Auswahl der wissenschaftlichen Literatur zum Thema „Panti Rao Project (Indonesia)“

Globalisasi adalah situasi dan keadaan yang akan dihadapi hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Dan globalisas tentunya akan berdampak ke seluruh masyarakat dari berbagai lapisan dan latar belakang, termasuk bagi anak-anak panti asuhan. Selain itu, permasalahan utama dari panti asuhan pada umumnya adalah bagaimana kelangsungan hidup dan kemampuan anak-anak panti setelah lulus dari tingkat Sekolah Menengah Atas dan kurangnya keterampilan yang mereka miliki, khususnya bagi anak-anak di Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia Kota Medan. Target luaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya dan meningkatnya anak-anak yang memiliki nilai (value) dan kemampuan berbahasa inggris dalam bekal mereka menghadapi globalisasi. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan kali ini adalah pembelajaran kelompok (Groupwork) dengan pengenalan dan penanaman manfaat pentingnya Bahasa Inggris, serta mengajarkan berbagai materi dasar dari Bahasa Inggris. Dan juga di kegiatan kali ini mengadakan mini project, yang akan menyelesaikan permasalahan salah satu klien di Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia, menggunakan metode Casework yang terdiri dari 5 tahapan yakni Engagement, Intake and Contract, kemudian Assessmen, selanjutnya Perencanaan Program, lalu Intervensi, dan diakhiri dengan Evaluasi and Terminasi.

Program pengabdian kepada masyarakat diartikan sebagai pengalaman IPTEKS yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara melembaga melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan di panti asuhan merupakan bentuk pengabdian mahasiswa untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar khususnya di Pan ti Asuhan. Penulis melakukan pengabdian di Panti Asuhan Muda Kartika Anak Indonesia yang bertujuan khusus untuk memberikan semangat mengasah kemampuan imajinasi anak. Persoalan utama yang dihadapi adalah waktu anak untuk bermain dan belajar. Selain belajar anak juga harus punya waktu bermain bersama teman, guna melatih jiwa sosialnya. Kemampuan imajinasi anak juga harus dikembangkan agar dapat berpikir secara aktif serta kreatif dalam segala bidang. Maka dari itu, dengan pengabdian ini penulis berniat akan melakukan mini project di panti tersebut dengan mengasah kemampuan imajinasi anak.

Pantara region (Panti-Tapus-Rao) is an area that lies on the border north Sumatra Indonesia consists of diverse cultures, ethnicities, races and religions. This area is a picture of a multicultural society, scattered in various corners of the village. The society of Pantara is a homogeneous society both in terms of custom and religion in Minangkabau. During the era Pagaruyung Kingdom in Minangkabau, Pantara region was given region's special autonomy status called "Lordship of Padang Nunang" located in Rao. The status of “Lordship” as shoreline areas (regions in power) is given by the special autonomous kingdom of Pagaruyung, contributing to strengthen society of "Pantara" as an honor for indigenous of Minangkabau tradition which holds the tradition of, "Tradition founded upon Islamic law, Islamic law founded upon the Qur'an" (adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah). The massive arrival of Batak Toba and Mandailaing in the early days of independence to Pantara region(Panti-Tapus-Rao), change homogenous society into a heterogeneous society. The diversity in Pantara region covers ethnicity and culture as well as diversity in religion. Batak Toba and Mandailing society share the same patrilineal culture, but they are different in terms of religion. Batak Toba society made Protestants association or better known as HKBP while Mandailing community embraced Islam. Minangkabau people have the same religion as the Mandailing, because both are Moslem but they are different in customs. Mandailing embraced patrilineal while indigenous Minangkabau is matrilineal. On the other hand, Batak and Minang people different both in religion and culture. Batak are Christians while the Minangkabau are Muslims. The presence of Javanese people who come when it was brought by the Dutch, and the arrival of Malay people who chose to stay in the region participated Pantara enrich the diversity of Pantara region. Pantara region now has turned into a society that is heterogeneous in terms of ethnicity, religion, culture and language, they are live together in harmony, although sometimes arise, but can be mitigated and resolved quickly.There are some factors to live in harmony in diversity within the multicultural society of Pantara: 1). Understanding of religious teachings which are sublime and peaceful, 2). Values of local wisdom, 3). Recognition of newcomers, 4). And the pattern of leadership in the community

Tidak bisa kita pungkiri bahwa masa sekarang yakni di era digital semua hal menjadi sangat mudah didapatkan , baik itu hal negatif atau pun positif , tak terkecuali bagi anak anak yang dalam masa pertumbuhan , anak dalam masa pertumbuhan nya sangat cepat dalam menerima informasi namun dalam hal ini anak anak pada umum nya belum bisa membedakan informasi yang baik atau yang buruk , karena itu sebagai orang dewasa harus mampu mengawasi dan memberi batasan dan pengertian mengenai hal yang baik dan yang buruk, ada banyak hal yang mampu membuat anak terpengaruh perilaku buruk tak seperti bullying , pornografi , atau kenakalan lain nya , namun dalam hal ini penulis memutuskan untuk mengangkat judul yang sesuai dengan mini project nya yakni Upaya Edukasi Perilaku Anti Bullying Kepada Anak anak Panti Asuhan Universal Anak Indonesia , mengingat bahwa anak penghuni panti sangat rentan sebagai korban bullying atu bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi pelaku bullying sekali pun, dalam mini project ini penulis membuat mini project mengenai hal tersebut dengan berbagai tahapan yang sesuai dengan ilmu kesejahteraan sosial , Program Intervensi yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian sekaligus praktek turun lapangan ini adalah metode group work oleh zastrow yang terdiri dari;Intake and contract ,Assesmendan, Perencanaan Intervensi, penyeleksian anggota yang sesuai umur dan pengembanga,Pengembangan Kelompok,Evaluasi dan Terminasi.Abstract

Tidak bisa kita pungkiri bahwa masa sekarang yakni di era digital semua hal menjadi sangat mudah didapatkan , baik itu hal negatif atau pun positif , tak terkecuali bagi anak anak yang dalam masa pertumbuhan , anak dalam masa pertumbuhan nya sangat cepat dalam menerima informasi namun dalam hal ini anak anak pada umum nya belum bisa membedakan informasi yang baik atau yang buruk , karena itu sebagai orang dewasa harus mampu mengawasi dan memberi batasan dan pengertian mengenai hal yang baik dan yang buruk, ada banyak hal yang mampu membuat anak terpengaruh perilaku buruk tak seperti bullying , pornografi , atau kenakalan lain nya , namun dalam hal ini penulis memutuskan untuk mengangkat judul yang sesuai dengan mini project nya yakni Upaya Edukasi Perilaku Anti Bullying Kepada Anak anak Panti Asuhan Universal Anak Indonesia , mengingat bahwa anak penghuni panti sangat rentan sebagai korban bullying atu bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi pelaku bullying sekali pun, dalam mini project ini penulis membuat mini project mengenai hal tersebut dengan berbagai tahapan yang sesuai dengan ilmu kesejahteraan sosial , Program Intervensi yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian sekaligus praktek turun lapangan ini adalah metode group work oleh zastrow yang terdiri dari;Intake and contract ,Assesmendan, Perencanaan Intervensi, penyeleksian anggota yang sesuai umur dan pengembanga,Pengembangan Kelompok,Evaluasi dan Terminasi

This study aims to increase children's self-confidence and interest in learning with motivation and appreciation. This research was conducted at the Karya Betzy Indonesia Foundation Orphanage. The subjects in this study were the children of the Karya Betzy Orphanage, totaling 43 children. This type of research is a qualitative research. The data collection technique in this research is observation. The data analysis technique used descriptive qualitative. The results of this research are in the form of a humanitarian project which is the topic of community service carried out at the Karya Betzy Indonesia Foundation Orphanage as a form of student service to provide knowledge that is beneficial to the surrounding community. Activities carried out include socialization, education, motivation and appreciation which will later change the mindset of the children who live in the Karya Betzy Indonesia Orphanage so that they can increase their self-confidence and motivation to learn so that they receive more knowledge. only in the orphanage or at school.

lmplementing the quality of learning to read in children is very impotant because the ability to read is something that is vital in an educated society. Howover, children who do not understand the importanceof learning to read will not be a motivated to learn. Thus the importance of learning to read for yourself will be a source of information or opportunities for the future. This is found in children at the Stergein Haga Indonesia Orphanage who need help to increase interest in learning to read. In the process of assistance provided, it was carried out in PKL I mini project activies, using the Engagement Intake Contract, Assessment, Planning, Intervention, Evaluation, and Termination. The process of solving client problems is to apply the quality of learning to read in children which is one strategy to increase children's interest in learning to read.

Mathematics is one of the main subjects at every level of education that applies not only in Indonesia but also at any level of education throughout the world. Mathematics has become a scary thing for most children so that it is one of the causes of unsatisfactory learning achievement in mathematics. Children at the Washliyah Orphanage Lubuk Pakam, North Sumatra also feel that mathematics is a scary subject. Therefore, one of the objectives of the Field Work Practice I is to provide assistance to clients so that they can improve their mathematical skills, namely counting. The process of providing assistance was also carried out in the Field Work Practice I mini project activity, using the case work method through the general or general intervention stage consisting of Engagement Intake Contract, Assessment, Planning, Intervention, Evaluation, and Termination. The process of solving client problems is to introduce the Jarimatika arithmetic method. The goal of the program is successful, because the client can solve the problem.

The decentralization of Indonesia allowed the development in the regency level to improve to the highest level. However, the impact can only be maximized by utilizing the potential economy embodied in the regent. This study investigates the development of the Pasaman Regency by analyzing the potential sector and the stage development of the sector. Therefore, this study uses mixed research methods with explorative approaches and uses Contribution Sectors Analysis, Location Quotient Analysis model, Shift Share Analysis model, and Klassen typological analysis model, The data used is the Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Pasaman Regency and West Sumatra Province in the period 2010 until 2019 and data on the production of the Pasaman Regency base sector in each district in 2015-2019. The result showed that the agricultural, fisheries, and forestry sectors have the largest contribution to the GRDP of Pasaman Regency which is 55.51%, then the sector that belongs to the base sector with the value of LQ>1, namely the agricultural, fisheries, and forestry sectors. The sectors that experienced a net change or shift and had a positive value and the highest level of excellence were the agricultural, fisheries, and forestry sectors of 10,718,410,000. Klassen Typology Analysis is based on the base sector, namely the agricultural, fisheries, and forestry sectors with the largest contribution to the fisheries sector so that the grouping of regions using fisheries data with the results of Panti and South Rao Districts is classified as advanced areas and Lubuk Sikaping and Mapat Tunggul Selatan districts are classified as lagging areas. There is a shift in territory caused by land transfer, changes in the profession, and accessibility. The development of district areas in Pasaman Regency through the fishery sector in the form of fish cultivation, fish feed factories, and fish processing industries is expected to improve the welfare of the community, especially sub-districts that are not classified as developed areas so that the trickle-down effect and the realization of equitable distribution

The phenomenon of the number of elderly facilities is still quite insufficient and not proportional to the number of elderly people. The issue of space in nursing homes also still does not meet safety and security standards for the elderly who experience physical limitations. This can cause the elderly to feel uncomfortable and can even experience accidents in living their daily lives. The purpose of this design is to design the needs of the elderly that are intensively met in the design of senior living based on active ageing strategies. Qualitative research methods are carried out by surveys and interviews with individual elderly people or elderly people living in institutions. The steps are carried out by finding data collection surveys and interviews, then determining the needs according to the results of the data that has been found by applying appropriate concepts to existing problems. The design results consist of residential services for independent elderly, non-self-occupancy, elderly care clinic, gardening area as the main program and intergenerational activities as supporting programs such as food court, cooking class, sewing, knitting, music club, book club, and movie club. The project findings are the merging of senior living with intergenerational programs. The novelty of combining the two programs can have a positive impact on both the elderly and the younger generation. Keywords: active; elderly; living; senior living Abstrak Fenomena jumlah fasilitas lansia yang masih cukup kurang dan tidak sebanding dengan jumlah lansia di Indonesia terbilang cukup penting. Isu ruang dalam panti jompo juga belum memenuhi standar keselamatan dan keamanan bagi lansia yang mengalami keterbatasan fisik. Hal tersebut dapat mengakibatkan lansia merasa kurang nyaman bahkan dapat mengalami kecelakaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendesain kebutuhan lansia yang terpenuhi secara intensif dalam rancangan hunian lansia berbasis strategi active ageing. Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan survei dan wawancara kepada lansia individu ataupun lansia yang tinggal di panti. Langkah penelitian dimulai dengan mencari data, lalu menentukan kebutuhan sesuai dengan hasil dari data yang sudah ditemukan dengan penerapan konsep yang sesuai untuk permasalahan yang ada. Hasil desain terdiri dari layanan hunian lansia mandiri, hunian non-mandiri, klinik perawatan lansia, area berkebun sebagai program utama dan aktivitas antargenerasi sebagai program penunjang seperti pujasera, kelas memasak, menjahit, merajut, ruang musik, ruang baca, dan ruang menonton. Temuan proyek adalah penggabungan senior living dengan program antargenerasi. Kebaruan dari penggabungan kedua program dapat memberi dampak positif pada lansia maupun generasi muda.