Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Kontrola etiket.

Zeitschriftenartikel zum Thema „Kontrola etiket“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-28 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Kontrola etiket" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Arti, Inti Mulyo, und Adinda Nurul Huda Manurung. „PENGARUH ETILEN APEL DAN DAUN MANGGA PADA PEMATANGAN BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca formatypica)“. Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) 2, Nr. 2 (2018): 77–88. http://dx.doi.org/10.35760/jpp.2018.v2i2.2514.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Produk hortikultura menghasilkan etilen untuk dimanfaatkan dalam berbagai proses pada fase pemasakan dan pematangan buah. Fase pematangan buah terjadi pada akhir fase perkembangan buah saat masih berada di pohon dan awal fase penuaan buah setelah proses pemanenan. Keberadaan etilen perlu dikendalikan agar buah tetap segar dan layak konsumsi. Gas etilen memiliki peran besar terhadap proses kematangan (maturation) dan pemasakan (ripening) pada buah klimaterik seperti buah apel, pisang dan mangga. Etilen dapat ditemukan pada organ-organ tumbuhan termasuk daun, batang, buah dan akar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh etilen yang dihasilkan oleh apel merah dan daun mangga kering terhadap susut bobot dan warna dari pisang kepok setelah dipanen. Hasil menunjukkan bahwa etilen pada apel merah memberikan pengaruh yang lebih baik pada susut bobot dan warna yang merata pada pisang kepok dibandingkan dengan etilen dari daun mangga kering dan kontrol. Pisang kepok yang disimpan dengan daun mangga kering menghasilkan kenaikan susut bobot tertinggi dengan kenampakan fisik pisang busuk, yang ditandai dengan warna coklat menghitam pada bagian pangkal pisang dan warna kuning yang kurang merata pada kulit buah pisang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Rouf, Akhmad, und Nofitri Dewi Rinojati. „STUDI PENDAHULUAN PENERAPAN TEKNOLOGI STIMULAN GAS ETILEN (C2H4) DI TANAMAN KARET PADA SAAT HARGA RENDAH“. Warta Perkaretan 37, Nr. 1 (28.08.2018): 17–28. http://dx.doi.org/10.22302/ppk.wp.v37i1.406.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Salah satu inovasi untuk meningkatkan produksi karet adalah penerapan teknologi stimulan gas etilen (C2H4).Pada kondisi harga jual karet yang rendah dan stimulan gas etilen relatif mahal, diperlukan kajian dari segi agronomis dan finansial terhadap penerapan teknologi tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknologi stimulan gas etilen terhadap produksi karet dan analisis finansialnya ketika harga karet rendah.Penelitian telah dilakukan pada bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014 di Perkebunan Kalimas, PT Karyadeka Alam Lestari.Analisis data menggunakan uji t berpasangan (paired t-test) terhadap perolehan produksi sebelum dan setelah perlakuan.Selanjutnya dilakukan analisis finansial dengan indikator BEP dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan stimulan gas etilen mampu meningkatkan produktivitas sangat signifikan (481,0% terhadap kontrol), yang awalnya hanya 34,7 gram/pohon/sadap menjadi 166,9 gram/pohon/sadap. Dengan asumsi harga karet rendah yaitu US$1,1/kilogram,meskipun kenaikan produktivitas karet sudah tergolong tinggi seperti hasil pada penelitian ini, tetapi belum mencapai BEP dan masih mengalami kerugian (R/C ratio 0,97). BEP dapat dicapai jika produktivitas mencapai 178,0 gram/pohon/sadap, atau harga jual karet sebesar Rp15.025/kilogram (setara US$1,14/kilogram). Syarat BEP juga dapat dicapai jikabiaya komponen investasi alat dan bahan gas etilen senilai Rp21.300 pohon/tahun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Rouf, Akhmad, Mudita Oktorina Nugrahani, Ari Santosa Pamungkas, Setiono Setiono und Hananto Hadi. „STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI LATEKS SECARA KONTINU DENGAN TEKNOLOGI STIMULAN GAS ETILEN RIGG-9“. Warta Perkaretan 34, Nr. 1 (15.04.2015): 31. http://dx.doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i1.61.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penerapan teknologi penyadapan melalui penggunaan stimulan telah banyak dilakukan pada perkebunan karet. Ada dua jenis stimulan yang dapat dipilih, yaitu stimulan cair atau gas. Kedua jenis stimulan ini dapat meningkatkan produksi lateks. Bahan aktif stimulan cair adalah etefon (2-chloro ethyl phosphonic acid) yang akan menghasilkan gas etilen, sedangkan stimulan gas adalah gas etilen. Peningkatan produksi lateks dengan menggunakan stimulan cair lebih rendah dibandingkan stimulan gas. Penggunaan stimulan cair hanya dapat meningkatkan produksi lateks sekitar 30%, sedangkan stimulan gas dapat mencapai lebih dari 100% di atas kontrol (tanpa stimulan). Stimulan gas etilen RIGG-9 merupakan teknologi hasil penelitian dan pengembangan Balai Penelitian Getas dengan sebuah perusahaan mitra. Penelitian stimulan gas etilen RIGG-9 yang telah dilakukan pada Kebun Kahuripan dan Kebun Cimangsud PT. Wiriacakra. Hasil penelitian selama 3 tahun (tahun 2010-2012) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi yang kontinu. Rata-rata produksi karet kering per pohon per sadap pada tahun pertama menggunakan stimulan gas etilen RIGG-9 sekitar 101,8 gram/pohon/sadap (g/p/s); pada tahun kedua meningkat menjadi 137,9 g/p/s; dan pada tahun ketiga sudah mencapai 143,0 g/p/s. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aplikasi stimulan gas etilen tidak memberikan dampak negatif berupa penurunan produksi apabila prosedur aplikasinya benar dan kesehatan tanaman dijaga. Selain diterapkan secara selektif pada tanaman yang potensial dan sehat, juga diperlukan strategi berupa penerapan sistem sadap yang tepat, prosedur pemasangan aplikator stimulan gas yang benar, dan pemenuhan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Sari, Afna Fitria. „ETIKA KOMUNIKASI“. TANJAK: Journal of Education and Teaching 1, Nr. 2 (11.08.2020): 127–35. http://dx.doi.org/10.35961/tanjak.v1i2.152.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tulisan ini membahas tentang Etika Komunikasi yang baik serta pentingnya menanamkan pemahaman Etika Komunikasi kepada mahasiswa, yang berkaitan dengan norma kesopanan (akhlak). Etika Komunikasi yang sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa karena dapat menjadi alat kontrol berperilaku atau bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui Etika Komunikasi yang baik dan benar maka akan mengarahkan mahasiswa untuk berperilaku semestinya sesuai dengan norma yang berlaku dengan mengedepankan sikap sopan santun kepada siapapun sehingga tidak merugikan banyak pihak. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research) yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat, mengolah bahan penelitian, serta literasi-literasi cetak maupun digital yang serupa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Arista, Mei Lianti, Winarso Drajad Widodo und Ketty Suketi. „Penggunaan Kalium Permanganat sebagai Oksidan Etilen untuk Memperpanjang Daya Simpan Pisang Raja Bulu“. Buletin Agrohorti 5, Nr. 3 (14.11.2017): 334–41. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.v5i3.16471.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pisang merupakan buah klimakterik dengan laju respirasi yang meningkat. Peningkatan laju respirasi selama proses pematangan dipicu oleh emisi etilen secara autokatalitik. Laju respirasi pisang dapat dihambat dengan menonaktifkan etilen dengan menggunakan perlakuan kimiawi, salah satunya dengan penggunaan KMnO4. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari penghambatan laju respirasi pisang Raja Bulu selama penyimpanan menggunakan KMnO4 dan memperoleh konsentrasi KMnO4 untuk memperpanjang daya simpan pisang Raja Bulu. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan mulai dari Februari sampai Maret 2013 di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu KMnO4 7.5%, 15%, 22.5%, dan kontrol (tanpa KMnO4). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan perlakuan yang mempengaruhi dianalisis dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diukur adalah laju respirasi, indeks skala warna kulit buah, umur simpan, susut bobot, edible part, kekerasan kulit buah, padatan terlarut total, asam tertitrasi total, dan kandungan vitamin C. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan KMnO4 7.5%, 15%, dan 22.5% dapat menghambat laju respirasi pisang selama penyimpanan sehingga menunda puncak klimakterik pisang Raja Bulu 1-2 hari dibandingkan kontrol. Penggunaan KMnO4 7.5%, 15%, dan 22.5% tidak mempengaruhi kualitas fisik dan kimia pisang Raja Bulu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Maulinda, Leni, Chairun Nisa und Muhammad Muhammad. „Aplikasi Kontrol PID Heat Exchanger Pabrik Etilen Glikol dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun“. Jurnal Teknologi Kimia Unimal 7, Nr. 2 (22.02.2019): 101. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v7i2.1254.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Heat exchangers are tools used to transfer heat energy between a solid surface and fluid or inside different particles and in thermal contact. The objective of the study was to determine the optimum values of Kc, Ti and Td which were applied to the control equipment of the ethylene glycol preparation exchanger. This research also uses design expert software to help get optimum vlue of Kc, Ti and Td before applied to PID system. Proportional-Integral-Derivative (PID) is a controller to determine the precision of an instrumentation system with the characteristics of feedback on the system. As the methodology of this research is to create a steady state Heat Exchanger model, then change the steady state model into a dynamic model, so create a PID model control, then tuning the PID control and testing PID controls, by disturbing the set point. The result of applying PID control system then got the fastest average time with value Kc = 3, Ti = 0,01 Td = 0,04 that is 0,77 minutes. At a temperature of 147.6 air vapor rate of 290.8 Kg / hr; at a temperature of 148.6 found velocity speed of 297.7 Kg / hr; At temperature 149.6 air vapor rate 305.0 Kg / hour; At a temperature of 149.7 air vapor rate of 305.8 Kg / hour and at a temperature of 150 air vapor rate of 308.1 Kg / Hour. Keywords:heat exchanger, PID, set point
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Rahmat, Bayu Pradana Nur, Noladhi Wicaksana, Syariful Mubarok, Muhamad Joddy Ramadhan, Maura Zhafira Putri und Hiroshi Ezura. „Respons dua generasi tomat mutan insensitif etilen Sletr1-2 terhadap cekaman kekeringan“. Kultivasi 20, Nr. 1 (16.04.2021): 1. http://dx.doi.org/10.24198/kultivasi.v20i1.32034.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak. Buah tomat tergolong ke dalam golongan buah klimaterik. Umur simpan buah tomat sangat dipengaruhi oleh keberadaan etilen. Tomat mutan NIL Sletr1-2 adalah generasi baru dari tomat insensitif etilen. Buah dari tomat mutan NIL Sletr1-2 memiliki umur simpan yang lebih lama dari tomat komersial pada umumnyanamun kehilangan fungsi untuk merespon keberadaan etilen dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya dalam kondisi cekaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek cekaman kekeringan terhadap dua generasi tomat mutan insensitif etilen (NIL Sletr1-2 dan BC3F1 Sletr1-2), dengan tomat ‘Intan’ sebagai tanaman kontrol. Ketiga tomat tersebut disiram dengan tiga interval waktu yang berbeda, yaitu: setiap hari (kondisi normal), interval tiga hari (cekaman kekeringan moderat), dan interval lima hari (cekaman kekeringan berat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi cekaman kekeringan moderat dan berat, respons morfologis (tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar), dan anatomis (jumlah sel epidermis) kedua generasi tomat mutan lebih buruk dari tetuanya tomat ‘Intan’. Hal tersebut menunjukkan bahwa berkurangnya sensitivitas etilen meningkatkan kerentanan tanaman dalam kondisi cekaman kekeringan, sekaligus memperkuat anggapan bahwa etilen berperan penting dalam ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan.Kata kunci: Cekaman kekeringan, Etilen, Insensitivitas etilen, Tomat mutan Abstract. Tomato belongs to climacteric fruits, Its fruit shelf life is highly affected by the presence of ethylene. NIL Sletr1-2 tomato is a novel generation of an ethylene insensitive mutant. Its fruit has prolonged fruit shelf life, lasting longer than commercial ones. However, the loss of function in ethylene response would affect plant growth and development, especially under stress conditions. The objective of this research was to investigate the effect of drought stress on two generations of ethylene insensitive tomato mutants (NIL Sletr1-2 and BC3F1 Sletr1-2), with ‘Intan’ as a control plant. Those tomatoes were watered at three different intervals: every day; three days interval; and five days. The results showed that under three and five days watering interval, both generation of ethylene insensitive mutants have reduction in plant morphological response (plant height, number of leaves, and root length) and anatomical response (epidermal cell count), compared to their control, ‘Intan’. These results indicated that reduction in ethylene sensitivity could increase plant susceptibility under drought stress condition, thus solidifying the importance of ethylene in plant defence against environmental stress.Keywords: Drought stress, Ethylene, Ethylene receptor, Tomato mutant
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Ihsani, A. Fikri Amiruddin, und Novi Febriyanti. „Etika Komunikasi Sebagai Kontrol Kesalehan Virtual dalam Perilaku Bermedia Masyarakat di Era Digital“. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial 2, Nr. 1 (26.02.2021): 24. http://dx.doi.org/10.36722/jaiss.v2i1.512.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Penelitian ini membahas mengenai etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengetahui peran etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Konsep etika komunikasi yang digunakan berdasarkan perspektif Haryatmoko dan dilengkapi oleh teori tindakan komunikasi Habermas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Data-data yang berhasil diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan sehingga terbentuk sebuah hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa etika komunikasi merupakan seperangkat norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik dalam aktivitas komunikasi. Dalam hal ini, etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital ini dimaksudkan untuk menjamin pada tercapainya sifat-sifat umum akan norma-norma yang dapat diterima dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, menjamin pada otonomi individu melalui kemampuan emansipatoris sehingga menghasilkan pembentukan kehendak bersama melalui perbincangan yang rasional. Dengan demikian, etika komunikasi merupakan sebuah upaya untuk mengontrol proses komunikasi agar tercipta stabilitas sosial dalam masyarakat yang plural di era digital.</p><p><strong><em>Kata </em></strong><strong><em>K</em></strong><strong><em>unci</em></strong><em>: </em><em>Etika</em><em>; </em><em>Komunikasi</em><em>; </em><em>Kesalehan; Virtual; Digital.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Aravik, Havis, und Choiriyyah Choiriyyah. „Etika Rasionalisme Versus Etika Voluntarisme (Studi Kritis Mu’tazilah Dan Asy’ariyah)“. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 5, Nr. 1 (05.04.2018): 11–24. http://dx.doi.org/10.15408/sjsbs.v5i1.7902.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract: This study discusses the ethics of rationalism versus voluntarism ethics, where morals in principle have been debated by experts for a long time, among them Mu'tazilah with the ethics of rationalism and Ash'ariyah with voluntary ethics. For the Mu'tazila morality is a rational act of man in seeing which is good and what is bad, not merely determined by the demands of religion. While Asy'ariyah holds the opposite view that morality is under the control of God or with another understanding that morality presupposes religion. Keywords: Ethics, Rationalism, Voluntarism, Mu'tazilah, Asy'ariyah Abstrak: Studi ini membahas tentang etika rasionalisme versus etika voluntarisme, di mana moral pada prinsipnya telah menjadi perdebatan para ahli kalam sejak lama, di antaranya Mu’tazilah dengan etika rasionalisme dan Asy’ariyah dengan etika voluntarisme. Bagi Mu’tazilah moralitas adalah sebuah tindakan rasional manusia dalam melihat mana yang baik dan mana yang buruk, tidak semata ditentukan oleh tuntutan agama. Sedangkan Asy’ariyah berpandangan sebaliknya bahwa moralitas berada di bawah kontrol Tuhan atau dengan pengertian lain moralitas itu mengandaikan agama. Kata Kunci; Etika, Rasionalisme, Voluntarisme, Mu’tazilah, Asy’ariyah DOI: 10.15408/sjsbs.v5i1.7902
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Husna, Nana Zaimatul, Mahriani Mahriani und Hidayat Teguh Wiyono. „Efek Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Struktur Histologi Ginjal Tikus (Rattus norvegi“. Metamorfosa: Journal of Biological Sciences 8, Nr. 1 (31.03.2021): 99. http://dx.doi.org/10.24843/metamorfosa.2021.v08.i01.p10.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Ginjal adalah organ ekskresi penting untuk membuang sisa metabolisme tubuh. Batu ginjal dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Seledri mengandung senyawa flavonoid yang dapat memperbaiki struktur histologis ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak seledri terhadap struktur histologis ginjal yaitu diameter glomerulus dan tubulus dengan endapan protein. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Kelompok perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, kontrol negatif (K-), tikus hanya diberi makan dan minum; kontrol positif (K +), tikus diinduksi Etilen glikol (EG) 0.75% + Ammonium klorida (AK) 2%, dosis 1 (D1), tikus diinduksi EG 0.75% + AK 2% dan ekstrak seledri 100 mg / kg, dosis 2 ( D2), tikus diinduksi EG 0,75% + AK 2% dan ekstrak seledri 200 mg / kgBB. Pemberian ekstrak seledri selama 14 hari secara gavage. Ekstrak seledri dengan dosis 100 dan 200 mg / kgBB mampu memperbaiki struktur histologis ginjal tikus yang diinduksi oleh EG 0,75% dan AK 2%. Kata kunci: seledri, diameter glomerulus, endapan protein
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Sahilatua, Rivaldo W., Feky R. Mantiri und Marhaenus J. Rumondor. „KAJIAN ETHYLENE TRIPLE RESPONSE TERHADAP KECAMBAH BEBERAPA VARIETAS KACANG BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.)“. PHARMACON 8, Nr. 3 (28.08.2019): 734. http://dx.doi.org/10.35799/pha.8.2019.29399.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRACTOne of the appropriate cultivation techniques to increase land productivity, is intercropping cultivation. Intercropping is causing the plant to grow in shelter. This sheltered situation can increase ethylene production, giving rise to a triple response (inhibits stem lengthening, thickening of the stem, and the appearance of the habit of making hooks that cause the stem to grow horizontally or horizontally) that could affect plant growth and development. The aim of this study was to look for varieties of snaps (Phaseolus vulgaris) that were less sensitive to the increasing of ethylene which was reflected in the form of a minimal response to high ethylene levels. The research method used was Test Paper Rolled and Placed in a Standing Position with Plastic. Three varieties used were Horti I, Horti II, and Lokal variet were germinated with treatment (carbide administered) and had been control for five days. The difference data between the measurements of controls minus the treatment, then analyzed with one way ANAVA followed by using the 5% LSD method (Smallest Significant Difference). The results were obtained for the higher hypocotyl length of Horti I variety (1,07 cm), the largest hypocotyl diameter of Horti II variety (0,13 cm), the largest epicotile bend of Horti II variety (7,22 cm), the largest epidermis cell length of Local variety (12,17 m), and epidermal cell width of Horti II variety (5.06 μm). Based on the parameters obtained, Horti I varieties we less sensitive to increasing ethylene content therefore it can be concluded that variet Horti I could grow optimally in shelter condition. Key words: Triple response, ethylene, shade, chickpea, carbide, hypocotyl, epicotyl, and epidermal ABSTRAKMasalah yang umumnya dihadapi dalam membudidayakan tanaman buncis ialah kurangnya lahan untuk bercocok tanam. Teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan, salah satunya budidaya dengan pola tumpang sari. Pola tumpangsari menyebabkan tanaman tumbuh dengan keadaan ternaungi. Keadaan ternaungani ini dapat meningkatkan produksi etilen, sehingga menimbulkan triple response yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari varietas kacang buncis (Phaseolus vulgaris) yang kurang sensitif terhadap peningkatan etilen yang direfleksikan dalam bentuk respon yang minimal terhadap kadar etilen yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu Uji Kertas Digulung dan Diletakkan Dalam Posisi Berdiri Dengan Plastik (UKDdP). Tiga varietas buncis yang digunakan dikecambahkan dengan pemberian perlakuan (pemberian karbid) dan kontrol selama lima hari. Data selisih diperoleh dari kontrol dikurang perlakuan kemudian dianalisis dengan ANAVA one way yang dilanjutkan dengan menggunakan metode BNT 5% (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian diperoleh untuk panjang hipokotil tertinggi varietas Horti I (1,07 cm), diameter hipokotil terbesar varietas Horti II (0,13 cm), bengkokan epikotil terbesar varietas Lokal (7,22 cm), panjang sel epidermis terbesar varietas Lokal (12,17 m), dan lebar sel epidermis varietas Horti II (5,06 m). Berdasarkan hasil yang diperoleh, varietas Horti I adalah varietas yang kurang sensitif terhadap peningkatan kadar etilen dibandingkan dengan varietas Horti I dan varietas Lokal. Kata kunci: Triple response, etilen, naungan, kacang buncis, karbid, hipokotil, epikotil, dan sel epidermis
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Arista, Mei Lianti, Winarso Drajad Widodo und Ketty Suketi. „Penggunaan KaliuMeim Permanganat sebagai Oksidan Etilen untuk Memperpanjang Daya Simpan Pisang Raja Bulu“. Buletin Agrohorti 5, Nr. 3 (14.11.2017): 334. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.5.3.334-341.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<em>Pisang merupakan buah klimakterik dengan laju respirasi yang<sub> </sub>meningkat. Peningkatan laju respirasi selama proses pematangan dipicu oleh emisi etilen secara autokatalitik. Laju respirasi pisang dapat dihambat dengan menonaktifkan etilen dengan menggunakan perlakuan kimiawi, salah satunya dengan penggunaan KMnO<sub>4</sub>. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari penghambatan laju respirasi pisang Raja Bulu selama penyimpanan menggunakan KMnO<sub>4</sub> dan memperoleh konsentrasi KMnO<sub>4</sub> untuk memperpanjang daya simpan pisang Raja Bulu. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan mulai dari Februari sampai Maret 2013 di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu KMnO<sub>4 </sub>7.5%, 15%, 22.5%, dan kontrol (tanpa KMnO<sub>4</sub>). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan perlakuan yang mempengaruhi dianalisis dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diukur adalah laju respirasi, indeks skala warna kulit buah, umur simpan, susut bobot, edible part, kekerasan kulit buah, padatan terlarut total, asam tertitrasi total, dan kandungan vitamin C. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan KMnO<sub>4</sub> 7.5%, 15%, dan 22.5% dapat menghambat laju respirasi pisang selama penyimpanan sehingga menunda puncak klimakterik pisang Raja Bulu 1-2 hari dibandingkan kontrol. Penggunaan KMnO<sub>4</sub> 7.5%, 15%, dan 22.5% tidak mempengaruhi kualitas fisik dan kimia pisang Raja Bulu.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

Chrisnandari, Rosita Dwi. „Sintesis dan Karakterisasi Molecularly Imprinted Polymer Untuk Kloramfenikol Menggunakan Polimerisasi Fasa Ruah“. Journal of Pharmacy and Science 3, Nr. 1 (07.01.2018): 40–46. http://dx.doi.org/10.53342/pharmasci.v3i1.74.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kloramfenikol adalah antibiotik yang memiliki aktivitas untuk melawan bakteri gram positif dan gram negatif yang pemakaiannya dibatasi dan diawasi oleh lembaga pemerintahan karena memiliki efek samping yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Metode analisis kloramfenikol yang digunakan umumnya kurang selektif dan kurang spesifik terhadap kloramfenikol. Pada penelitian ini dikembangkan teknik preparasi sampel berbasis molecularly imprinted polymer (MIP) yang dapat digunakan sebagai adsorben selektif dan spesifik terhadap kloramfenikol. MIP disintesis menggunakan kloramfenikol sebagai template, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai cross-linker dan kloroform sebagai porogen dengan perbandingan mol rasio template:monomer:cross-linker sebesar 1:4:20 secara polimerisasi fasa ruah pada suhu 70 ºC selama 11 jam. Elusi template dilakukan melalui ekstraksi pelarut menggunakan metanol:asam asetat 9:1 (v/v). Non-imprinted polymer (NIP) dan polimer kontrol juga disintesis sebagai pembanding. Hasil polimerisasi dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) dan adsorpsi-desorpsi N2. Spektra FT-IR menunjukkan gugus fungsi spesifik kloramfenikol pada MIP tidak tampak bila dibandingkan dengan spektra NIP. Luas permukaan MIP diketahui sebesar 106,609 m2/g dan 41,860 m2/g untuk polimer kontrol. Hal ini membuktikan bahwa MIP memiliki sisi pengenal yang lebih banyak dan spesifik dibandingkan dengan polimer kontrol. MIP hasil sintesis dapat digunakan untuk meningkatkan selektivitas metode analisis kloramfenikol secara kromatografi.Kata kunci: Kloramfenikol, Molecularly Imprinted Polymer (MIP), Polimerisasi Fasa Ruah
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Komala, Cucu. „Integrated Marketing Communication (IMC) Perspfektif Etika Bisnis Islam“. Khazanah Sosial 2, Nr. 2 (11.08.2020): 57–62. http://dx.doi.org/10.15575/ks.v2i2.7910.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tujuan penulisan artikel ini adalah ingin mengetahui Integrated marketing communication (IMC) berdasarkan etika Islam. Etika Islam yang dimaksud berdasarkan etika yang dicontohkan Rasulullah SAW. Studi ini berpendapat bahwa Islam menawarkan paradigma paralel dalam menjalankan bisnis dan mengusulkan seperangkat prinsip yang berbeda yang dapat mengkonseptualisasikan bidang pemasaran dengan caranya sendiri. Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur bersumber dari jurnal, artikel dan sumber lainnya. Keberhasilan Rasulullah dalam berbisnis merupakan prototipe dalam berbisnis. Kunci dari bisnis Rasulullah berpangkal pada membangun komunikasi yang baik dengan konsumen mengedepankan nilai-nilai Islam pada pengenalan produk, harga, promosi dan tempat seperti kejujuran, amanah, adil, menjungjung tinggi hak konsumen sebagai pembeli produk. Kejujuran merupakan modal penting, apa yang dipromosikan harus sesuai dengan barang yang disajikan dengan kontrol harga tidak boleh berlebihan, dan penetapan harga dilarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

Indrajati, Ihda Novia, und Muhammad Sholeh. „Pengaruh rasio MBTS/ZDEC pada campuran karet alam dan etilen propilen diena yang dibuat dengan teknik kontrol migrasi curatives“. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 30, Nr. 1 (07.12.2014): 43. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v30i1.124.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Pradhana, Adhitya Yudha, Rokhani Hasbullah und Y. Aris Purwanto. „PENGARUH PENAMBAHAN KALIUM PERMANGANAT TERHADAP MUTU PISANG (CV. MAS KIRANA) PADA KEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI AKTIF (Effect of potassium permanganate adding on banana (Cv. Mas Kirana) fruit quality in active modified atmosphere packaging)“. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 10, Nr. 2 (18.01.2017): 83. http://dx.doi.org/10.21082/jpasca.v10n2.2013.83-94.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Cv. Mas Kirana merupakan salah satu varietas pisang yang populer, umumnya tumbuh di Indonesia dan merupakan pendukung utama industri dan perdagangan pisang domestik dan ekspor. Kendala dan masalah utama yang berkaitan dengan penanganan pascapanen pisang segar adalah umur simpan dan penanganan pascapanen yang kurang tepat. Ada kebutuhan untuk menemukan cara penyimpanan yang tepat untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas buah pada kemasan ritel untuk pasar domestik. Kemasan Atmosfir termodifikasi (MAP) adalah teknik yang ideal dan dikenal memiliki potensi besar untuk memperpanjang umur simpan pasca panen pisang dengan kalium Permanganat (KMnO4) sachet sebagai penyerap etilen yang digunakan dalam MAP untuk menyerap produksi etilen endogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi umur simpan dan kualitas buah dalam kemasan MAP, dengan atau tanpa penyerap etilen (KMnO4). Data diperoleh dari analisis fisik, kimia dan evaluasi sensori yang dianalisis dengan analisis sidik ragam dan uji Duncan (p&lt;0.05) untuk mendapatkan pengaruh nyata rata-rata perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur simpan buah pisang yang dikemas dalam White Stretch Film (WSF) dengan KMnO4 (MAP aktif) pada suhu 28 °C dapat memperpanjang sampai 10 hari dibandingkan dengan 6 hari untuk pisang kontrol yang dikemas dalam WSF tanpa KMnO4 (MAP pasif). Perlakuan WSF dengan KMnO4 menunda susut bobot, warna, total padatan terlarut, dan vitamin C dibanding pisang kontrol tanpa KMnO4. Kualitas organoleptik atau sensori (warna, aroma, dan rasa) buah yang matang penuh untuk kemasan WSF tanpa atau dengan KMnO4 sangat baik.</p><p>Kata kunci :Kemasan atmosfir termodifikasi aktif, kalium permanganat, penyerap etilen, pisang</p><p>English Version Abstract</p><p>Cv. Mas Kirana is one of popular banana variety commonly grown in Indonesia and the mainstay of banana industry for both domestic and export trades. Major constraints and problem associated with postharvest handling of fresh banana are short shelf life and lack of postharvest handling. There is a need to find appropriate storage method in order to extend the storage life to mantain the fruit quality for retail packaging for domestic market. Modified atmosphere packaging (MAP) packaging is an ideal preservation technique and is known to have great potential to extending the postharvest life of banana with potassium permanganate (KMnO4) sachets as ethylene absorbent were used in MAP to absorb endogenously produced ethylene. The purpose of this study was to evaluated for fruit quality and shelf life under MAP packaging, with or without an ethylene absorber (KMnO4). The data obtained from physico chemical analysis and sensory evaluation were analyzed statically for analysis of variance with Duncan test (p&lt;0.05) was used to detect significant differences for the treatment means. The results indicate that the shelf life of fruits packed under White Stretch Film (WSF) with KMnO4 (active MAP) at 28 °C could be extended up to 10 days compared to 6 days for banana control packed under WSF without KMnO4 (passive MAP). WSF with KMnO4 treatments delayed weight loss, colour, total soluble solids (TSS), and ascorbic acid (Vitamin C) as compared to control banana without KMnO4. Sensory quality (colour, aroma, and taste) of fully ripe fruits of both WSF without or with KMnO4 was very good.</p><p>Keywords : Active modified atmosfir packaging, potassium permanganate, ethylene absorbent, banana</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Sąlyga, Jonas, Gintarė Šakalytė, Laimutė Kazlauskienė, Vaida Motužytė und Geriuldas Žiliukas. „SERGANČIŲJŲ ARTERINE HIPERTENZIJA GYVENIMO KOKYBĖS SĄSAJOS SU LIGOS SUVOKIMU IR ŽINIOMIS APIE JĄ“. Health Sciences 31, Nr. 1 (06.02.2021): 5–10. http://dx.doi.org/10.35988/sm-hs.2021.001.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tikslas – išanalizuoti sergančiųjų arterine hipertenzija su sveikata susijusios gyvenimo kokybės sąsajas su ligos suvokimu ir žiniomis apie ją. Metodika. Naudota apklausos anketa sudaryta iš 3 klausimynų: Arterinės hipertenzijos žinių lygio skalė; Ligos suvokimo klausimynas; Su sveikata susijusios gyvenimo kokybės klausimynas. Imtį sudarė 389 respondentai – 180 vyrų, 209 moterys. Duomenų analizė atlikta statistinių programų paketu SPSS 17.0.1 for Windows. Tyrimas atliktas laikantis etikos principų. Rezultatai. Nustatyta, kad tiriamieji gerai suvokė ligos kontrolę ir jos riziką sveikatai. Moterų žinios buvo reikšmingai (p<0,001) geresnės, nei vyrų. Gyvenimo kokybę neigiamai veikia ligos keliami sunkumai, teigiamai – geresnis ligos kontrolės būtinumo suvokimas. Visose gyvenimo kokybės srityse, susijusiose su fizine sveikata ir energingumu (gyvybingumu), geresni vertinimai susiję su geresnėmis žiniomis apie arterinę hipertenziją. Išvada. Žinios ir suvokimas apie ligą skirtingai veikia su sveikata susijusią gyvenimo kokybę. Pacientai, turintys daugiau žinių apie ligą, geriau vertina su sveikata susijusią gyvenimo kokybę, o turintys geresnį suvokimą apie ligą – blogiau.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
18

Friday Fry, Agustinus Samgar. „Etika Pelayanan Publik (Studi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ende)“. Jurnal Pendidikan Tambusai 5, Nr. 2 (01.09.2021): 5235–43. http://dx.doi.org/10.31004/jptam.v5i2.1807.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penyelenggaraan pelayanan publik hendaknya memenuhi syarat keetisan atau sesuai dengan norma-norma etika yang berlaku. Penenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui etika pelayanan publik yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah yakni Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Ende dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa layanan. Terdapat banyak keluhan dari masyarakat selaku pengguna jasa layanan terhadap pelayanan administrasi kependudukan yang diberikan oleh petugas dumulai dari waktu menunggu yang sangat lama, waktu penerbitan dokumen, para petugas yang belum datang ataupun keluar pada jam kerja sampai pada kesulitan para pengguna jasa untuk bertemu dan berkomunikasi dengan petugas guna mendapatkan informasi tentang kepastian waktu dan prosedur layanan. Selain itu itu persyaratan yang secara situasional berubah menyebabkan kekecewaan dari para pengguna jasa dikarenakan sudah antri berhari-hari namun tidak mendapatkan layanan oleh karena ada persyaratan yang kurang. Konsep yang digunakan untuk menganalisa persoalan tersebut adalah konsep etika pelayanan publik yang meliputi: kejujuran, tanggungjawab, pengawasan, konsistensi sikap aparatur dan komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa etika pelayanan publik di dinas pencacatan sipil kabupaten ende masih perlu untuk dibenahi, hal ini ditunjukan dengan beberapa hasil temuan berdasarkan indicator etika pelayanan publik yakni kejujuran yang masih kurang, tanggungjawab yang hanya berorientasi pada tupoksi, pengawasan yang masih dalam bentuk arahan tanpa ada kontrol yang ketat dari atasan, sikap acuh petugas terhadap pengguna layanan dan komunikasi yang tidak tersampaikan secara jelas kepada pengguna layanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
19

Wowor, Alter I. „Teologi dan Etika Politik Dalam Gereja di Zaman Post-Modern“. BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1, Nr. 1 (30.06.2018): 112–23. http://dx.doi.org/10.34307/b.v1i1.23.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Humans are essentially human politics (zoon politikon), so that all the dynamics of human life must always be related to politics, both as a political subject and as an object driven by politics itself. It can be clearly stated that the dynamics of human life in a country must be in circulation of the subject and object at once. Ideally, whether it is entrusted as a political leader or as a society controlled by politics itself, both are political subjects. That is, those who are entrusted with directing and regulating state politics are clearly a subject that always deals with politics in a concrete way, but the general public is also a subject, meaning that all aspects of life and community activities influence the political world both directly and indirectly, or with in other words it can be said that every activity of the community both in the world of education, religion, social, law, etc. is a political responsibility to organize, control, and direct all aspects of life for the common good, so that briefly it can be said that society is the determinant politics itself and as a function of political control, both directly and indirectly. AbstrakManusia pada hakikatnya adalah manusia politik (zoon politikon), sehingga seluruh dinamika kehidupan manusia pasti selalu berkenaan dengan politik, baik sebagai subjek yang berpolitik maupun sebagai objek yang digerakan oleh politik itu sendiri. Dengan jelas dapat dikatakan bahwa dinamika kehidupan manusia dalam suatu negara pasti berada dalam sirkulasi subjek dan objek sekaligus. Idealnya, baik yang dipercayakan sebagai pemimpin politik maupun sebagai masyarakat yang dikendalikan oleh politik itu sendiri, keduanya adalah subjek (pelaku) politik. Artinya, mereka yang dipercayakan mengarahkan dan mengatur politik negara jelas adalah subjek yang selalu bergelut dengan politik secara konkret , akan tetapi masyarakat umum juga adalah subjek, artinya segala aspek kehidupan dan aktivitas masyarakat membawa pengaruh bagi dunia politik baik secara langsung maupun tidak langsung, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa setiap aktivitas masyarakat baik dalam dunia pendidikan, agama, sosial, hukum, dan lain sebagainya menjadi tanggung jawab politik untuk menata, mengendalikan, dan mengarahkan semua aspek kehidupan tersebut demi kebaikan bersama, sehingga dengan singkat dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah penentu politik itu sendiri dan sebagai fungsi kontrol politik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
20

Suranto, Yustinus. „Pengaruh Konsentrasi Larutan dan Durasi Perendaman terhadap Efektivitas Bahan Konservan Poly Etilen Glikol dalam Pelestarian Cagar Budaya Material Kayu“. Jurnal Konservasi Cagar Budaya 9, Nr. 2 (02.12.2015): 52–62. http://dx.doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v9i2.141.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Indonesia memiliki kekayaan cagar budaya berbahan kayu maritim yang sangat besar. Upaya pelestarian dilakukan dengan secara murni dan diterapkan pada perahu kuna Punjulharjo. Keberadaan PEG yang terbatas dan harganya yang mahal mendorong pencarian bahan konservan lain yang banyak tersedia dan murah harganya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh komposisi campuran urea dan PEG sebagai bahan konservan dan durasi perendaman terhadap efektivitas konservasi kayu waru gunung. Efektivitas konservasi diukur berdasarkan parameter stabilitas dimensi kayu. Penelitian dilakukan dengan prosedur berikut. Empat kelompok contoh uji disediakan, yakni satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Disediakan tiga macam konservan campuran urea dan PEG 1000 dengan proporsi 10 dan 10 gram (larutan A1), 20 dan 10 gram (larutan A2), serta 30 dan 10 gram (larutan A3). Kelompok contoh uji direndam dalam larutan konservan dengan durasi perendaman masing-masing 1, 3 dan 5 hari. Penyusutan tangensial, radial, ASE tangensial, ASE radial, jumlah retak, dan panjang retak diukur. Data dianalisis dengan rancangan acak lengkap disusun faktorial dan analisis lanjutan dengan metode beda nyata terkecil. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa proporsi bahan konservan mempengaruhi penyusutan tangensial, penyusutan radial, ASE tangensial dan ASE\ radial. Semakin tinggi proporsi urea dalam bahan konservan semakin rendah penyusutan tangensial dan penyusutan radial, dan semakin tinggi nilai ASE tangensial dan ASE radial. Lama perendaman kayu dalam konservan mempengaruhi penyusutan tangensial. Semakin lama durasi perendaman semakin rendah penyusutan tangensial. Interaksi antara proporsi bahan konservan dan durasi perendaman berpengaruh terhadap penyusutan radial dan nilai ASE radial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
21

Harianti, Rahmah, Nursyirwan Effendi und Asrinaldi Asrinaldi. „Penerapan Prinsip Independensi Dan Etika Bagi Penyelenggara Pemilu Di Aceh Pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019“. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, Nr. 2 (01.10.2019): 374. http://dx.doi.org/10.31604/jips.v6i2.2019.374-387.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di Aceh memang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang kemudian dijabarkan ke dalam Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2016, Komisi A DPRA (di tingkat provinsi) dan/atau DPRK (di tingkat Kabupaten/Kota) mempunyai tugas dan wewenang dalam mengusulkan pembentukan Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan di Aceh khususnya dalam rekrutmen Komisi Independen Pemilihan (KIP). Hal ini terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan sistem desentralisasi asimetris di Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti bagaimana prinsip Independensi dan Etika Penyelenggara Pemilu di Aceh pada penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 menyangkut fenomena yang dimuat dalam pasa-pasal tersebut. Dimana Independensi serta etika para penyelenggara patut untuk dipertanyakan menyangkut kinerja dan faktor kepentingan yang terdapat di dalamnya antara penyelenggara pemilu dan legislatif perekrutnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan meilakukan wawancara dengan berbagai informan dan juga dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah penyelenggara Pemilu di Aceh yaitu Komisioner KIP Aceh dan beberapa informan lain sebagai triangulasi. Dari hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa KIP Aceh selaku Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan di Aceh juga sebagai puncak kontrol dalam struktur organisasi penyelenggara Pemilu di wilayah Provinsi Aceh, telah menerapkan kedua prinsip ini untuk dapat menegakkan Pemilu yang demokratis di Aceh. Meskipun belum optimal sepenuhnya dikarenakan pernah mendapat peringatan keras dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Namun selebihnya KIP Aceh telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan azas, prinsip dan tujuan penyelenggaraan Pemilu itu sendiri.Kata Kunci: Penyelenggara Pemilu, Independensi, Etika dan Komisi Independen Pemilihan Aceh
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
22

Indriyanti, Indriyanti, Eko Nurcahya Dewi und Eko Susanto. „PENGARUH PENAMBAHAN PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan BUAH NANAS(Ananas comosus) TERHADAP SPESIFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR RUMPUT LAUT Euchema cottonii (Effect of Adding PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) and Pineapple (Ananas comosus) for Specifications of Organic Liquid Fertilizer Euchema cottonii)“. SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology 12, Nr. 2 (20.07.2017): 139. http://dx.doi.org/10.14710/ijfst.12.2.139-145.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
ABSTRAK Euchema cottonii mengandung unsur mikro dan makro nutrien, serta zat pengatur tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin, sitokinin, dan etilen sehingga sangat berpotensi sebagai pupuk organik penyubur tanaman. Penambahan buah nanas berfungsi sebagai sumber C, P, dan K pada ekstrak pupuk rumput laut cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bioaktivator PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)dan buah nanas terhadap kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, kalium, pH, suhu, bakteri patogen, dan organoleptik warna. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah E. cottonii, PGPR, dan buah nanas.. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan kontrol (A), penambahan PGPR dan buah nanas 40% (B), penambahan PGPR dan buah nanas 50% (C), dan penambahan PGPR dan buah nanas 60% (C). Parameter yang diukur adalah C-organik, nitrogen, fosfor, kalium, pH, suhu, bakteri pathogen, dan oraganoleptik warna. Data parametrik dianalisa dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan buah nanas yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap kadar C-organik, fosfor, dan kalium (p<0,05), sedangkan nilai nitrogen tidak berbeda nyata. Perlakuan penambahan nanas 50% akan meningkatkan kandungan nitrogen dua kali lebih besar dari pada kontrol. Perlakuan terbaik yaitu pada penambahan PGPR dan nanas 60% dengan kandungan C, P, K berturut-turut adalah 7,02%, 3,44%, dan 3,41%. Kata kunci: Euchema cottonii, Pupuk Oganik Cair, PGPR, Nanas ABSTRACT Euchema cottoniicontains elements ofmicroandmacronutrients, andplantgrowth regulatorssuch asauxin, gibberellin, cytokinin, andethyleneso ithasgreat potentialas anorganicfertilizer forfertilisingcrops. Addition A. comosusserves asa source of C, P, and Kin theliquid organic fertilizer. This study aimedtodetermine the effect ofbio-activatorPGPRandA. comosus on the content ofC-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, temperature, pathogens, and color. The materialusedin this studywereE.cottonii, PGPR, andA. comosus.This research wasexperimentallaboratoriesusing completely randomized designwith 4 differenttreatments and 3replications, namely control (A), addition ofPGPR and A. comosus 40%(B), addition of PGPR and A. comosus 50% (C), and addition of PGPR and A. comosus 60% (D). Parametersmeasured wereC-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, temperature, pathogens, and color organoleptic. Parametric datawere analyzed byANOVA. The results showedthat theaddition ofPGPRandA.comosussignificantly affect(P<0.05) to thelevels ofc-organic, phosphoruslevels, potassium levels, but not nitrogen levels. Addition of pineapple 50% will increase the nitrogen content twice higher than control. The best treatment is addition of PGPR and pineapple 60% with the content of C, P, K respectively 7.02%, 3.44% and 3.41%. Keywords: Euchema cottoni, Liquid Organic Fertilizer, PGPR, Ananas comosus
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
23

Karamina, Hidayati, Ariani Trisna Murti und Tri Mujoko. „Peningkatan komponen dan kualitas hasil nanas melalui aplikasi kalsium dan etilen sintetik di daerah kering dan panas Kabupaten Malang“. Kultivasi 20, Nr. 1 (16.04.2021): 35. http://dx.doi.org/10.24198/kultivasi.v20i1.29674.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak. Kalsium dan etilen diketahui pada penelitian terdahulu dapat meningkatkan kualitas hasil nanas (Ananas comosus (L.) Merr.), namun perlu penelitian untuk memvalidasi hasil penelitian di tempat yang lain. Beberapa petani membudidayakan nanas di pesisir selatan Malang yang relatif kering dan panas. Kalsium klorida (sebagai sumber kalsium) dan Ethephon (sebagai etilen sintetik) digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kapan waktu aplikasi CaCl2 yang tepat, takaran dosisCaCl2 dan kapan waktu aplikasi ethephon yang tepat untuk meningkatkan kualitas dari buah nanas di daerah kering dan panas di Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan bulan oktober 2019 – Maret 2020 di Ngajum, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Petak Petak Terbagi dengan 3 ulangan. Petak utama ialah waktu aplikasi CaC12 yang terdiri dari 3 taraf (100 hsp, 130 hsp, 100 hsp + 130 hsp). Anak petak ialah dosis CaC12 yang terdiri dari 3 taraf (55 kg ha-', 80 kg ha-' dan 105 kg ha-'). Anak-anak petak ialah dosis ethephon yang terdiri dari 2 taraf (0 L ha-1 dan 3 L ha-1). Parameter pengamatan yang diamati yaitu panjang buah, bobot buah, dan kadar air buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara dosis dan waktu aplikasi CaCl2 terhadap kadar air buah. Aplikasi CaCl2 secara mandiri menghasilkan bobot buah yang berbeda nyata dan lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Aplikasi Ethephon tidak mempengaruhi komponen dan kualitas hasil nanas.Kata Kunci : Buah nanas, CaCl2, Ethephon. Abstract. Calcium and ethylene were known in previous study to improve the yield quality of pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.), but it is necessary to validate those research in another place. Farmers cultivated pineapple in south coast of Malang which are relatively dry and hot. Calcium chloride (as a source of calcium) and Ethephon (as synthetic ethylene) were used in this study. This study aims to find the correct application time of CaCl2, CaCl2 dosage, and ethephon application to improve the quality of pineapple fruit in dry and hot climates of Malang District. This research was conducted in October 2019 - March 2020 in Ngajum, Malang Regency. The research used Split Split Plot Design with 3 replications. The main plot was the application times of CaC12 which consisted of 3 levels (100 hsp, 130 hsp, and 100 hsp + 130 hsp). The subplot was the doses of CaC12 which consisted of 3 levels ( 55 kg ha-', 80 kg ha-' and 105 kg ha-'). The sub-subplots was ethephon doses which consisted of 2 levels (0 L ha-1 and 3 L ha-1). The observed parameters were fruit length, fruit weight, and fruit moisture content. The results showed that there were interaction effect between doses and application times of of CaCl2 on fruit moisture content. Single effect of CaCl2 affected fruit weights significantly, greater than control. Single effect of Ethephon did not affect the yield components and quality of pineapple.Keywords : CaCl2, Ethephon, Pineapple.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
24

Trogrlić, Stipan. „Nacionalnopreporodni rad mons. Bože Milanovića u tršćanskom razdoblju 1922. – 1945.“ Histria : the Istrian Historical Society review 1, Nr. 1 (2011): 137–73. http://dx.doi.org/10.32728/h2011.06.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Božo Milanović, svećenik tadašnje Tršćansko-koparske biskupije, po vlastitom se priznanju odlučio za svećenički poziv uvjeren da će kao svećenik moći najviše koristiti svome narodu. Etiketa “slavenskog nacionaliste”, koju je mu je nalijepila austrijska vlast, dobro je došla novoj talijanskoj, najprije vojnoj, potom, formalno, građanskoj te na kraju onoj fašističkoj vlasti, za pritiske i progone. Za nove vlastodršce “slavenski nacionalizam” značio je isto što i protutalijansko, subverzivno djelovanje, čime je bio otvoren lov na Milanovića. Izložen stalnim pritiscima, prijetnjama, uhićenjima i odvođenjima na sud, nakon konzultacija s biskupom Angelom Bartolomasijem, početkom 1922. odlazi u Trst, uvjeren kako će u velikom gradu manje biti izložen kontroli budnih fašista. Kao župni pomoćnik najprije u župi sv. Ivana, a potom u sv. Antunu Novom, uz redovit pastoralan rad razvio je, također, pozamašan nacionalno-politički i kulturno-prosvjetni rad. U početku se taj rad odvijao kroz istarski Pododbor slovenskog političkog društva Edinost i bio je orijentiran na brigu oko izdavanja novina Pučki prijatelj. Iako odgojen u duhu Mahnićeva borbenog katolicizma, predratne istarske ideološko-političke podjele na kršćansko-socijalnu i demokratsko-liberalnu grupu smatrao je u novonastaloj situaciji štetnima za nacionalnu stvar. Zato se vraća Dobrilinoj političkoj koncepciji “narodne sloge” i ostaje joj dosljedno vjeran i kad nije nailazio na razumijevanje istarskih liberala. Nakon što je 1931. godine zabranjen svaki oblik ne samo političkog, nego i kulturno-prosvjetnog rada s hrvatskim predznakom, Milanović se okreće Društvu sv. Mohora za Istru osnovanom 1924. kao crkvena bratovština (talijanski sodalizio). Pod plaštem bratovštine, kao njezin predsjednik, tajnik i blagajnik, usmjeravao je izdavačku djelatnost kao primarni zadatak Društva sv. Mohora za Istru. Na unutarcrkvenom planu zdušno se zalagao za očuvanje “stečenih prava” na staroslavenski i hrvatski jezik u crkvenim obredima. Pritom se nije libio izraziti svoje neslaganje s jezičnoliturgijskom te općenito unutarcrkvenom nacionalnom politikom svog biskupa Antonija Santina. Poziv vodstva NOP-a na suradnju nije odmah nekritički prihvatio. Tek kad mu je postalo jasno da je NOP jedina realna snaga koja može ostvariti san generacija istarskih hrvatskih domoljuba o sjedinjenju istre s Hrvatskom, prihvatio je tu suradnju. S druge strane, vodstvo NOP-a, svjesno da će se poslijeratna sudbina Istre rješavati u “diplomatskoj utakmici” te da bi u toj utakmici važnu ulogu moglo imati istarsko hrvatsko svećenstvo, posebno njegov neformalni vođa Milanović, želi pošto-poto realizirati tu suradnju. Sporazum potpisan u Trstu između Milanovića i vodstva NOP-a predstavlja uspješan model kompromisa idejnih protivnika u cilju rješavanja povijesno-sudbinskih državnih i nacionalnih pitanja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
25

Havrdova, Eglė. „Sociologiniai nusikaltimų prevencijos padariniai: mažinant atotrūkį tarp teorijos ir praktikos“. Sociologija. Mintis ir veiksmas 14 (28.12.2004): 96–119. http://dx.doi.org/10.15388/socmintvei.2004.2.5966.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Nusikalstamumo kontrolės teorijos ir praktikos šalininkai dažnai kritikuoja socialinės prevencijos metodus dėl jų neapibrėžtumo ir nepraktiškumo. Todėl politikai bei nusikalstamumo prevencijos strategijos kūrėjai pirmenybę teikia situacinės prevencijos priemonėms, kurių poveikis, siekiant eliminuoti nusikalstamumą skatinančias situacijas, yra lengviau pamatuojamas. Tačiau nusikalstamumo prevencijos tyrimai patvirtina faktą, kad prevencijos efektyvumas priklauso nuo pokyčių tiek fizinėje, tiek ir socialinėje aplinkoje. Kaip rodo naujausi nusikalstamumo prevencijos tyrimai, tik derinant socialinės ir situacinės prevencijos metodus galima sumažinti ilgalaikį nusikalstamumo lygmenį. Todėl „naujasis nusikalstamumo prevencijos mokslas“, tiriantis socialinės prevencijos reikšmę kontroliuojant nusikalstamumą, nukreipia kriminologų ir prevencijos praktikų dėmesį sociologinių teorijų link. Pastarosios nusikalstamumo priežasčių ieško socialinėje individo aplinkoje. Sociologinių teorijų, aiškinančių nusikalstamumo priežastis, gausa ir įvairovė patvirtina socialinių nusikalstamumo prevencijos metodų svarbą. Sociologinių teorijų pliuralizmas kriminologijoje rodo, kad svarbu nusikalstamumą apibrėžti. Kartu išryškėja apibrėžimo reliatyvumas bei kintamumas. Pavyzdžiui, Christie apibūdina nusikalstamumą kaip sąvoką, kuri sukuriama tam tikros visuomeninės grupės interesams tenkinti. Kitaip sakant, nusikalstamumas egzistuos tol, kol egzistuos juo suinteresuotų, tiesiogiai ar netiesiogiai su juo susijusių, individų grupės (Christie 1982; 72). Nepaisant to, nusikaltimas apibrėžia įvairovę veiksmų ir yra tik viena iš deviacijos formų. Plačiąja prasme nusikalstama veikla turėtų būti apibrėžiama tokia veikla, kuri būtų laikoma nusikalstama bet kurioje visuomenėje ir kultūroje. Todėl nusikalstamumo nagrinėjimas siejasi su universalaus apibrėžimo ieškojimu, nesivadovaujant tik teisiniu ar elgesio sutrikimų aspektais, tačiau apimant kultūrinį veiksmo kontekstą. Šis ieškojimas taip pat atspindi teorinio nusikalstamumo dėmens svarbą ir glaudų ryšį tarp veiksmo apibrėžimo ir jo priežasčių išaiškinimo. Galima teigti, kad kriminologijos mokslo šaknys slypi sociologinių teorijų prielaidose. Tradicinė nusikalstamumo sociologija remiasi žymiaisiais Durkheimo teiginiais apie anomijos („benormiškumo“, ar normų krizės) situaciją visuomenėje ir su ja susijusią socialinę patologiją, kuri, autoriaus teigimu, yra neišvengiamas bet kurios „normalios“ visuomenės reiškinys. Durkheimo mintis pratęsė kriminologinės „įtampos“ krypties šalininkai: Mertonas, Albertas Cohenas, Clowardas ir Ohlinas. Pagrindiniai šių autorių teiginiai aiškina nusikalstamumą kaip individų nesugebėjimo prisitaikyti prie esamų socialinių sąlygų bei ribotų galimybių pasiekti norimą tikslą (žemo statuso, ekonominės bei socialinės padėties) padarinius. Šiais teiginiais taip pat remiasi „subkultūrų“ teorija, teigianti, kad nusikalstamą elgesį lemia nusikalstamų „sub-kultūrinių“ grupių susidarymas (Vold et al. 1998; 167–168). Meado simbolinės sąveikos idėjos atsispindi Sutherlando bei Gressey „skirtingos asociacijos“ teorijoje, kuri teigia, jog nusikalstamas elgesys išmokstamas siekiant susitapatinti su nusikalstama grupe. Matza sujungia šiuos teiginius, siekdamas atskleisti socialinę nusikalstamumo konstrukciją. Autorius teigia, jog nusikalstama veikla atliepia individo reakciją į neigiamą visuomenės požiūrį jo atžvilgiu. Millso, Scotto ir Lymano požiūriu, svarbūs pasakymai bei gestai, kurie naudojami apibūdinant individus ar jų elgesį. Neigiami, žeminantys posakiai ar gestai gali neigiamai paveikti individo savęs suvokimą ir vertinimą. (Cullen ir Agnew 1999; 88–90). Pastarosios mintys plėtojamos Beckerio „etikečių klijavimo“ teorijoje. Ši teorija įvardija moderniosios „sociologinės kriminologijos“ pradžią. Beckeris teigia, jog nusikalstamumą apibūdinantį elgesį (pavyzdžiui, deviacijos) lemia neigiamų etikečių (visuomenėje naudojamų neigiamų apibrėžimų, apibūdinimų) „klijavimas“ individams ar grupėms. Visuomenės reakcija į šią etiketę sustiprina individo nusikalstamo elgesio tendencijas (Rock 1997; 257). „Etikečių klijavimo“ teiginiai atskleidžia glaudų ryšį tarp nusikalstamos veiklos apibrėžimo bei šią veiklą sukėlusių priežasčių. Nusikalstamumo „etikečių klijavimo“ įtaką visuomenės reakcijoms bei tolimesnes šių reakcijų pasekmes individų elgesiui iliustravo Stanley Cohen (Stanley Cohen 1972). Vienas esminių „naujosios sociologinės kriminologijos“ uždavinių siejamas su galimybėmis kontroliuoti ir koreguoti nusikalstamą elgesį siekiant eliminuoti anksčiau paminėtas socialines priežastis. Þymiausias kontrolės teorijų atstovas Hirshi teigia, jog, kalbant apie nusikalstamumo kontrolę, svarbiausia atsakyti į klausimą, kodėl kai kurie individai nenusikalsta? Nusikalstamumą autorius aiškina susilpnėjusiais socialiniais saitais tarp individo ir pagrindinių socialinių institutų. Hirshi ir Gottfredson teorinis socialinės kontrolės modelis sieja asmens savikontrolę ir nusikalstamumą skatinančią aplinką. Kiekvienas individas kitaip reaguoja į aplinką, o tai susiję su savikontrolę išreiškiančiomis asmens savybėmis. Pavyzdžiui, pagal Hirshi ir Gottfredson, silpnos savikontrolės individai yra aktyvūs, paviršutiniški, nesugebantys užmegzti ilgalaikių ryšių, siekiantys trumpalaikio pasitenkinimo. Tokie individai yra jautresni aplinkos pokyčiams, greičiau tampa deviantinės grupės nariais (Hirshi ir Gottfredson 1990; 4). Ši teorija yra kritikuojama dėl tyrimais nepagrįstos savikontrolės sampratos apibendrinimo: stiprios savikontrolės individai taip pat gali pasukti nusikalstamu keliu. Nusikalstamumo prevencijai svarbūs socialinės kontrolės teorijos teiginiai, siejantys individo amžiaus pokyčius (individui bręstant savikontrolės požymiai kinta) ir ankstyvąją jo socializaciją. Pasak Hirshi ir Gottfredson, silpna savi-kontrolė yra netinkamos ankstyvosios socializacijos pasekmė. Todėl socialinės prevencijos metodai pirmiausia turėtų apimti šią sritį. Daugelis kriminologų, ieškančių koreliacijos tarp teorijos ir praktikos, teigia, kad nusikalstamumo prevencijos strategijos kūrėjai turėtų atsižvelgti į teorinių teiginių įvairovę. Vis dėlto tokios teorinių modelių įvairovės pritaikomumas praktikoje – abejotinas, pirmiausia dėl to, kad reikalauja ne tik aukštos strategijos kūrėjų kompetencijos, bet ir ypatingų praktinių įgūdžių. Kita vertus, būtina pabrėžti, kad socialinės nusikalstamumo prevencijos praktika yra tas žinojimo šaltinis, iš kurio „semia“ žinias kriminologijos teoretikai. Daugiausia informacijos „nusikalstamumo prevencijos teorijos“ kūrėjams suteikia strategijų, metodų bei programų stebėjimas ir vertinimas. Toks vertinimo tyrimas turi prasmę tik tada, kai jis pagrįstas moksliniais tyrimo metodais, apimančiais tiek raidos, tiek ir rezultatų vertinimą. Tačiau moksliškai pagrįsti vertinimai dažnai yra nepriimtini prevencinių strategijų kūrėjams. Siekdami išvengti kritikos, politikai ir strategai verčiau atsisako socialinės prevencijos, kaip netinkamo nusikalstamumo mažinimo metodo. Moksliškai pagrįstų socialinės prevencijos programų vertinimo trūkumas riboja žinių, reikalingų socialinės prevencijos metodų kūrimui, generavimą ir perdavimą bei mažina pasitikėjimą socialinės prevencijos programomis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
26

Pratiwi, Pratiwi. „Korupsi Membuka Pandora Box Perilaku Korup Dari Dimensi Etika, Budaya Dan Keperilakuan“. Jurnal Wacana Kinerja: Kajian Praktis-Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik 22, Nr. 2 (29.11.2019). http://dx.doi.org/10.31845/jwk.v22i2.197.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menyebutkan bahwa indeks perilaku anti korupsi meningkat pada 2019. Data tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat makin tidak permisif terhadap korupsi. Meski demikian, data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018 menunjukan jumlah penuntutan kasus korupsi kian meningkat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah kontrol sosial yang menguat, mengapa kasus korupsi justru masih saja terjadi dan kian meningkat? Buku ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut bagi khususnya pembuat kebijakan dan pengamat perilaku organisasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
27

Habibi, Nur. „Praktik Pengawasan Etika Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia“. JURNAL CITA HUKUM 2, Nr. 1 (01.06.2014). http://dx.doi.org/10.15408/jch.v1i1.1447.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract: The Practice of Ethics Oversight in Indonesian Parliament. Court of Parliament's internal ethics is the realization of public oversight that is regulated in the House of Representatives. The existence of these institutions is necessary because the basic theory of representation associated with community control. If there are complaints, violations of ethics and morals to be held and the proceedings had already agreed in the rules. This is different if the question of law as an object of reporting, because the realm of trial also different. The substance of the articles that entrap offenders vary widely and include violations of administrative rules, orderly duties and obligations. Judicial ethics and morals is formed so that embodiment of the principles of good governance and applicable by legislators as expected the Constitution of the Republic of Indonesia and related legislation. Abstrak: Praktik Pengawasan Etika DPR-RI. Pengadilan etika internal DPRRI merupakan realisasi pengawasan publik yang diatur dalam peraturan DPR-RI. Keberadaan lembaga ini sangat diperlukan karena teori dasar perwakilan terkait dengan kontrol masyarakat. Jika ada pengaduan, pelanggaran etika dan moral akan digelar dan proses pengadilannya pun sudah disepakati dalam peraturan. Hal ini berbeda jika persoalan hukum sebagai obyek pelaporannya, karena ranah pengadilannya juga berbeda. Subtansi pasal-pasal yang menjerat pelanggarnya sangat bervariasi, diantaranya pelanggaran tata tertib administrasi, tertib menjalankan tugas dan kewajiban. Peradilan etika dan moral ini dibentuk agar perwujudan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik dan benar dapat diterapkan oleh legislator sesuai harapan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang terkait. DOI: 10.15408/jch.v1i1.1447
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
28

Mubarok, Syariful, Mustika Arsri, Farida Farida, Erni Suminar und Endah Yulia. „Pengaruh larutan perendam alami dan penghambat etilen (1-Methylcyclopropene) terhadap kualitas pascapanen bunga potong krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev.) 'White Fiji'.“ Kultivasi 17, Nr. 3 (31.12.2018). http://dx.doi.org/10.24198/kultivasi.v17i3.18611.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sari Bunga potong krisan (Dendrathema grandiflora Tzvelev.) merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat karena keindahan, warna, dan ukurannya yang besar. Permasalahan pada bunga krisan potong salah satunya adalah kesegaran bunga yang singkat. Kesegaran bunga potong dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama dengan penambahan larutan perendam alami, kimia dan 1-MCP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan larutan perendam berupa bahan alami dan bahan kimia serta pengaplikasi 1-MCP dapat mempertahankan kesegaran bunga krisan potong. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari sepuluh perlakuan yaitu A (Kontrol), B (1-MCP 0,25 μl/L), C (Sukrosa 1% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , D (Air kelapa 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , E (Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L), F (Perasan jeruk nipis 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L), G (NaOCl 0.01% dan 1-MCP 0,25 μl/L), H (Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sukrosa 1%, NaOCl 0.01%, Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L), J (Air kelapa 5%, Perasan jeruk nipis 5%, Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L). Hasil percobaan menunjukkan bahwa komposisi larutan tunggal sukrosa 1%, dan 1-MCP 0,25 μl/Lmemberikan hasil terbaik bunga krisan potong ‘White Fiji’ dalam mempertahankan lama kesegaran bunga hingga 14,78 hari, skor warna bunga, sudut kulai, pertambahan diameter yang lambat dan indeks kerusakan yang sedikit.Kata Kunci: Kesegaran, Perasan Jeruk Nipis, Rebusan Daun Sirih, Sodium Hypochlorite, WarnaAbstract. Chrysantemum (Dendranthema GrandifloraTzvelev.)is one of the ornamental plants greatly demanded because of its beauty, color, and size. One of the problems in cut chrysantemum is short time of flower longevity. The longevity of cut flowers can be maintained by the additional of a submersion solution such as a solution of natural, chemicals and 1-MCP. The aim of this study was to determine a solution of natural, chemicals, and 1-MCP for the flower longevity of cut chrysantemum. The experiment was conducted using a Completely Randomized Design consisted of nine treatments, A (Control), B (1-MCP 0,25 μl/L), C (Sucrose 1% and 1-MCP 0,25 μl/L), D (Coconut water 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), E (Citric acid 3% and 1-MCP 0,25 μl/L), F (Lime juice 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), G (NaOCl 0,01% and 1-MCP 0,25 μl/L), H (Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sucrose 1%, NaOCl 0,01%, Citric acid 3% and 1- MCP 0,25 μl/L), J (Coconut water5%, Lime juice5%, Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L).The experimental results showed that 1% Sucrose and 1-MCP 0,25 μl/L gave the best results in the flowers chrysanthemum cut 'White Fiji' maintaining the freshness of flowers until 14,78 days, the flower color score, the angle of the starter, slow diameter increase and fewer damage indexes.Keywords: Betel Leaf Stew, Color, Freshness, Lime Juice, Sodium Hypochlorite
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie