Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Preparativ kromatografi.

Zeitschriftenartikel zum Thema „Preparativ kromatografi“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-48 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Preparativ kromatografi" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Nursid, Muhammad, Ekowati Chasanah, Murwantoko Murwantoko und Subagus Wahyuono. „Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Kapang Emericella nidulans“. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 6, Nr. 2 (18.12.2011): 119. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v6i2.404.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kapang laut dikenal sebagai sumber penting metabolit farmakologi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa sitotoksik dari kapang laut Emericella nidulansyang diisolasi dari ascidia Aplidium longithoraxdari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kapang dikultivasi pada labu 3 L sebanyak 20 labu, masing-masing mengandung 1 L media SWS (mengandung 1% pati dapat larut, 0,2% pepton soya, dan 1 L air laut) dan diinkubasi dalam kondisi statis pada suhu 27–28oC selama 5 minggu. Miselium kapang diekstraksi dengan campuran pelarut diklorometan–metanol (1 :1 v/v) sebanyak 3 kali. Fraksinas i dilakukan dengan menggunakan kolom vakum SiO2 2 x 12 cm dan isolasi dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Uji sitotoksik dengan metode MTT (3-(4,4-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide) terhadap pertumbuhan sel T47D, digunakan sebagai panduan dalam proses isolasi. Senyawa sitotoksik berhasil diisolasi dari ekstrak miselium, terelusi pada menit ke-15 pada kromatogram kromatografi cair kinerja tinggi. Senyawa ini memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 sebesar 6,3 µg/mL.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Bone, Mahfuzun, Yusnita Rifai und Gemini Alam. „Karakterisasi Senyawa Bioaktif Antimikroba Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Bulbosa (MILL.) URB.)“. Jurnal Sains dan Kesehatan 2, Nr. 1 (30.06.2019): 63–69. http://dx.doi.org/10.25026/jsk.v2i1.119.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
bulbosa adalah tanaman khas suku Kalimantan yang telah digunakan secara turun-temurun sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi senyawa aktif antimikroba E. bulbosa. Tahapan penelitian diawali dengan ekstraksi E.bulbosa dengan pelarut metanol dan partisi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol. Uji Skrining antimikroba ekstrak methanol, n-heksan, etil asetat, dan n-butanol dengan konsentrasi 1 mg/mL. Ekstrak n-heksan difraksinasi dengan kromatografi cair vakum dan direfraksinasi kembali menggunakan sepacore. Fraksi aktif diisolasi dengan kromatografi lapis tipis preparatif dan diperoleh isolat aktif E. bulbosa. Hasil Identifikasi berdasarkan kromatogram menunjukkan isolat aktif E.bulbosa adalah golongan naphthalene. interpretasi data spektroskopi FTIR isolat aktif E.bulbosa menunjukkan adanya gugus OH hidroksil, CH alifatik, dan C=O. Hasil Interpretasi data 1H NMR isolat aktif E. bulbosa menunjukkan Data 1H NMR memperlihatkan adanya spektrum dari atom H-6 dengan nilai δ 6,92 ppm Mult. doblet dan J 10,5 Hz, spektrum dari atom H-8 dengan nilai δ 7,75 ppm, Mult. doblet dan J 10,5 Hz, spektrum dari atom H-9 dengan nilai δ 6,29 ppm, dan spektrum H-11 dengan nilai δ 3,21 ppm. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) isolat aktif E.bulbosa terhadap bakteri uji V. cholera, B. subtilis, S. mutans, S. aureus 0,0125% dan bakteri E. coli 0,025%. Disimpulkan bahwa isolat aktif E. bulbsoa adalah golongan senyawa naftalen dan memiliki aktivitas antimikroba.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Wahyuni, Wulan Tri, Herdiyanto Herdiyanto und Mohamad Rafi. „Metode Ekstraksi dan Pemisahan Optimum Untuk Isolasi Xantorizol dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)“. Jurnal Jamu Indonesia 2, Nr. 2 (31.07.2017): 43–50. http://dx.doi.org/10.29244/jji.v2i2.31.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Xantorizol merupakan senyawa penciri utama temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Penelitian ini bertujuan menentukan metode ekstraksi dan pemisahan optimum untuk isolasi xantorizol dari rimpang temulawak. Maserasi dan sokletasi digunakan untuk mengekstraksi xantorizol dengan pelarut metanol, dietil eter, dan n-heksana. Pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif dan hasil pemisahan dikarakterisasi berdasarkan spektrum inframerah dan kromatografi gas-spektrum massa (KG-SM), sementara persentase kemurniannya ditentukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Ekstrak n-heksana dari teknik maserasi memiliki kandungan xantorizol lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya yaitu sebesar 168 mg/g sampel. Fraksi ke-4 hasil pemisahan kolom terhadap ekstrak n-heksana memberikan dua spot pada KLT dengan Rf 0.54 dan 0.68, spot dengan Rf 0.54 diduga merupakan xantorizol (dikonfirmasi dengan KG-SM). Pemurnian lebih lanjut dengan KLT preparatif terhadap fraksi ke-4 menghasilkan xantorizol dengan rendemen sebesar 0.016 % berdasar bobot sampel dan tingkat kemurnian sebesar 87.40 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Faramayuda, Fahrauk, Soraya Riyanti, Adella Shindy Pratiwi, Totik Sri Mariani, Elfahmi Elfahmi und Sukrasno Sukrasno. „Isolasi Sinensetin dari Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Blume miq.) Varietas Putih“. JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 6, Nr. 2 (13.07.2021): 111. http://dx.doi.org/10.20961/jpscr.v6i2.48084.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Kumis kucing mengandung metabolit sekunder sinensetin yang termasuk ke dalam golongan senyawa flavonoid. Sinensetin berpotensi sebagai agen antivirus dan imunomodulator. Tujuan penelitian ini adalah standardisasi tanaman kumis kucing varietas putih dan upaya produksi senyawa sinensetin. Ekstraksi dilakukan dengan metoda maserasi. Tahap pemisahan lanjutan dilakukan dengan metoda ekstraksi cair-cair, kromatografi kolom dan kromatografi cair vakum. Hasil ekstraksi cair-cair terpilih tiga fraksi yaitu fraksi air, etil asetat dan n-heksana. Sebanyak 2,08 gram fraksi etil asetat dilanjutkkan pada tahap pemisahan lanjutan menggunakan kromatografi cair vakum dengan fasa diam silika gel H60 dan fasa gerak n-heksana dan etil asetat. Hasil dari kromatografi cair vakum diperoleh sebanyak 11 subfraksi. Penggabungan dilakukan pada subfraksi 8-11 yang terdeteksi adanya senyawa sinensetin, selanjutnya terhadap subfraksi gabungan dilakukan pemisaahan lanjutan dengan kromatografi kolom. Hasil pemisahan dengan kromatografi kolom diperoleh subfraksi sebanyak 142 vial. Pada subfraksi hasil kromatografi kolom nomor 91-114 terdeteksi adanya isolat sinensetin. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) gabungan subfraksi kromatografi kolom 91-114 (SFK) menunjukkan adanya senyawa sinensetin. Berdasarkan hasil pemeriksaan kemurnian dengan menggunakan KLT 2 dimensi dan analisis profil spektrum UV isolat diduga senyawa sinensetin. </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Fasya, Ahmad Ghanaim, Bagas Purwantoro, Lulu'atul Hamidatu Ulya und Mujahidin Ahmad. „Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromatografi Lapis Tipis dari Fraksi n-Heksana Hydrilla verticillata“. ALCHEMY 8, Nr. 1 (31.03.2020): 23–34. http://dx.doi.org/10.18860/al.v8i1.9936.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Hydrilla verticillata is one of Allah SWT creations that potential as an antioxidant. This study’s objectives were to determine antioxidant activity and identify steroid isolates of n-hexane fraction of H. verticillata. The steroid compounds were extracted using methanol solvent. The methanol extract was hydrolyzed with HCl 2 N and partitioned using n-hexane. The n-hexane fraction was tested phytochemically and separated using thin-layer chromatography (TLC). The steroids compounds were identified using UV-Vis spectrophotometer, FTIR, and LC-MS/MS. The result showed that maceration extraction produced 5.14% yield, whereas n-hexane fraction produce 47.95% yield. Steroid separation through analytical TLC revealed that n-hexane: ethyl acetate (4:1) as the best eluant with 12 spots, while separation using preparative TLC yielded 19 spots. Steroid isolate from TLC preparative has antioxidant activity with EC50 of 5.109 ppm. Identification of steroid compounds using UV-Vis produced maximum wavelengths at 203.9 and 276 nm, while using FTIR indicated the presence of O-H group, geminal dimethyl, C=O, C=C, secondary C-OH, and =C-H (alkene) which might contain steroid compounds. The result of LC-MS/MS showed the presence of β-sitosterol. Hydrilla verticillata merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan dan mengidentifikasi senyawa steroid pada isolat hasil pemisahan fraksi n-heksana H. verticillata. Senyawa steroid diekstraksi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak pekat metanol dihidrolisis dengan HCl 2 N dan dipartisi dengan n-heksana. Fraksi n-heksana hasil partisi diuji fitokimia dan dipisahkan senyawanya menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Identifikasi dilakukan menggunakan UV-Vis, FTIR, dan LC-MS/MS. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi maserasi menghasilkan rendemen 5,14%, sedangkan rendemen partisi n-heksana sebesar 47,95%. Pemisahan steroid menggunakan KLT analitik menunjukkan bahwa variasi eluen terbaik adalah n-heksana: etil asetat (4:1) dengan 12 noda, sedangkan pemisahan KLT preparatif menghasilkan 19 noda. Isolat steroid hasil KLT preparatif memiliki aktivitas antioksidan dengan EC50 5,109 ppm. Identifikasi senyawa steroid menggunakan UV-Vis menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum sebesar 203,9 dan 276 nm, sedangkan untuk identifikasi isolat steroid menggunakan FTIR menunjukkan gugus fungsi O-H, geminal dimetil, C=O, C=C, C-OH sekunder dan =C-H (alkena) yang diduga merupakan senyawa steroid. Hasil LC-MS/MS menunjukkan adanya senyawa steroid β-sitosterol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Cahaya Himawan, Herson, Vinsensius Surjana und Laura Prawira. „KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIARIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SEBAGAI INHIBITOR BAKTERI PATOGEN“. FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi 2, Nr. 2 (01.12.2012): 116–25. http://dx.doi.org/10.33751/jf.v2i2.166.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman tradisional Indonesia yangbanyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Ekstrak kunyit diketahui memiliki aktivitasantibakteri dimana khasiat obat pada kunyit berasal dari senyawa kurkuminoid yangmayoritas terdiri atas kurkumin. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komponenkimia rimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Pembuatan ekstrakrimpang kunyit menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etilasetat, danetanol 96%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kunyit terhadap beberapa bakteri patogendilakukan dengan metode kertas cakram. Standar kurkumin digunakan sebagaipembanding. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan profil Kromatografi CairKinerja Tinggi (KCKT) digunakan sebagai uji identifikasi untuk mengetahui komponen kimiarimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Hasil enelitianmenunjukkan ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki aktivitas antibakteri terhadap akteriBacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella typhosa. Fraksi 2 danfraksi 3 ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri tertinggi pada bakteri Escherichia coli danSalmonella typhosa. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan 3 senyawayang memiliki aktivitas antibakteri dengan aktivitas tertinggi pada preparatif 1 dan preparatif 2dengan daya hambat pada lama inkubasi 24 jam sebesar 7 mm dan 8 mm untuk bakteri Escherichia coli dan sebesar 8 mm untuk bakteri Salmonella typhi. HasilKromatografi Cair Kinerja Tinggi senyawa 1 dan 2 menunjukkan puncak pada wakturetensi 3,621 dan 3,567 menit dibandingkan dengan standar kurkumin yaitu 3,570 menit.Kata kunci: Rimpang kunyit, maseri, bakteri patosigen, Kromatografi Lapis Tipis,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Giri, Gede Sugiartha. „Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Kuinin Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Kina (Cinchona succirubra Pav. Ex Klotzsch) Secara KLT-Densitometri“. Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) 7, Nr. 2 (30.12.2020): 1–12. http://dx.doi.org/10.48177/bimfi.v7i2.41.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Alkaloid kuinin terdapat pada tanaman kina yang menjadi bahan baku untuk pembuatan obat pil kina yang berkhasiat dalam pengobatan penyakit malaria. Pemilihan metode, pelarut, teknik identifikasi dan karakterisasi senyawa alkaloid kina di dalam tanaman kina (Cinchona succirubra Pav. Ex Klotzsch) perlu dilakukan dalam upaya menghasilkan senyawa dengan pemisahan terbaik. Ekstraksi dengan metode maserasi, identifikasi golongan dengan metode screening fitokimia. Fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair dan kromatografi kolom lambat. Isolasi dengan metode kromatografi preparatif dan metode KLT-Densitometri. Ekstraksi maserasi didapat hasil filtrat dengan warna coklat kemerahan. Skrining fitokimia hasil positif golongan triterpenoid dan alkaloid. Ekstraksi cair-cair didapat hasil fraksi air, fraksi etil asetat I, dan fraksi etil asetat II. KLT dan identifikasi perekasi kimia hasil positif mengandung kuinin pada fraksi etil asetat II. Kromatografi kolom didapat hasil berupa 4 fraksinasi dengan warna yang berbeda-beda. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dan isolasi senyawa dengan KLT-Densitometri didapat hasil kadar kuinin rata-rata fraksi etil asetat yaitu 15,30%. Fraksi etil asetat kulit batang kina (Cinchona succirubra Pav. Ex Klotzsch) menghasilkan kadar rata-rata kuinin sebesar 15,30% sesuai dengan tanaman kina yang dibudidayakan yang mengandung alkaloid kuinin sampai 15%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Fadhly, Edwin, Dewi Kusrini und Enny Fachriyah. „Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Daun Rivina humilis L. serta Uji Sitotoksik Menggunakan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 18, Nr. 2 (01.08.2015): 67–72. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.18.2.67-72.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian tentang penapisan fitokimia, isolasi, identifikasi alkaloid dari daun getih-getihan (Rivina humilis L.) serta uji sitotoksisitas dengan metode BSLT telah dilakukan. Isolasi alkaloid diawali dengan maserasi daun Rivina humilis L. dengan pelarut etanol 96%, dilanjutkan penghilangan klorofil dengan menggunakan aquades (1:1). Selanjutnya hasil maserasi tersebut dipartisi dengan pelarut n-heksana, diperoleh ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol-air. Ekstrak etanol-air dilakukan isolasi alkaloid hingga diperoleh ekstrak alkaloid berwarna coklat kemerahan sebanyak 0,7323 gram. Pemisahan alkaloid dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif dan uji kemurniannya menggunakan metode KLT dengan berbagai eluen didapatkan 1 noda pada pita A1. Isolat alkaloid A1 berbentuk padatan putih dan mempunyai titik leleh sebesar 290-292°C. Hasil analisis spektrofotometer UV-Vis memperkirakan bahwa senyawa alkaloid A1 mempunyai struktur dasar indol. Analisis dengan spektofotometer FTIR menunjukkan adanya gugus N-H, O-H, =C-H aromatik, CH2, C=N, C=O, C=C aromatik, dan C-O eter. Sedangkan kromatogram LC-MS menunjukkan puncak tertinggi pada waktu retensi 1,8 menit dan memiliki bobot molekul sebesar 267.27 g/mol. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak alkaloid mempunyai harga LC50 sebesar 25,439 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Hainil, Sri, Dayar Arbain und Deddi Prima Putra. „Kajian Kimia Dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Kayu Pahit (Picrasma Javanica Bl.)“. Jurnal Sains Farmasi & Klinis 2, Nr. 1 (29.12.2015): 1. http://dx.doi.org/10.29208/jsfk.2015.2.1.41.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Senyawa utama N-1 dari fraksi etil asetat kulit batang kayu pahit (Picrasma Javanica Bl) telah diisolasi dan dikarakterisasi dengan kromatografi kolom dan dilanjutkan dengan kromatografi preparatif. elusidasi struktur dan analisis data spektrum yang digunakan ultraviolet (UV) spektroskopi, infra merah (IR), 1H RMI (Resonansi Magnet Inti), 13C RMI, Massa, COSY (Correlated Spectroscopy), HSQC (Heteronuclear Single Quantum Correlation), HMBC (Heteronuclear Multiple Bond Correlation) dan studi literatur menunjukkan bahwa senyawa yang isolasi adalah Javanicin A.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Nursid, Muhammad, Nurrahmi Dewi Fajarningsih, Hedi Indra Januar und Ariyanti Suhita Dewi. „ISOLASI SENYAWA SITOTOKSIK DARI SPONS Crella papilata“. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 4, Nr. 2 (13.12.2009): 97. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v4i2.441.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian isolasi senyawa sitotoksik dari spons Crella papilata telah dilakukan. Spons Crella papilata diambil dari Taman Nasional Kepulauan Seribu. Ekstraksi senyawa sitotoksik dilakukan dengan metode maserasi menggunakan metanol dan ekstrak kasar yang dihasilkan difraksinasi dengan kromatografi kolom fase balik. Pemisahan lebih lanjut dilakukan dengan kromatografi kolom fase normal dengan eluen campuran n-heksana/EtOAc (etil asetat) dan EtOAc/MeOH (etil asetat/metanol) secara gradien. Fraksi yang paling aktif diisolasi dengan kromatografi lapis tipis preparatif dan diidentifikasi dengan ¹H NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry). Interpretasi terhadap data spektra yang dihasilkan memperlihatkan bahwa senyawa bioaktif tersebut merupakan golongan tiol yang mengandung cincin aromatik serta alkil sebagai gugus samping dengan berat molekul sebesar 291. Uji MTT [3-(4,5 dimethylthiazol-2yl)-2,5-diphenyl tetrazolium bromida)] menunjukkan bahwa senyawa bioaktif ini memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dan sel Skov3 dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 14,7 ppm dan 10,9 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Putra, Candra Dewa Pramana, Enny Fachriyah und Dewi Kusrini. „Isolasi, Identifikasi dan Uji Toksisitas Senyawa Steroid dalam Ekstrak Kloroform Daun Ketapang (Terminalia catappa Linn)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 14, Nr. 1 (01.04.2011): 4–7. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.14.1.4-7.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Telah dilakukan isolasi, identifikasi dan uji toksisitas steroid dari ekstrak kloroform daun ketapang (Terminalia catappa Linn.). Steroid diisolasi dengan metode sokletasi dari daun ketapang yang sudah menguning menggunakan pelarut kloroform. Pemisahan ekstrak kloroform dilakukan dengan metode KLT dan kromatografi kolom. Uji toksisitas dilakukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Pemurnian dilakukan menggunakan metode KLT preparatif. Kemurnian diuji menggunakan KLT dengan berbagai pelarut dan KLT 2 dimensi. Analisis senyawa steroid lebih lanjut menggunakan metode GC-MS. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak kloroform mengandung senyawa golongan steroid, triterpenoid dan flavonoid. Pemisahan dengan metode kromatografi kolom menghasilkan 11 fraksi (fraksi A, B, C, D, E, F, G, H, I, J dan K). Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak kloroform mempunyai potensi sebagai pestisida dengan nilai LC50 sebesar 775,90 ppm dan hasil fraksi kolom C berpotensi sebagai antibakteri dengan harga LC50 99,43 ppm. Berdasarkan hasil penapisan fitokimia, fraksi C mengandung senyawa steroid. Pemisahan steroid dari fraksi C dilakukan dengan menggunakan KLT preparatif. Data spektrogram massa dari hasil preparatif dari noda pada Rf 0,125 menunjukkan senyawa yang terkandung di dalamnya adalah norethisterone dan drostanolone propionate.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Wijaya, Viriyanata, Supriyatna Supriyatna und Tiana Milanda. „Uji Aktivitas Antibakteri dari Isolat Daun Tendani (Goniothalamus Macrophyllus Hook. f. & Thomson.)“. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry 3, Nr. 4 (31.12.2016): 322–24. http://dx.doi.org/10.25026/jtpc.v3i4.121.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tumbuhan tendani (Goniothalamus macrophyllus) secara empiris digunakan sebagai obat luar untuk infeksi kulit pada suku Dayak Punan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas senyawa aktif antibakteri yang terkandung dalam isolat dari fraksi etil asetat Daun G. macrophyllus. Fraksi etil asetat adalah fraksi teraktif yang diperoleh dari hasil pengujian aktivitas antibakteri. Isolat diperoleh dari proses pemisahan dan pemurnian menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis preparatif. Isolat diuji dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil uji aktivitas antibakteri isolat dengan konsentrasi 1,2 mg/50 μL (2,4 %) terhadap S. aureus ATCC 25923 menghasilkan diameter zona hambat sebesar 7,85 mm. Kata kunci : Goniothalamus macrophyllus, aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus, isolat, senyawa aktif
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

Utami, Dwi. „AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI ISOLAT 4 EKSTRAK PETROLEUM ETER DAUN Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. PADA SEL KANKER SERVIKS MANUSIA (HeLa)“. Molekul 6, Nr. 2 (01.11.2011): 57. http://dx.doi.org/10.20884/1.jm.2011.6.2.92.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua wanita di Indonesia setelah kanker payudara. Mahkota dewaPhaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl telah dikenal oleh masyarakat dan digunakan secara tradisional untuk pengobatan kanker. Ekstrak petroleum eter daun mahkota dewa menunjukkan aktivitas antiproliferasi pada sel kanker serviks manusia (HeLa) dengan IC50 9 µg/ml (Kintoko dan Hawariah, 2007). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter terhadap sel kanker serviks manusia (HeLa).Serbuk daun mahkota dewa disokletasi dengan petroleum eter, kemudian difraksi dengan etil asetat hingga diperoleh fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat dilakukan kromatografi preparatif dengan fase gerak heksana : etil asetat (9:1). Aktivitas antiproliferasi terhadap sel HeLa ditetapkan harga LC50dan doubling time melalui uji sitotoksik dan pengamatan kinetika proliferasi dengan metode MTT.Hasil isolasi dengan kromatografi preparatif diperoleh lima isolat masing-masing dengan harga Rf : 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,60 ; dan 0,90. Harga LC50 dari isolat 4 adalah sebesar 82,091 µg/ml. Isolat 4 menunjukkan penghambatan pertumbuhan sel HeLa dengan memperpanjang doubling time (16,495 jam) dibanding kontrol sel (10,170 jam).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Safira, Safira, Enny Fachriyah und Dewi Kusrini. „Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15, Nr. 1 (01.04.2012): 36–38. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.15.1.36-38.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Telah dilakukan isolasi, identifikasi, dan uji toksisitas senyawa flavonoid dari ekstrak etil asetat rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb.). Dari hasil penelitian, didapatkan rendemen ekstrak metanol sebanyak 5.75% berasal dari maserasi serbuk rimpang bengle menggunakan metanol. Ekstrak metanol yang didapat selanjutnya diekstraksi menggunakan etil asetat dan didapatkan ekstrak etil asetat sebanyak 4.8%. Hasil penapisan fitokimia rimpang bengle dan ekstrak etil asetat menunjukkan bahwa pada keduanya mengandung senyawa flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid. Kemudian dilakukan pemisahan senyawa flavonoid dari ekstrak etil asetat menggunakan kromatografi kolom dan KLT preparatif. Dari hasil kromatografi kolom didapatkan 8 fraksi (FA-FH). Hasil KLT preparatif fraksi D memunjukkan adanya dua senyawa flavonoid. Hasil identifikasi menggunakan UV-Vis dengan penambahan pereaksi geser diperoleh flavonoid golongan flavonol (3-OH bebas) yaitu 3,5,6,4’ tetrahidroksi flavonol flavonoid golongan auron yaitu 6,7,4’ trihidroksi auron. Hasil uji toksisitas terhadap fraksi metanol, fraksi etil asetat dan hasil kolom fraksi D masing-masing memiliki nilai LC50 berturut-turut 41,645 ppm; 56,603 ppm; 143,384 ppm sehingga ketiga hasil tersebut memiliki potensi sebagai anti bakteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

Anggraeni, Eka Vany, und Khairul Anam. „Identifikasi Kandungan Kimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Kulit Durian (Durio zibethinus Murr.)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19, Nr. 3 (01.12.2016): 87–93. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.19.3.87-93.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Ekstraksi, fraksinasi, uji aktivitas antimikroba dengan metode difusi agar serta identifikasi kandungan kimia dari fraksi aktif dari kulit durian (Durio zibethinus Murr.) telah dilakukan. Dari maserasi dari kulit durian (Durio zibethinus Murr) yang dilakukan menggunakan pelarut etanol 96%, diperoleh ekstrak etanol kulit durian. Kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi dengan pelarut n-heksana, kloroform, etil asetat, dan metanol sehingga diperoleh masing-masing fraksi n-heksana, kloroform, etil asetat, dan metanol. Dari ekstrak dan fraksi kulit durian, kemudian dilakukan uji aktivitas antimikroba, hingga diperoleh fraksi teraktif adalah fraksi etil asetat. Identifikasi kandungan kimia dalam fraksi aktif etil asetat kulit durian dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis preparatif. Sedangkan uji kemurnian isolat dianalisis menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis dan didapatkan isolat E.2.2.2. Isolat berbentuk serbuk putih dan karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan panjang gelombang maksimum 205 nm, 236 nm, dan 270-300 nm. Analisis dengan spektofotometer FTIR menunjukkan adanya gugus O-H, =C-H aromatik, C=C aromatik, substitusi aromatik, C=O asam karboksilat, C=C alkena dan C-O eter. Sedangkan Analisis Kromatografi Lapis Tipis dengan pembanding senyawa standar asam fenolat, diduga bahwa isolat E.2.2.2 adalah asam ferulat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Ningrum, Dita Widia, Dewi Kusrini und Enny Fachriyah. „Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etanol Daun Johar (Senna siamea Lamk)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 20, Nr. 3 (01.10.2017): 123–29. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.20.3.123-129.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Telah dilakukan penelitian tentang isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun johar (Senna siamea Lamk) serta uji aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat flavonoid, mengidentifikasi dan menguji aktivitas antioksidan isolat flavonoid dari ekstrak etanol daun johar. Metode penelitian dibagi menjadi empat tahap, tahap pertama yaitu isolasi senyawa flavonoid. Tahap kedua yaitu pemisahan senyawa flavonoid menggunakan kromatografi cair vakum, kromatografi kolom gravitasi dan kromatografi lapis tipis preparatif. Tahap ketiga yaitu identifikasi isolat flavonoid menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Tahap keempat adalah uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil isolasi flavonoid didapatkan isolat flavonoid seberat 0,006 gram (0,004%). Identifikasi isolat flavonoid dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa isolat flavonoid memiliki struktur dasar senyawa flavon dengan serapan maksimum pada panjang gelombang pita I (350 nm) dan pita II (255 nm dan 267 nm) dan analisis menggunakan FTIR menunjukkan isolat flavonoid memiliki gugus fungsi O-H, C-H alifatik, C=O, C=C aromatik, C-O eter dan C-O alkohol sehingga diduga isolat flavonoid memiliki struktur dasar senyawa luteolin yang tersubstitusi. Hasil uji aktivitas antioksidan isolat flavonoid menunjukkan IC50 sebesar 139,8373 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Susmayanti, Windi, Enny Fachriyah und Dewi Kusrini. „Isolasi, Identifikasi dan Uji Sitotoksik Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera Cordiforlia (Tenns) Stennis)“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15, Nr. 3 (01.12.2012): 88–93. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.15.3.88-93.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Telah dilakukan isolasi, identifikasi dan uji sitotoksik senyawa flavonoid dari ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera cordiforlia (Tenns) Stennis). Pemisahan dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT), Kromatografi kolom, KLT Preparatif. Pengujian kemurnian dilakukan KLT dan KLT 2 dimensi. Analisis dilakukan dengan analisis spektrometri UV-Vis dengan pereaksi geser, sedangkan pengujian sitotoksik menggunakan BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Ekstrak etil asetat dan fraksi B hasil kolom mengandung senyawa flavonoid. Analisis isolat menggunakan spektrometri UV-Vis dengan pereaksi geser menunjukkan panjang gelombang 377nm (pita I) dan 438 nm (pita II) merupakan golongan auron dan senyawa yang terkandung adalah 4’,6,7 trihidroksi Auron. Uji sitotoksik menunjukkan hasil ekstrak n-heksana, ekstrak etanol, ekstrak etil asetat tidak bersifat toksik dengan masing-masing LC50 591,68 ppm , LC50 1479,151 ppm LC50 611,706 ppm, dan hasil fraksi B kolom bersifat sedikit toksik dengan LC50 58,447 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
18

Herdini, Sri Lia Nurlicha und Veriah Hadi. „ANALISIS TEOFILIN DALAM JAMU SESAK NAPAS SEDIAAN SERBUK YANG BEREDAR DI KOTA BEKASI SECARA KLTp, SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS DAN FTIR“. TEKNOSAINS : Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika 8, Nr. 2 (21.07.2021): 100–108. http://dx.doi.org/10.37373/tekno.v8i2.101.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Beberapa obat tradisional yang sering dicemari bahan kimia obat menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan salah satunya adalah jamu sesak nafas dengan penambahan teofilin untuk meningkatkan khasiatnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teofilin dalam jamu sesak nafas sediaan serbuk yang beredar di Kota Bekasi. Analisis dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif, Spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Hasil KLT Preparatif menunjukkan Rf sampel A 0,92; sampel B 0,91; sampel C 0,93 dan didapatkan kadar sampel A 0,0640%; sampel B 0,0522% dan sampel C 0,0616%. Bilangan gelombang yang terbentuk menunjukkan adanya gugus fungsi CH3, C=O, C=C (cincin aromatik) dan C-N (amin aromatik). Hasil ini menunjukkan bahwa sampel jamu positif mengandung bahan kimia obat (teofilin).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
19

Rosyid, Afrezza Lukman, Enny Fachriyah und Dewi Kusrini. „Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa Triterpenoid Rimpang Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) sebagai Antibakteri“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19, Nr. 1 (01.04.2016): 1. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.19.1.1-6.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian mengenai isolasi, identifikasi dan uji aktivitas senyawa triterpenoid rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb) sebagai antibakteri telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa golongan triterpenoid dari rimpang bengle serta mengetahui aktivitasnya terhadap bakteri E.coli dan S.aureus. Tahapan penelitian ini meliputi ekstraksi menggunakan etanol 96% dan kemudian dipartisi dengan n-heksana. Ekstrak n-heksana yang telah dipekatkan kemudian dilakukan kromatografi kolom. Identifikasi fraksi kolom yang positif mengandung triterpenoid dilakukan dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard. Fraksi positif triterpenoid selanjutnya dipisahkan melalui metode kromatografi preparatif. Isolat yang didapat selanjutnya diuji kemurnian menggunakan metode KLT berbagai eluen dan KLT dua dimensi. Isolat juga dianalisis menggunakan FT-IR dan KG-SM. Hasil analisis FT-IR menunjukkan isolat memiliki vibrasi pada bilangan gelombang 2924 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur C-H asimetri, 2862 cm-1 vibrasi ulur C-H simetri, 1720 cm-1 vibrasi ulur C=O, 1465 cm-1 vibrasi tekuk C-H dari CH2, 1395 cm-1 adalah vibrasi gugus gem-dimetil. Hasil analisis KG-SM menunjukkan isolat memiliki waktu retensi 24,5 menit, bobot molekul 426, dengan puncak dasar m/z 69. Berdasarkan database isolat merupakan senyawa friedelen-3-o.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
20

Adilla, Farah. „Review: Metode Analisis Senyawa Asam Benzoat dalam Produk Makanan dan Minuman“. Jurnal Dunia Farmasi 5, Nr. 2 (24.05.2021): 63–73. http://dx.doi.org/10.33085/jdf.v5i2.4834.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pengawet pangan menjadi hal yang penting seiring dengan meningkatnya sifat konsumerisme masyarakat. Salah satu contoh pengawet pangan adalah asam benzoat. Konsumsi asam benzoat dalam jumlah berlebih berbahaya bagi kesehatan. Berbagai metode analisis dengan spesifisitas dan selektivitas tinggi sangat dibutuhkan untuk pengujian kandungan asam benzoat dalam produk makanan dan minuman. Prosedur analisis perlu diperhatikan agar mampu menetapkan jumlah asam benzoat yang terdapat dalam produk pangan. Studi ini menyajikan tinjauan komprehensif tentang berbagai teknik analisis yang digunakan untuk analisis pengawet asam benzoat dalam produk pangan. Metode yang digunakan yaitu studi literatur terhadap jurnal nasional dan internasional yang membahas tentang metode analisis asam benzoat dalam produk pangan. Beragam prosedur analisis memiliki kelebihan dan kekurangan berdasarkan kondisi sampel yang akan dianalisis. Berbagai metode preparasi sampel yang telah dilakukan meliputi ekstraksi cair – cair, filtrasi membran, dan ultrasonik. Metode analisis asam benzoat yang telah digunakan yaitu spektrofotometri UV-Vis, Kromatografi Gas, dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Metode analisis RP-HPLC dengan detektor UV-Vis merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisis asam benzoat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
21

Perawati, Santi, Lia Anggresani, Ulfa Deni Swinche und Barmi Hartesi. „Isolasi senyawa antibakteri dari batang sembung rambat (Mikania cordata (Burm.fil.))“. Riset Informasi Kesehatan 9, Nr. 1 (29.06.2020): 78. http://dx.doi.org/10.30644/rik.v9i1.388.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Latar Belakang : Tumbuhan sembung rambat merupakan gulma yang memiliki potensi antibakteri yang sangat besar. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat metabolit sekunder dari batang sembung rambat yang mempunyai aktivitas antibakteri. Metode : Isolasi senyawa antibakteri dari batang sembung rambat dilakukan dengan metode separation guided by activity. Dimulai dengan pengumpulan sampel, sortasi, ekstraksi, fraksinasi, isolasi,, uji aktivitas antibakteri, karakterisasi senyawa antibakteri dengan spektro UV-Vis dan FTIR. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan etanol 70%. Hasil : Penapisan fitokimia ekstrak etanol batang sembung rambat mengandung metabolit sekundr alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid, tannin dan kuinon. Uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak, fraksi etil asetat (Mc-II), subfraksi (Mc-II-A) dan isolat (Mc-II-A3) menunjukkan efektivitas terbesar terhadap bakteri S.aureus dan E.coli. pemisahan senyawa menggunakan metode ekstrak cair-cair (ECC), kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi lapis tipis preparatif. Pemurnian isolat dilakukan dengan KLT dua arah Kesimpulan : Identifikasi isolat aktif antibakteri (Mc-II-A3) dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Spektrum UV menunjukkan panjang gelombang 222 nm dan analisis FTIR menunjukkan adanya C=C aromatis dan C=O. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isolat aktif antibakteri dari batang sembung rambat diduga senyawa mikanolide. Kata kunci: Antibakteri, Isolasi, Mikania cordata (Burm.fil.), Sembung rambat
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
22

Rahmawati, Rahmawati, Ida Nur Farida, Witriany Rayapratiwi, Nayla Haraswati, Tati Herlina und Unang Supratman. „Optimasi Kondisi Pemisahan Senyawa Flavonoid dari Fraksi Polar Erythrina poeppigiana Menggunakan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Preparatif“. Chimica et Natura Acta 7, Nr. 1 (12.04.2019): 27. http://dx.doi.org/10.24198/cna.v7.n1.19600.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
23

Nopitasari, Dian, Enny Fachriyah und Pratama Jujur Wibawa. „Triterpenoid dan Nanopartikel Ekstrak n-Heksana dari Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum) Serta Uji Sitotoksisitas dengan BSLT“. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 20, Nr. 3 (01.10.2017): 117–22. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.20.3.117-122.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa triterpenoid dari rimpang Alpinia purpurata dan fabrikasi nanopartikel ekstrak n-heksana serta membandingkan aktivitas sitotoksik antara nanopartikel dan ekstrak n-heksana. Senyawa triterpenoid diisolasi dari ekstrak n-heksana menggunakan kromatografi kolom gravitasi dan KLT Preparatif. Metode yang digunakan untuk fabrikasi ekstrak n-heksana menjadi nanopartikel adalah sonikasi dengan menggunakan prosesor ultrasonik. Penentuan aktivitas sitotoksik ekstrak n-heksana menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil analisis GC-MS isolat triterpenoid memiliki berat molekul sebesar 426 g/mol diduga merupakan senyawa Lupeol. Berdasarkan analisis ukuran partikel menggunakan instrumen PSA, nanopartikel ekstrak n-heksana memiliki ukuran 278,0 nm. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak n-heksana dan nanopartikel ekstrak n-heksana menghasilkan LC50 berturut-turut sebesar 109,668 ppm dan 86,783 ppm. Ekstrak n-heksana dalam bentuk nanopartikel dapat meningkatkan bioaktivitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
24

Husin, H., und Marwan Marwan. „Studi Penggunaan Katalis Tembaga Molybdenum Oksida Berpenyangga Silica (CuMoO3/SiO2) Untuk Oksidasi Metana Menjadi Methanol Dan Formaldehida“. REAKTOR 8, Nr. 1 (19.06.2017): 37. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.8.1.37-42.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Studi penggunaan katalis tembaga molybdenum oksida berpenyangga silica (CuMoO3/SiO2) untuk oksidasi parsial metana menjadi methanol dan formaldehida telah dilakukan. Preparasi katalis dilakukan dengan metode impregnasi. Hasil identifikasi dengan XRD menunjukkan bahwa komponen katalis terdiri dari senyawa MoO3, Cu2Odan SiO2. Uji kinerja katalis dilangsungkan dalam reaktor pipa lurus berunggun tetap, beroperasi pada temperature 400, 450 dan 500 0C dan tekanan 1 atm. Produk reaksi dianalisis menggunakan gas kromatografi buatan Shimadzu dengan kolom mole sieve 5A dan porapak Q. Konversi metana tertinggi diperoleh 34,1% menggunakan katalis dengan rasio Cu: Mo 1: 3, temperatur reaksi 400 0C. Perolehan methanol tertinggi 3,4 % dan perolehan formaldehida tertinggi 7,3%.Kata kunci : oksidasi parsial metana, katalis (CuMoO3/SiO2), impregnasi, methanol, formaldehida
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
25

Rustanti, Elly. „Efektivitas antibakteri senyawa katekin dari ekstrak daun teh (Camelia sinensis L. var assamica) terhadap bakteri Pseudomonas fluorescens“. ALCHEMY 5, Nr. 1 (09.01.2018): 19. http://dx.doi.org/10.18860/al.v5i1.3695.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Daun teh adalah salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Zat tersebut dapat juga digunakan sebagai pengawet alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan daun teh sebagai antibakteri alami dalam menghambat bakteri <em>Pseudomonas fluorescens</em>. Proses ekstraksi dauh teh yang dilakukan dengan metode maserasi. Pemisahan ekstrak daun teh (katekin) dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) analitik dengan variasi eluen yaitu etil asetat:air:asam format (18:1:1), toluena:aseton:asam format (3:3:1) dan kloroform:metanol:air (6,5:3,5:1). Hasil KLT analitik menunjukkan bahwa eluen terbaik adalah etil asetat:air:asam format. Eluen tersebut digunakan untuk pemisahan menggunakan KLT preparatif. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa isolat 2 dari ekstrak daun teh memberikan efektivitas terbaik sebagai antibakteri <em>P. Fluorescens </em>dengan zona hambat 23,3 mm.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
26

Fiisyatirodiyah, Fiisyatirodiyah, Abdul Hakim, Roihatul Muti’ah und Elok Kamilah Hayati. „POTENSI TERAPI TUNGGAL ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL AKAR WIDURI (Calotropis gigantea) SECARA IN VIVO“. Journal of Islamic Pharmacy 1, Nr. 1 (14.04.2017): 3. http://dx.doi.org/10.18860/jip.v1i1.4173.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Tanaman Widuri mengandung beberapa golongan senyawa aktif, diantaranya flavonoid, alkaloid, terpenoid dan steroid.Senyawa-senyawa tersebut telah terbukti bermanfaat sebagai antimalaria.Selain itu, daun<em> Calotropis procera</em>berpotensi antimalaria, sehingga diduga akar <em>Calotropis gigantea </em>juga berpotensi sebagai antimalaria karena mempunyai kekerabatan dalam satu genus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antimalaria ekstrak etanol 80 % akar Widuri (<em>Calotropis gigantea</em>) pada mencit terinfeksi <em>Plasmodium berghei</em> dan identifikasi golongan senyawa aktifnya.</p><p>Tahapan penelitian ini meliputi analisis kadar air sampel basah, preparasi sampel, analisis kadar air sampel kering, kemudian ekstraksi senyawa aktif dengan maserasi. Setelah itu, dilakukan uji antimalaria dan dilanjutkan dengan uji fitokimia.Senyawa aktif yang positif terhadap uji fitokimia diidentifikasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.</p><p>Hasil kadar air sampel basah sebesar 51,17 %, sedangkan kadar air sampel keringnya sebesar 4,96 %. Isolasi senyawa aktif dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80 %. Efektivitas antimalaria ekstrak etanol 80 % akar tanaman Widuri (<em>Calotropis gigantea</em>) dalam menghambat pertumbuhan <em>Plasmodium berghei </em>pada mencit adalah sangat baik dengan nilai ED<sub>50</sub> sebesar 4,26 mg/Kg BB. Golongan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol 80 % akar Widuri (<em>Calotropis gigantea</em>) berdasarkan uji reagen adalah golongan senyawa terpenoid dan saponin. Hasil identifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan bahwa eluen terbaik untuk golongan senyawa terpenoid adalah n-heksana : etil asetat (2 : 8) yang menghasilkan penampakan warna ungu pada panjang gelombang 366 nm dengan pereaksi Lieberman-Burchard, sedangkan eluen terbaik untuk saponin adalah kloroform : aseton (4 : 1) dengan penampakan warna ungu pada panjang gelombang 366 nm dengan pereaksi H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> 0,1 M.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata kunci :</strong><em>Calotropis gigantea, antimalarial, Fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
27

Nuari, Siti, Syariful Anam und Akhmad Khumaidi. „Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C.Weber) Briton & Rose)“. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) 3, Nr. 2 (04.12.2017): 118–25. http://dx.doi.org/10.22487/j24428744.0.v0.i0.8771.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dari ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (F.A.C.Weber) Briton & Rose). Ekstrak buah naga merah diperoleh melalui maserasi serbuk buah naga merah dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol yang diperoleh di partisi dengan metode partisi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan air. Hasil partisi ekstrak etil asetat kemudian dilakukan pemisahan dengan Kromatografi vakum cair, sedangkan ekstrak air dihidrolisis terlebih dahulu dengan HCl lalu dipartisi dengan etil asetat (fraksi etil asetat). Berdasarkan hasi pemurnian ekstrak etil asetat dan fraksi etil asetat dengan KLT Preparatif diperoleh 5 isolat tetapi hanya isolat 3 yang positif senyawa flavonoid. Hasil spektroskopi UV-Vis isolat 3 menghasilkan puncak pada 330 nm (pita I) dan 280 nm (pita II), sedangkan pada penambahan pereaksi geser tidak mengalami pergeseran batokromik dan hipsokromik. Berdasarkan data-data yang diperoleh isolat 3 diduga merupakan golongan senyawa flavanon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
28

Wibawa, Teguh Hafiz Ambar, Eva Maria Widyasari, Iswahyudi Iswahyudi, Ade Suherman, Maula Eka Sriyani, Ahmad Kurniawan und Danni Ramdhani. „PREPARASI SENYAWA ANTI KANKER APIGENIN BERTANDA RADIOIODIUM-131 UNTUK STUDI BIOAKTIVITAS“. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia 21, Nr. 1 (20.07.2020): 49. http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2020.21.1.5788.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
PREPARASI SENYAWA ANTI KANKER APIGENIN BERTANDA RADIOIODIUM-131 UNTUK STUDI BIOAKTIVITAS. Apigenin merupakan senyawa flavonoid yang mempunyai potensi sebagai senyawa anti kanker, anti oksidan, dan anti inflamasi dengan toksisitas intrinsik yang rendah. Untuk mengetahui bioaktivitas apigenin, dapat dilakukan radioiodinasi kemudian dilanjutkan dengan studi praklinis menggunakan hewan uji. Pada penelitian ini dilakukan preparasi apigenin bertanda radioiodium-131 menggunakan metode kloramin-T dan optimasi berbagai parameter serta kondisi penandaan. Hasil optimasi diperoleh formula dan kondisi penandaan yaitu 1 mg apigenin, 250 µg kloramin-T, dan 100 µg natrium metabisulfit, dengan pH penandaan 7 dan jumlah radioiodium-131 10 µL (10 µCi). Proses penandaan senyawa 131I-Apigenin dilakukan melalui reaksi substitusi elektrofilik selama 20 menit pada suhu kamar (20-22 °C). Dari hasil pengujian menggunakan metode kromatografi kertas menggunakan fasa diam Whatman 1 dan fasa gerak amonium asetat 0,02 M, pH 6, diperoleh kemurnian radiokimia sebesar 96,53 ± 1,87%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 131I-Apigenin dapat digunakan untuk studi selanjutnya, yaitu studi fisikokimia dan studi praklinis, sehingga dapat diperoleh karakteristik bioaktivitas dan efektivitasnya sebagai senyawa anti kanker berbasis bahan alam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
29

Obenu, Noviana Mery. „Ekstraksi dan Identifikasi Komposisi Metabolit Fraksi Diklorometana dan Aquades Ektrak Metanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn)“. Jurnal Saintek Lahan Kering 2, Nr. 1 (30.06.2019): 17–19. http://dx.doi.org/10.32938/slk.v2i1.717.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sirsak adalah salah satu tumbuhan yang banyak dijumpai di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Beberapa bagian tumbuhan sirsak diketahui telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional ataupun sebagai peptisida alami. Pemanfaatan tumbuhan sebagai pengobatan ataupun sebagai peptisida alami tidak terlepas dari senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya. Senyawa- senyawa tersebut akan berhasil diisolasi tergantung pemilihan pelarut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui komposisi metabolit yang terkandung dalam setiap pelarut yang digunakan. Langkah-langkah penelitian ini meliputi preparasi sampel daun sirsak, ekstraksi secara maserasi dengan pelarut metanol, partisi ekstrak metanol dengan pelarut diklorometana dan air serta identifikasi komposisi metabolit dengan instrumen kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Senyawa-senyawa yang teridentifikasi pada KCKT pelarut diklorometana diduga adalah senyawa metabolit golongan fenol, polikatida, tannin dan alkaloid. Sedangkan senyawa yang teridentifikasi KCKT pada pelarut air diduga adalah senyawa polar yang terikat dengan suatu gugus glikosida.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
30

Elisa, Gebby, Marline Nainggolan und Ginda Haro. „Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Triterpenoid/Steroid dari Daun Buni (Antidesma Bunius (L.) Spreng.)“. Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) 1, Nr. 1 (02.10.2018): 271–76. http://dx.doi.org/10.32734/tm.v1i1.78.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Salah satu tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan secara tradisional adalah buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.), yang dapat mengobati darah tinggi, jantung berdebar cepat, anemia, sifilis, antikanker, antiradikal dan sebagai bahan pewarna alami. Daun buni mengandung sejumlah triterpenoid/steroid, saponin dan flavonoid. Senyawa triterpenoid/steroid menunjukkan aktivitas farmakologi berupa antibakteri, antiinflamasi, inhibisi terhadap sintesis kolesterol, antikanker, antitumor dan aktivitas sitotoksik terhadap sel pangkreatik.Tujuan penelitian ini untuk melakukan skrining fitokimia dan mengisolasi senyawa triterpenoid/steroid dari daun buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.). Simplisia daun buni dilakukan skrining fitokimia kemudian diekstrasi dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana, kemudian maserat diuapkan dengan alat penguap vakum putar. Ekstrak n-heksana yang diperoleh diisolasi dengan cara kromatografi lapis tipis (KLT) dan KLT preparatif menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak yang sesuai. Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KLT 2 arah dan dilanjutkan mengidentifikasi isolat dengan spektrofotometer ultraviolet dan spektrotometer inframerah. Hasil uji skrining fitokimia diperoleh senyawa glikosida, saponin, flavonoid dan triterpenoid/steroid. Hasil KLT ekstrak n-heksan dengan fase gerak n-heksana-etilasetat (70:30) diperoleh 4 noda dengan penampak noda Liebermann-Burchard, selanjutnya ekstrak n-heksan dipisahkan dengan KLT preparatif, diperoleh 1 (satu) isolat murni berwarna merah ungu (Rf 0,90). Hasil karakterisasi isolat peroleh panjang gelombang 203,2 nm dan dijumpai adanya gugus hidroksil, gugus -CH alifatis, ikatan C=C, gugus –CH2 dan gugus C-O. One of plants used for traditional medication is buni (Antidesmabunius (L.) Spreng.) which can be used for treatment of hypertension, rapid heartbeat, anemia, syphilis, and asanti-cancer, anti-radical, and can be used as natural dye. Buni leaves contain triterpenoid/steroid, saponin and flavonoid. Triterpenoid/steroid showpharmacology activities such as anti-bacteria, anti-inflammatory, inhibition to cholesterol synthesis, anti-cancer, anti-tumor, and cytotoxic activity to pancreatic cells. This research objectives were to conduct phyochemical screening and to isolate the triterpenoid/steroid from buni leaves (Antidesmabunius (L.) Spreng.The phytochemical screening of Buni leaves simplicia was conducted and thenextracted using maceration method with n-hexane and evaporated using rotary evaporator. The n-hexane extract was subjected to isolation with thin-layer chromatography and preparative thin-layer chromatography using stationaryphase of silica gel GF 254 and suitable mobile phase. The isolates obtained was taken into purity test using two dimensions thin-layer chromatography and identified with ultraviolet and infrared spectrophotometers. The phytochemical screening test showed the presence ofglycosides, saponins, flavonoids, and triterpenoids/steroids. The thin-layer chromatography of n-hexane extractwith n-hexane-ethyl acetate as mobile phase (70:30)showed 4spotsafter sprayed with Liebermann-Burchard. The n-hexane extract was further fractionated with preparative thin-layer chromatography and 1 pure purple-red isolate (Rf 0.90) was obtained. The characterization of isolate showed that the wave length was203.2 nm with hydroxyl group, –CH aliphatic group, C=C group, –CH2 group, and C–O group.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
31

Mohamad, Kusdiantoro, Wiwit Ridhani Rahmaniyah, I. Ketut Mudite Adnyane, Mokhamad Fahrudin und Arief Boediono. „Analisis Proteomik Cairan Sinovial Sendi Domba: Efektivitas Metode dan Profil Protein Fungsional“. Acta VETERINARIA Indonesiana 8, Nr. 2 (06.07.2020): 52–64. http://dx.doi.org/10.29244/avi.8.2.52-64.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode deplesi dan digesi protein, serta menganalisis proteom cairan sinovial (SF) sendi pada domba sehat menggunakan kromatografi cair–tandem spektrometri massa. Cairan SF dikoleksi dari enam ekor domba garut betina, umur ±4 tahun, berat 35-40 kg, dan sehat secara klinis. Deplesi protein berkelimpahan tinggi dilakukan dengan metode spin column menggunakan TOP 12 dan metode proteospin, sementara digesi protein dengan tiga metode, yaitu digesi in solution, in gel, dan in-solution + filter-aided sample preparation (FASP). Metode yang terbaik kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi peptida menggunakan ultra performance liquid chromatography. Metode deplesi proteospin dengan digesi protein in-solution + FASP merupakan metode terbaik berdasarkan nilai coverage dan sequest HT. Hasil analisis proteomik terkarakterisasi 52 protein pada database spesies domba. Anotasi gen ontologi menggunakan DAVID analysis menunjukkan bahwa protein-protein SF tersebut merupakan komponen sel terutama sebagai eksosom ekstraseluler, fungsi molekuler sebagai aktivitas inhibitor endopeptidase tipe-serin dan pengikat ion kalsium; serta proses biologis sebagai angiogenesis dan koagulasi darah atau pembentukan fibrin. Analisis KEGG pathway menunjukkan protein SF berperan utama pada jalur kaskade koagulasi dan komplemen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
32

Hanif, Muhammad. „APLIKASI TEKNOLOGI HIJAU UNTUK PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN BERBASIS STRUKTUR KOMUNITAS MIKROBA“. Jurnal Teknologi Lingkungan 15, Nr. 1 (13.12.2016): 51. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v15i1.1457.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Struktur komunitas mikroba memiliki peran yang penting dalam pemantauan kualitas lingkungan.Strategi pengembangan metode analitis yang handal untuk mengkarakterisasi struktur komunitasmikroba masih merupakan sebuah tantangan.Analisis profil respirasi kuinon (RK) merupakan salahsatu metode identifikasi mikroba tanpa kulturisasi yang telah luas digunakan untuk mengkarakterisasistruktur komunitas mikroba. Studi ini bertujuan untuk mengaplikasikan teknologi ekstraksi fluidasuperkritis (EFS) sebagai sebuah teknologi hijau untuk determinasi struktur komunitas mikrobakuinondalam lumpur IPAL. Statistik desain percobaan digunakan dalam studi ini untuk mengoptimasikondisi EFS, dan mengeksplorasi hubungan antara beberapa peubah dan satu atau lebih peubahrespon. Kromatografi cairan ultra performansi (KCUP) dilengkapi detektor foto diode arraydigunakan untuk determinasi secara simultan ubikuinon (UK) dan menakuinon (MK).Ekstraksisuperkritis berfluida CO2 dengan perangkap kartridge fase padat terbukti lebih efektif dan cepatuntuk mengekstraksi RK dibandingkan metode konvensional dengan pelarut organik.Keberhasilanprosedur analitis dari metode ini dibuktikan dengan adanya pengurangan signifikan dari kompleksitasprosedur yang gunakan dan penurunan waktu preparasi sampel.Hasil optimalisasi metode EFS inijuga diuji sensitifitas nya dalam mengkarakterisasi komunitas mikroba berbasis profil kuinon padaberbagai sampel seperti tanah, air kolam, sedimen sungai, lumpur digesi anaerob. Metode ini dapatmenjadi metode rutin dalam pemantauan struktur komunitas mikroba di lingkungan
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
33

Senda Kartika Rakainsa und Khoirun Nisa. „ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA DARI EKSTRAK BAWANG DAYAK SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA“. JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) 4, Nr. 2 (31.03.2021): 43–50. http://dx.doi.org/10.52943/jifarmasi.v4i2.501.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Skrining aktivitas antibakteri dilakukan terhadap 10 spesies tanaman obat yang secara empiris telah digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia, di antaranya umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa), herba ki tolod (Isotoma longiflora), buah ketepeng cina (Cassia alata), dan daun bluntas (Pluchea indica). Berdasarkan hasil skrining aktivitas antibakteri, ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa) menunjukkan aktivitas antibakteri paling dominan terhadap Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi ekstrak 200 dan 100 μg/ml, serta terhadap Klebsiella pneumoniae pada konsentrasi ekstrak 200 μg/ml. Purifikasi dan isolasi senyawa serta uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui senyawa yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri dari ekstrak bawang dayak. Dari hasil purifikasi dan isolasi senyawa menggunakan MPLC, kolom kromatografi, serta KLT preparatif, dihasilkan suatu senyawa isolat (4 mg). Senyawa tersebut dianalisis menggunakan LR-EIMS serta 1D-2D NMR, dan selanjutnya diidentifikasi sebagai Hongconin. Uji aktivitas antibakteri ekstrak bawang dayak dan senyawa isolat menunjukkan hasil ekstrak bawang dayak mempunyai aktivitas antibakteri yang tergolong moderat/sedang terhadap B. subtilis, S. aureus, dan K. pneumoniae, ditunjukkan dengan nilai KHM antara 100-200 μg/ml. Sementara itu, senyawa isolat (Hongconin) mempunyai aktivitas antibakteri yang tergolong lemah terhadap semua jenis bakteri patogen yang diujikan, ditunjukkan dengan nilai KHM >200 μM. Kata kunci: bawang dayak, antibakteri, isolasi, Hongconin
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
34

Wiraputra, Hady, Marline Nainggolan und Panal Sitorus. „Senyawa Saponin Hasil Isolasi dari Daun Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.)“. Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) 1, Nr. 1 (02.10.2018): 264–70. http://dx.doi.org/10.32734/tm.v1i1.79.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tanaman buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) secara tradisional telah digunakan untuk hipertensi, takikardia, anemia, sifilis, antikanker, antioksidan, sumber pewarna alami dan antidiabetes. Saponin merupakan senyawa fitokimia yang mempunyai kemampuan membentuk busa dan mengandung aglikon polisiklik yang berikatan dengan satu atau lebih gula. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi senyawa saponin hasil isolasi dari daun buni dengan spektrofotometer ultraviolet dan inframerah. Simplisia daun buni dilakukan karakterisasi kemudian diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana dan etanol 80%. Selanjutnya ekstrak etanol dihidrolisis dengan HCl 2N kemudian difraksi dengan pelarut kloroform. Isolasi dilakukan terhadap fraksi kloroform dengan cara kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak yang sesuai. Isolat yang diperoleh diuji kemurnian dengan KLT 2 arah dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet dan inframerah. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diperoleh kadar air 7,32%, kadar sari larut dalam etanol 52,70%, kadar sari larut dalam air 23,25%, kadar abu total 6,86% dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,94%. Pemisahan fraksi kloroform dengan KLT menggunakan fase gerak n-heksana-etilasetat perbandingan 5:5 diperoleh noda 13 dan hasil KLT preparatif diperoleh 2 isolat murni yaitu isolat 1 (ungu merah) dengan Rf 0,92 dan isolat 2 (biru) dengan Rf 0,78. Hasil karakterisasi isolat 1 diperoleh panjang gelombang maksimum pada 208 nm dan dijumpai adanya gugus hidroksil, gugus -CH alifatis, ikatan C=C, gugus –CH2, gugus –CH3, dan gugus C-O. Hasil karakterisasi isolat 2 diperoleh panjang gelombang maksimum pada 204 nm dan adanya gugus hidroksil, gugus -CH alifatis, gugus –CH2, gugus –CH3, dan gugus C-O. Buni (Antidesmabunius (L.) Spreng.) has been traditionally used for the treatment of hypertension, tachycardia, anemia, syphilis, and used asanti-cancer, anti-oxidant, natural dye, and anti-diabetic. Saponin is a phytochemical compound which has capability in forming foam and contains polycyclic aglycone that binds with one or more glucose. This research aimed to conduct the characterization of saponin compound from buni leaves with ultraviolet spectrophotometer and infrared. Buni leaves simplicia was characterizedand extracted using sequential maceration method with n-hexane and 80% ethanol. The ethanol extract was hydrolyzed with HCl 2N and fractionized using chloroform solvent. Isolation of chloroform fraction was done using preparative thin-layer chromatography using silent phase of silica gel GF 254 and suitable mobile phase. Isolates obtained was taken into purity test with two dimensions thin-layer chromatography and characterized using ultraviolet spectrophotometer and infrared. The characterized simplicia resulted with 7.32% of water content, 52.70% of dissolved content in ethanol, 23.25% of dissolvedcontent in water, 6.86% of total ash content, and 0.94% of undissolved ash content in acid. Fractinationof chloroform fraction with thin-layer chromatography using mobile phase ofn-hexane-ethyl acetate with 5:5 ration resulted with 13 spotsand the result of the preparative thin-layer chromatography resulted 2 pure isolates which are isolate 1 (purple-red) with Rf 0.92 and isolate 2 (blue) with Rf 0.78. The characterization of isolate 1 resulted that the maximum wave lengthwas 208 nm with hydroxyl group, –CH aliphatic group, C=C bond, –CH2 group, –CH3 group, and C–O group. The characterization of isolate 2 resulted that the maximum wave lengthwas204 nm with hydroxyl group, –CH aliphatic group, –CH2 group, –CH3 group, and C–O group.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
35

Aziz, Azmairit, und Nana Suherman. „KARAKTERISASI FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP 149Pm HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 148Nd ALAM“. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia 16, Nr. 1 (05.02.2015): 29. http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2015.16.1.2355.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRAK KARAKTERISASI FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP 149Pm HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 148Nd ALAM. Penyakit kanker merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia di bidang kesehatan. Radioisotop pemancar-β- dengan aktivitas jenis tinggi dapat digunakan untuk penandaan biomolekul sebagai radiofarmaka spesifik target untuk terapi sel kanker. Promesium-149 (149Pm) merupakan salah satu radiolantanida pemancar-β- yang me-miliki energi beta (Eβ-)maksimum sebesar 1,07 MeV (95,9 %) dan dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada terapi kanker berdasarkan sifat nuklir yang dimilikinya. Radioisotop 149Pm dapat dibuat dengan cara tidak langsung melalui reaksi inti (n,γ) di reaktor nuklir menggunakan bahan sasaran isotop 148Nd (neodymium-148) dan radioisotop 149Pm yang dihasilkan adalah bebas pengemban (carrier free) sehingga memiliki aktivitas jenis tinggi. Pada penelitian ini digunakan bahan sasaran Nd2O3 alam yang diiradiasi selama ± 4 hari di Central Irradiation Position (CIP) RSG-G.A.Siwabessy – Serpong pada fluks neutron termal ~1014 n.cm-2.det-1. Radioisotop 149Pm dipisahkan dari bahan sasaran Nd2O3 hasil iradiasi menggunakan metode kromatografi ekstraksi. Larutan radioisotop 149PmCl3 yang dihasilkan dikarakterisasi secara fisiko-kimia meliputi penentuan kemurnian radiokimia menggunakan metode kromatografi kertas dan elektroforesis kertas. Kemurnian radionuklida ditentukan menggunakan spektro-meter-γ dengan detektor HP-Ge yang dilengkapi multichannel analyzer (MCA). Larutan 149PmCl3 yang diperoleh berupa larutan jernih, memiliki pH 2 dan konsentrasi radioaktif 4,2 – 7,4 mCi/mL. Larutan 149PmCl3 memiliki kemurnian radiokimia 99,70 ± 0,23% dan kemurnian radionuklida setelah pendinginan selama 9 hari sebesar 98,58 ± 0,44%. Larutan 149PmCl3 stabil selama 2 minggu pada temperatur kamar. Larutan radioisotop 149PmCl3 memiliki karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam pembuatan radiofarmaka ABSTRACT PHYSICO - CHEMICAL CHARACTERIZATION OF 149Pm RADIOISOTOPE FROM IRRADIATED NATURAL 148Nd TARGET. Cancer is one of the major problems encountered in the field of health in Indonesia. A beta-emitting radioisotope with high specific activity can be used for labeling of biomolecules as a targeted radiopharmaceutical for cancer therapy. Promethium-149 (149Pm) is one of beta-emitting radiolanthanides with beta energy (Eβ-) maximum of 1.07 MeV (95.9%) and can be considered to be used for cancer therapy based on its nuclear properties. Radioisotope of 149Pm can be produced by indirect methode through (n,γ) reaction in nuclear reactor using 148Nd (neodymium-148) target material and 149Pm was produced as a carrier free radioisotope, so that it has high specific activity. In this study, natural Nd2O3 target was irradiated for ± 4 days in central irradiation position (CIP) of RSG-G.A. Siwabessy – Serpong at a thermal neutron flux of ~ 1014 n.cm-2.sec-1. Radioisotope of 149Pm was separated from irradiated of Nd2O3 target using extraction chromatography method. The physico-chemical characterization of 149PmCl3 solution was studied involves the determination of its radiochemical purity using paper chromatography and paper electrophoresis methods. The radionuclide purity was determined using a γ-spectrometer with HP-Ge detector and coupled with a multichannel analyzer (MCA). 149PmCl3 was obtained as a clear solution, has a pH of 2 and radioactive concentration of 4.2 to 7.4 mCi/mL. 149PmCl3 solution has radiochemical purity of 99.70 ± 0.23% and radionuclide purity after cooling for 9 days of 98.58 ± 0.44%. 149PmCl3 solution was stable for 2 weeks at room temperature. 149PmCl3 solution has the physico-chemical characteristics that meet requirements for use in preparation of radiopharmaceuticals.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
36

Indarto, Indarto. „Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik dari Kulit Akar Tumbuhan Artocarpus Dadah Miq 63-74“. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 4, Nr. 2 (27.10.2015): 205. http://dx.doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v4i2.93.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Artocarpus plant dadah Miq. is one of the species of Artocarpus of the Moraceae family that belongs to a rare plant in nature. This plant is known as the main source of phenolic derivative compound that is flavone compound in or tri-oxygenated and terisoprenilasi in C-3 position , and also known as the main source of phenolic compound derived flavonoids, aryl-benzofuran, stilbenoid and xanthane flavonoida, which have biological activity as promoters antitumor, antibacterial, antifungal, antiimflamatori, antikanker and others. This study aimed to isolate and identify the phenolic compounds contained in plant A . dadah obtained from the village of Purwoasri, North Metro District, Metro City, Lampung Province. Research stages include collection and sample preparation and extraction, isolation, and purification of compounds using KCV method, flash chromatography , KKG, and TLC, while the identification of compounds is performed using ultraviolet-visible (UV-VIS) and infrared (IR) spectroscopy. In the present study, three compounds were isolated, one of which was estimated to be flavonoid compounds based on UV-VIS and IR spectra data which also had high activity against murine leukemia P-388 cells with IC 50 3.1 μg / mL. Based on the IR spectral data for the other two compounds there is a -OH uptake in the region of 3200-3500 cm -1, C = C aromatic uptake in the area of 1600-1400 cm -1 , so it is estimated that both compounds are phenolic group compounds.Tumbuhan Artocarpus dadah Miq.merupakan salah satu spesies Artocarpus dari famili Moraceae yang termasuk tumbuhan langka di alam. Tumbuhan ini dikenal sebagai sumber utama senyawa turunan fenolik yaitu senyawa flavon di atau tri-oksigenasi dan terisoprenilasi pada posisi C-3, dan juga dikenal sebagai sumber utama senyawa fenolik turunan flavonoid, aril-benzofuran, stilbenoid dan santon turunan flavonoida, yang memiliki aktivitas biologi sebagai promotor antitumor, antibakteri, antifungal, antiimflamatori, antikanker dan lain-lain.Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa fenolik yang terkandung dalam tumbuhan A. dadah yang diperoleh dari desa Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro, Provinsi Lampung.Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan persiapan sampel kemudian ekstraksi, isolasi, dan pemurnian senyawa menggunakan metode KCV, kromatografi flash, KKG, dan KLT, sedangkan identifikasi senyawa dilakukan menggunakan spektroskopi ultraungu-tampak (UV-VIS) dan inframerah (IR). Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi tiga senyawa, yang salah satunya diperkirakan senyawa flavonoid berdasarkan data spektrum UV-VIS dan IR yang juga memiliki aktivitas tinggi terhadap sel murine leukemia P-388 dengan IC50 3,1 μg/mL. Berdasarkan data spektrum IR untuk dua senyawa yang lain terdapat serapan –OH pada daerah 3200-3500 cm-1, serapan C=C aromatik di daerah 1600-1400 cm-1, sehingga diperkirakan kedua senyawa tersebut merupakan senyawa golongan fenolik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
37

Wijayanti, Agustina Dwi, Florensia Situmorang, Akhmad Ridwan Siregar und Novida Ariyani. „Kinetika Kadar Enrofloksasin dan Histopatologi Otot Broiler setelah Pemberian Enrofloksasin Dosis Tunggal secara Intravena“. Acta VETERINARIA Indonesiana 3, Nr. 1 (16.02.2016): 38–43. http://dx.doi.org/10.29244/avi.3.1.38-43.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Residu obat pada broiler akibat pemberian antibiotik sebelum panen dapat menurunkan kualitas karkas. Kerugian yang diakibatkan oleh residu pada jaringan selain terdeteksinya sejumlah obat, juga adanya kelainan patologis akibat akumulasi obat pada jaringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek residu yang timbul terhadap otot akibat pemberian enrofloksasin dosis 50 mg/kg berat badan secara intravena satu minggu sebelum panen. Sebanyak 18 ekor broiler strain New Loghman dipelihara sejak day old chick (DOC) hingga umur 30 hari dan mencapai berat badan rata-rata 1,0-1,5 kg. Sebanyak 15 ekor ayam disuntik enrofloksasin dosis 50 mg/kg berat badan melalui vena brachialis. Tiga ekor ayam disuntik NaCl fisiologis sebagai kontrol. Pada jam ke-1, hari ke-1, 3, 5, dan 7 setelah injeksi, masing-masing 3 ekor ayam perlakuan diambil darah dan dikorbankan untuk diambil otot bagian dada. Darah dimasukkan dalam tabung mengandung heparin, selanjutnya disentrifus 2500 g dan dikoleksi plasmanya. Otot dada dimasukkan ke dalam formalin 10% untuk selanjutnya dibuat preparat histologinya. Hasil analisis kadar enrofloksasin dalam plasma dilakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan preparat histologi otot diwarnai dengan Hematoxilin eosin (HE). Hasil pengukuran kadar obat menunjukkan residu pada hari ke-1, 3, 5 dan 7 berturut-turut adalah 11,91 ± 1,28; 0,61 ± 0,06; 0,51 ± 0,01; 0,36 ± 0,02; 0,21 ± 0,14 μg/mL. Deskripsi preparat histologi menunjukkan adanya infiltrasi heterofil dan limfosit pada hari ke-3 dan ke-5 setelah injeksi, dan gambaran otot normal pada hari ke-7. Kadar enroflokasin pada otot mulai hari ke-1 hingga hari ke-7 setelah injeksi masih melebihi batas maksimum residu enrofloksasin yang diperbolehkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).Kata kunci: kadar enrofloksasin, otot broiler, histopatologi (The Enrofloxacine Level and Histopathological Feature of Broiler Muscle after Intravenous Single Dose Injection of Enrofloxacin)Drug residue in broiler due to the antibiotic application pre harvest may impair the quality of carcas. The loss of quality of carcas would be reflected by the high level of drug substance and also by the feature of hispathological changes in the muscle. The research conducted to know the level of enrofloxacin and the histological changes in broiler muscle after intravenous single dose of enrofloxacin 50 mg/kg bw. The 18 of New Loghman day old chicks were maintained until 30 days and gained 1,5-2,0 kg of body weight. The dose of 50 mg/kg bw enrofloxacin injected intravenously to 15 chickens, while 3 chickens were injected 1 mL of NaCl 0.9% as control. The abdominal muscle and blood sampling conducted at 1 hour, day-1, 3, 5, and 7 post injection by decapitation of 3 chickens for each interval. Blood collected into heparinized tubes, then centrifuged 2500 g to find plasma. The drug residue in muscles were extracted and analyzed using high performance liquid chromatography. The muscle were collected into formalin 10% then processed to histopathology preparation using Hematoxilin-Eosin staining. The result showed the level of drugs in 1 hour, day 1,3,5 and 7 post injection were 11,91 ± 1,28; 0,61 ± 0,06; 0,51 ± 0,01; 0,36 ± 0,02; 0,21 ± 0,14 μg/mL, respectively. These levels were still above the maximum limit of residue of enrofloxacin in tissue according to Standar Nasional Indonesia (SNI). The feature of histopathology preparation showed some levels of heterophyle and lymphocyte infiltration on day 3 and 5, but no histological changes in day 7. The levels of enrofloxacin of all intervals until 7 days post injection were still above the Maximum Residue Limits according to Standar Nasional Indonesia (SNI).Keywords: enrofloxacin level, broiler muscle, histopathology
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
38

Setiawan, Duyeh, und Titin Sri Mulyati. „PEMBUATAN DAN ANALISIS FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP SKANDIUM-47 (47Sc) DARI BAHAN SASARAN TITANIUM OKSIDA ALAM“. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia 16, Nr. 2 (19.08.2015): 63. http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2015.16.2.2379.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Radioisotop skandium-47 (47Sc) memiliki waktu paruh 3,35 hari, pemancar energi beta, Eβmax 0,441 MeV (68 %) dan 0,601 MeV (32 %), serta pemancar energi gamma, Eγ 159 keV (68 %). Radioisotop 47Sc dihasilkan oleh iradiasi neutron cepat dari target titanium berdasarkan reaksi inti 47Ti (n, p) 47Sc. Metode pemisahan 47Sc menggunakan cara kromatografi kolom dengan matriks Dowex AG 50W-x4 dalam bentuk kation (H+), selanjutnya 47Sc dielusi dengan HCl 4 M. Radioisotop 47Sc digunakan dalam bidang kedokteran nuklir untuk radioterapi dengan metode pencitraan. Karakteristik fisiko-kimia suatu sediaan radioisotop mempunyai peranan penting dalam penyebaran dan penimbunan di dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan penggunaan sediaan radioisotop 47Sc perlu dilakukan analisis fisiko-kimia yang meliputi kejernihan, pH, kemurnian radionuklida dan radiokimia serta stabilitasnya pada penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radio-isotop 47Sc berupa larutan jernih dengan rumus kimia 47Sccl3, memiliki pH 2, konsentrasi radioaktivitas 1,086 ± 0,0314 mCi/mL, aktivitas jenis 2,60 mCi/mg Ti (End of Irradiation = EOI), kemurnian radionuklida lebih dari 98,5 %, kemurnian radiokimia 95,22 ± 0,83 % dan masih stabil selama 5 hari disimpan di temperatur kamar. Radioisotop 47Sc yang diperoleh memiliki karakteristik fisiko-kimia untuk digunakan dalam pengembangan radiofarmaka sebagai sediaan radioterapi. PREPARATION AND PHYSICO-CHEMICAL ANALYSIS OF RADIOISOTOPE SCANDIUM-47 (47Sc) FROM NATURAL TITANIUM OXIDE MATERIAL TARGET. Radioisotopes scandium-47 (47Sc) has a half-life of 3.35 day, the energy beta transmitter Eβmax of 0.441 MeV (68 %) and 0.601 MeV (32 %), as well as gamma energy transmitter, Eγ 159 keV (68 %). Radioisotope 47Sc is produced by fast neutron irradiation of the titanium targets based on nuclear reaction 47Ti (n,p) 47Sc. Separation methods of 47Sc was done using chromatography column with a matrix of Dowex AG 50W-x4 in a cation (H+) form, and 47Sc was eluted with 4 M HCl. Radioisotope 47Sc is used in nuclear medicine for radiotherapy with imaging methods. The physico-chemical characteristics of a radioisotope has an important role in the biodistribution and bioaccumulation in the body. Therefore, in order to assure the success of usage of radioisotope 47Sc, of physico-chemical characteristic is need to be analyzed which includes clarity of solution, pH, purity of radionuclide and radiochemical, stability in the storage. The results showed that the radioisotope 47Sc was a clear solution with a chemical formula of 47ScCl3, has pH of 2 with the concentration of radioactivity 1,086 ± 0,0314 mCi/mL, specific activity of 2.60 mCi/mg Ti (End of Irradiation = EOI), the radionuclide purity more than 98.50 %, radiochemical purity 95,22 ± 0,83 % and stable after 5 days storage in room temperature. Radioisotope 47Sc that was produced has the ideal physico-chemical characteristics and can be used for the radiopharmaceutical development especially for radiotherapy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
39

Amalia, Suci, Ahmad Ghanaim Fasya, Faiqotul Hasanah und Dewi Yuliani. „Pemisahan Senyawa Aktif Fraksi Petroleum Eter dan Etil Asetat Hasil Hidrolisis Ekstrak Etanol Hydrilla verticillata dari Ranu Grati Pasuruan“. ALCHEMY 6, Nr. 2 (30.12.2018): 50. http://dx.doi.org/10.18860/al.v6i2.7014.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p><em><span lang="EN">Hydrilla verticillata</span></em><span lang="EN"> is one of water plants that has some bioactivities. The </span>presence of secondary metabolites in <em>H. verticillata</em> is responsible for the bioactivity. The purpose of this study was to determine and separate bioactive compounds from fraction of petroleum ether (PE) and ethyl acetate (EA) as a result of hydrolysis of <em>H. verticillata</em> ethanol extract. <em>H. verticillata</em> was extracted by maceration method using ethanol solvent, hydrolyzed with hydrochloric acid and partitioned respectively with petroleum ether and ethyl acetate. Crude ethanol extract, PE and EA fraction were identified their secondary metabolites. The phytochemical test results showed <em>H. verticillata</em> ethanol extract containing alkaloid compounds, flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids, and steroids. PE fraction contained steroids and terpenoids, while EA fraction contained flavonoids, steroids, and triterpenoids. Analytical thin layer chromatography analysis showed n-hexane : ethyl acetate (4: 1) eluent as the best mobile phase for separating steroids. The preparative thin layer chromatography analysis of <em>H. verticillata</em> fraction using n-hexane : ethyl acetate (8: 2) as mobile phase resulted in 17 and 14 spots of PE and EA fractions, respectively.</p><p>Keywords: <em>Hydrilla verticillata</em>, thin layer chromatography, phytochemicals<em></em></p><p> </p><p><em>Hydrilla verticillata</em> merupakan salah satu tanaman air yang banyak memiliki bioaktivitas. Adanya metabolit sekunder pada H. verticillata yang bertanggung jawab terhadap bioaktivitas ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui <span lang="IN">dan memisahkan </span>senyawa aktif dari <span lang="IN">fraksi petroleum eter</span> (PE) <span lang="IN">dan etil asetat</span> (EA) <span lang="IN">hasil hidrolisis </span>ekstrak <span lang="IN">etanol </span>H. verticillata. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol, dihidrolisis dengan asam klorida dan dipartisi masing-masing dengan petroleum eter dan etil asetat. Ekstrak kasar etanol, fraksi PE dan EA diuji kandungan metabolit sekundernya. Hasil <span lang="IN">u</span>ji fitokimia <span lang="IN">menunjukkan </span>ekstrak<span lang="IN"> etanol</span>H. verticillata mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, dan steroid. Fraksi PE mengandung steroid dan terpenoid, sedangkan fraksi EA mengandung flavonoid, steroid, dan triterpenoid. Hasil analisis KLTA menunjukkan eluen n-heksana : etil asetat (4:1) sebagai fasa gerak terbaik untuk memisahkan steroid.Hasil analisis KLTP fraksi H. verticillatamenggunakan perbandingan fasa gerak n-heksana : etil asetat (8:2) menghasilkan spot fraksi PE dan EA berturut-turut sebanyak 17 dan 14 spot.</p><p><span>Kata Kunci: </span><em><span>Hydrilla verticillata</span></em><span>, kromatografi lapis tipis, uji </span><span lang="IN">fitokimia</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
40

Khairuddin, Khairuddin, Burhanuddin Taebe, Risna Risna und Abdul Rahim. „Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Metanol Klika Faloak (Sterculia populifolia)“. ad-Dawaa' Journal of Pharmaceutical Sciences 1, Nr. 2 (04.12.2018). http://dx.doi.org/10.24252/djps.v1i2.11337.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Klika faloak (Sterculia populifolia) telah digunakan oleh masyarakat secara tradisional untuk mengobati beberapa penyakit seperti hepatitis, kanker, gangguan saluran pencernaan, diabetes, reumatik dan peningkat sel darah merah dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa alkaloid ekstrak metanol klika faloak. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipartisi dengan n-Heksan. Fraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum, sebagai fase diam digunakan silika gel dan fase gerak adalah campuran n-heksan : etil asetat : metanol dengan sistem kepolaran ditingkatkan. Fraksi positif alkaloid yang diperoleh dipisahkan menggunakan kromatografi lapis tipis preparative dan dilakukan uji kemurnian menggunakan kromatografi lapis tipis 2 dimensi. Isolat selanjutnya dikarakterisasi menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis dan inframerah (FTIR). Hasil analisis spektroskopi UV-Vis dan FTIR isolat diduga adalah senyawa alkaloid yang mempunyai karakteristik gugus fungsi N-H, C-N, C-H dan C=O serta serapan UV pada panjang gelombang 269 dan 302 nm yang merupakan serapan n→ π* dari gugus N-H.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
41

Azhar, Hasna Yerina. „IDENTIFIKASI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA KUNING DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS“. Pharmacoscript 1, Nr. 2 (01.02.2019). http://dx.doi.org/10.36423/pharmacoscript.v1i2.144.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Daun salam (syzygium polyanthum) mengandung warna kuning sebagai pewarna alami. Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi zat warna kuning dan mengetahui stabilitas zat warna kuning terhadap pH dan suhu pada daun salam. Metode ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-Heksana, etil asetat, methanol. Uji senyawa zat warna kuning dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis secara kualitatif, fraksinasi dilakukan dengan metode Kromatografi Cair Vakum, pemurnian fraksi dilakukan dengan metode KLT Preparatif, dan uji kemurnian dengan metode KLT 2 Dimensi, identifikasi dan uji stabilitas dilakukan dengan spektrofotometri Uv-Vis. Hasil ekstraksi daun salam dari pelarut n-Heksana diperoleh rendemen sebesar 1,326%, pelarut etil asetat 3,5946%, dan pelarut methanol 3,0871%. Hasil identifikasi zat warna kuning terdapat pada ekstraks etil asetat. Isolate diduga mengandung zat warna karotenoid pada panjang gelombang 467.5 nm. Isolate stabil pada pH 8 dan 9 dan stabil pada suhu 400 C.Kata kunci : Daun salam(Syzygium polyanthum), isolasi, uji stabilitas, zat warna.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
42

Gunawan, Adrian, Ashadi Sasongko und Rusy Dina Sabila. „Perbandingan Metode Pemekatan Kuderna Danish dan Rotary Evaporator dalam Penentuan Total Petroleum Hydrocarbon(TPH) Secara Kromatografi Gas“. JST (Jurnal Sains Terapan) 3, Nr. 2 (13.10.2017). http://dx.doi.org/10.32487/jst.v3i2.262.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga besar senyawa kimia yang berasal dari minyak mentah. Metode pemekatan awal yang digunakan untuk analisis TPH adalah Kuderna Danish evaporator, yang kemudian mengalami modifikasi sehingga pemekatan dapat pula dilakukan dengan rotary evaporator. Metode percobaan pada penetapan TPH secara kromatografi gas terdiri dari preparasi, pengujian, dan pengolahan data. Parameter verifikasi yang diuji antara lain linearitas, presisi, dan akurasi. Uji beda nyata pada konsentrasi 100 dan 500 mg/L menghasilkan nilai F hitung sebesar 3.6493 dan 1.8586 dengan nilai T hitung sebesar 4.4734 dan 1.9376. Nilai T hitung pada konsentrasi 100 mg/L lebih besar dari T tabel yaitu 2.18 sehingga pada konsentrasi tersebut kedua metode menunjukkan perbedaan nyata, namun nilai F hitung dan T hitung yang diperoleh pada konsentrasi 500 mg/L lebih kecil dari nilai F tabel dan T tabel, yaitu 5.820 dan 2.18 yang menunjukkan bahwa kedua metode tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 %. Kata kunci : dokosana, kromatografi gas, kuderna danish evaporator, rotary evaporator, total petroleum hydrocarbon
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
43

Astuti, Maria Dewi, Evi Mintowati Kuntorini und Farah Eka Putri Wisuda. „Isolasi Dan Identifikasi Terpenoid dari Fraksi n-Butanol Herba Lampasau (Diplazium esculentum Swartz)“. Jurnal Kimia VALENSI 4, Nr. 1 (14.11.2014). http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v4i1.1048.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang diisolasi dari fraksi n-butanol ekstrak metanol herba lampasau (Diplazium esculentum Swartz). Ekstrak metanol diperoleh secara maserasi dan difraksinasi berturut-turut denganpetroleum eter, etil asetat, dan n-butanol. Fraksi n­-butanol difraksinasidengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel dihasilkan fraksi A, B, C, dan D. Fraksi B dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif pada silika geldihasilkan isolat B1. Isolat B1 berupa padatan tidak berwarna danberfluoresensi putih di bawah lampu UV 366 nm. Panjang gelombang maksimum pada spektra UV isolat B1 adalah 225 nm dan 272.5 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap tak terkonjugasi. Spektra IR isolat B1 menunjukkan adanya gugus C=C, –OH, C=O lakton, –CO, C–H ulur, dan C–H tekuk. Spektra 1H-NMR isolat B1 menunjukkan sinyal proton pada ikatan rangkap, proton –OH, proton pada –CH2 yang terikat atom oksigen, serta proton gugus metil –CH3. Berdasarkan data spektra UV, IR, dan 1H-NMR maka isolat B1 disarankan sebagai turunan senyawa triterpenoid hopan-lakton. Kata kunci : diplazium esculentum Swartz, fraksi n-butanol, triterpenoid hopan-lakton Abstract The research aims to identify chemical compounds isolated fromn-butanol fraction methanol extract of lampasau herbs (Diplazium esculentum Swartz). The methanol extract was obtained by maceration and fractioned by petroleum ether, ethyl acetate, andn-butanol. N-butanol fraction was fractionated using column chromatography on silica gel produced fractions A, B, C, and D. Fraction B was purified by preparative thin layer chromatography on silica gel produced isolate B1. Isolate B1was colorless solid and has white fluorescent under UV lamp 366 nm. The maximum wavelength on UV spectra of B1 are 225 nm and 272,5 nm indicates the unconjugated double bond. IR spectra of B1 showed the vibration of C=C, –OH, C=O lactone, –CO, C–H stretching and C–H bending. Signals of 1H-NMR spectra of B1 showed the proton of double bond, –OH proton, –CH2 proton bounded on oxygen atom, and –CH3 methyl proton. Based on data of spectra UV, IR, and 1H-NMR, isolate B1 suggested as a hopan triterpen derivative. Keywords : diplazium esculentum Swartz, n-butanol fraction, hopan-lactone triterpene
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
44

Dewi, Ni Luh Arysinta. „Pemisahan, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Saponin Dari Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban)“. Jurnal Farmasi Udayana, 30.12.2018, 68. http://dx.doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i02.p05.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti triterpenoid, steroid, dan saponin. Herba pegagan dimaserasi dengan etanol:akuades (70:30 v/v) menghasilkan rendemen sebesar 21,346%. Skrining fitokimia ekstrak menunjukkan hasil positif mengandung saponin. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom lambat dan diperoleh 39 fraksi. KLT subfraksinasi dilakukan pada fraksi no. 4, 5, 8, 10 dengan nilai Rf sebesar 0,45; 0,45; 0,5; dan 0,5375. Dilanjutkan dengan KLT preparatif dengan eluen kloroform: methanol: air (65:25:4 v/v) menunjukkan adanya pita biru yang menunjukkan adanya kandungan saponin. KLT hasil subfraksinasi dilakukan dengan menggunakan eluen kloroform:metanol:akuades (65:25:4 v/v) didapatkan spot berwarna biru dengan nilai Rf sebesar 0,46. KLT Dua Dimensi dilakukan dengan menggunakan dua jenis eluen yaitu 6,9 mL kloroform, 2,7 mL metanol, 0,4 air mL dan 5,3 mL kloroform, 2,8 mL asam asetat glasial, 1,1 mL metanol dan 0,7 mL air. Spot hasil KLT dua dimensi berwarna biru dengan Rf 0,5 dan 0,71. Herba pegagan mengandung asiatic acid dan madecassic acid. Kata kunci: Centella asiatica L. Urban, saponin, triterpenoid
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
45

Yadnya Putra, Anak Agung Gede Rai, Putu Oka Samirana und Dewa Ayu Angghy Andhini. „Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Potensial Antioksidan dari Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.)“. Jurnal Farmasi Udayana, 21.01.2020, 90. http://dx.doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i02.p05.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) adalah salah satu tanaman yang diketahui bagian daunnya memiliki aktivitas farmakologi seperti antiinflamasi, antitukak lambung, antiluka bakar, antiluka eksisi, bahkan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa golongan flavonoid dari daun binahong yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Isolasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu maserasi, fraksinasi, subfraksinasi menggunakan kromatografi kolom, pemurnian menggunakan KLT-preparatif, dan uji kemurnian isolat secara KLT dan penentuan titik leleh isolat. Potensi antioksidan isolat diuji melalui peredaman DPPH radikal menggunakan metode KLT-bioautografi. Isolat dikarakterisasi struktur kimianya menggunakan spektroskopi IR dan UV-Vis dengan pereaksi geser. Berdasarkan analisis spektroskopi IR, isolat memiliki gugus fungsi C=O, OH, C-H alifatik, C-H aromatik, dan C-O alkohol. Data spektroskopi UV-Vis memperlihatkan adanya serapan pita I pada panjang gelombang 330nm dan pita II pada 266nm. Berdasarkan data spektroskopi tersebut diduga isolat yang berpotensi sebagai antioksidan dalam daun A. scandens (L.) Moq. memiliki struktur kimia parsial 4’,7 dihidroksi 3-O-R flavonol. Kata kunci: Binahong, Anredera scandens (L.) Moq., antioksidan, flavonoid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
46

Ekawati, Minanti Arna, I. Wayan Suirta und Sri Rahayu Santi. „ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L) SERTA UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN“. Jurnal Kimia, 26.01.2017. http://dx.doi.org/10.24843/jchem.2017.v11.i01.p07.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sembukan adalah tumbuhan liar yang batang dan daunnya telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena terdapat metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa flavonoid serta menguji aktivitas antioksidannya. Hasil maserasi 1,2 kg daun sembukan kering menghasilkan ekstrak kental etil asetat 0,34 g, n-butanol 3,12 g, dan air 26,85 g yang positif flavonoid. Pemisahan 3,12 g ekstrak n-butanol dengan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif dengan fase gerak n-butanol : asam asetat glasial : akuades (BAA) menghasilkan 5 fraksi dan 2 fraksi diantaranya yaitu fraksi F2 dan F4 positif flavonoid. Hasil analisis Fraksi F2 dengan FTIR menunjukkan bahwa isolat memiliki gugus fungsi C-H aromatik dan C=C aromatik, OH, C=O, CH alifatik, C-O alkohol, dan C-O eter, sedangkan analisis dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan isolat menyerap pada panjang gelombang 315,60 nm (bahu) dan 283,80 nm sehingga diduga isolat adalah senyawa flavonoid golongan flavanon dan mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-3’, dan C4’. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa isolat dapat menangkap radikal bebas 1,1’-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) sebesar 21,59 % pada konsentrasi 50 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
47

Hermanto, Sandra, und Robiatul Adawiyah. „Analisis Kadar Akrilamida Dalam Sediaan Roti Kering Secara KCKT“. Jurnal Kimia VALENSI 2, Nr. 1 (01.11.2010). http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.235.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Akrilamida merupakan zat yang berbahaya dan berpotensi menyebabkan kanker pada sekitar 2% kasus tiap tahun di dunia. Akrilamida biasanya ditemukan pada makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi (di atas 150ºC), misalnya pada roti kering. Penetapan kandungan akrilamida dalam sediaan roti kering yang beredar di wilayah Jakarta Timur telah dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Preparasi sampel dilakukan dengan teknik ekstraksi menggunakan pelarut diklorometan dan etanol (1:15). Pengukuran kadar akrilamida dilakukan dengan kolom C18 (reverse phase) dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 210 nm dengan fase gerak asam fosfat 85% dalam asetonitril:air (5:95), laju alir 0.5 ml/menit. Hasil analisis menunjukkan waktu retensi yang dibutuhkan untuk mengelusi akrilamida adalah 7.1 menit, dengan koefisien variasi 0.67% dan presisi sebesar 0,38%, 0,74% dan 0,21% serta uji perolehan kembali 98,18%. Pembuatan kurva kalibrasi pada rentang konsentrasi 0,1-1,6 μg/ml menghasilkan koefisien linieritas 0.999982 dan batas deteksi 0.0126 μg/ml serta batas kuantitasi 0.0420 μg/ml. Kadar akrilamida untuk ketiga sampel produk roti kering yaitu 0.0541 ± 0.0270 (sampel 1); 0.0851 ± 0.0629 (sampel 2); and 0.3445 ± 0.2539 μg/g (sampel 3). Kadar akrilamida pada masing-masing sampel masih berada di bawah ambang batas standar yang dikeluarkan FDA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
48

Utami, Yuri Pratiwi, Imrawati Imrawati und Abd Rasyid. „ISOLASI DAN KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ISOLATION AND CHARACTERIZATION ETHANOL EXTRACT OF LEILEM LEAVES (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn) WITH METHODS SPECTROPHOTOMETRIC“. Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) 1, Nr. 2 (30.11.2018). http://dx.doi.org/10.35799/pmj.1.2.2018.21655.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ISOLASI DAN KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRIISOLATION AND CHARACTERIZATION ETHANOL EXTRACT OF LEILEM LEAVES (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn) WITH METHODS SPECTROPHOTOMETRICYuri Pratiwi Utami1), Imrawati1), Abd.Rasyid.D1)1)Program studi sarjana farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi MakassarJl. Perintis Kemerdekaan KM.13,7 Daya telp/fax. 0411-583190 Makassar 90242yuri_pratiwi@yahoo.co.idABSTRACTLeilem leaf (Clerodendrum minahassae Teijsm .And Binn.) have been reported in traditional medicine for the treatment of various deseases such as stomatch ache and ascariasis. In Minahassa, leilem leaf generally consumed as vegetables. The present study revealed that leilem leaf can inhibit the growth of escherhia coli because of the presence of flavonoid that can demage bacterial cell membranes. This study at characterization of isolated compounds from ethanol extract of leilem leaves (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn). Extraction was done maceration using 70% ethanol with the percentage of rendement was 10,19%. The phytochemical analysis of ethanol extract of leilem leaves showed a positive result of alkoloid, flavonoid, streroid and tanin. The ethyl acetate extract was selected and 2 grams of it was taken to continued to second conventional column chromatography and 5 fractions were obtained. Fraction 2 was choosen and continued to preparative and result 2 isolates. Isolate 2 that showed one spot on tlc with rf 0,66. Was continued for spectrofotometri uv-vis and ftir analysis. The spectrophotometer uv-vis maximum wavalength at 269,0 nm and 333,0 nm. The ftir data indicated the presence of functional O-H, C-H, C=C and C-O which is suspected ad flavonoid.Keywords : Isolation, Characterization, leilem leaf (Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn)ABSTRAKDaun leilem (Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) dilaporkan yaitu sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti sakit perut dan Ascariasis. Daun leilem biasanya dikonsumsi sebagai sayuran oleh masyarakat di Minahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil (karakter) senyawa yang diisolasi dari ekstrak etanol daun leilem (Clerodendrum minahassae Teijsm dan Binn.) ekstrak diperoleh dari proses maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dengan persen rendamen 10,19%. Hasil uji kandungan kimia ekstrak etanol daun leilem positif mengandung alkaloid, flavonoid, steroid dan tanin. Ekstrak etil astetat dipilih dan diambil 2 gram dilanjutkan untuk dilakukan pemisahan menggunakan komatografi kolom konvensional dan menghasilkan 5 fraksi. Fraksi 3 dipilih dilanjutkan kromatografi kolom konvensional kedua dan didapatkan 5 fraksi. Fraksi 2 dipilih dan dilanjutkan ketahapan kromatgrafi lapis tipis preparatif dan menghasilkan 2 isolat. Isolat 2 yang menunjukkan 1 noda tunggal pada profil KLT dengan niliai Rf 0,66 dilanjutkan untuk dianalisis dengan spektofometri UV-Vis dan FT-IR. Hasil analisis spektrofotometri UV-Vis isolat 2 mempunyai serapan maksimal pada panjang gelombang 269,0 nm dan 333,0 nm-1. Data FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C-H, C=C dan C-O yang diduga merupakan senyawa flavonoid. Kata kunci: Isolasi, karakteriksasi, Daun Leilem(Clerodendrum minahassae Teijsm and Binn).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie