Zeitschriftenartikel zum Thema „Kaja“

Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Kaja.

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-50 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Kaja" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Sumerta, I. Wayan, I. Made Bayu Pramana und Farhan Adityasmara. „KEHIDUPAN PERAJIN GERABAH DI BANJAR BINOH KAJA, KOTA DENPASAR DALAM FOTOGRAFI STORY“. Retina Jurnal Fotografi 1, Nr. 1 (30.06.2021): 1–10. http://dx.doi.org/10.59997/rjf.v1i1.331.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Banjar Binoh Kaja merupakan Banjar yang terletak di kelurahan Ubung Kaja wilayah kecamatan Denpasar Barat. Perajin gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagian besar perempuan dengan umur yang relatif sudah tua untuk bekerja sebagai perajin gerabah. Kurangnya peminat generasi muda untuk mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja menjadi sebuah inspirasi bagi pencipta untuk menciptakan karya fotografi yang berjudul Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja Desa Ubung Kaja Kota Denpasar Dalam Fotografi Story. Penciptaan karya ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan foto story Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja dengan menerapkan unsur-unsur visual dan teknik fotografi dalam mewujudkan ide dari pencipta dalam karya foto, dan selain itu untuk mempromosikan gerabah Banjar Binoh Kaja untuk menjadi pusat wisata kerajinan di Kota Denpasar. Penciptaan karya fotografi ini berawal dari melakukan observasi yang merupakan pengamatan langsung ke lapangan, dan melakukan wawancara terhadap perajin gerabah agar mampu mendapatkan data yang lengkap. Dari hasil pemotretan dilanjutkan dengan proses pemilihan foto yang terbaik, dan pada tahap akhir dilakukannya proses editing dan pencetakan. Melalui karya fotografi Story mengenai Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja ini, diharapkan kepada generasi muda agar mampu melestarikan dan mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagai kerajinan tradisional Bali yang harus dijaga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

A.A Pt. Agung, Mirah Purnama Sari. „PENINGKATAN KUALITAS MASYARAKAT DESA PEGUYANGAN KAJA MELALUI BUDAYA GOTONG ROYONG“. Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 5, Nr. 1 (29.03.2023): 45–54. http://dx.doi.org/10.33830/diseminasiabdimas.v5i1.3531.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program is carried out with the aim of growing awareness and empathy for Warmadewa University students towards the real problems faced by rural communities, and also to realize community welfare and educate the nation's life and to promote sustainable development. This KKN activity is located in Peguyangan Kaja Village, North Denpasar District, Denpasar City, Bali Province. Peguyangan kaja village office is located on Jl. North Ahmad Yani No. 456, Peguyangan Kaja, North Denpasar, Denpasar City. Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UNWAR in Peguyangan Kaja Village is Group 2 and consists of 30 students. The approach system used is direct observation and deliberation. The solutions provided by KKN-PPM UNWAR students are as follows: 1) participating in "Clean Friday" and other hygiene activities, 2) distributing free masks and socializing the community around Peguyangan kaja village about the dangers of the omicron type of covid-19 virus, 3 ) assisting Posyandu activities for toddlers and the elderly as well as providing additional food in Peguyangan Kaja Village, 4) Implementation of the Stunting Case Prevention Program, 5) Marketing of local UMKM products through Social Media and the benefits of mushrooms for health, 6) Implementation of the Delivery of Jempiring Plants to Each Head of Dusun, 7) Implementation of Flowering Plant Planting Activities in Peguyangan 6 Elementary School Area, 8) 3rd dose vaccination activity for people in Peguyangan Kaja Village.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Wasista, I. Putu Udiyana. „PERBEDAAN ORIENTASI TATA LETAK SANGGAH DI BANJAR BEDUGUL, DESA PENATAHAN“. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan 21, Nr. 1 (29.05.2021): 53–62. http://dx.doi.org/10.32795/ds.v21i1.1664.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini mengangkat pola tata letak sanggah di Banjar Bedugul. Fenomena ini diangkat karena adanya perbedaan dengan pola tata letak sanggah pada umumnya. Apabila tata letak sanggah pada umumnya di arah kaja-kangin, hal berbeda terjadi di Banjar Bedugul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan emik yang disajikan deskriptif. Dalam tulisan ini, tidak ada teori khusus yang berusaha untuk dibenturkan dengan fenomena. Ini karena penelitian ini adalah awal dari penelitian sejenis. Pendekatan emik dipilih karena cara pandang warga adalah material berharga untuk pertimbangan penelitian berikutnya. Adapun literatur yang digunakan, lebih bertujuan untuk menjelaskan bukan membedah fenomena. Hasilnya, tata letak sanggah di Banjar Bedugul berada di depan pintu masuk pekarangan. Kondisi ini muncul dari representasi warga untuk meletakkan sanggah dengan hulu ke jalan umum. Hulu mengacu pada jalan dan arah kaja yaitu Pura Batur Jati. Ini menyebabkan sanggah berada di arah kaja-kangin dan kaja-kauh, bila dilihat dari hulu kaja-kelod jalan umum di Banjar Bedugul. Nilai-nilai yang didapat dari wawancara dan observasi adalah nilai yang didasarkan pada pemikiran mistis religius, kolektif, pelestarian danidentitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Senastri, Ni Made Jaya, Putu Suyatna Yasa und A. A. Rai Sita Laksmi. „PPDM: Menjadikan Semarapura Kaja Sebagai Wisata Terintegrasi“. Postgraduated Community Service Journal 3, Nr. 1 (20.10.2022): 35–41. http://dx.doi.org/10.22225/pcsj.3.1.2022.35-41.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pelaksanaan Program Pengembangan Desa Mitra di Kelurahan Semarapura Kaja bertujuan memberdayakaan masyarakat dalam rangka mewujudkan Kelurahan Semarapura Kaja sebagai Wisata Terintegrasi. Guna mencapai tujuan tersebut program kegiatan diarahkan pada bidang promosi dan pemasaran wisata. Permasalahan mitra meliputi: (1) Belum adanya buku panduan bagi guide lokal dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris, ( 2) Belum ada bentuk informasi baik berupa papan nama dan dokumen tentang warisan budaya di Kelurahan Semarapura Kaja, (3) fasilitas umum berupa MCK di Pasar Besang Kangin rusak sehingga belum berfungsi secara maksimal, (4) Manajemen pengelolaan dan pemasaran UMKM di Kelurahan Semarapura Kaja belum maksimal, (5) Belum tersosialisasinya system pelayanan administrasi yang berbasis website. Lima program yang berhasil dilaksanakan adalah: Pemasangan Papan Nama Wisata terintegrasi, Penyerahan Buku Panduan Tour Guide kepada Pokdarwis, Penyerahan produk Inovasi Pelayanan Publik berupa Desain Aplikasi E-PAK, Launching Kelurahan Semarapura Kaja sebagai wisata terintegrasi, dan Penyerahan Bantuan Renovasi MCK. Luaran yang dihasilkan berupa artikel di jurnal nasional Ber-ISSN, publikasi pada media cetak/online, peningkatan daya saing, peningkatan penerapan iptek, dan perbaikan tata nilai pada masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Yasa, Putu Ngurah Suyatna, I. Made Mardika und A. A. Rai Sita Laksmi. „Program Pengembangan Desa Mitra: Kelurahan Semarapura Kaja Menuju Wisata Terintegrasi“. Postgraduated Community Service Journal 2, Nr. 2 (15.12.2021): 84–89. http://dx.doi.org/10.22225/pcsj.2.2.2021.84-89.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
PPDM tentang “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan Wisata Terintegrasi di Kelurahan Semarapura Kaja, Klungkung” menjadikan lurah dan kelompok-kelompok Masyarakat Kelurahan Semarapura Kaja sebagai mitra dan khalayak sasaran. Semarapura Kaja dipilih sebagai lokasi pengabdian karena kawasan ini kaya akan potensi wisata, mendapat dukungan pemerintah Kabupaten Klungkung, dan mengajukan permohonan untuk dijadikan desa binaan Program Pascasarjana Universitas Warmadewa. Tujuan PPDM adalah untuk memberdayakaan masyarakat dalam rangka menyiapkan, merancang dan mengembangkan berbagai potensi wisata yang dimiliki. Prioritas program menyangkut pemberdayaan masyarakat, penataan lingkungan, penyiapan informasi dan promosi wisata. Permasalahan yang dihadpi mitra meliputi: (1) Belum trampilnya Pokdarwis Kelurahan Smarapura Kaja berkomunikasi dengan bahasa Inggris, (2) Belum ada informasi dalam bentuk dokumen tentang DTW di Kelurahan Semarapura Kaja, (3) Belum dimilikinya fasilitas umum berupa MCK sebagai sarana penunjang wisata, (4) Manajemen pengelolaan dan pemasaran UMKM di Kelurahan Semarapura Kaja belum maksimal, dan (5) Belum ada inovasi pelayanan publik. Solusi yang ditawarkan adalah Pemantapan ketrampilan bahasa Inggris kepada Pokdarwis, Penyusunan brosur informasi wisata, pengadaan/pembangunan MCK, Penyuluhan dan pendampingan manajemen pengelolaan dan pemasaran kepada UMKM, Pelatihan dan pendampingan pembuatan aplikasi pelayanan public berbasis android. Hasil PPDM tahun kedua mencakup: (1) pelaku UMKM memiliki ketrampilan pemasaran secara online dengan medsos, (2) Bangunan MCK di Pura Tirta Celempung, (3) ketrampilan bahasa Inggris Pokdarwis meningkat, (4) tersedianya aplikasi berbasis android untuk pengurusan surat-surat, dan (5) brosur informasi wisata tersedia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Pande Putu Dwi Novigga Artha, Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri und Putu Ayu Sita Laksmi. „Pendampingan Masyarakat Dalam Perancangan Pasar Di Desa Pejeng Kaja Sebagai Penunjang Desa Wisata“. Jurnal Anala 11, Nr. 2 (29.09.2023): 40–50. http://dx.doi.org/10.46650/anala.11.2.1458.40-50.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Desa Pejeng Kaja terletak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar merupakan sebuah desa yang kaya akan potensi alam dan peninggalan cagar budaya. Melihat bagaimana potensi peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali, dan adanya kebijakan pembangunan pariwisata berbasis desa, Desa Pejeng Kaja melalui pemerintahan desa berupaya mengarahkan pengembangan desa menjadi sebuah destinasi wisata dengan mengembangkan titik-titik potensi wisata alam & budaya yang ada di wilayah Desa. Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan tahun 2022 desa Pejeng Kaja memiliki 9 subak dan banyak pura cagar budaya. Sehingga dalam perancangan masterplan terdapat beberapa fasilitas yang diusulkan antara lain jalan tani, pengembangan pura dan revitalisasi pasar. Berdasarkan urgensi pengadaan maka dipilihlah pengadaan pasar menjadi fokus pengabdian tahun 2023. Pasar merupakan tempat berputarnya roda ekonomi, standar kesejahteraan dan sekaligus menjadi identitas kawasan. Revitalisasi pasar Desa Pejeng Kaja akan mejadi pasar masyarakat sekaligus pasar kerajinan dan oleh oleh sehinga diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat dengan pengelolaan menjadi bagian dari Bundes. Luaran dari pengabdian ini adalah gamabr konsep Pasar di Desa Pejeng Kaja dan Penyuluhan terkiat Strategi Perningkatan Ekonomi Pelaku UMKM melalui Pembukaan Pasar Rakyat. Tujuan dari pengabdian ini selain memberikan fasilitas juga memberikan edukasi terkait pengembangan desa menjadi desa wisata yang mandiri
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

I Wayan Darma und Arya Bagus Mahadwijati W.,S.T.,M.T. „Tektonika Bale Daja / Bale Meten“. Jurnal Anala 9, Nr. 2 (30.09.2021): 12–21. http://dx.doi.org/10.46650/anala.9.2.1154.12-21.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Bale Daja merupakan bale yang mengikuti perletakan sesuai dengan arah mata angin sesuai orientasi arah mata angin masyarakat setempat. Kaja atau daja, secara harfiah berarti Utara, namun bagi masyarakat Bali arah kiblat Kaja adalah tempat yang tinggi atau pegunugnan. Mengingat terdapat gugus pegunungan di bagian tengah Pulau Bali, maka arah Kaja bagi masyarakat Bali Utara berada di selatan, sedangkan arah Kaja bagi masyarakat Bali Selatan berada di utara. Pada jaman sekarang ini dimana hotel dan penginapan yang dibangun sudah banyak mengambil desain dari bangunan bale daja. Selain dampak positif dari segi ekonomi terdapat juga dampak negatif dari banyaknya bangunan bale daja yang digunakan sebagai desain dari penginapan. Masalah yang akan dibahas yaitu bangunan bale daja di rumah tradisional di Bali. Dikarenakan jaman yang sudah modern dan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat banyak penduduk Bali yang berada pada daerah yang berpotensi sebagai Desa Wisata menggunakan Bale Dajanya sebagai penginapan untuk wisatawan
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Widayanthi, Desak Gede Chandra, Ida Bagus Putu Puja, Desak Putu Candra Dewi und I. Nengah Wirata. „The Impact of Ubud Food Festival on the Social and Economic Aspects of the Community in Banjar Penestanan Kaja, Ubud, Bali“. Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event 4, Nr. 2 (20.08.2022): 155–62. http://dx.doi.org/10.33649/pusaka.v4i2.171.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Bali is one of the provinces in Indonesia that carry out festival activities in various regions. One of the regular festivals held annually since 2015 is the Ubud Food Festival which is held in Banjar Penestanan Kaja, Ubud District, Gianyar Regency, Bali, Indonesia. Ubud Food Festival is a culinary festival featuring various Indonesian specialties. This research focuses on the social and economic impacts caused by the organizers of the Ubud Food Festival in Banjar Penestanan Kaja Ubud, Gianyar Bali, and expected to be useful for the organizers and the local community of Banjar Penestanan Kaja to find out all kinds of economic and social changes resulting from the implementation of the Ubud Food Festival which has been held for the past five years. Based on the results, it can be concluded that the implementation of an activity or event, has impacted the social and economic aspects for the community. Banjar Penestanan Kaja community, both positive and negative impacts.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Sujaya, Nyoman. „Pelatihan Bahasa Inggris untuk Tour Guide di Kelurahan Semarapura Kaja dalam Rangka Pengembangan Pariwisata Terintegrasi“. Linguistic Community Services Journal 2, Nr. 1 (31.03.2021): 30–37. http://dx.doi.org/10.55637/licosjournal.2.1.3134.30-37.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Currently, the activities of the Semarapura Kaja community are not optimizing due to the Covid-19 pandemic which is an obstacle to working as usual, one of which is the people in Klungkung Regency. The problem faced by the Semarapura Kaja community, namely the lack of English language skills among the youth of Semarapura Kaja village in the field of tourism as a tour guide. Lack of training or English teaching facilities both in terms of socialization and field practice, the solution offered and the purpose of holding community service activities is to carry out English training partnership program activities for tour guides in Semarapura Kaja Village to promote the tourist areas / services offered. The method used in this research is qualitative research through the interview stage to find out partner problems. Sources of data used in this study are primary data by conducting field observations to determine the problems faced by the local community. The results show that there is an increase in understanding the use of English for tour guides and being able to describe directions or tourist attractions in English.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Sujaya, Nyoman. „Pelatihan Bahasa Inggris untuk Tour Guide di Kelurahan Semarapura Kaja dalam Rangka Pengembangan Pariwisata Terintegrasi“. Linguistic Community Services Journal 2, Nr. 1 (31.03.2021): 30–37. http://dx.doi.org/10.22225/licosjournal.v2i1.3134.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Currently, the activities of the Semarapura Kaja community are not optimizing due to the Covid-19 pandemic which is an obstacle to working as usual, one of which is the people in Klungkung Regency. The problem faced by the Semarapura Kaja community, namely the lack of English language skills among the youth of Semarapura Kaja village in the field of tourism as a tour guide. Lack of training or English teaching facilities both in terms of socialization and field practice, the solution offered and the purpose of holding community service activities is to carry out English training partnership program activities for tour guides in Semarapura Kaja Village to promote the tourist areas / services offered. The method used in this research is qualitative research through the interview stage to find out partner problems. Sources of data used in this study are primary data by conducting field observations to determine the problems faced by the local community. The results show that there is an increase in understanding the use of English for tour guides and being able to describe directions or tourist attractions in English.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Arisena, Gede Mekse Korri, und Dwi Putra Darmawan. „KAJIAN KARAKTERISTIK PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN KECENDERUNGAN BERMIGRASI PEDAGANG SAYURAN DI KOTA DENPASAR“. SOCA: Jurnal Sosial, Ekonomi Pertanian 14, Nr. 1 (31.01.2020): 169. http://dx.doi.org/10.24843/soca.2020.v14.i01.p14.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Vegetable traders with operational time in the afternoon until evening, of course, have certain behaviors in Entrepreneurship and make the decision to migrate from the area of ??origin that is interesting to study. The purpose of this study was to analyze the characteristics, entrepreneurial behavior and trends of migrating Vegetable traders in Ubung Kaja Village. This research was conducted in the village of Ubung Kaja. The research location was chosen intentionally (purposive sampling) considering that Ubung Kaja Village is an area where most of the area is a residential / residential location in North Denpasar District and North Denpasar District is a densely populated area in Denpasar City. The research design carried out was a survey method. Data collection is used by direct observation and interviews. The data obtained were analyzed by descriptive analysis, logistic regression and SEM-PLS. Vegetable traders migrate from the area of ??origin to the village of Ubung Kaja (overseas areas) influenced by age of income, marital status, asset ownership and employment in the area of ??origin. The analysis results obtained entrepreneurial entrepreneurial behavior included in both categories.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Darmawan, Anak Agung Gede Agung, I. Gede Astra Wesnawa und Ida Bagus Made Astawa. „Pengintegrasian Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kaja-Kelod ke dalam Pembelajaran IPS sebagai Upaya Pembentukan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP Negeri 1 Gianyar“. Media Komunikasi FPIPS 21, Nr. 2 (08.08.2022): 191–202. http://dx.doi.org/10.23887/mkfis.v21i2.47235.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai peduli lingkungan yang terkandung dalam kearifan lokal Kaja-Kelod dalam pembelajaran IPS di SMP dan menganalisis dampak pengintegrasian tersebut terhadap sikap peduli lingkungan siswa. Penelitian dirancang sebagai Penelitian Pengembangan menggunakan Model 4-D yang dimodifikasi menjadi tiga tahap. Uji coba suplemen bahan ajar yang dilakukan pada tahap Develop menggunakan Kelas VIII-B. Pengumpulan data primer menggunakan metode Wawancara, observasi, dan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan menggunakan metode pencatatan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga makna kearifan lingkungan yang terkandung dalam kearifan lokal Kaja-Kelod, yaitu arah, zonasi dan tata letak. Nilai-nilai kearifan Lokal Kaja-Kelod yang berkearifan lingkungan dapat diintegrasikan ke dalam bahan ajar untuk materi “Pengaruh konservasi lahan pertanian ke industri dan permukiman terhadap perubahan ruang dan interaksi antarruang”. Penggunaan bahan ajar IPS yang mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Kaja-Kelod dalam pembelajaran IPS terbukti dapat meningkatnya sikap peduli lingkungan siswa sebesar 34% (dari rata-rata nilai 51,33 menjadi 85,33) dan secara signifikan teruji dengan t hitung > t tabel (32,781 > 1.98729).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

Mahayani, I. Gusti Putu Agung Ratih, Ni Putu Tina Febri Artaningsih und Putu Agus Permanamiarta. „THE HISTORY AND MEANING OF OMED OMEDAN TRADITION“. Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni 3, Nr. 1 (30.04.2023): 40–52. http://dx.doi.org/10.59672/batarirupa.v3i1.2932.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Denpasar merupakan kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Kota Makassar. Selain menjadi ibu kota dari Provinsi Bali, Denpasar merupakan salah satu kota di Bali yang memiliki beragam jenis adat, kebudayaan serta tradisi yang sudah diwarisi dari generasi ke generasi dan tetap bertahan hingga saat ini. Ada salah satu tradisi yang unik di Denpasar, tepatnya di Banjar Kaja Sesetan Denpasar, tradisi tersebut bernama Tradisi Omed Omedan. Tujuan dari pembuatan artikel ini untuk mengetahui sejarah Tradisi Omed Omedan, mengetahui proses pelaksanaan Tradisi Omed Omedan dan mengetahui makna dari pelaksanaan Tradisi Omed Omedan di Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu uraian data yang didapat dari catatan lapangan, rekaman video dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Omed Omedan masih tetap dilaksanakan hingga sekarang dan tradisi tersebut berkaitan erat dengan Ida Bhatara Sesuhunan di Pura Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Hal ini diperkuat dari pernyataan I Made Sudama selaku Kelian Banjar Kaja, Sesetan Denpasar dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2022.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Pancane, I. Wayan Dikse, und Ni Putu Sukareni. „MENGUKIR MASA DEPAN DEMOKRASI DALAM SOSIALISASI PEMILU 2024 MELALUI MEDIA BROSUR DESA UBUNG KAJA“. Jurnal Citra Kuliah Kerja Nyata 2, Nr. 2 (30.04.2024): 74–81. http://dx.doi.org/10.38048/jckkn.v2i2.3637.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Demokrasi memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan dan kesejahteraan masyarakat. Pemilu sebagai salah satu pilar utama demokrasi memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukir masa depan demokrasi dengan fokus pada sosialisasi Pemilu 2024 melalui media brosur di Desa Ubung Kaja. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan sosialisasi dengan media brosur. Responden terdiri dari masyarakat, dan warga Desa Ubung Kaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media brosur menjadi sarana efektif dalam menyampaikan informasi Pemilu 2024 kepada masyarakat Desa Ubung Kaja. Desain brosur yang menarik, bahasa yang mudah dipahami, dan fokus pada isu-isu lokal menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk terus mengoptimalkan peran media brosur sebagai instrumen efektif dalam kampanye Pemilu. Penguatan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pemilu, dan masyarakat dapat menjadi modal utama dalam mengukir masa depan demokrasi yang berkelanjutan. Kesimpulannya, upaya sosialisasi Pemilu 2024 melalui media brosur di Desa Ubung Kaja memberikan kontribusi positif terhadap partisipasi dan pemahaman masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada perkuatan demokrasi di tingkat lokal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

Karm, Svetlana, und Art Leete. „Uurali kaja Eesti Rahva Muuseumis“. Eesti Rahva Muuseumi aastaraamat, Nr. 61 (11.10.2018): 14–43. http://dx.doi.org/10.33302/ermar-2018-001.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The Echo of the Urals exhibition at the Estonian National Museum Our objective was to analyse the process of preparing the Echo of the Urals permanent exhibition we produced for the Estonian National Museum. We focused on the historical background of the exhibition and the methodological and ideological positions that the exhibition committee relied on. In this article, we dealt with how the concept for the exhibition developed and the principles for the technical solutions used at the exhibition. We also tried to analyse the retrospective views taken by the exhibition’s content and design committees regarding their work. Many previous Finno-Ugric permanent exhibitions at the Estonian National Museum had focused on presenting folk art, and this aspiration was reflected even in the titles of the exhibitions. Moreover, the Finno-Ugric scholars at the National Museum also tried to use the exhibitions to gain an overview of the existing materials at the museum concerning a specific ethnic group. Such exhibitions also focused on the Finno-Ugric people and so as representative a set of artefacts as possible was placed on display, systematised in the spirit of scientific objectivity. From the second half of the 1990s on, the museum’s researchers started producing exhibitions on more experimental themes as well, testing the suitability of various ideas for an ethnographic exhibit. Some ideas are exciting on paper while artefacts can fail to express more abstract qualities. Our permanent exhibition was based on the historical legacy, and we tried to find a simple, relevant starting idea for the exhibition that made full use of the museum’s collections. After discussions, we chose Echo of the Urals as the title of the exhibition. In doing so, we tried to refer in a lyrical vein to the idea of an original home for the Finno-Ugrians and allow different peoples to be introduced in a single framework. The idea of linguistic kinship may be easy to understand for scholars and many Finno-Ugrians, but we also thought about visitors who did not know anything about the topic. We devoted the main part of the exhibit to the ethnographic representation of gender roles, trying to get viewers to think about everyday gender roles and cultural differences. We hoped that presenting the cultural roles of males and females would be a simple starting idea that would also be of interest to many. The exhibition design had to be state-of-the-art, a finely tuned machine, at the same time creating emotionally gripping, seemingly semi-natural ethnographic attractions. As a result of our research, we found that although we tried to create an emotionally captivating and conceptually balanced exhibition, we were criticised in the critical reception for allegedly haphazard choices (the gender theme was criticised) and having a romantic aim to find beauty (to the detriment of reflecting the situation faced by indigenous cultures today). Our analysis of the making of our ethnographic exhibition with ambitious and seemingly conflicting or even simultaneously unattainable goals is limited by the lack of a bystander’s perspective and the lack of temporal distance between the completion of the exhibition and the our meta-research. Our main conclusion regarding the process of creating the exhibition consists of thorough conceptualisation intertwined with intuitive aesthetic and intellectual prediction.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Lawrence, Amy. „: The Acoustic Mirror . Kaja Silverman.“ Film Quarterly 42, Nr. 3 (April 1989): 50–52. http://dx.doi.org/10.1525/fq.1989.42.3.04a00120.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Kočárek, Petr, und Rodzay Abdul Wahab. „Termitophily Documented in Earwigs (Dermaptera)“. Biology 10, Nr. 12 (28.11.2021): 1243. http://dx.doi.org/10.3390/biology10121243.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Based on behavioral observations, we report termitophily by the earwig Spirolabia kaja Kočárek, sp. nov. (Spongiphoridae: Labiinae). The new species was found in association with the wood-boring termite Schedorhinotermes sarawakensis (Holmgren, 1913) in a dipterocarp rain forest in Borneo; in addition to being observed in the galleries, termite–earwig interactions were subsequently documented in the laboratory. We found that earwigs and termites communicate by antennation, and we observed no form of targeted mutual or unilateral aggressive behavior. The earwigs responded to the proximity of an experimentally irritated termite soldier by conflict-avoidance behavior based on thanatosis, which seems to be a defensive reaction that may reduce the chance of being attacked by an irritated termite. Based on the analysis of gastrointestinal tract contents, we conclude that S. kaja sp. nov. is an omnivorous species that feeds mainly on plant tissues and fungi but occasionally on arthropod remains. The occurrence of S. kaja sp. nov. adults together with the nymphs (2nd to 4th instars) in the galleries of S. sarawakensis strongly suggests that the earwig can reproduce inside the termite colony. Spirolabia kaja Kočárek, sp. nov. is the first earwig species for which termitophily has been demonstrated.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
18

Puriati, Ni Made, und Gede Sri Darma. „Menguji Kesiapan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Manajemen Modern Sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat“. Bisma: Jurnal Manajemen 7, Nr. 2 (30.10.2021): 319. http://dx.doi.org/10.23887/bjm.v7i2.34162.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The purpose of this research is to find out how to test the readiness of the management of Sanur Kaja Tourism Village, based on modern management, and to know the factors that influence a village which is said to be ready to implement modern management. This study used a qualitative field research method approach. The results of this study indicate that the implementation of modern management carried out by Sanur Kaja Village as a tourist village is by utilizing information technology in carrying out tourism activities. The use of information technology media such as the internet in an effort to support tourism villages is the use of the internet as a promotional medium. Apart from tourism managers, tourism actors in Sanur Kaja Village have also used the internet as a promotional medium. A marketing strategy using e-commerce helps provide input as material for consideration in developing a digital marketing strategy using both websites and social media as well as the online marketing mix. Suggestions for tourism actors, especially small business actors in Sanur Kaja Village, need to conduct training on e-commerce as a means of promotion.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
19

Suwarni, Ni Made. „UPACARA NGUSABHA DALEM DI PURA DALEM PINGIT DESA PAKRAMAN TARO KAJA KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Teologi Hindu)“. Jurnal Penelitian Agama Hindu 1, Nr. 1 (25.05.2017): 96. http://dx.doi.org/10.25078/jpah.v1i1.138.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p><em>The island of Bali is one of the world-famous island, the island is known for a wide variety of cultures and customs bernafaskan Bali Hindu religion for the majority Hindu population and Hinduism there are teachings in the Tri Rna. For Hindus in Bali Tri Rna teachings implementation in practice is carried out through various activities of religious rituals one is god yajna with various ceremonies. Pakraman Taro Kaja has regularly conducted the ceremony every year called Ngusabha Dalem ceremony. The ceremony NgusabhaDalem has a uniqueness of ceremonies others conducted in Pakraman Taro because the ceremony is not using Panca Gita as well as facilities and infrastructures used in ceremonies NgusabhaDalem is also quite unique can be demonstrated in performing the dance rejang used a cow to do that drawn by people in Pakraman Taro Kaja. The background of the problems can be formulated as follows: How procession ceremony at PuraDalemDalemNgusabhaPingitPakraman Taro Kaja, District Tegallalang, Gianyar? What function Ngusabha ceremony at Pura Dalem Dalem Pingit Pakraman Taro Kaja, District Tegallalang, Gianyar? What is the meaning of the ceremony atPura Dalem Pingit Dalem Ngusabha Pingit Pakraman Taro Kaja, District Tegallalang Gianyar Regency?</em></p><p><em>The theory used is a religious theory, structural-functional theory and the theory of symbols. The research method is the determination of the location of research, types and sources of data, a technique of determining the informant, data collection techniques, observation, interviews, document studies, literature studies, data analysis, and presentation of research results.</em></p><p><em>This research can be stated results are as follows: Procession ceremony NgusabhaDalem in Pakraman Taro Kaja always use upakara complete but there are restrictions that must be obeyed by the people and the ban altogether can not be violated as: the ceremony NgusabhaDalem done The PuraDalemPingitnot wear the five gita (acne, gongs, singing, bells and religious sacred dances). Ngusabha Dalem ceremony serves as a conduit welfare, aesthetic function, a function of purification, increase sradha and devotion. Theological meaning in the ceremony NgusabhaDalem in Pakraman Taro Kaja is ceremony Ngusabha Dalem is worship of Lord Shiva who use symbols such as pratima-pratima cows duwe (cow in keramatkan) in order to always be given purity, health sustainability to the public and universe.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
20

Dwijayanthi, Ida Ayu Mas Ganggadewi, und David Hizkia Tobing. „FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MOTIVASI PARTISIPASI REMAJA PUTRI PADA TRADISI OMED-OMEDAN DI BANJAR KAJA, KELURAHAN SESETAN, DENPASAR“. Jurnal Psikologi Udayana 5, Nr. 01 (29.04.2018): 173. http://dx.doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i01.p16.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kecenderungan yang ditemui akhir-akhir ini adalah remaja kurang berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian budaya dan tradisi. Padahal, peran remaja dalam melestarikan budaya dan tradisi sangat penting, khususnya pada tradisi Omed-omedan yang hanya diikuti oleh remaja di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Di sisi lain, masyarakat umum memiliki persepsi keliru terhadap tradisi Omed-omedan. Perilaku berciuman yang beberapa kali terjadi pada tradisi Omed-omedan menimbulkan stereotipe yang lebih merugikan pihak perempuan yang pada umumnya menjadi objek dari aktivitas seksual, seperti aktivitas berciuman. Perubahan jaman juga mengakibatkan tidak ada sanksi sosial yang mengikat remaja di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar untuk berpartisipasi dalam tradisi Omed-omedan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi motivasi partisipasi remaja putri pada tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi pada 6 orang remaja putri di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Data dianalisis dengan theoretical coding yang terdiri dari open, axial, dan selective coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi partisipasi remaja putri di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan dibagi menjadi dua, yaitu (1) motivasi intrinsik yang terdiri dari rasa ingin tahu, kesenangan, belief, prinsip, rasa bangga, dan informasi baru; dan (2) motivasi ekstrinsik yang terdiri dari fasilitias, kewajiban, ajakan, peran pasangan, keuntungan, mengisi waktu luang, dan tekanan sosial. Selain itu, diperoleh faktor-faktor yang menghambat partisipasi, baik yang bersifat (1) internal seperti keinginan, persepsi, rasa lelah dan (2) eksternal seperti sikap pasangan, ketersediaan waktu, ketersediaan fasilitas, tidak ada yang mengajak, tidak mengenal anggota STT lain, dan cuntaka. Kata kunci: Motivasi, Partisipasi, Remaja putri, Omed-omedan
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
21

Ni Luh Gede Sujianingsih und Yanti Budiasih. „Mengembangkan Badan Usaha Milik Desa dalam Lingkaran Adat Desa Sanur Kaja“. Karunia: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Indonesia 3, Nr. 1 (26.02.2024): 01–06. http://dx.doi.org/10.58192/karunia.v3i1.1976.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The establishment of BUMDes basically aims to increase village productivity and ultimately improve the community's economy. The existence of BUMDes in villages, if managed well, can also contribute to a large increase in Village Original Income (PADes), including in Sanur Kaja village. However, the management of village funds for BUMDes in Sanur Kaja village has problems, namely competition between village-owned enterprises and customary-owned enterprises. This research generally aims to create a BUMDes management strategy in Sanur Kaja village so that it does not come into contact with business entities owned by traditional villages. This research use desciptive qualitative approach. Research data was collected using observation, interviews and documentation. From the research, it was found that, technically, the implementation of BUMDes policies in the formation aspect could be implemented well. This can be seen from the process of establishing BUMDes in Sanur Kaja village because administratively it has fulfilled the requirements in the applicable regulations. Factors that support the implementation of BUMDes policies include the size and objectives of the policy, resource support in the form of capital, communication between organizations, social conditions of the community and disposition. The factors that hinder the implementation of BUMDes policies are human resources, the absence of an appropriate strategy, and the character of the implementing agent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
22

Jayanegara, I. Nyoman. „Tradisi Omed-omedan dalam Perspektif Industri Budaya“. Jurnal Bali Membangun Bali 2, Nr. 2 (17.08.2019): 83–90. http://dx.doi.org/10.51172/jbmb.v2i2.42.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The Omed-omedan tradition is one of the unique traditions in the city of Denpasar, precisely in Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan. The Omed-omedan tradition is a mythology accepted as a cultural heritage of the Banjar Kaja community, Sesetan, has been passed down from the older generation to the present. That's why this tradition is said to be unique and rare as cannot be found elsewhere. The Omed-omedan tradition was originally a tradition that was carried out spontaneously by the Banjar Kaja community, but in its development it has transformed into a cultural festival which certainly has a fairly high selling value. The transformation of a tradition which was initially carried out spontaneously by the community into a festival showed that the cultural industry with its capitalist ideology was able to influence most people to agree that the implementation of this tradition was packaged into a festival. The Banjar Kaja Sesetan community feels that they need a new model in the implementation of this tradition so that it has more selling value and is better known than before. The Banjar Kaja community, Sesetean, has unconsciously been hegemony by capitalist ideology so that it has unconsciously agreed to transform the tradition from spontaneity into a festival. By reason of the progress of the era and tourism, this tradition is considered to have high economic value so that it should be used as a cultural festival. The cultural industry does not eliminate the sacred value of this tradition, but by turning into a festival with various packages that satisfy the people present, resulting in the loss of the authenticity of the tradition, there has been an unconscious uniformity in the implementation of this tradition.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
23

Artini, Ni Made Yuni, und Ida Bagus Nyoman Wartha. „TRADISI OMED-OMEDAN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI TERUNA-TERUNI BANJAR KAJA DALAM RANGKAIAN HARI RAYA NYEPI DI KELURAHAN SESETAN DENPASAR SELATAN“. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP) 5, Nr. 2 (25.07.2015): 171–81. http://dx.doi.org/10.36733/jsp.v5i2.443.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Balinese always preserve cultural traditions as the inheritance of their ancestors. Omed-omedan tradition is a unique and rare tradition since such tradition cannot be encountered in other areas. Therefore, it is interesting to be discussed in a paper. This reseacrh was aimed at finding out: How is the process of implementation of Omed-omedan tradition at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Denpasar Sub-District, Denpasar City?, What is the relationship between Omed-omedan tradition and the series of Nyepi Holiday at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Denpasar Sub-District Denpasar City? What is the meaning of Omed-omedan tradition for the people at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Denpasar Sub-District, Denpasar City? The theoretical bases applied in this research are 1). Culture, 2). Religious systems, 3). Society. The results of the research show that the implementation of Omed-omedan Tradition must be conducted as it relates to Ida Bhatara Sesuhunan at in Banjar Kaja Sesetan temple, which is believed to be able to provide safety for His people, in addition, Omedomedan tradition is also an event of Masima Krama (visit and forgive each other) to welcome Caka New Year (Nyepi Holiday). The conclusions of this research are 1). Omed-omedan tradition is Purwa Dresta, namely a religious custom and it is not allowed if it is not conducted because if it is not conducted, it is believed it would lead to the undesirable things, 2). In its performance, Omed-omedan tradition is an event of Masima Krama in order to welcome Caka New Year, 3). The meaning of this Omed-omedan tradition is as a devotion to Ida Bhatara Sesuhunan, as by always conducting this tradition, the members of Banjar Kaja Sesetan are believed to always have His protection.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
24

Sukarniti, Ni Luh Ketut. „Tradisi Omed-Omedan Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Keca- Matan Denpasar Selatan“. Jurnal Ilmiah Cakrawarti 3, Nr. 2 (21.08.2020): 87–93. http://dx.doi.org/10.47532/jic.v3i2.205.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Balinese always preserve cultural traditions as the inheritance of their ancestors. Omed-omedan tradition is a unique and rare tradition since such tradition cannot be encountered in other areas. Therefore, it is interesting to be discussed in a paper. This reseacrh was aimed at finding out: How is the process of implementa- tion of Omed-omedan tradition at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Denpasar Sub-District, Denpasar City?, What is the relationship between Omed-omedan tradi- tion and the series of Nyepi Holiday at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Den- pasar Sub-District Denpasar City? What is the meaning of Omed-omedan tradition for the people at Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, South Denpasar Sub-District, Den- pasar City? The theoretical bases applied in this research are 1). Culture, 2). Reli- gious systems, 3). Society. The results of the research show that the implementation of Omed-omedan Tradition must be conducted as it relates to Ida Bhatara Sesuhunan at in Banjar Kaja Sesetan temple. Omedomedan tradition is also an event of Masima Krama (visit and forgive each other) to welcome Caka New Year (Nyepi Holiday). The conclusions of this research are 1). Omed-omedan tradition is Purwa Dresta, namely a religious custom and it is not allowed if it is not conducted because if it is not conducted, it is believed it would lead to the undesirable things, 2). In its perfor- mance, Omed-omedan tradition is an event of Masima Krama in order to welcome Caka New Year, 3). The meaning of this Omed-omedan tradition is as a devotion to Ida Bhatara Sesuhunan, as by always conducting this tradition, the members of Ban- jar Kaja Sesetan are believed to always have His protection.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
25

Shaughnessy, Brenda. „Nachträglichkeit—after Kaja Silverman“. WSQ: Women's Studies Quarterly 39, Nr. 3-4 (2011): 29–30. http://dx.doi.org/10.1353/wsq.2011.0056.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
26

Wardika, I. Nyoman. „Penerapan Permainan Tradisional untuk mengatasi kejenuhan Belajar PJOK“. Journal of Education Action Research 3, Nr. 3 (24.04.2019): 231. http://dx.doi.org/10.23887/jear.v3i3.17377.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan permainan tradisional dapat mengatasi kejenuhan belajar PJOK siswa kelas IV SD No 3 Sibang Kaja semester II kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD No 3 Sibang Kaja yang berjumlah 27 orang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah penurunan kejenuhan belajar siswa dengan menerapkan permainan tradisional. Data hasil pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan metode kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan tradisional sangat efektif diterapkan untuk mengatasi Kejenuhan Belajar siswa kelas IV SD No 3 Sibang Kaja Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Rata-rata penurunan Kejenuhan Belajar siswa pada siklus I sebesar 228,41 berada pada katagori tinggi, sedangkan pada siklus II rata-rata penurunan Kejenuhan Belajar meningkat menjadi 251,30 berada pada katagori sangat tinggi. Sedangkan ketuntasan klasikal siklus I sebesar 92,59%, meningkat pada siklus II menjadi 100%
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
27

ADNYANA, I. NENGAH SURATA. „Pengaruh Keterampilan Usahatani Cabai terhadap Produksi di Subak Tianyar Kaja, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar“. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (Journal of Agribusiness and Agritourism) 11, Nr. 1 (27.07.2022): 416. http://dx.doi.org/10.24843/jaa.2022.v11.i01.p38.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The Effect of Chili Farming Skills on Production in Subak Tianyar Kaja, Sukawati District, Gianyar Regency. Farming is an activity that requires good skills. Skills will affect the productivity of an activity. One of the activities that require intensive skills to increase yields is chili farming. Chili commodities often experience fluctuations in production and inflation of a nation's economy. Subak Tianyar Kaja has the potential for chili development because it is supported by institutional factors, geographical location of the land, fertility and good irrigation. The objectives of this study were (1) to analyze the chili farming subsystem skills on production in Subak Tianyar Kaja, Guwang Village, Sukawati District, Gianyar Regency; (2) analyze the factors that constrain farmers in increasing chili production in Subak Tianyar Kaja, Guwang Village, Sukawati District, Gianyar Regency. The research location was taken purposively, the population was 88 farmers, the sample was taken by simple random sampling taken as much as 30% of the population, namely 27 farmers. The results showed that (1) the chili farming subsystem skills in increasing production which consisted of land preparation, nursery techniques, nursery seed maintenance, mulch installation, seed procurement, seed treatment, planting, maintenance and harvest handling got an average value of 2.45. (51.85%) with low category; (2) the factors that become obstacles for farmers in increasing chili production which include the ability to access technology, grow cooperative networks, hold meetings and capitalize on an average score of 2.29 (45.92%) with a low category. The conclusions of this study are (1) the chili farming subsystem skills on average get an average value of 2.45 (51.85%) which is classified as low category for chili production in Subak Tianyar Kaja, Guwang Village, Sukawati District, Gianyar Regency; (2) the factors that become obstacles in increasing chili production get an average value of 2.29 (45.92%) with a low category of chili production in Subak Tianyar Kaja, Guwang Village, Sukawati District, Gianyar Regency. Suggestions that can be given (1) are farmers' skills which include nursery seed maintenance, mulching mulch, seed treatment, planting, and maintenance of chili plants need to be improved in an effort to increase chili production; (2) the constraint factors which include the ability to access technology, grow cooperation networks, meeting attendance, and capital need to be improved in their implementation in an effort to increase chili production.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
28

Widiani, Ni Nyoman Ayuk, und Made Pradnyawati Chania. „Penyuluhan Pijat Bayi (Baby Massage) pada Ibu Bayi di Desa Padangsambian Kaja Kota Denpasar Provinsi Bali“. Borneo Community Health Service Journal 3, Nr. 2 (26.07.2023): 56–60. http://dx.doi.org/10.35334/neotyce.v3i2.3106.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Baby massage bermanfaat diantaranya penambahan berat badan, pola tidur-bangun yang lebih baik, peningkatan perkembangan neuromotor, perlekatan ikatan emosional yang lebih baik dan mengurangi tingkat infeksi nosokomial, dengan demikian baby massage dapat mengurangi angka kematian pada bayi maupun bayi prematur yang dilahirkan. Desa Padangsambian Kaja mempunyai masyarakat yang heterogen, baik dari kondisi masyarakat, pengetahuan, sosial dan ekonomi yang memunculkan berbagai permasalahan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan beberapa masalah yang dihadapi mitra yaitu: kurangnya partisipasi ibu bayi dalam melakukan kelas bayi, khususnya pijat bayi, dan kurangnya pengetahuan ibu bayi tentang pijat bayi dan manfaat pijat bayi. Kegiatan yang dilakukan antara lain: (a) Sosialisasi: Melakukan sosialisasi kegiatan Pengabdian Masyarakat kepada ibu bayi di Desa Padangsambian Kaja; dan (b) Pertemuan: Memberikan penyuluhan pijat bayi kepada ibu bayi di Desa Padangsambian Kaja. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan pijat bayi kepada ibu bayi di Desa Padangsambian Kaja diselenggrakan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun. Peserta berjumlah 24 orang ibu bayi. Semua peserta penyuluhan antusias mendengarkan dengan baik materi yang disampaikan. Kegiatan ini mendapat sambutan yang sangat baik terbukti dengan keaktifan peserta bertanya lebih lanjut mengenai materi yang diberikan. Diharapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan lebih mensosialisasikan terkait baby massage kepada ibu bayi, dan melakukan pelatihan atau kelas rutin terkait baby massage. Bagi ibu atau orang tua diharapkan ibu lebih aktif dalam mencari informasi terkait baby massage dan melakukan baby massage secara rutin kepada bayinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
29

Ariyanti, Kadek Sri. „Gambaran Pengetahuan Tentang Stunting Pada Ibu Yang Memiliki Balita Usia 2-5 Tahun Di Desa Buahan Kaja Gianyar“. JURNAL MEDIKA USADA 4, Nr. 2 (25.08.2021): 50–53. http://dx.doi.org/10.54107/medikausada.v4i2.110.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pengertian : Stunting merupakan salah satu permasalahan balita yang harus mendapat perhatian khusus. Tingginya angka kejadian stunting pada balita dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pengetahuan yang kurang tentang stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang stunting pada ibu yang memiliki balita usia 2-5 tahun di Desa Buahan Kaja Gianyar. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan tentang stunting pada ibu yang memiliki balita usia 2-5 tahun di Desa Buahan Kaja Gianyar. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Buahan Kaja Gianyar, pada Bulan Juli 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 23 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan secara online. Analisis data menggunakan analisa univariat yang menghasilkan distribusi frekwensi variabel. Hasil dan simpulan : Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang stunting, yaitu sebesar 80%. Rekomendasi: Tenaga kesehatan lebih meningkatkan praktik pencegahan stunting pada ibu sejak dalam masa kehamilan sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
30

Pradnyawati, Luh Gede, Dewa Ayu Putu Ratna Juwita, Made Indra Wijaya, Putu Nita Cahyawati und Pande Ayu Naya Kasih Permatananda. „Program Kemitraan Masyarakat Pencegahan Penyebaran Narkoba dan HID/AIDS pada Remaja di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan“. Genitri Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan 1, Nr. 2 (27.12.2022): 155–60. http://dx.doi.org/10.36049/genitri.v1i2.82.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penyebaran narkoba di kalangan remaja Indonesia masih merupakan sesuatu masalah yang bersifat kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan pada remaja. Selain masalah penyebaran narkoba pada remaja, terdapat juga permasalahan penyebaran infeksi HIV/AIDS. Data BKKBN menunjukkan kurang lebih 50% dari pengidap AIDS di Indonesia adalah kelompok umur remaja. Pada masa remaja sering kali timbul rasa ingin mencoba-coba. Penyebab penyebaran narkoba dan HIV/AIDS pada remaja di Provinsi Bali tidak bisa terkendali lagi termasuk di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan. Kurangnya pengetahuan dan informasi di kalangan remaja di desa menjadi faktor utama mudahnya penyebaran ini. Mitra pada pengabdian ini adalah kader remaja yaitu para remaja yang tergabung dalam suatu wadah sekeha teruna-teruni di Desa Buahan Kaja. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan sosialisasi dengan mitra, focus group discussion (FGD), penyuluhan dan pelatihan tentang pencegahan narkoba dan HIV/AIDS pada kader remaja. Hasil dari pengabdian ini adalah semua kelompok mitra telah mampu merumuskan kegiatan “peer” pencegahan narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja. Focus Group Discussion (FGD) telah mampu merumuskan permasalahan yang ada di masyarakat menyangkut masih kurangnya pengetahuan para kader remaja mengenai pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS. Saran yang dapat kami berikan dalam kegiatan pengabdian ini adalah agar kelompok mitra dapat menjadi ujung tombak perekrutan mitra lainnya sebagai partner dalam melakukan kegiatan “peer” pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
31

Chung, Hazel, I. Made' Bandem und Fredrik Eugene deBoer. „Kaja and Kelod: Balinese Dance in Transition“. Ethnomusicology 30, Nr. 2 (1986): 365. http://dx.doi.org/10.2307/852030.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
32

Turner, Jane, I. Made Bandem und Fredrik deBoer. „Balinese Dance in Transition: Kaja and Kelod“. Dance Research: The Journal of the Society for Dance Research 15, Nr. 1 (1997): 91. http://dx.doi.org/10.2307/1290957.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
33

Lawrence, Amy. „Review: The Acoustic Mirror by Kaja Silverman“. Film Quarterly 42, Nr. 3 (1989): 50–52. http://dx.doi.org/10.2307/1212606.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
34

Lehman, Peter. „: Male Subjectivity at the Margins . Kaja Silverman.“ Film Quarterly 47, Nr. 1 (Oktober 1993): 55–56. http://dx.doi.org/10.1525/fq.1993.47.1.04a00180.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
35

Mitoma, Judy, I. Madé Bandem, Fredrik Eugene deBoer und I. Made Bandem. „Kaja and Kelod: Balinese Dance in Transition“. Asian Theatre Journal 2, Nr. 1 (1985): 83. http://dx.doi.org/10.2307/1124512.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
36

Pindawati, Pindawati. „MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MELALUI MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK (TEMA 1 SUB TEMA 2) DI KELAS I SD NEGERI 04 KAJAI PARIAMAN“. Ensiklopedia Education Review 2, Nr. 2 (25.02.2021): 55–60. http://dx.doi.org/10.33559/eer.v2i2.666.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The low student learning outcomes in Thematic Learning Theme 1, Sub Theme 2 are caused by several factors, including student activities that are lacking in media that does not exist and the lack of source books for students so that it affects the student's involvement in the learning carried out. In this case the researcher as a class conducted a research entitled "Improving Student Learning Outcomes by Using Visual Media in Thematic Learning (Theme 1 Sub Theme 2) in class I SD Negeri 04 Kaja Pariaman" with the formulation of the problem, namely "Can Visual Media Improve the results? Student Learning in Thematic Learning (Theme 1 Sub Theme 2) in Class I SD Negeri 04 Kaja "The purpose of this study is to improve student learning outcomes in learning theme 1 sub theme 2 in class I SD Negeri 04 Kaja." This research was conducted at SD Negeri 04 Kaja in grade I, and was implemented in two cycles. The first cycle consists of two meetings, the second cycle is also held twice. The problems that will be discussed when using this visual media are determined by the teacher as a researcher. After the first cycle using visual media, the results obtained were only at the beginning, namely active students only reached 60%. At the end of the second cycle, there was a significant increase, student learning activities on thematic (Theme 1 Sub Theme 2) and learning outcomes. This can be seen in the ongoing learning and the results of the initial and final tests whose average score is 63 to 88, increases. Thus the use of visual media is very supportive and good in improving student learning outcomes in Thematic learning (Theme 1 Sub Theme 2).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
37

Ida Ayu Sadnyini und Ni Wayan Pariasih Cahyana. „Efforts to Resolve the Misuse of Customer Funds at The Village Credit Institution (VCI) of Sibang Kaja Customary Village“. Sociological Jurisprudence Journal 5, Nr. 2 (30.07.2022): 107–11. http://dx.doi.org/10.22225/scj.5.2.2022.107-111.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Village Credit Institution (VCI) of customary village/desa pekraman in Bali is a village-owned financial business entity that carries out business activities in the village and for krama desa. In this case, the authors conducted research on the VCI of Sibang Kaja Customary Village, Abiansemal District, Badung Regency, Bali Province. This research was conducted to determine and examine (1) the factors that cause customer funds cannot be disbursed at the VCI of Sibang Kaja Customary Village; (2) the efforts to resolve the misuse of customer funds at the VCI of Sibang Kaja Customary Village. This is empirical and juridical research, using the qualitative descriptive method and Aristotle’s theory of justice. This research used primary and secondary data. Data were obtained through in-depth interviews. Three factors that cause customer funds cannot be disbursed: (a) the VCI does not record the money deposited by customers in their passbooks; (b) customers deposit their money through VCI employees in charge of collecting money in the field, yet, the money is not deposited to the VCI, resulting in the customer suffering a loss; (c) non-fulfillment of customer rights. The effort to resolve the misuse of customer funds at the VCI of Sibang Kaja Customary Village is through deliberation/paruman of the customary village. The result of deliberation/paruman of the customary village is reconciliation between the customers of the VCI and the perpetrators. Sanctions given on the perpetrators are: managers and employees of the VCI who, in carrying out their duties, violate the provisions and cause harm to the VCI must: (a) provide compensation according to the losses incurred; (b) receive customary sanctions according to awig-awig and perarem; (c) receive sanctions according to the applicable law.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
38

Pradnya Paramitha, Kadek Dyah, I. Nyoman Natajaya und I. Gusti Ketut Arya Sunu. „Studi Evaluasi Pelaksanaan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD di Desa Ubung Kaja“. Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia 10, Nr. 2 (31.08.2019): 111–18. http://dx.doi.org/10.23887/japi.v10i2.2797.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan PAUD di Desa Ubung Kaja. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model evaluasi CIPP (konteks, input, proses, produk). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komponen variabel konteks tergolong efektivitas sebesar 31,707 %, efektivitas variabel input sebesar 21,951 %, efektivitas variabel proses sebesar 2,439 %, dan efektivitas variabel produk sebesar 7,317 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan PAUD di Desa Ubung Kaja dalam penelitian ini secara keseluruhan efektif dengan skor mentah yang ditransformasikan kedalam t-score menghasilkan positif. Untuk menentukan efektivitas pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan PAUD menggunakan selisih dari f(+) dan f(-) dengan hasil analisis menunjukkan nilai CIPP (+ + + +). Jika dikonfersikan ke dalam kuadran prototype Glickman, maka efektifitas pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan PAUD terletak pada kuadran I (satu ) atau efektif. Artinya pada variabel konteks efektif, input efektif, proses efektif dan pada variabel produk efektif. Dengan demikian, bahwa efektifitas pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan PAUD di Desa Ubung Kaja adalah efektif. Meskipun tergolong sangat efektif namun masih ada kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikanbaik dari variabel konteks, input, dan proses. Kata kunci: Studi Evaluasi, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, PAUD, CIPP
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
39

Suardana, Putu. „Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Tolak Peluru“. Journal of Education Action Research 3, Nr. 3 (24.04.2019): 270. http://dx.doi.org/10.23887/jear.v3i3.17974.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Petak Kaja di kelas VI yang kemampuan siswanya untuk pelajaran permainan tolak peluru masih sangat rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar permainan tolak peluru siswa kelas VI SD Negeri 1 Petak Kaja pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode demonstrasi. Metode pengumpulan datanya adalah tes hasil belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada awalnya mencapai nilai rata-rata 69,25, pada siklus I mencapai nilai rata-rata 74,50 dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 80,50. Presentase ketuntasan belajar siswa juga mngalami peningkatan. Pada awal pembelajaran ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 45,00%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75,00%, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar permainan tolak peluru siswa kelas VI semester II SD Negeri 1 Petak Kaja tahun pelajaran 2017/2018
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
40

Utami, Ni Kadek Yuni, und Ni Made Sri Wahyuni Trisna. „ASPEK VISIBILITY, LEGIBILITY, DAN READABILITY DALAM DESAIN PAPAN NAMA PURA KAHYANGAN KAJA DESA ADAT PANJER DENPASAR“. Jurnal Lentera Widya 3, Nr. 1 (22.12.2021): 16–24. http://dx.doi.org/10.35886/lenterawidya.v3i1.273.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The purpose of this report is to provide an explanation of the visibility, legibility and readability aspects in the design of the Kahyangan Kaja Temple sign board, Panjer Village, Denpasar. This report is part of the Community Service activities of the Bali Design and Business Institute in the manufacture of Environmental Facilities at Banjar Maniksaga, Panjer Village, Denpasar. The benefit of this report is that it pays attention to the condition of design facilities in public spaces, one of which is the Kahyangan Kaja Temple sign board which is owned by the people of Panjer Village as well as giving consideration in designing the public space sign board to the public. This report is carried out using a descriptive analysis method to describe the considerations of the visibility, legibility and readability aspects in terms of material selection, typography and placement in the design. With these considerations, it is hoped that the public will be more aware of the existence of the Kahyangan Temple and at the same time support the aesthetics of the Kahyangan Temple in Panjer Village, Denpasar, as well as provide an overview of the design aspects that support the optimization of the function of a nameplate in a public space. Keywords: signboard, design, material, placement, typography, Kahyangan Kaja Temple, Panjer Village
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
41

Putri, Vidya Rahmayunissa Swandi, Ni Wayan Tianing, Agung Wiwiek Indrayani, Ari Wibawa und Sayu Aryantari Putri Thanaya. „Prevalence of Genu Valgum in Children Aged 10-12 Years with Excessive Body Weight (Overweight/Obesity) in Sanur Kaja Village, Denpasar“. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas 5, Nr. 2 (30.08.2020): 77–81. http://dx.doi.org/10.14710/jekk.v5i2.7727.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Background: Overweight/obesity is a global health problem, both in developed and developing countries and the number of overweight/obese people increases every year. Being overweight during childhood increases the risk of obesity in adulthood and can lead to musculoskeletal disorders, one of which is genu valgum. The purpose of this study was to determine the prevalence of genu valgum in children aged 10-12 years who are overweight/obese in Sanur Kaja Village, Denpasar.Methods: This study was an observational study with a cross-sectional design conducted at elementary schools in Sanur Kaja Village in April 2019. The sampling technique used was purposive sampling. A total of 78 children were included in this study. The univariate analysis in this study was genu valgum, overweight/obesity, age, and gender.Result: The prevalence of genu valgum in children aged 10-12 years in Sanur Kaja Village was 46.7% in overweight children and 53.3% in obese children, with 30 people (38.5%) experiencing genu valgum out of the total sample of 78 people (100%).Conclusion: Based on the result of this study, the incidence of genu valgum was higher in children aged 10-12 years who were obese compared to children with overweight body mass index. It is recommended that children who are obese and overweight to control their eating patterns, maintain normal body weight, and do enough physical activity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
42

Manahcika, I. Made Gde Rahadian Adi, I. Gusti Ngurah Seramasara und Ni Wayan Suratni. „KARAKTERISTIK DRAMATARI WAYANG WONG DI BANJAR PUJUNG KAJA, DESA SEBATU, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR“. PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni 2, Nr. 1 (20.06.2022): 65–78. http://dx.doi.org/10.59997/pensi.v2i1.1714.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Wayang wong merupakan warisan terpenting dari zaman Bali klasik yakni jenis tari yang telah memiliki norma-norma serta pembakuan sikap dan gerak, mempunyai nilai artistik yang cukup tinggi, dan penggarapannya ditata secara lebih rumit. Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar merupakan tempat pelaksanaan penelitian dan juga merupakan tempat berkembangnya kesenian klasik yaitu dramatari Wayang Wong, yang merupakan upaya pelestarian kesenian klasik dan sakral. Tujuan penelitian ini tiada lain untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki dari kesenian dramatari Wayang Wong yang menjadi ciri khas tersendiri dan merupakan perbedaan dari Wayang Wong di daerah lainnya khususnya di Bali. Proses penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pokok pembahasan antara lain, yaitu karakteristik dramatari Wayang Wong. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Proses analisis data menggunakan analisis kualitatif, dimana hasil dari analisis data disajikan dalam bentuk penyajian informal yang merupakan penyajian analisis dengan cara naratif. Sumber data dalam proses penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Wayang Wong yang ada di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar ini memiliki keunikan dan ciri khas dari penamaan ragam gerak, tata busana, tata iringan, struktur pementasan, tata bahasa yang digunakan dan fungsinya. Hal itu yang menjadi keunikan dari dramatari Wayang Wong yang ada di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
43

Priantara, I. Made Ari, Ni Wayan Arini und I. Kadek Widiantana. „KAWÉNTENAN GEGURITAN SAMPIK PAMASTIKA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER RING DESA UBUNG KAJA“. Dharma Sastra: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah 3, Nr. 2 (31.10.2023): 164–73. http://dx.doi.org/10.25078/ds.v3i2.3097.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Kasusastraan Bali adalah sastra daerah warisan para leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di Bali dengan menyesuaikan nilai-nilai agama Hindu salah satunya Geguritan. Salah satu dari isi geguritan ini ada pesan pendidikan karakter yaitu Geguritan Sampik. Geguritan ini bercerita tentang laki-laki bersama perempuan yang bernama Sampik dan Ingtai yang jatuh cinta sampai bersumpah akan hidup sebagai suami istri sehidup semati. Tetapi ketika membicarakan tentang keberadaan geguritan di zaman sekarang, sudah semakin surut masyarakat tahu dan tekun seperti pada masyarakat Desa Ubung Kaja. Masalah dalam penelitian ini ada tiga yaitu (1) struktur naratif dalam Geguritan Sampik (2) pendidikan karakter pada Geguritan Sampik (3) keberadaan Geguritan Sampik pada masyarakat di Lingkungan Desa Ubung Kaja. Teori yang digunakan yaitu (1) teori strukturalisme, (2) teori nilai (3) teori fungsi. Kajian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.Penelitian ini mendapatkan temuan berupa struktur naratif geguritan Sampik dan kajian Pendidikan karakter dalam geguritan Sampik. Adapun struktur naratif dalam karya sastra ini adalah: Insiden, alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, dan amanat. Sedangkan Pendidikan karakter yang di dapatkan dalam geguritan Sampik adalah religius, jujur, kerja keras, bersahabat/komunikatif, cinta damai , miwah tanggung jawab. Keberadaan Geguritan Sampik pada masyarakat di Lingkungan Desa Ubung Kaja adalah sudah semakin surut karena tidak ada seni pertunjukkan yang menggunakan Geguritan Sampik ini seperti drama gong, arja dan geguntangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
44

Markowicz, Marcin. „The Contemporary Small Press: Making Publishing Visible“. Papers of The Bibliographical Society of Canada 60 (14.11.2023): 1–4. http://dx.doi.org/10.33137/pbsc.v60i1.40294.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
45

Ellefsen, Bernhard. „En hel erfaring. Replikk til Kaja Schjerven Mollerin“. Agora 29, Nr. 04 (19.12.2011): 161–66. http://dx.doi.org/10.18261/issn1500-1571-2011-04-09.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
46

Wærness, Kari. „Kommentarer til Lasse Pihlstrøm og Kaja Kristine Selmer“. Nytt Norsk Tidsskrift 30, Nr. 04 (28.11.2013): 426–28. http://dx.doi.org/10.18261/issn1504-3053-2013-04-20.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
47

Rubel, Arthur J. „: Physicians at Work, Patients in Pain . Kaja Finkler.“ Medical Anthropology Quarterly 6, Nr. 3 (September 1992): 314–16. http://dx.doi.org/10.1525/maq.1992.6.3.02a00130.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
48

Ni Wayan, Eminda Sari, I. Komang Sulatra, I. Kadek Surya Ari Putra und Kadek Wisnu Mahardika. „MENINGKATKAN KESADARAN SISWA/I DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DAN NON-ORGANIK MENJADI KERAJINAN TANGAN YANG LEBIH BERMANFAAT“. Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) 4, Nr. 2 (30.10.2023): 150–55. http://dx.doi.org/10.36733/jadma.v4i2.7777.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Sampah menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir semua negara di belahan dunia, salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk yang setiap harinya bertambah menyebabkan timbunan sampah yang dihasilkan setiap harinya juga semakin banyak. Sampah organik maupun non-organik yang tidak diolah secara optimal akan memberikan pencemaran terhadap lingkungan dan dampak negatif lainnya terhadap kesehatan manusia. Pengelolaan sampah yang efisien dan optimal dapat dimulai dari tingkat siswa/i sekolah dasar salah satunya adalah di SD No. 2 Sibang Kaja, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pengelolaan sampah berupa pembuatan ecobrik dan pengoptimalan pembuatan asbak melalui limbah bambu dapat mengubah sampah dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai seni. Melalui kegiatan pengelolaan sampah semenjak usia dini juga diharapkan dapat memberikan edukasi semenjak dini mengenai pemilahan sampah yang baik dan benar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
49

Febianingsih, Ni Putu Eka, NLP Suardini Yudhawati, Kmg Agus Jerry Widyanata, I. Wayan Wardita und I. Ketut Dira. „SKRINING PENYAKIT DIABETES MELLITUS DI DESA PEMECUTAN KAJA DENPASAR UTARA“. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada 1, Nr. 1 (06.06.2019): 7–15. http://dx.doi.org/10.47859/wuj.v1i1.116.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
New cases of Diabetes Mellitus (DM) in Bali Province from 2011 to 2013 were increased. Based on the report of Integrated Disease Surveillance or Surveilan Terpadu Penyakit (STP) from Puskesmas it is known that DM was ranked 3 out of the 10 highest diseases in health centers throughout the City of Denpasar. The purpose of this screening is to find out the prevalence of DM in Pemecutan Kaja Village, North Denpasar in 2015. Methods: Screening was carried out on 189 subjects aged ?15 in Pemecutan Kaja Village, North Denpasar on January 6 and 7, 2015. Screening was carried out by checking blood sugar levels while using Nesco Multicheck. The collected data is processed and presented descriptively about the characteristics of the sample and the proportion of DM based on the results of the examination. Results: The results showed that 6.4% of respondents suffering DM. Most of the subjects were women (58.3%). In this screening, there are 50% in the age group ?51 years, and most are only elementary school graduates (30%). Based on the type of work, most of the subjects are entrepreneurs/traders (50%). Based on the interview, there was none history of DM in the family. Conclusion: The proportion of DM in Pemecutan Kaja Village is 6.4% through examination of blood sugar levels while using Nesco Multi Check. The positive results of DM in this screening should be carried out further examination to confirm the diagnosis so that appropriate treatment can be carried out.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
50

Rahayu, Ni Luh Veni, Ni Komang Ayu Juni Antari, Ari Wibawa und Indira Vidiari Juhanna. „GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF BERHUBUNGAN DENGAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA LANSIA“. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia 11, Nr. 2 (15.05.2023): 114. http://dx.doi.org/10.24843/mifi.2023.v11.i02.p09.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pendahuluan: Lansia atau lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Lansia tidak lepas dari proses degenerasi. Akibat dari proses penuaan atau proses degenerasi pada kondisi tubuh lansia menyebabkan menurunnya fungsi tubuh lansia, salah satunya adalah gangguan fungsi kognitif. Gangguan fungsi kognitif menyebabkan penurunan visuospasial, fungsi eksekutif, memori, atensi, dan kecepatan pengolahan informasi yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gangguan fungsi kognitif dengan keseimbangan postural pada lansia di Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring, Gianyar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional yang dilakukan pada bulan pada bulan September 2021 sampai dengan Maret 2022. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 56 subjek yang merupakan lansia di Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring, Gianyar. Peneliti mengukur tingkat fungsi kognitif subjek dengan kuisoner Montreal Cognitive Assessment (MoCA-Ina) yang dilakukan dengan wawancara secara langsung. Setelah itu, subjek diminta untuk mengikuti tes Time Up Go Test (TUGT) yang digunakan untuk mengukur keseimbangan postural. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan uji korelasi spearman rho. Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai signifikansi p value=0,001, p<0,05 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,427. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara gangguan fungsi kognitif dengan keseimbangan postural pada lansia di desa Pejeng Kaja, Tampaksiring, Gianyar. Kata kunci: lansia, gangguan fungsi kognitif, keseimbangan postural.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie