Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Dedukti.

Zeitschriftenartikel zum Thema „Dedukti“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit Top-50 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Dedukti" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.

1

Assaf, Ali, und Guillaume Burel. „Translating HOL to Dedukti“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 186 (30.07.2015): 74–88. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.186.8.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Cauderlier, Raphaël, und Pierre Halmagrand. „Checking Zenon Modulo Proofs in Dedukti“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 186 (30.07.2015): 57–73. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.186.7.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Assaf, Ali, und Raphaël Cauderlier. „Mixing HOL and Coq in Dedukti (Extended Abstract)“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 186 (30.07.2015): 89–96. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.186.9.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

El Haddad, Mohamed Yacine, Guillaume Burel und Frédéric Blanqui. „EKSTRAKTO A tool to reconstruct Dedukti proofs from TSTP files (extended abstract)“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 301 (23.08.2019): 27–35. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.301.5.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Barras, Bruno, und Valentin Maestracci. „Implementation of Two Layers Type Theory in Dedukti and Application to Cubical Type Theory“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 332 (12.01.2021): 54–67. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.332.4.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Barras, Bruno, und Valentin Maestracci. „Implementation of Two Layers Type Theory in Dedukti and Application to Cubical Type Theory“. Electronic Proceedings in Theoretical Computer Science 332 (12.01.2021): 54–67. http://dx.doi.org/10.4204/eptcs.332.4.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Febriyani, Komang Ayu Dita. „Perspektif Sah Global tentang Serangan Militer AS Lakukan Di Wilayah Irak dan Suriah“. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis 2, Nr. 1 (01.11.2021): 31–45. http://dx.doi.org/10.23887/jih.v2i1.1010.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pandangan hukum internasional terhadap agresi militer Amerika Serikat yang dilakukan di wilayah Irak dan Suriah. Pasal kami merupakan kajian yang dilihat dari sudut pandang hukum dan metodologi yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pertimbangan hukum primer dan bahan hukum sekunder studi kepustakaan dan studi dokumen yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik penalaran deduktif berdasarkan metode deduksi. Penelitian Hanl menunjukkan bahwa serangan militer Amerika Serikat terhadap negara-negara Irak dan Suriah tidak pernah menyalahgunakan hukum di seluruh dunia. Intervensi pada dasarnya dilarang karena kemampuannya melanggar kedaulatan negara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Bry, François, und Dietmar Seipel. „Deduktive Datenbanken“. Informatik-Spektrum 19, Nr. 4 (23.08.1996): 214–15. http://dx.doi.org/10.1007/s002870050033.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Fadillah, Ahmad. „Analisis Kemampuan Penalaran Deduktif Matematis Siswa“. JTAM | Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika 3, Nr. 1 (01.04.2019): 15. http://dx.doi.org/10.31764/jtam.v3i1.752.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran deduktif matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita pokok bahasan aplikasi turunan. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 02 Cipondoh Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh siswa dengan kemampuan penalaran deduktif tinggi mencapai 12,82%, siswa dengan kemampuan penalaran deduktif sedang mencapai 71,8% dan siswa dengan kemampuan penalaran deduktif rendah mencapai 15,38%.Abstract: The purpose of this research is to know the mathematical deductive reasoning ability of students in solving math story form the subject of derivative applications. This research was conducted in High School of Muhammadiyah 02 Cipondoh Tangerang. Data collection is done by the method of observation, interview, test and study of documentation. Data analysis techniques used qualitative data analysis that included the reduction of the data, the presentation of the data and draw conclusion/verification. Based on the research results obtained by students with high ability of deductive reasoning reached 12.82%, students with middle ability of deductive reasoning reached 71.8% and students with low ability deductive reasoning reached 15.38%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Hammer, Martin. „Deduktion und Dialektik“. Hegel-Jahrbuch 2016, Nr. 1 (01.05.2016): 387–93. http://dx.doi.org/10.1515/hgjb-2016-0165.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
11

Budiono, Selamet, und Imam Suroso. „KONSEP HUKUM KEABSAHAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK PADA SURAT KUASA KHUSUS OLEH ADVOKAT UNTUK BERACARA DI PERADILAN“. Jurnal Magister Ilmu Hukum 13, Nr. 1 (30.06.2023): 130–52. http://dx.doi.org/10.56943/dekrit.v13n1.156.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 “Tanda TanganElektronik terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atauterkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alatverifikasi dan autentikasi” dan pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 18 tahun2003 menjelaskan wilayah kerja advokat yang begitu luas, karenanya tandatangan pada surat kuasa khusus antara Advokat dan klien maupun antar Advokatberpotensi tidak bisa secara langsung. Topik penelitian ini merupakan studi untukmengetahui Konsep Hukum Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Pada SuratKuasa Khusus Oleh Advokat Untuk Beracara Di Peradilan. Penelitian inibermaksud untuk memahami 1. Bagaimana ketentuan yuridis tanda tanganelektronik dalam peradilan; 2. Bagaimana keabsahan tanda tangan elektronik padasurat kuasa khusus untuk beracara di peradilan.Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif denganmenggunakan konsep penalaran Deduktif dengan Pendekatan normativediantaranya: statue approach, conceptual approach, historical approach, caseapproach. Dengan bahan hukum primer, Peraturan perundang-undangan,Yuriprudensi, bahan hukum sekunder berupa, buku-buku, jurnal, karya ilmiah,dan hasil-hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan masalah yang diteliti.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berpijak pada groundnorm dikaitkan denganpenalaran deduksi dengan merujuk pada azas kebebasan berkontrak besertadengan batasan terhadap penerapannya pembubuhan tanda tangan secaraelektronik didalam surat kuasa khusus seharusnya dapat diterapkan, dengan syarattanda tangan elektronik tersebut dibuat melalui Lembaga Penyelenggara SistemElektronik Lingkup Privat bersertifikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
12

Bambang Robi’in, Vera Yuli Erviana und Dwi Sulisworo. „Outreach Program, Virtual Reality, dan Berpikir Hipotetikal Deduktif“. Bincang Sains dan Teknologi 1, Nr. 01 (03.08.2022): 18–25. http://dx.doi.org/10.56741/bst.v1i01.46.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Integrasi teknologi dan pendidikan serta pembelajaran difasilitasi dalam kelompok riset peneliti dengan pengembangan Desa Wisata Pendidikan (Eduwisata) sebagai outreach berbasis teknologi era digital. Pengintegrasian ini telah dirintis peneliti bersama tim dengan mengembangkan berbagai teknologi (IoT, AR, VR) yang diintegrasikan dalam pembelajaran baik di kelas maupun luar kelas (outreach program). Hanya saja dalam mencapai target pengembangan outreach berbasis teknologi masih terkendala pada aspek kajian VR. VR ini terkait dengan isu global ecosystem. Dalam pembelajaran, VR ini dapat menghadirkan hewan sesuai habitat aslinya secara virtual dengan menggunakan Oculus. Integrasi aplikasi ini dengan strategi pembelajaran tertentu seperti hipotetikal deduktif dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir kritis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
13

Mun’im, Abdul. „Dialektika Induksi dan Deduksi dalam Pemikiran Hukum Islam“. ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 4, Nr. 1 (22.01.2014): 1. http://dx.doi.org/10.15642/islamica.2009.4.1.1-16.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Modern science requires that dialectic between induction and deduction should take place so that development of knowledge and its promotion may be acquired. In modern sciences in other words, such dialectic constitutes the very condition for the creation and invention of new theories, discoveries and fields of knowledge. This paper is trying to argue that as a science, fiqh in one way or another has appropriated a similar route of using these two methods of induction and deduction in its process to extrapolate religious laws and rules.We argue that in fiqh induction produces norms that may serve as the foundation for the deductive method. We contend that induction is a general rule extracted directly from the first source of Islamic law, namely revelation, whereas deduction is the legal principles (alqawa’id al-fiqhiyyah) that the ulama formulated on the basis of their understanding on the contents of revelation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
14

Darta, Mr. „KEMAMPUAN DEDUKSI MATEMATIKA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNPAS (STUDI KASUS UNTUK TAHAP BERPIKIR DEDUKSI GEOMETRI DARI VAN HIELE)“. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 18, Nr. 1 (07.04.2013): 16. http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v18i1.207.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tujuan pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan berkomunikasi matematika, serta bersikap positif terhadap matematika. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui berapa persenkah mahasiswa tingkat pertama Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNPAS yang telah memahami tahap berpikir deduktif geometri Van Hiele. Selain itu untuk mengetahui apakah tahap deduktif geometri Van Hiele telah dipahami oleh mahasiswa tingkat pertama Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNPAS. Metode studi kasus ini adalah deskriptif. Subjek studi adalah mahasiswa semester pertama Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNPAS Bandung, tahun akademik 2012/2013, berjumah 40 orang, yang diambil secara acak dari 105 orang mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat pertama semester awal Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNPAS belum memahami tahap berpikir deduktif geometri Van Hiele. Hal ini ditunjukkan dari jawaban terhadap instrumen yang harus dibuktikan secara deduktif, yang belum dijawab dengan benar oleh kebanyakan mahasiswa. Terdapat konsistensi yang sama antara penelitian Driscoll dengan studi kasus yang dilakukan di mahasiswa tingkat pertama semester awal, yaitu untuk tahap keakuratan dari tahap berpikir geometri Van Hiele tidak dipahami oleh mahasiswa. Key word: berpikir matematika, deduktif
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
15

Putra, Anom Surya. „Wacana Constitutional Questions dalam Situs Mahkamah: Konteks e-Deliberative Democracy“. Jurnal Konstitusi 7, Nr. 4 (20.05.2016): 061. http://dx.doi.org/10.31078/jk744.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
PengantarPertengahan akhir tahun 2010 ini terdapati perkara yang menyita perhatian publik ditingkat nasional seperti putusan dalam perkara permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2 Muatan putusan menggunakan pola deduktif-matematis dari jurisprudence (ajaran hukum) yang menghasilkan keputusan “konstitusional bersyarat” (conditionally constitutional) atas ketentuan Pasal 22 ayat UU Kejaksaan. Teks putusan itu diikuti pula dengan pendapat berbeda (dissenting opinion) dari 2 (dua) hakim MK yang masing- masing mencerminkan realisme hukum (legal realism). 3 Logika hakim MK yang mengajukan pendapat berbeda (dissenting opinion) ini beralih ke soal kegunaan atau kemanfaatan hukum yaitu diantaranya melihat ketidakbermanfaatan preseden hukum formal “konstitusional bersyarat” dalam perkara ini.4 Realisme hukum cenderung mengandalkan kemampuan hakim menangkap makna yang ia artikan sebagai kebenaran atas pengaruh nilai-nilai yang dipegangi, latar belakang pengalaman pribadi dan kecenderungan pilihannya.5 Pengambilan keputusan atas perkara tak dapat berlangsung secara deduksi-matematis dan tak hendak telalu mementingkan unsur-unsur etis dan unsur-unsur ideal. Amatan yang lebih dalam lebih tepat kiranya bila kita melakukan riset terhadap perbedaan-perbedaan paradigma, metode dan dinamika masalah yang dihadapi oleh hakim MK secara keseluruhan dengan mengambil objek studi seluruh putusan MK, sementara tulisan ini masih jauh dari kelengkapan studi hukum seperti itu. ...
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
16

Hutami, Wulandari Putri, und Itok Dwi Kurniawan. „PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN PADA KASUS TINDAK PIDANA ANAK DI KEJAKSAAN NEGERI SURAKARTA“. Verstek 10, Nr. 3 (07.02.2023): 587. http://dx.doi.org/10.20961/jv.v10i3.70243.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<p>Artikel ini dibuat bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan Putusan Pengadilan Negeri Surakarta sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 angka 6 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana serta problematika pelaksanaan putusan pengadilan dalam mengeksekusi kasus tindak pidana yang dilakukan oleh anak. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif dan terapan. Menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Jenis dan sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum adalah studi kepustakaan dan wawancara hanya sebagai pelengkap yang merupakan bahan nonhukum dalam bahan hukum sekunder. Teknik analisis bahan hukum menggunakan metode silogisme yang bersifat deduktif atau deduksi silogisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Surakarta telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 angka 6 huurf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Jaksa di Kejaksaan Negeri Surakarta selaku eksekutor pada Putusan Pengadilan Negeri Surakarta mendapati sejumlah problematika pada pelaksanaan eksekusi pidana penjara dan pidana pelatihan kerja yang mana terjadi penolakan pada Lembaga bimbingan Karir yang telah diputusan oleh hakim. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Anak ditempatkan di Rutan Kelas 1 Kota Surakarta dan di tempatkan di YPAN Bhina Putera Kota Surakarta.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
17

Larsen, Steen Nepper. „Virkelighedens rent begrebs­logiske deduktion“. Slagmark - Tidsskrift for idéhistorie, Nr. 26 (04.02.2018): 161–64. http://dx.doi.org/10.7146/sl.v0i26.103847.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
18

Lang, Stefan. „Fichtes Deduktion praktischer Spontaneität“. Archiv für Geschichte der Philosophie 95, Nr. 1 (Januar 2013): 65–86. http://dx.doi.org/10.1515/agph-2013-0003.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract: In this essay I make an attempt at sketching the outlines of Fichte’s method of philosophical construction in intuition and try to explore the rationality of his concept of deduction. I discuss the relationship between Fichte’s method of philosophical construction and Kant’s concept of construction of geometrical figures in pure intuition. I offer in-depth analysis of Fichte’s deduction of concepts in his Foundations of Natural Rights and in the Wissenschaftslehre nova methodo. However, I argue that Fichte’s deduction of practical spontaneity is not successful. Finally, I consider and reject some objections to my interpretation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
19

Sugiarti, Sugiarti. „UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VIII MTs NU UMBUL SARI KABUPATEN OKU TIMUR“. Seulas Pinang: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 1, Nr. 1 (12.10.2019): 1–8. http://dx.doi.org/10.30599/spbs.v1i1.525.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif Melalui Penerapan Metode Group Investigation Siswa Kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur sebelum tindakan perbaikan menggunakan metode group investigation?, (2) Bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur setelah tindakan perbaikan menggunakan metode group investigation?, (3) Apakah melalui penerapan metode group investigation keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari dapat meningkat?. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Hasil penelitian ini adalah (1) Berdasarkan pretest dengan menugaskan siswa menulis paragraf deduktif diketahui bahwa dari 24 siswa hanya 5 siswa yang dapat menulis paragraf deduktif secara baik dan mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 siswa belum mencapai ketuntasan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari termasuk kategori rendah. (2) Setelah diadakan tindakan menggunakan metode Group Investigation kemampuan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari mengalami peningkatan. Pada akhir tindakan siklus 3 diketahui bahwa dari 24 siswa terdapat 22 siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia sudah mencapai ketuntasan. (3) Penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari. Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif Melalui Penerapan Metode Group Investigation Siswa Kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur sebelum tindakan perbaikan menggunakan metode group investigation?, (2) Bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari Kabupaten OKU Timur setelah tindakan perbaikan menggunakan metode group investigation?, (3) Apakah melalui penerapan metode group investigation keterampilan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari dapat meningkat?. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Hasil penelitian ini adalah (1) Berdasarkan pretest dengan menugaskan siswa menulis paragraf deduktif diketahui bahwa dari 24 siswa hanya 5 siswa yang dapat menulis paragraf deduktif secara baik dan mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 siswa belum mencapai ketuntasan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari termasuk kategori rendah. (2) Setelah diadakan tindakan menggunakan metode Group Investigation kemampuan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari mengalami peningkatan. Pada akhir tindakan siklus 3 diketahui bahwa dari 24 siswa terdapat 22 siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia sudah mencapai ketuntasan. (3) Penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII MTs NU Umbul Sari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
20

Kharimah, Ilmi Mamruatul, Titik Sugiarti, Susanto Susanto, Toto Bara Setiawan, Didik Sugeng Pambudi und Tutut Triningsih. „Proses Berpikir Siswa SMA Level Deduksi Informal dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga menurut Tahapan Wallas“. Journal of Mathematics Education and Learning 1, Nr. 2 (09.07.2021): 116. http://dx.doi.org/10.19184/jomeal.v1i2.24247.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Geometri merupakan cabang ilmu matematika yang dipelajari siswa. Teori yang mengungkapkan kemampuan dan proses berpikir geometri siswa adalah teori van Hiele dan teori berpikir Jean Piaget. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Jember yang berada pada level deduksi informal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis proses berpikir siswa SMA level deduksi informal dalam menyelesaikan soal dimensi tiga berdasarkan tahapan Wallas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa pada level deduksi informal dapat memahami informasi terkait apa yang diketahui pada tahap preparasi. Pada tahap inkubasi, siswa pada level deduksi informal membutuhkan waktu untuk menentukan rumus yang tepat. Pada tahap iluminasi, proses berpikir siswa level deduksi informal diawali dengan menyelesaikan soal menggunakan rumus yang diketahui kemudian sebagai bantuan untuk menyelesaikan soal. Pada tahap verivikasi, siswa level deduksi informal memeriksa kembali hasil penyelesaian yang telah dilakukan akan tetapi tidak menuliskan kesimpulan. Kata kunci: Proses Berpikir Geometri, Level Deduksi Informal, Tahapan Wallas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
21

Wulan Nari, Olvi, Abudarin und Karelius. „Pemahaman Konsep Tata Nama Senyawa Biner Dan Poliatomik Pasca Pembelajaran Menggunakan LKS-Deduktif Dan LKS-Induktif Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019“. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang 10, Nr. 2 (31.12.2019): 149–60. http://dx.doi.org/10.37304/jikt.v10i2.29.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Ada dua strategi belajar yang dapat digunakan siswa dalam mempelajari pengetahuan yaitu menggunakan strategi berpikir deduktif maupun induktif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman konsep tata nama senyawa biner dan poliatomik pasca pembelajaran menggunakan LKS-deduktif dan LKS-induktif pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan melibatkan 78 siswa dari dua kelas X SMA Negeri 2 Palangka Raya, yaitu siswa kelas X IPA 3 (kelas deduktif) sebanyak 40 orang siswa dan siswa kelas X IPA 7 (kelas induktif) sebanyak 38 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa LKS-deduktif, LKS-induktif dan soal tes pemahaman konsep. Data tes diperoleh setelah melakukan pembelajaran menggunakan LKS-deduktif dan LKS-induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “pemahaman konsep tata nama senyawa biner dan poliatomik pasca pembelajaran menggunakan LKS-deduktif dan LKS-induktif pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019 tergolong baik. Rata-rata pemahaman konsep siswa yang menggunakan LKS-deduktif sedikit lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan LKS-induktif. Hasil tersebut disebabkan karena siswa terbiasa menggunakan strategi belajar deduktif.”
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
22

SI «SISJ NAMS Ukraine», Staff of. „Ninel Vasylivna Dedukh“. ORTHOPAEDICS, TRAUMATOLOGY and PROSTHETICS, Nr. 2 (20.08.2013): 93. http://dx.doi.org/10.15674/0030-59872013293-94.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
23

Nike K, Maria Theresia. „PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ“. APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika 1, Nr. 2 (15.07.2015): 67–75. http://dx.doi.org/10.31597/ja.v1i2.155.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penalaran deduktif dan atau induktif siswa dalam pemecahan masalah trigonometri ditinjau dari tingkat IQ. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA sebanyak 3 siswa dengan tingkat IQ yang berbeda, yaitu normal, superior, dan very superior. Selanjutnya untuk menguji kevalidan data yang diperoleh, digunakan triangulasi waktu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa yang mempunyai IQ normal dalam memahami masalah menggunakan penalaran induktif. Dalam merencanakan penyelesaian menggunakan penalaran deduktif dan induktif. Dalam melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali penyelesaian menggunakan penalaran deduktif dan induktif, (2) siswa yang mempunyai IQ superior dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali penyelesaian menggunkan penalaran deduktif dan induktif, dan (3) siswa yang mempunyai IQ very superior dalam memahami masalah menggunakan penalaran deduktif dan induktif. Dalam merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali penyelesaian menggunakan penalaran deduktif.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka terdapat perbedaan dalam penggunaan penalaran deduktif dan atau induktif siswa dalam memecahkan masalah trigonometri. Siswa yang mempunyai IQ normal masih menggunakan penalaran induktif dalam memecahkan masalah trigonometri, siswa yang mempunyai IQ superior menggunakan penalaran deduktif dan induktif dalam memecahkan masalah trigonometri, sedangkan siswa yang mempunyai IQ very superior menggunakan penalaran deduktif dalam memecahkan masalah trigonometri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
24

Mellmann, Katja. „Monokauzalitás és pszeudointencionalitás“. nCOGNITO - Kognitív Kultúraelméleti Közlemények 2, Nr. 1 (15.12.2023): 5–34. http://dx.doi.org/10.14232/ncognito/2023.2.5-34.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
A történetmondást mindeddig a magyarázatra való kognitív hajlamra vezették vissza. Jelen tanulmányban a magyarázat kognitív műveletét az ok intuitív azonosításaként értelmezzük, amely Peirce "abdukció" fogalmával egyenértékű. Evolúciós szempontból ez a fajta következtetés igényesebb, mint az indukció (amely a tapasztalati tanulás minden formájában jelen van), és kevésbé igényes, mint a dedukció (amely az általános elvek explicit ismeretét igényli). A történetek e három modell bármelyike szerint felépülhetnek: szerveződhetnek a példa (dedukció), az eset (indukció) vagy a "detektív" elbeszélés (abdukció) szerkezetének megfelelően. Ezek a narratív struktúrák azonban nem feltétlenül tükrözik a történetek tényleges kialakulását. Amint azt az úgynevezett városi legendák mutatják, a történetek igen gyakran nem "abduktív módon" keletkeznek, azaz nem egy tényleges esetből indulnak ki, amelynek okát azután elbeszélik, hanem "deduktív módon" egy általános tudásból indulnak ki, és így egy lehetséges esemény bekövetkezését mesélik el. A városi legendák példája továbbá azt mutatja, hogy az elbeszélői kauzalitás általában monokauzális, valamint hogy a fizikai kauzalitást gyakran felváltja egy morális kauzalitás, amely egy felettes intencionalitást (például "istent" vagy "sorsot") feltételez. E tendenciák mindegyike evolúciósan magyarázható: a monokauzális gondolkodás annak ellenére, hogy megbízhatatlan, statisztikailag sikeresebb lehet a döntéshozatalban, mint az összetett, többtényezős ok-okozati összefüggések időigényes mérlegelése; a költői igazságosság ál-intencionalitása pedig az Ernst Topitsch által "szociomorfizmusnak" nevezett veleszületett diszpozícióra vezethető vissza, melynek a csoportos lét és a társadalmi hierarchiák kontextusában van jelentősége.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
25

Trimulyani, Laeli, Isnani und M. Shaefur Rokhman. „Efektifitas Model Pembelajaran Problem Posing Dengan Pendekatan Deduktif Terhadap Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika“. Integral (Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika) 2, Nr. 2 (21.06.2020): 125–31. http://dx.doi.org/10.24905/jppm.v2i2.41.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) prestasi belajar matematika peserta didik model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif telah mencapai target, 2) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap aktivitas belajar matematika 3) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika 4) ada perbedaan aktivitas dan prestasi belajar matematika antara peserta didik menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif dengan pembelajaran konvensional, 5) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap aktivitas dan prestasi belajar matematika.Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI semester II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten TegalTahun Pelajaran 2016/2017 terdiri atas 9 kelas sebanyak 257peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknikCluster Random Sampling. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 4 dan XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen, dan kelas XI IPS 2 dan XI IPS 5 sebagai kelas kontrol.Metode pengumpulan data menggunkan teknik dokumentasi, tes, dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah tes dan observasi. Instrumen telah teruji validitas dan reabilitas pada taraf signifikan 5%. Analisis data menggunakan uji proporsi satu pihak kanan, uji t satu pihak kanan, uji analisis varians multivariat satu arah dan -Hotteling.Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) prestasi belajar matematika peserta didik dengan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif telah mencapai target, 2) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap aktivitas belajar matematika, 3) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika, 4) ada perbedaan aktivitas dan prestasi belajar matematika antara peserta didik menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif dengan pembelajaran konvensional, 5) model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan Deduktif lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap aktivitas dan prestasi belajar matematika.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
26

Hr, Bq Malikah. „Kemampuan Penalaran Deduktif Matematis Siswa Melalui Modeling The Way“. Media Pendidikan Matematika 8, Nr. 1 (30.06.2020): 87. http://dx.doi.org/10.33394/mpm.v8i1.2576.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The purposes of this research were to determine: (1) is there a significant difference between the mathematical deductive reasoning abilities of students before and after learning of modeling the way (2) whether learning of modeling the way can improve the mathematical deductive reasoning abilities of students. The research was a quasi-experimental research, with one group pretest-posttest design. The location of this research was in MA NW Kabar, Sakra Sub-District, East Lombok Regency. The sample of this research were students of class XI MA NW Kabar. Instrument of this research was the mathematical deductive reasoning abilities test. The data of this research was analyzed using descriptive statistics with paired sampel t-test. The results of the research indicated as follows: (1) There is a significant difference between the mathematical deductive reasoning abilities of students before and after learning of modeling the way; (2) Based on the average and percentage of the mathematical deductive reasoning abilities test of students, the average of pretest is 49.48 with 40% of the students have the mathematical deductive reasoning abilities with good category, the average of posttest is 68.09 with 80% of the students have the mathematical deductive reasoning abilities with good category, it shows that the learning of modeling the way can improve the mathematical deductive reasoning abilities of students.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
27

Nierlich, Edmund. „Die deduktiv-nomologische Erklärung als hauptmotiv empirisch-wissenschaftlicher tätigkeit“. Erkenntnis 29, Nr. 1 (Juli 1988): 1–33. http://dx.doi.org/10.1007/bf00166364.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
28

Salim, Salim, und Hendra Nelva Saputra. „Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Lesson Study Dengan Strategi Pembelajaran Siklus Belajar Hipotesis Deduktif“. Jurnal Amal Pendidikan 3, Nr. 1 (30.04.2022): 87. http://dx.doi.org/10.36709/japend.v3i1.25738.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP, (2) kevalidan perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP, dan (3) keefektifan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif melalui kegiatan lesson study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakteristik perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP berupa perangkat pembelajaran tersusun sesuai dengan tahapan lesson study, perangkat yang hierarkis, mengikuti fase belajar eksplorasi, pengenalan, dan aplikasi; (2) perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP sangat valid untuk digunakan dalam pembelajaran; dan (3) pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran melalui lesson study dengan strategi pembelajaran siklus belajar hipotesis deduktif pada pembelajaran matematika SMP ditinjau dari aktivitas belajar dan ketuntasan belajar telah menyebabkan peningkatan yang signifikan pada tiap pertemuannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
29

Samiwahyuni. „Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif Topik Matematika melalui Metode Model Menggunakan LKPD“. Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra 2, Nr. 3 (01.05.2023): 281–92. http://dx.doi.org/10.55909/jpbs.v2i3.270.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca paragraf deduktif topik matematika melalui metode model menggunakan media LKPD bagi siswa kelas 6 SD. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 003 Pulau Palas, Tempuling, Indragiri Hilir, Riau di akhir semester genap tahun ajaran 2022/2023. Penelitian tindakan kelas menggunakan 4 prosedur yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 20 siswa kelas 6 SD Negeri 003 Pulau Palas, Tempuling, Indragiri Hilir, Riau yang belum mencapai KKM 75,00 dalam pembelajaran reguler untuk kompetensi keterampilan membaca paragraf deduktif topik matematika yang diiukti oleh 26 siswa. Instrumen penelitian ini: 1) LKPD berisi kaidah tentang menulis paragraf deduktif topik matematika dan model-model paragraf deduktif topik matematika; 2) RPP peningkatan keterampilan membaca paragraf deduktif topik matematika; 3) alat rekaman untuk observasi pembelajaran pelaksanaan tindakan; 4) instrumen tes keterampilan membaca paragraf deduktif topik matematika. Data keterampilan membaca paragraf deduktif topik matematika dianalisis menggunakan perinsip mean dan persen yakni suatu ukuran statistik deskriptif. Data proses pembelajaran dianalisis secara tematik. Untuk siklus 1 menghasilkan 11 siswa tuntas dalam pembelajaran dan untuk siklus 2 berhasil menuntaskan 7 siswa untuk mencapai KKM 75,00. Kata Kunci: keterampilan menulis, paragraf faktual, topik matematika, metode model, LKPD
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
30

Wijayanti, Dwi Antari, und Pinta Deniyanti. „Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis terhadap Kemampuan Menalar Deduktif Mahasiswa ditinjau dari Kemampuan Awal Representasi Matematis“. Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang 4, Nr. 1 (20.01.2020): 151. http://dx.doi.org/10.31331/medivesveteran.v4i1.899.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran means ends analysis (MEA) terhadap kemampuan menalar deduktif mahasiswa ditinjau dari kemampuan representasi matematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan quasi experiment dengan desain penelitian posttest only group control design. Objek penelitian sebagai populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika FMIPA UNJ yang mengambil mata kuliah geometri euclid. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sample adalah multistage random sampling. Sedangkan pengambilan data menggunakan instrumen tes kemampuan representasi matematis, tes kemampuan menalar deduktif, teknik analisis data menggunakan two-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menalar deduktif mahasiswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran MEA secara keseluruhan lebih tinggi dibanding mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Selain itu juga terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan representasi matematis yang berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menalar deduktif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan menalar deduktif mahasiswa yang memiliki kemampuan representasi matematis tinggi yang mendapat perlakuan model pembelajaran MEA lebih tinggi dibanding siswa diajar dengan pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelomok siswa yang memiliki kemampuan representasi matematis rendah, terdapat perbedaan kemampuan menalar deduktif yang signifikan antara siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran MEA dan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Kata kunci: model pembelajaran MEA, kemampuan menalar deduktif, Kemampuan awal representasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
31

Boullart, Karel. „De Deductie van het tragische“. Documenta 6, Nr. 1 (29.04.2019): 17–33. http://dx.doi.org/10.21825/doc.v6i1.10974.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
32

Saputra, Edy, und Rahmy Zulmaulida. „Analisis Kemampuan Penalaran Deduktif Siswa pada Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)“. Suska Journal of Mathematics Education 7, Nr. 2 (30.11.2021): 113. http://dx.doi.org/10.24014/sjme.v7i2.14788.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Pembelajaran tentang simbol, konsep-konsep abstrak dan berbagai pola sudah dipelajari dari dulu dalam ilmu matematika. Berbagai konsep yang dipelajari dalam matematika menjadi titik ukur dalam membantu pemahaman dan perkembangan kemampuan berpikir, salah satunya yaitu kemampuan penalaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan penalaran deduktif siswa pada pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran-gambaran tentang kemampuan penalaran deduktif siswa secara terstruktur, terukur, yang akurat dan kebaruan yang berhubungan dengan paparan masalah yang diteliti. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling dari total 25 orang subjek penelitan yaitu siswa SMP kelas VIII yang dibagi menjadi tiga kategori dan dipilih satu orang setiap kategori untuk dianalisis. Tes kemampuan penalaran deduktif dan wawancara dengan subjek penelitian menjadi teknik yang dipilih dalam pengumpulan data. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik triangulasi sumber yaitu menyesuaikan data hasil tes dengan data yang diperoleh dari wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan penalaran deduktif siswa pada pembelajaran CPS dibedakan pada tiga tingkatan yaitu 16% siswa pada tingkat penalaran tinggi dengan pencapaian maksimal pada semua indikator kemampuan penlaran deduktif, 52% siswa pada tingkat penalaran sedang dengan pencapaian pada empat indikator krmampuan penalaran deduktif, dan 32% siswa pada tingkat penalaran rendah dengan pencapaian dua indikator kemampuan penalaran deduktif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
33

Suryani Lukman, Hamidah, und Yanti Mulyanti. „ANALISIS VALIDITAS BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR BERBASIS STRATEGI ABDUKTIF-DEDUKTIF“. M A T H L I N E : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 2, Nr. 2 (01.08.2017): 159–66. http://dx.doi.org/10.31943/mathline.v2i2.43.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This paper explains about the analysis of validity of abstract algebra teaching materials based on abductive-deductive strategy which is the first stage on research and development study, expert judgement. The instrument used in this research is validation sheet consisting of five aspects of the assessment, namely the feasibility of the material aspect, the feasibility of the language aspect, the feasibility of the presentation aspect, the feasibility of teaching effect on the student learning process, and the feasibility of the overall display aspect. Validator involved in this research is four experts in mathematics education. The data of this research are analyzed descriptively. The result of this research shows that 80% of eligibility criteria of the material aspect have been fulfilled are categorized as very good (4.21), 90% of language aspect eligibility criteria have been fulfilled and categorized excellent (4.81), 85% of the presentation aspect eligibility criteria have been fulfilled and categorized as very good (4.50), 80% of the criteria for the effect of teaching materials on the students' learning process have been fulfilled as very good category (4.25), and 80% of eligibility criteria of the overall display aspect have been fulfilled and categorized as very good (4.25). Based on these data, 85% of the criteria for the assessment of the feasibility of Abstract algebra teaching materials based on the abductive-deductive strategy have been fulfilled, categorized as very good (4.35), and suitable for use in learning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
34

Shodikin, Ali. „Strategi Abduktif-Deduktif Pada Pembelajaran Matematika Dalam Peningkatan Disposisi Siswa“. MADRASAH 7, Nr. 2 (29.01.2016): 22. http://dx.doi.org/10.18860/jt.v7i2.3321.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
<span><em>Learning with abductive-deductive strategy is the type of a new approach </em><span><em>learning of mathematical thought processes. The purpose of this research is </em><span><em>to improve students’ mathematical disposition using abductive-deductive</em><br /><span><em>strategy. Research carried out a nonrandomized control group, prescalepostscale design in eleventh class in one high school in Pati regency, </em><span><em>Central Java. Data analysis was conducted quantitative-qualitative </em><span><em>research by category early mathematical ability (KAM) and overall. In </em><span><em>addition, purpose of research is to also analyze the interaction between </em><span><em>learning and KAM. The results showed that the increase of students </em><span><em>who got a mathematical disposition learning with abductive-deductive </em><span><em>strategy have same result with the students who got expository. In more </em><span><em>detail, the category of upper class and middle class is showing the same </em><span><em>increase. While the below categories has an increased disposition smaller </em><span><em>than the expository. Interaction between learning and KAM to increase </em><span><em>the disposition showed no signifiant relationship. This research expected </em><span><em>teachers to notice early mathematical ability of students in mathematics</em><br /><span><em>and give special attention related to increase in students’ mathematical </em><span><em>disposition, due to certain student groups despite a suitable learning to </em><span><em>improve students’ mathematical ability and disposition, however different</em><br /><span><em>the early mathematical ability showed different results</em><br /><span><strong>Keywords: </strong><span><em>Strategi Abduktif-Deduktif, Peningkatan, Disposisi </em><span><em>Matematis.</em></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /><br class="Apple-interchange-newline" /></span></span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
35

Putra, Yogi Arnaldo, Mardepi Saputra, Muhammad Fakhrur Rozi und Niko Zulni Pratama. „Pengaruh Metode Induktif Dan Metode Deduktif Terhadap Kemampuan Motorik Siswa“. Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan 21, Nr. 3 (29.05.2023): 545–58. http://dx.doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v21i3.11829.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, kemampuan motorik siswa MIN Lubuk Buaya Padang masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pengaruh metode induktif dan deduktif terhadap kemampuan motorik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian pre-test dan post-test. Populasi penelitian terdiri dari 256 siswa, sedangkan sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling dengan hasil 40 siswa laki-laki sebagai sampel. Pengukuran kemampuan motorik dilakukan dengan menggunakan Scott Motor Ability yang terdiri dari lemparan bola basket, 4 detik. dash, wall pass, dan broad jump.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode induktif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik siswa dengan thitung = 17,64 > ttabel = 1,73, (2) metode deduktif juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik siswa dengan thitung = 11,57 > ttabel = 1,73, (3) keefektifan metode induktif lebih tinggi dari metode deduktif terhadap kemampuan motorik siswa dengan thitung = 8,23 > ttabel = 1,73. Oleh karena itu disarankan kepada guru olahraga untuk menggunakan metode induktif karena metode ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan motorik siswa MIN Lubuk Buaya Padang. Metode deduktif dan induktif sangat cocok pada pembelajaran siswa sehingga guru dapat menerapkannya pada lingkungan wilayah budaya sumatera.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
36

Pelipa, Emilia Dewiwati, und Anna Marganingsih. „PENGARUH PENDEKATAN DEDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI“. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI) 7, Nr. 3 (01.12.2022): 456–64. http://dx.doi.org/10.31932/jpe.v7i3.1584.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This study aims to determine the effect of the deductive approach on student learning outcomes in financial management courses on the basic concept material for the capital budgeting program in Economics education studies at STKIP Persada Khatulistiwa sintang. The financial management course is one of the compulsory courses and the material for the basic concepts of capital budgeting is the core material of the financial management course. This study uses experimental research methods with a quasy experimental research design with nonequivalent control group design. The results showed that the pretest in the experimental group and the control group showed that tcount -1.301 was smaller than ttable 2.048. The posttest in the experimental group and the control group showed that the tcount was 2.254 greater than the ttable 2.048. The results of the pretest and posttest in the experimental group showed a tcount of 8.035 greater than a ttable of 2.048). Based on the research results, it can be interpreted that there is an influence of the deductive approach on student learning outcomes in financial management courses on the basic concepts of capital budgeting
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
37

Nasution, Eline Yanty Putri, Ayu Dasmina und Selvia Erita. „Strategi Abduktif-Deduktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa“. Venn: Journal of Sustainable Innovation on Education, Mathematics and Natural Sciences 1, Nr. 1 (18.09.2022): 13–20. http://dx.doi.org/10.53696/2964-867x.55.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The background in this research is the lowerness of students’ problem solving skill. This research aim to improve students' problem solving skill by using abductive-deductive strategies. This research used the quasi-experimental method with the Control Group Pretest-Posttest design. The research population was all of VIII grade students in SMPN 4 Kerinci. We use the survey technique to determine the research sampel. The sample of this research was students of VIII A grade as the control class and the students of VIII B grade as the experimental class. The research instruments used in this research is problem solving ability test. The pretest was given before the learning begun then the posttest was given after the learning process. The results of this research indicate that students in the experiment class have better problem solving skills than the control class. The conclusion of this research was the abductive-deductive strategies can improve the students’ problem solving ability.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
38

Gunawan Barutu, Indra, Abudarin und Nopriawan Berkat Asi. „Perbedaan Penguasaan Konsep Kerja Larutan Penyangga Hasil Pembelajaran Menggunakan LKS-Induktif Dan LKS-Deduktif Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019“. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang 10, Nr. 2 (31.12.2019): 161–74. http://dx.doi.org/10.37304/jikt.v10i2.30.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Mengacu pada kurikulum 2013, pembelajaran menggunakan LKS adalah salah satu cara guru untuk berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran kimia. Larutan penyangga merupakan pengetahuan konseptual, sehingga LKS dapat dirancang dengan alur berpikir induktif dan deduktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penguasaan siswa pada konsep kerja larutan penyangga hasil pembelajaran menggunakan LKS-induktif dan deduktif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain ‘Pretes-Postes Control Group’. Dua kelompok kelas dipilih sebagai sampel yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Satu kelas disebut sebagai kelas induktif yaitu kelas yang diberi perlakuan belajar menggunakan LKS-induktif dan satu kelas disebut sebagai kelas deduktif yaitu kelas yang diberi perlakuan belajar menggunakan LKS-deduktif. Data penguasaan siswa dijaring menggunakan soal tes dalam bentuk soal uraian terbatas. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U Test. Hasil uji Mann Whitney U Test pada taraf signifikasi 5% menggunakan program SPSS versi 25 adalah 0.856 (0.856 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan konsep kerja larutan penyangga hasil pembelajaran menggunakan LKS-induktif dan deduktif pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
39

Sumantri, Agus, Ashinta Sekar Bidari und Novita Alfiani. „PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP KETENTUAN HUKUM ATAS PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA (Studi Putusan Pengadilan Negeri Sragen No. 199/Pid.Sus/2019/PN.Srg)“. RECHTSTAAT NIEUW: Jurnal Ilmu Hukum 6, Nr. 1 (27.10.2021): 29–42. http://dx.doi.org/10.52429/rn.v6i1.88.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Tujuan penulisan ini untuk mengetahu pertimbangan hakim terhadap ketentuan hukum atas pencabutan keterangan terdakwa dalam persidangan Putusan Pengadilan Negeri Sragen No. 199/Pid.Sus/2019/PN.Srg. Penelitian ini berjenis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, bersifat perpektif merupakan hal substansial yang tidak mungkin dapat dipelajari oleh disiplin lain yang obyeknya juga hukum. Jenis data pada penelitian ini dengan pendekatan kasus (case approach), sumber data menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang berupa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode analisis data menggunakan metode deduktif sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh aristoteles penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan Hakim Terhadap Pencabutan Keterangan Terdakwa dalam Persidangan Putusan Pengadilan Negeri Sragen No. 199/Pid.Sus/2019/PN.Srg. Putusan Pengadilan didasarkan dalam dakwaan yaitu Pasal 112 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, untuk memenuhi rasa keadilan maka sebelum menjatuhkan pidana Pengadilan akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan pidana yang dijatuhkan sebagai berikut: a) Keadaan yang memberatkan: 1) Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan Narkotika, 2) Implikasi pada pencabutan keterangan terdakwa, penyalahgunaan Narkotika dapat merugikan kehidupan manusia dan kehidupan bangsa; b) Keadaan yang meringankan: 1) Terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesali perbuatannya, 2) Terdakwa tidak berbelit-beli dalam memberikan keterangannya, dan 3) Terdakwa belum pernah dihukum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
40

Aulia, Nurlaely, Zaini Abdul Bahza und Goziyah Goziyah. „JENIS PARAGRAF DALAM SURAT KABAR ONLINE CNN INDONESIA BERTEMA VIRUS CORONA“. Jurnal Sasindo UNPAM 8, Nr. 1 (01.06.2020): 1. http://dx.doi.org/10.32493/sasindo.v8i1.1-11.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis paragraf yang terdapat pada dua surat kabar online CNN Indonesia yang bertema virus corona. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis isi untuk menganalisis jenis paragraf. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan sebagai objek analisis menggunakan dua sumber data yaitu dua teks berita yang berjudul “Telkom Konfirmasi Suspect Virus Corona Meninggal di Cianjur” dan “WNI Positif Corona, Kenali Cara Pencegahannya” diunduh tanggal 3 Maret 2020 pukul 14.30 WIB. Hasil dari analisis jenis paragraf berdasarkan letak pikiran utama dan kalimat topik, paragraf deduktif mendominasi paragraf dalam surat kabar. Jenis paragraf yang mendominasi dari kedua surat kabar adalah paragraf deduktif dengan jumlah empat paragraf. Jenis paragraf induktif dari kedua surat kabar berjumlah satu paragraf. Jenis paragraf deduktif-induktif dari kedua surat kabar berjumlah satu paragraf, dan jenis paragraf induktif-deduktif dari kedua surat kabar berjumlah dua paragraf.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
41

Malherbe, Michel. „Bacon et la deductio ad praxin“. Revue philosophique de la France et de l'étranger 128, Nr. 1 (2003): 7. http://dx.doi.org/10.3917/rphi.031.0007.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
42

Meerbote, Ralf. „Deduktion und Beweis in Kants Transzendentalphilosophie“. International Studies in Philosophy 21, Nr. 3 (1989): 96–97. http://dx.doi.org/10.5840/intstudphil19892137.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
43

Baader, Franz, Bernhard Beckert und Tobias Nipkow. „Deduktion: von der Theorie zur Anwendung“. Informatik-Spektrum 33, Nr. 5 (06.08.2010): 444–51. http://dx.doi.org/10.1007/s00287-010-0461-3.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
44

Descher, Stefan. „Deduktive Schlüsse in der literaturwissenschaftlichen Praxis“. Journal of Literary Theory 13, Nr. 2 (06.09.2019): 145–60. http://dx.doi.org/10.1515/jlt-2019-0005.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract It is sometimes suggested that deductive reasoning has no place in literary studies, particularly when it comes to the justification of literary interpretations. The thesis is that deductive arguments (almost) never occur and deductive reasoning plays no or at most a marginal role in the actual practice of interpretation. In this essay I will argue that this thesis is false. Using counterexamples, it can be shown that deductive arguments are de facto used in the practice of literary interpretation. Although only an exemplary and not comprehensive investigation of argumentative practices in literary studies can be made here, it can also be made plausible that deductive arguments are not exceptions, but a normal, regularly encountered and legitimate phenomenon of this practice. Furthermore, it can be shown that the thesis criticized here is based on a too narrow understanding of deductive reasoning. Finally, I will argue that (from a methodological point of view) it would be an unnecessary restriction to exclude deductions from our methodological toolbox: to abandon deductive reasoning from the practice of interpretation would be tantamount to renouncing a useful method of justifying (and refuting) interpretive hypotheses. Therefore, a fundamental methodological scepticism about deductive reasoning is unfounded. The essay is structured as follows: First, I will present a current example of how the sceptical attitude towards deductions in literary studies is motivated (Section 1). I will show that the concept of deduction underlying this scepticism is usually based on the assumption that deductive arguments contain ›general rules‹ or ›law-like assertions‹ in their premises. Second, I will confront the concept of deduction assumed there with the understanding of deductive arguments as it is usually assumed in logic (Section 2). It will become apparent that a conception of deductive arguments based on general rules or law-like assertions is (though not false) too narrow. After a short caveat concerning the reconstruction of ›real‹ arguments in general (Section 3), I will present some examples of deductive arguments in interpretations of literary texts (Section 4). These arguments have the logical form of arguments from modus ponens, modus tollens and disjunctive syllogism. The examples not only show that deductive reasoning actually occurs in the practice of literary interpretation, but also make it plausible that deductive arguments are an unproblematic and legitimate method of justifying and/or refuting interpretations. After considering what causes may have led to the dissemination of the thesis that deductions do not occur in practice (Section 5), I conclude with a plea to accept deductive arguments as a legitimate tool of justification among many others (Section 6).
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
45

Samaya, Doni. „INTERAKSI PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF PADA MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG“. UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra 15, Nr. 1 (10.07.2019): 77. http://dx.doi.org/10.26499/und.v15i1.1417.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This research starts from the researchers’ observation that most students still haven't been able to write paragraphs correctly. During this time, students just write without regard to the concept of the right of the paragraph so that it causes a large number of errors in the writing of a paragraph especially deductive paragraph. This study aims to describe the interaction of the students with lecturers, students and lecturers. In addition, the study also aims to find out the factors that affect of the students in writing a deductive paragraph. Method of this research was using a combination of qualitative and quantitative. The collection of data in this study was conducted with the questionaire of enclosed, test the deductive paragraph writing performance, and useful observations. The questionqire closed spring results data would be presentation clearly; results of writing test data is described based on deductive paragraph writing assessment rubric by Oshima and Hogue (2006); data and observations are also useful is described clearly. Based on analysis of data researchers get results that 1) there were some factors which influence the students in writing deductive paragraph; 2) there were three learning interactions in writing deductive paragraph of students in FKIP Tridinanti University of Palembang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
46

Yuni Artini, Putu Candra, Ida Bagus Nyoman Sudria und Ngadiran Kartowasono. „PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN POLA DEDUKTIF“. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 3, Nr. 2 (11.10.2019): 77. http://dx.doi.org/10.23887/jpk.v3i2.21131.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
AbstrakPenelitian dan pengembangan pendidikan (R&D) ini bertujuan (1) mengembangkan dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran pola deduktif pada pokok bahasan larutan penyangga, (2) mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dari hasil penilaian dan masukan ahli dan praktisi. R&D mengikuti prosedur Borg dan Gall yang dibatasi sampai tahap validasi produk dan uji keterbacaan. Data hasil penelitian ini meliputi hasil analisis kebutuhan, rancangan prototipe perangkat pembelajaran, pembuatan perangkat pembelajaran, validasi produk, dan deskripsi karakteristik perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif. Hasil-hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan diperlukannya perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik pola deduktif. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif meliputi RPP, LKS, teks materi pelajaran, dan instrumen penilaian. Karakteristik RPP, LKS, dan teks materi pelajaran yang dikembangkan adalah menyajikan isi dengan urutan konsep dan tahapan penalaran yang sama (deduktif). Hasil validasi menunjukkan sebagian besar aspek perangkat pembelajaran mendapat rata-rata penilaian dengan kategori baik dari validator. Hasil uji keterbacaan pada siswa SMA juga menunjukkan tingkat keterbacaan LKS, teks materi, dan tes hasil belajar dalam kategori baik. Dengan demikian, perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif yang telah dikembangkan memiliki validitas memadai (baik).Kata-kata kunci: perangkat pembelajaran, pendekatan saintifik, pola deduktif, larutan penyangga AbstractThis education research and development (R&D) was aimed to (1) develop and describe the characteristic of deductive learning tools on the topic of buffer solution, (2) describe the validity of developed learning tools from validators’ assessment results. R&D follow procedures by Borg and Gall that is limited until product validation and readabilty test. Results of the research were need assessment, planning of learning tools prototype, making of learning tools, validation data, and characteristic description of deductive learning tools. The research results were analyzed qualitatively. The need assessment result show that scientific deductive learning tools were needed. The products produced were scientific deductive learning tools which included lesson plan, worksheet, reading text, and assessment instrument. The characteristic of lesson plan, worksheet, and reading text are presenting content with same concept arrangement and reasoning step (deductive). Validation result show that most aspects of developed learning tools got good category judgement from validators. The readability test result also showed that level of students understanding on developed learning tools was in good category. Therefore, deductive learning tools on the topic of buffer solution that had been developed have good validity. Keywords: learning tools, scientific approach, deductive pattern, buffer solution
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
47

Adiputra, Yosi, und Handayani Eka Putri. „Penerapan Strategi Abduktif-Deduktif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMK“. Laplace : Jurnal Pendidikan Matematika 4, Nr. 2 (05.10.2021): 261–69. http://dx.doi.org/10.31537/laplace.v4i2.559.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan penalaran matematis pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa SMK yang pembelajarannya menggunakan strategi abduktif-deduktif dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Pretest Posttest Kontrol Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kuningan, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, diperoleh sampel penelitian sebanyak 2 kelompok yaitu kelas XI TBSM 1 sebanyak 29 siswa yang merupakan kelompok eksperimen, dan kelas XI TBSM 2 sebanyak 28 siswa yang merupakan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data berupa tes kemampuan penalaran matematis. Dalam melakukan analisis data kuantitatif, digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi abduktif-deduktif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode konvensional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
48

Saputri, Vioni. „Pengembangan Modul Elektronik Teks Hikayat Berbasis Model Deduktif Kelas X SMA“. PAKAR Pendidikan 18, Nr. 1 (05.06.2021): 46–56. http://dx.doi.org/10.24036/pakar.v18i1.184.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The research was conducted to overcome the limitations of Indonesian language teaching materials. The purpose of this research is to explain the process and produce the product for the development of the electronic module for saga text learning based on the deductive learning model with valid, practical, and effective criteria to use. The research model used includes 4 stages, namely defining, designing, developing, and spreading. This research uses qualitative and quantitative data. The qualitative data were obtained from filling in two questionnaires, namely the validation of the electronic module and practicality and the sheet from making observations on student activities and student affective. Quantitative data were obtained based on student learning outcomes in saga text material. The results of this study indicate that the electronic module of saga text based on the deductive model is valid, practical, and effective. This is evidenced from the results of validity, practicality, and effectiveness. The practicality of the electronic module by teachers and students was 86.66% and 87.35% in the very practical category. The effectiveness of the electronic module based on the attitude aspect score is 92% with the predicate A and is categorized as very effective. The effectiveness of the electronic module based on student learning outcomes for the cognitive aspect is 90.24 with the A predicate and 86.64% for the aspect of developing saga in the form of short stories with the predicate A so that it is categorized as very effective.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
49

Jupri, Al, Siti Fatimah und Dian Usdiyana. „Dampak Perkuliahan Geometri Pada Penalaran Deduktif Mahasiswa: Kasus Pembelajaran Teorema Ceva“. AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 11, Nr. 1 (15.07.2020): 93–104. http://dx.doi.org/10.26877/aks.v11i1.6011.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Geometry is one of branches of mathematics that can develop deductive thinking ability for anyone, including students of prospective mathematics teachers, who learning it. This deductive thinking ability is needed by prospective mathematics teachers for their future careers as mathematics educators. This research therefore aims to investigate the influence of the learning process of a geometry course toward deductive reasoning ability of students of prospective mathematics teachers. To do so, this qualitative research was carried out through an observation of the learning process and assessment of the geometry course, involving 56 students of prospective mathematics teachers, in one of mathematics education program, in one of state universities in Bandung. A geometry topic observed in the learning process was the Ceva’s theorem, and the assessment was in the form of an individual written test on the application of the Ceva’s theorem in a proving process. The results showed that the learning process emphasizes on proving of theorems and mathematical statements. In addition, the test revealed that ten students are able to use the Ceva’s theorem in a proving process and different strategies of proving are found, including the use of properties of similarity between triangles and of the concept of trigonometry. This indicates a creativity of student deductive thinking in proving process. In conclusion, the geometry course that emphasizes on proving of theorems and mathematical statements has influenced on filexibility of student deductive thinking in proving processes.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
50

Kesuma, Mezan, und Reni Puspita Sari. „Pengembangan Modul Sharaf Dengan Pendekatan Deduktif Di Pondok Modern Madinah Lampung“. Studi Arab 11, Nr. 1 (30.06.2020): 27–36. http://dx.doi.org/10.35891/sa.v11i1.1944.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The objectives of this study are: 1) Developing the sharaf modules with the deductive approach, 2) Knowing the feasibility of the sharaf module with a deductive approach and 3) Knowing the effectiveness of the sharaf module with the deductive approach of class X students in Pondok Modern Madinah Labuhan Maringgai, East Lampung. The development model used the Borg and Gall model with seven stages, namely: preliminary study, research planning, design development, limited trials, limited revision of trial results, wider product testing, and wider revision of trial results. Observing the above statement, the results of this study show that: development of sharaf module with deductive approach is very feasible to use, the results of the material expert validation are 89% and the learning design expert validation results are 86%, the average score of the student's pretest is 54.16 and the posttest value is 84.16. Based on the results of calculations using the SPSS application 24, it is known that the value of to = 15.288 and ttable 1.69913 at a significance level of 5%, so it can be concluded that there is a difference between the pretest value t and posttest grade X students, because t0 15.288> ttable 1.69913, Ha accepted and Ho rejected
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie