muslim Ummah today in not being able to utilize optimally the human as well as material resources endowed to us by Allah to enable us fulfill our role as the "best of Ummah" created for the benefit of mankind and vicegerent of Allah. This proposal includes the setting up of an International Organization of Optimally Mobile Muslim Experts (IOOMME). It is envisaged that IOOMME will have a Talent Bank which will be a database on Muslim Academics and Professionals living and working in both Muslim and non-Muslim countries with detailed information about the experts, their areas of expertise and products developed etc. Furthermore professional resource centers which will be land-based as well as cyberspace or virtual based will be setup made up of published information (journals, technical reports) and specialized research equipment/facilities available in Muslim nations where Muslim Academics and Professionals can have access to for their use as well as for developing upcoming Muslim Academics and Professionals. It is envisaged that Muslim nations will create the enabling environment through entry visa and professional short visit regulations for Muslim academics and professionals to use their Sabbaticals, annual vacations, study/research leave, professional short visits etc. academic/ professional staff exchange to go to Muslim nations to render their service to the Ummah. ABSTRAK: Kertas ini membentangkan cadangan bagaimana kumpulan Pakar Islam yang terdiri daripada kalangan ahli akademik, golongan profesional dan para usahawan dibentuk agar dapat berfungsi secara optimum. Kepakaran yang dikurniakan Allah wajar digunakan untuk berkhidmat kepada umat manusia secara lebih cekap dan berkesan disamping memainkan peranan penting memandangkan dunia kini telah dikenali sebagai "Perkampungan Global". Beberapa kajian kes telah dibentangkan untuk menjelaskan beberapa masalah utama umat Islam hari ini perlu lalui. Apabila kita tidak menggunakan secara optima tenaga serta sumber kekayaan yang diberikan Allah, maka kita tidaklah dapat menunaikan peranan sebagai "umat terbilang" dengan sepenuhnya, yang diwujudkan demi manfaat manusia serta khalifah Allah. Antara cadangannya termasuklah menubuhkan Organisasi Sedunia Pakar Islam Optima Bergerak (International Organization of Optimally Mobile Muslim Experts (IOOMME). IOOMME dijangkakan akan mempunyai Bank Bakat di mana ia akan mempunyai pangkalan data ahli akademik Islam dan profesional yang tinggal dan bekerja di negara Islam dan negara bukan Islam dengan maklumat terperinci mereka, bidang kepakaran masing-masing, produk yang telah dihasilkan dan sebagainya. Tambahan pula, pusat sumber profesional yang nyata dan juga di alam siber yang akan ditubuhkan terdiri daripada maklumat bercetak (seperti jurnal dan laporan teknikal) dan alatan/kemudahan penyelidikan yang khusus. Semua kemudahan ini boleh didapati di negara-negara Islam di mana ahli akademik dan profesional Islam boleh mengakses demi kepentingan mereka dan juga untuk kemajuan para akademik dan profesional Islam akan datang. Negara-negara Islam dijangkakan dapat menyediakan kemudahan menerusi visa masuk dan pas lawatan singkat profesional untuk ahli akademik dan profesional Islam dengan menggunakan cuti sabatikal, cuti tahunan, cuti sambil belajar/penyelidikan, lawatan singkat profesional mereka dan sebagainya. Dalam tempoh ini mereka dapat pergi ke negara-negara Islam lain untuk berkhidmat kepada umat Islam di negara-negara tersebut. Keywords; Muslim academician and professional, talent bank, optimally mobile, service Ummah, resource centers Introduction
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Asiyah, Wa Ode Gita, Sartiah Yusran und Lisnawaty Lisnawaty. „FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAROBO KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2022“. Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia 4, Nr. 2 (15.08.2023). http://dx.doi.org/10.37887/jgki.v4i2.43104.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak Anak yang kekurangan gizi, sering terinfeksi, dan tidak diberikan stimulus psikologis yang cukup akan mengalami stunting (suatu masalah tumbuh kembang). Stunting adalah kekurangan gizi jangka panjang, biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak mencukupi kebutuhan gizi. Infeksi, diet tambahan/pendamping yang buruk, keperawatan, dan variabel keluarga dan rumah tangga. Pada tahun 2022, Puskesmas Marobo akan melakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko stunting pada bayi usia 6 hingga 24 bulan. Analisis terukur adalah apa jenis penyelidikan ini adalah studi analitik. Analitik observasional yaitu penelitian dengan desain cross sectional study dengan menggunakan uji univariat dan uji bivariat. Semua bayi di wilayah operasi Pusat Kesehatan Marobo antara usia 6 dan 24 bulan menjadi demografi penelitian, dan 78 tanggapan menjadi sampel. strategi non-probability sampling dikombinasikan dengan teknik accidental sampling. Uji statistik Chi-Square menunjukkan adanya hubungan antara frekuensi stunting pada bayi usia 6 sampai 24 bulan dengan prevalensi penyakit virus atau infeksi (p=0,004), MP-ASI (p=0,002), dan pendapatan atau kekayaan keluarga (p=0,009). Sebanyak 78 partisipan disurvei prevalensi stunting pada anak usia 6-24 bulan di wilayah pelayanan Puskesmas Marobo Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022. Berdasarkan temuan tersebut, saya menyimpulkan bahwa penyakit menular, pola pemberian MP-ASI, dan pendapatan keluarga semuanya berperan dalam prevalensi stunting pada kelompok usia ini. Kata kunci: Stunting, Penyakit infeksi, pola pemberian MP-ASI, pendapatan keluarga Abstract Children who are malnourished, frequently infected, and not given enough psychological stimulus will experience stunting (a developmental problem). Stunting is long-term malnutrition, usually caused by the consumption of food that does not meet nutritional needs. Infection, bad diet, nursing, and family and household variables. In 2022, the Marobo Health Center will conduct this research to identify risk factors for stunting in infants aged 6 to 24 months. A measured analysis is what makes this type of inquiry an analytical study. Observational analytic, namely research with a cross-sectional study design using univariate tests and bivariate tests. All infants in the operating area of the Marobo Health Center between the ages of 6 and 24 months became the study demographic, and 78 responses were sampled. non-probability sampling strategy combined with accidental sampling technique The Chi-Square statistical test showed a relationship between the frequency of stunting in infants aged 6 to 24 months and the prevalence of viral or infectious diseases (p = 0.004), MP-ASI (p = 0.002), and family income or wealth (p = 0.009). A total of 78 participants were surveyed in 2022 about the prevalence of stunting in children aged 6–24 months in the service area of the Marobo Health Center, Muna District, Southeast Sulawesi Province. Based on these findings, I conclude that infectious diseases, patterns of complementary feeding, and family income all play a role in the prevalence of stunting in this age group. Keyword : stunting,infectious diseases, patterns of giving MP-ASI, family incom.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie