Auswahl der wissenschaftlichen Literatur zum Thema „Batak Primers“

Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an

Wählen Sie eine Art der Quelle aus:

Machen Sie sich mit den Listen der aktuellen Artikel, Bücher, Dissertationen, Berichten und anderer wissenschaftlichen Quellen zum Thema "Batak Primers" bekannt.

Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.

Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.

Zeitschriftenartikel zum Thema "Batak Primers"

1

Putri, Lollie Agustina P., Ayu O. Y. Sinaga, Indri M. S. Sembiring, Hot Setiado, Ann Sinaga und M. K. Bangun. „Diversitas Genetik Populasi Tumbuhan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Sumatera Utara Berbasis Molekuler“. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) 1, Nr. 1 (16.10.2018): 95–104. http://dx.doi.org/10.32734/anr.v1i1.104.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Andaliman adalah tumbuhan yang khas dijumpai di Sumatera Utara dan hanya dikenal untuk masakan Batak serta tumbuh secara liar. Saat ini dikhawatirkan akan menjadi punah karena mengalami penurunan jumlah individu (tidak ada upaya membudidayakan). Diversitas genetik suatu tumbuhan sangat penting karena akan mempengaruhi eksistensinya di alam dan diperlukan untuk program pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengklarifikasi keragaman genetik populasi andaliman Sumatera Utara. Sebanyak 30 aksesi andaliman dari berbagai ketinggian yang digunakan berasal dari 3 populasi yaitu dari Kabupaten Dairi, Tanah Karo dan Simalungun. Analisis molekuler RAPD dilakukan dengan menggunakan 10 primer acak. Kesepuluh primer tersebut menghasilkan 50 pola pita DNA, dengan tingkat polimorfisme mencapai 90 %. Selanjutnya koefisien keragaman genetik dan dendogram filogenetik diperoleh menggunakan software Darwin 6.0 dan GenAlEx 6.502. Hasil ini menunjukkan bahwa 30 aksesi andaliman tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat aksesi andaliman yang berasal dari tiga kabupaten tersebut dan dari ketinggian yang berbeda, artinya setiap aksesi andaliman tidak mengelompok berdasarkan daerah dan ketinggian tempatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30 aksesi dari tiga lokasi menunjukkan keragaman genetik yang tinggi. Andaliman is a typical plant found in North Sumatra and is known for Batak cuisine and grows wildly. At present, it is feared that it will become extinct due to a decline in the number of individuals (there is no effort to cultivate). The genetic diversity of a plant is very important because it will affect its existence in nature and is needed for plant breeding programs. This study aims to clarify the genetic diversity of the North Sumatra andaliman population. A total of 30 andaliman accessions from various heights used came from 3 populations, such as from Dairi District, Tanah Karo, and Simalungun. RAPD molecular analysis was carried out using 10 random primers. The ten primary produce 50 DNA banding patterns, with a level of polymorphism reaching 90%. Furthermore, the genetic diversity coefficient and phylogenetic dendogram were obtained using software of Darwin 6.0 and GenAlEx 6.502. These results indicate that 30 andaliman accessions are grouped into three groups. In each group there are Andaliman accessions originating from the three districts and from different heights, meaning that each of Andaliman's accessions does not group based on the area and height of the place. The results of this study indicate that 30 accessions from three locations showed high genetic diversity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Valenta, Neneng Sevty, und Adriani Adriani. „STUDI TENTANG BATIK BATAM (Studi Kasus di Indra Batik Batam di Kota Batam)“. Gorga : Jurnal Seni Rupa 11, Nr. 1 (30.06.2022): 89. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.29696.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The background of this research is an approach of Batam batik, particularly in the Indra Batik Batam batik business. The shape of the batik designs and the batik method in Indra Batik Batam are still unfamiliar to the inhabitants of Batam city. The batik process at Indra Batik Batam is the same as the batik process in general, namely tool and material preparation. During the dying process, the batik is coloured and partially certain parts are colored with a brush. The purpose of this research is to describe the shape of the Batam batik motif as well as the batik technique at Indra Batik Batam.This research method uses a qualitative descriptive approach with a case study method. The types of data are primary and secondary data. Data was collected by observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The validity of the data is carried out by triangulation of the leader and the person who creates the motif.The results of the research on Batam batik have 16 motifs that have been patented by HKI, namely Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu, and Marlin Berlak. The process of batik at Indra Batik Batam begins with the preparation of tools and materials. The stage of batik then moves on to stamping and the blocking or blocking technique. The coloring procedure involves preparing remazol dye, dabbing, dyeing, and applying color reinforcement. For the last steps are 'pelorodan' (the process of removing the wax that is still attached to the mori cloth) and finishing.Keywords: batik, coloring process, batik motif.AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi tentang batik batam khususnya di usaha batik di Indra Batik Batam. Masyarakat kota Batam pun masih belum mengenal seperti apa bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam. Proses membatik di Indra Batik Batam sama halnya dengan proses membatik pada umunya yaitu, persiapan alat dan bahan. Kemudian pada saat proses pewarnaan pembatikan dilakukan secara dicelup dan sebagaian dilakukan secara dicolet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripstif kualitatif dengan metode studi kasus. Jenis data yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisi data dilakukan reduksi data, penyajian data, penarik kesimpulan. keabsahan data dilakukan dengan triangulasi terhadap pimpinan dan orang yang menciptakan bentuk motif. Hasil penelitian batik batam memiliki 16 motif sudah di patenkan oleh HKI yaitu Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu dan Marlin Berlak. Proses membatik di Indra Batik Batam diawali tahap persipan alat dan bahan. Setelah itu tahap pembatikan yaitu mencap dan proses nembok atau ngeblok. Kemudian tahap pewarnaan yaitu menyiapkan zat warna remazol, mencolet, mencelup dan memberi penguat warna. Untu tahap terakhir pelordan dan finishing.Kata Kunci: batik, proses pewarnaan, motif batik. Authors:Neneng Sevty Valenta : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References: Aziz, I. (2013). Ensiklopedia Batik Yogyakarta. Yogyakarta: Gita Nagari. Cut & Ratna. (2005). Tekstil. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara.Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: AndiOfset.Murtihadi, dkk. (2008). Pengetahuan Teknologi Batik. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Teknologi Kerumahtanggan dan Kejuruan Kemasyarakatan Jakarta.Sri, Herlina dan Dwi, Yuniasri P. (2013). Pewarnaan Untuk SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Asria Rangkuti, Erfina Nur, und Fatmariza Fatmariza. „Karakter Anak pada Perkawinan Campuran Suku Minangkabau dan Batak di Kelurahan Tanjung Buntung“. Journal of Civic Education 3, Nr. 4 (14.12.2020): 421–29. http://dx.doi.org/10.24036/jce.v3i4.391.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter anak pada perkawinan campuran suku Minangkabau dan Batak di Kelurahan Tanjung Buntung Kecamatan Bengkong Kota Batam, Penelitian ini dilatarbelakangi karena sering ditemukan perbedaan didikan karakter antara anak perempuan dan laki-laki pada perkawinan campuran suku Minangkabau dan Batak di Kelurahan Tanjung Buntung Kecamatan Bengkong Kota Batam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, adapun data informan dalam penelitian ini adalah: masyarakat, keluarga yang melakukan perkawinan campuran, kepala KUA. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder yang didapatkan dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan melalui teknik triangulasi, kemudian analisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan selanjutnya disimpulkan untuk penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkawinan campuran antara suku Minangkabau dan Batak memberikan dampak terhadap pembentukan karakter anak, dalam suku batak terkenal dengan bahasa yang keras namun makna nya baik dan lemah lembut, sedangkan dalam suku minangkabau anak diajarkan dengan lemah lembut, namun terkadang dengan bahasa yang sedikit kasar tapi tujuannya baik agar anak memiliki watak yang keras dan pantang menyerah. Dalam perkawinan campuran ini, tidak ada perbedaan derajat antara anak laki-laki maupun perempuan, dalam kedua suku anak laki-laki dan perempuan sama. Oleh karena itu, peran orang tua yang berbeda-beda di setiap keluarga yang mana peran orang tua sangat menentukan kualitas anak dalam berkarakter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Ando Triadi Manurung, Antonius. „Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Pada Masyarakat Adat Batak Toba Di Desa Sungai Kerjan“. Zaaken: Journal of Civil and Business Law 4, Nr. 1 (20.02.2023): 91–108. http://dx.doi.org/10.22437/zaaken.v4i1.22452.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
This study aims (1) to find out and analyze the implementation of inheritance distribution to the Toba Batak Indigenous People in Sungai Kerjan Village, Bungo Regency, Jambi Province; (2) To find out and analyze the factors that influence changes in the process of dividing the Toba Batak customary heritage in Sungai Kerjan Village, Bungo Regency, Jambi Province. This research is descriptive analysis with the type of Juridical Empirical research, which uses primary data sources and secondary data. Primary data collection techniques through observation and interviews with customary leaders and those who have carried out inheritance. Secondary data collection techniques through library research. The discussion of this research is the daughters of the Toba Batak indigenous people in Sungai Kerjan Village who receive inheritance. The results of this study are that inheritance in the Toba Batak Indigenous People in Sungai Kerjan Village has experienced a change in inheritance where daughters get a share of the inheritance. This change is caused by several factors, namely: the factor of justice, the factor of religion, and the factor of compassion. Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pembagian warisan pada Masyarakat Adat Batak Toba di Desa Sungai Kerjan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ; (2) Untuk mengatahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam proses pembagian warisan adat Batak Toba di Desa Sungai Kerjan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan jenis penelitian Yuridis Empiris, yang mempergunakan sumber data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara terhadap Ketua Adat dan Pihak yang telah melaksanakan pewarisan. Teknik pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan. Pembahasan penelitian ini adalah anak perempuan pada masyarakat adat Batak Toba Di Desa Sungai Kerjan yang mendapatkan harta warisan. Hasil penelitian ini adalah Pewarisan pada Masyarakat Adat Batak Toba di Desa Sungai Kerjan telah mengalami perubahan dalam pewarisan dimana anak perempuan mendapatkan bagian dari harta warisan. Perubahan ini disebab kan oleh beberapa faktor yaitu: faktor keadilan, faktor agama, dan faktor kasih sayang. Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Adriani, Adriani, und Nova Fitriani. „MOTIF DAN MAKNA MOTIF TENUN ULOS BATAK ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN“. Gorga : Jurnal Seni Rupa 12, Nr. 2 (30.11.2023): 302. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v12i2.49593.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
The current problem is that the Angkola Batak Ulos weaving is not widely known to the public, because the types of Ulos in North Sumatra are very diverse. This research was conducted to describe the shape of the motifs, the meaning of the motifs and the weaving technique of Angkola Batak Ulos in South Tapanuli Regency. The research method used is descriptive qualitative with data types in the form of primary data and secondary data. Collecting data in this study using observation techniques, interviews and documentation. The results of the research show that the Ulos Batak Angkola weaving motifs in South Tapanuli Regency consist of 17 motifs, namely pusuk robung, distance, cap mumbang, hiok-hiok, sijobang, singap, simata na maraturan, simata namaradopan, Ruang, lus-lus, bungo ros, iran-iran, letters, naginjang signs, sirat, jojak, suri-suri. The shape of the Ulos weaving motif is geometric and decorative. The source of inspiration for the Angkola Batak Ulos weaving motifs is living things and the surrounding environment. The meaning contained in the Ulos Batak Angkola woven motif is in the form of advice, hopes and prayers as well as the family tree of the people of North Sumatra. The Angkola Batak Ulos weaving technique is to carry out the preparatory process, namely mangunggas, manjomur, mangukul, mangasoli, mangani. After that, weaving can only begin, in weaving the position of the two legs must be straight ahead, the soles of the feet are right on the point. The sitting position must be fixed (not shifting) because it will affect the balance of the body when weaving. In making a motif, the first thing to do is move the guyun first, then carry the guyun with both hands, so that you can see the voids in the warp threads, use balobas to make it easier to count the threads, after that the motif making can be done according to the calculation of the motif. Use the tipak to secure the thread. So that the Ulos Batak Angkola weaving in South Tapanuli Regency can develop according to fashion developments but refers to the characteristics of regional motifs so that it becomes attractive to consumers, for this, targeted guidance and support from the government is needed for weaving craftsmen in South Tapanuli Regency.Keywords: weaving, Ulos Batak Angkola. AbstrakPermasalahan dewasa ini tenun Ulos Batak Angkola belum banyak dikenal masyarakat, dikarenakan jenis Ulos di Sumatera Utara sangat beragam. Riset dilaksanakan untuk mendeskripsikan model motif, makna dari motif dan teknik menenun Ulos Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang dipakai ialah deskriptif kualitatif dengan jenis data berupa data yang bersifat primer dan data sekunder. Pengumpulan data penelitian memakai teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif tenun Ulos Batak Angkola pada Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 17 motif yaitu pusuk robung, jarak, tutup mumbang, hiok-hiok, sijobang, singap, simata na maraturan, simata namaradopan, ruang, lus-lus, bungo ros, iran-iran, surat, rambu naginjang, sirat, jojak, suri-suri. Bentuk dari motif tenun Ulos meupakan bentuk geometris dan dekoratif. Dasar inspirasi motif tenun Ulos Batak Angkola makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Makna yang terkandung dalam motif tenun Ulos Batak Angkola yaitu berupa harapan, nasehat dan doa serta silsilah keluarga masyarakat Sumatera Utara. Teknik menenun Ulos Batak Angkola yaitu melakukan proses persiapan yaitu mangunggas, manjomur, mangukul, mangasoli, mangani. Setelah itu, baru menenun dapat dimulai, dalam menenun posisi kedua kaki harus lurus kedepan, kedua telapak kaki tepat pada tadokan. Posisi tempat duduk harus tetap (tidak bergeser-geser) karena akan mempengaruhi keseimbangan badan saat menenun. Dalam pembuatan motif, hal yang pertama dilakukan adalah menggerakkan guyun terlebih dahulu, setelah itu baru guyun dijinjing dengan kedua tangan, sehingga terlihat rongga pada benang lungsinya, gunakan balobas untuk mempermudah penghitungan benangnya, setelah itu pembuatan motif dapat dilakukan sesuai dengan perhitungan motifnya. Gunakan tipak untuk merapatkan benangnya. Agar tenun Ulos Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat berkembang mengikuti perkembangan mode namun tetap beracuan terhadap ciri khas motif daerah sehingga tetap menjadi daya pikat terhadap konsumen, mengenai hal tersebut maka penting pembinaan dan sokongan yang terencana dari pemerintah terhadap pengerajin tenun di Kabupaten Tapanuli Selatan.Kata Kunci: tenun, Ulos Batak Angkola. Authors:Adriani : Universitas Negeri PadangNova Fitriani : Universitas Negeri Padang References:Agusti Efi. (2019). Studi Kasus Motif Tenun Sipirok di Aek Bayur Kota Padang Sidimpuan. kapita selekta geografi, 2, 64–72.Alamo, E., Eliza, M., & Syailillah, G. (2021). Makna dan Fungsi Kain Ulos pada Pusat Latihan Opera Batak Pematang Siantar (PLOt) di Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(1), 94. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.24824.Binarul Anas. (2012). Mengenal Tenun Songket Ratu Kain Sumatra Barat.Denyanty, L. (n.d.). Studi Tentang Tenun Songket Silungkang. UNP.Ernawati, Izwerni, & Nelmira, W. (2008). Tata Busana. In Winarti (Ed.), Tata Busana (1 ed., hal. 1–419). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Fitriani, S. R., & Armojo, W. T. (2020). Desain Kerajinan Tas Ulos Batak Karya Sabina Collection. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(2), 462. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.22120Lubis, J. R., & Sandi, D. M. (2020). Keberagaman Jenis Ulos Dalam Kajian Visual. September, 152–168.Marfianda, W., Ramainas, & Adriani. (2014). Tenun Kubang di Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Home Economics And Tourism, 6(2), 2–16.Meyliona, G., Adriani, & Weni, N. (2013). Studi Tentang Tenunan Pandi Sikek di Rumah Tenun Pusako Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Journal of Home Economics and Tourism, 4(3), 1–15.Muri yusuf. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan gabungan (irfan fahmi (ed.); 4 ed.). Kencana.Nelmira, W. (2014). Pengetahuan Dasar Bordir.Novitasari, P., Ernawati, & Nelmira, W. (2015). Songket Bungo Tanjung di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 9(2), 1–11.Novrita, S. Z., Pratiwi, M., & Puspanelli. (2022). Makna Motif Batik Di Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(2), 628. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39652Pateda. (2001). Semantik Leksikal (2 ed.). Rineka Cipta.Purnamawati, S., Adriani, & Novrita, S. Z. (2016). Studi Tentang Batik Basurek di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Journal of Home Economics and Tourism, 11(1), 1–12.Ramainas. (2013). Pengetahuan Tekstil. Universitas Negeri Padang.Salamun. (2013). Kerajinan Tenun dan Batik.Saputri, F., Adriani, & Novrita, S. Z. (2018). Bentuk, Fungsi dan Makna Motif Batik Muaro Bungo Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 18(3), 1–17.Siregar. (2017). Mangihut Siregar Jurnal Studi Kultural Industri Kreatif Ulos pada Masyarakat Pulau Samosir. Jurnal Studi Kultural, II(1), 1–5.Siregar, R. (n.d.). Pergeseran Fungsi Abit Godang (Ulos) dalam Perkawinan Masyarakat Batak Angkola-Sipirok Di Kota Medan. http://digilib.unimed.ac.id/173/1/Pergeseran fungsi Abit Godang %28ulos%29 dalam perkawinan masyarakat Batak Angkola-Sipirok di Kota Medan.pdf#Suhersono, H. (2005). Motif Flora dan Fauna.Takari, M. (2015). Ulos Dan Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara: Makna, Fungsi, Dan Teknologi (Nomor January 2007). https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3025.1925Valenta, N. S., & Adriani. (2022). Studi Tentang Batik Batam (Studi Kasus di Indra Batik Batam di Kota Batam). Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(1), 89–106. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.29696Widati, & W, R. (2002). Perempuan dalam Usaha Pertenunan Sulawesi Selatan. Jurnal Perempuan, 22.Zahrina, C. (2012). Tenun Angkola Dalam Dinamika Sejarah (S. . Parlindungan Harahap (ed.)). Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. http.ww%5Cw.bpsnt-bandaaceh.Gom
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Sagala, Mastri Dihita. „Analisis Nilai-Nilai Karakter pada Syair Lagu “Butet” dalam Perspektif Herman Delago“. Grenek Music Journal 13, Nr. 1 (17.06.2024): 114. http://dx.doi.org/10.24114/grenek.v13i1.51511.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Butet merupakan istilah suku Batak Toba yang memiliki arti anak perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai lagu “Butet” berdasarkan perspektif Herman Delago. Herman yang berkebangsaan Austria telah mengawali karirnya di dunia musik dan tertarik terhadap budaya Batak Toba hingga akhirnya melakukan pertunjukan musik Batak diberbagai tempat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terdapat pada lagu “Butet”. Data penelitian diperoleh melalui wawancara secara virtual kepada narasumber primer, yakni Herman Delago. Selain itu, sumber data diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur tentang karakteristik orang Batak dan lagu-lagu Batak khususnya lagu “Butet”. Berdasarkan hasil yang didapat, peneliti menemukan adanya nilai karakter tangguh, kuat, religius, dan sabar pada seorang ibu-ibu Batak. Nilai-nilai tersebut diperoleh melalui proses pemaknaan lagu dan kehidupan bersosial kepada masyarakat di Sumatera Utara. Karakter tersebut diakui Herman merupakan sesuatu yang positif dan masih tergambar oleh ibu-ibu Batak hingga sekarang..
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Sormin, Tumiur. „Koping stres keluarga Suku Batak Toba dengan anak infertilitas primer“. JOURNAL OF Mental Health Concerns 2, Nr. 1 (07.03.2023): 1–9. http://dx.doi.org/10.56922/mhc.v2i1.326.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Background: In the 2018 Consensus on Infertility Management, HIFERI 2013 reported that the prevalence of infertility in Indonesia was 21.3 percent. Of the 39.8 million couples of childbearing age (PUS) in Indonesia, 10–15 percent of them are declared infertile and an estimated 4–6 million couples require infertility treatment to have children. Based on Silaban's 2008 research, wife infertility in the Batak people is treated as something that demeans the dignity and perfection of the husband, so that at traditional weddings parents and relatives always convey their wishes and hopes that the newly formed couple will have many children. Purpose: This study aims to determine the stress coping of Toba Batak families with primary infertility children in Bandar Lampung in 2018. Methods: This research is a qualitative research with a phenomenological approach. Information was obtained by conducting in-depth interviews, FGDs and observations. Informants in this study consisted of 6 main informants, 3 triangulation informants. Results: The results of this study indicate that families begin to experience symptoms of stress after 3 years of their children being married without children. Conclusion: Psychological stress experienced is inferior and feels insignificant. Social stress is feeling of not being elder in adat and clan groups. Economic stress makes it difficult to pay for doctor's examinations and buy medicine. Physical stress can not sleep and lack of mood with husband. Religious stress sometimes considers God unfair. The stress coping used by the family is seeking social support, special prayer for the mother's younger brother, avoiding routine activities, positive assessment by visiting recreation and special prayer, accepting responsibility by confiding in families who are successful in infertility therapy and solving concrete problems such as program plans. test-tube baby. Suggestion: For families who experience this to keep fighting, good luck and success, everything is beautiful in its time. Keywords: Stress Coping; Batak Tribe; Primary Infertility. Pendahuluan: Dalam Konsensus Penanganan Infertilitas 2018, HIFERI 2013 melaporkan bahwa prevalensi infertilitas di Indonesia sebesar 21,3 persen. Dari 39,8 juta pasangan usia subur (PUS) di Indonesia, 10–15 persen diantaranya dinyatakan infertile dan diperkirakan 4–6 juta pasangan memerlukan pengobatan infertilitas untuk mendapatkan keturunan. Berdasarkan penelitian Silaban 2008, kemandulan istri pada masyarakat suku Batak, disikapi sebagai sesuatu yang merendahkan martabat dan kesempurnaan suami, sehingga pada acara adat perkawinan orangtua dan kerabat selalu menyampaikan keinginan dan harapannya supaya pasangan yang baru membentuk rumah tangga itu mendapat banyak anak . Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koping stres keluarga suku Batak Toba dengan anak infertilitas primer di Bandar Lampung tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomelogi. Informasi diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam, FGD dan observasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 6 orang informan utama, 3 informan triangulasi. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga mulai mengalami gejala stres setelah 3 tahun anaknya menikah belum memiliki anak. Simpulan: Stres psikologi yang dialami adalah minder dan merasa tidak berarti. Stres sosial merasa tidak dituakan di adat dan kumpulan marga. Stres ekonomi kesulitan membayar pemeriksaan dokter dan membeli obat. Stres fisik tidak bisa tidur dan kurang mood dengan suami. Stres religi kadang menganggap Tuhan tidak adil. Koping stres yang digunakan keluarga adalah mencari dukungan sosial doa khusus adik laki-laki ibu, menghindar dengan kegiatan rutin, penilaian positif dengan mengunjungi rekreasi dan berdoa khusus, menerima tanggung jawab dengan curhat pada keluarga yang sukses terapi infertilitas dan penyelesaian masalah secara konkret seperti rencana program bayi tabung. Saran: Kepada keluarga yang mengalami hal tersebut untuk tetap berjuang, semoga sukes dan berhasil, semua indah pada waktunya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
8

Safari, Irwan, und Deni Adi Wijaya. „MAKNA SIMBOL CANGKUL TERBENTUKNYA KAMPUNG TUA SUNGAI BINTI DI KELURAHAN SUNGAI BINTI KECAMATAN SAGULUNG KOTA BATAM“. Historia : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah 6, Nr. 1 (27.12.2021): 11–19. http://dx.doi.org/10.33373/hstr.v6i1.3762.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Makna Simbol Cangkul terbentuknya Kampung Tua Sungai Binti kelurahan Sungai Binti kecamatan Sagulung Kota Batam. Program Studi Pendidikan Sejarah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Kepulau, Bapak Deni Adi wijaya, M.Pd dan Ibu Fitri Yanti, S.Pd.M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II.Latar belakang masalah penelitian ini adalah cangkul merupakan alat yang digunakan untuk menggali atau mengaduk tanah, dibuat dari lempeng besi dan diberi tangkai yang panjang untuk pegangan. Diwilayah batam salah satunya di daerah sagulung terdapat Kampung Tua bernama Kampong Tua Sungai Binti yang disimbolkan dengan Cangkul hal itu yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat hasil kebudayaan manusia tersebut.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode yang digunakan ada beberapa tahap diantaranya (1) Sumber data yang terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. (2) Teknik pengumpulan data yang terdiri dari Observasi, wawancara, dan dokumentasi, (3) teknik analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, Penarikan kesimpulan dan verivikasi. Hasil Penelitian menunjukan, setelah peneliti mengadakan penelitian di Kampung Tua Sungai Binti yang disimbolkan dengan Cangkul, pertama di simbolkan dengan Cangkul karena yang tinggal di Kampung Tua sungai binti mayoritas orang Jawa berkebun yang pertama kali membuka lahannya. Yang kedua cangkul juga memiliki makna rasa kerja sama atau gotong-royong dalam segala kegiataan dilingkungan Kampung Tua Sungai Binti.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
9

Suharto, Rachel Devita, Nur Hidayah und Rizka Apriani. „Nilai-Nilai Kekerabatan Dalihan Na Tolu untuk Mengarahkan Meaning of Life Siswa Perantau Beretnis Batak Mandailing Muslim“. Buletin Konseling Inovatif 2, Nr. 1 (30.06.2022): 37. http://dx.doi.org/10.17977/um059v2i12022p37-47.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Abstract: The Dalihan Na Tolu is a system of kinship that originated from the Muslim Mandailing Batak tribe regulating the life of people. This study aims to identify the role of Dalihan Na Tolu values as the kinship system as the fundamental for Muslim Mandailing Batak nomads students’ meaning of life fulfillment. This qualitative study used the phenomenology design. In collecting the primary data, we used observation and interviews with two Muslim Mandailing Batak nomads students. At the same time, the secondary data were obtained from the parents, siblings, friends, neighbors, and teachers. The data validity was assessed using triangulation on the observation and interview data. Our analysis results suggested that the Muslim Mandailing Batak nomads students’ meaning of life can be observed through three fundamentals of the meaning of life, namely the creativity, belief, and bravery values. The creativity value consists of the Marsitukkol Tukkolan Songon Suhat Di Robean value (asking the siblings to be successful) and Annakon Ki Do Hamoraon Di Au value (vengeance in learning). The belief value subsists of the speech or manner values in talking with the elders and Tua Mi U Jujung-jujung Tilako Mi U Dege-dege (disseminating kindness and covering the evils). Lastly, the behavior value consists of the bravery value.Abstrak: Dalihan Na Tolu merupakan sistem kekerabatan suku Batak Mandailing Muslim dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan nilai-nilai Dalihan Na Tolu sebagai sistem kekerabatan dapat menjadi dasar pemenuhan meaning of life siswa perantauan beretnis Batak Mandailing Muslim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi. Prosedur pengumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada dua orang siswa perantau beretnis Batak Mandailing Muslim sebagai sumber data primer dan sumber data sekunder terdiri dari orang tua, saudara, teman, tetangga, dan guru. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan triangulasi yang bersumber dari hasil wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan meaning of life siswa perantauan beretnis Batak Mandailing Muslim dapat dilihat dari tiga aspek sebagai landasan meaning of life, yaitu nilai kreatif, nilai keyakinan dan nilai keberanian. Nilai kreatif yang terdiri dari nilai Marsitukkol Tukkolan Songon Suhat Di Robean atau mengajak kerabat untuk sukses dan Annakon Ki Do Hamoraon Di Au atau bersungguh-sungguh dalam belajar. Nilai keyakinan yang terdiri dari nilai tutur atau bertata krama dengan orang tua dan Tua Mi U Jujung-jujung Tilako Mi U Dege-dege atau menyebarkan kebaikan dan menutup keburukan. Nilai sikap yang terdiri dari nilai keberanian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
10

Pohan, Muslim. „Fenomena dan Faktor Perkawinan Semarga“. Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan 8, Nr. 1 (14.07.2021): 67–84. http://dx.doi.org/10.32505/qadha.v8i1.2088.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
Traditionally, there are 3 (three) Batak marriage systems, namely; exogamy, endogamy, and electrograms. Based on these three types, clan marriage is a marriage that is prohibited in Batak customs and culture. Semarga is a condition where one individual and another individual has a blood lineage through the father's line. Family marriages carried out by the Batak Mandailing migrant community in Yogyakarta experienced a shift in meaning from the traditional Batak culture, from an exogamous marriage system to an eleutherogamous marriage system that does not recognize any prohibitions as is the case in the exogamous or endogamous marriage system. The article is field research with a qualitative approach. The method of data collection was carried out by field observations and conducting interviews with informants. The primary sources in this paper are the Mandailing Batak people who marry within the same clan. In addition, interview data were also obtained for traditional leaders, religious leaders, intellectuals, and the surrounding community. The results of the study concluded; Factors that affect clan marriages in the Batak Mandailing migrant community are due to love factors, religious factors, economic factors, educational factors, and cultural factors. Family marriages in the Batak Mandailing migrant community are carried out because the migrant Batak Mandailing community does not believe in taboo things that are local wisdom.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Dissertationen zum Thema "Batak Primers"

1

McIntosh, John A. „Primary documents in Reformation theology for Batak theological students a class syllabus /“. Theological Research Exchange Network (TREN), 1993. http://www.tren.com.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Bücher zum Thema "Batak Primers"

1

Daway, Patricia Rosalind P. Salvador. Primer on kasambahay rights and obligations under the Batas Kasambahay. Diliman, Quezon City: U.P. Law Complex, 2014.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Ron, Maiberg, Hrsg. Ehud Barak, milḥamto ba-shedim. ʼOr Yehudah: Kineret, 2003.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Lévy, Paule H. Ehud Barak: Le faucon de la paix. Paris: Plon, 1999.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Edelist, Ran. Ehud Barak, milḥamto ba-shedim: Mah ḳarah le-Varaḳ? mah ḳarah le-khulanu? Or Yehudah: Kineret, 2003.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Edelist, Ran. Ehud Barak, milḥamto ba-shedim: Mah ḳarah le-Varaḳ? mah ḳarah le-khulanu? Or Yehudah: Kineret, 2003.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
6

Primary documents in Reformation theology for Batak theological students: A class syllabus. 1993.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
7

Gusmão, Xanana. Discurso de sua Excelência o Primeiro-Ministro Kay Rala Xanana Gusmão por ocasião da tomada de posse do V Governo Constitucional: Discurso sua Excelência Primeiro-Ministro Kay Rala Xanana Gusmão nian iha ocasião tomada posse ba V Governo Constitucional = Address by His Excellency the Prime Minister Kay Rala Xanana Gusmão on the occassion of the swearing-in of the V Constitutional Government = Sambutan Yth. Bapak Perdana-Menteri Kay Rala Xanana Gusmão pada pelantikan Pemerintah Konstitusionil ke-V. Discurso sua Excelência Primeiro-Ministro Kay Rala Xanana Gusmão nian iha ocasião tomada posse ba V Governo Constitucional, 2012.

Den vollen Inhalt der Quelle finden
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Buchteile zum Thema "Batak Primers"

1

Gottlichova, Marcela. „The Czech Republic and Non-governmental Non-profit Organizations After the Impact of the COVID-19 Crisis“. In Strategic Innovative Marketing and Tourism, 1035–44. Cham: Springer Nature Switzerland, 2024. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-031-51038-0_111.

Der volle Inhalt der Quelle
Annotation:
AbstractThe period of the pandemic crisis in the Czech Republic significantly reflected the uncertainty of the time. It was characterized by the loss of the guarantee for the services of non-governmental non-profit organizations, which the public will demand and accept in the future. The period coincided with financial impacts on the running of these organizations, declining public confidence, and declining interest from supporters. The presented study, based on the secondary and mainly primary data reflecting the attitude of non-governmental non-profit organizations of the Zlin Region based on quantitative research aimed at the communication of organizations during the pandemic, has once again confirmed the still-persistent shortcomings demonstrably requiring necessary changes leading to the efficiency of the current form of communication on a professional basis. One of the ways to offer a solution to the ongoing unhappiness is the intensive cooperation of non-governmental non-profit organizations with students of marketing communications, as documented explicitly by the collaboration of the Faculty of Multimedia Communications of the Tomas Bata University in Zlin in cooperation with the Zlin Region, which enables significant assistance in the professionalization of non-governmental non-profit organizations’ communication in continuity with development of the Zlin Region on the one hand. On the other hand, it strengthens the interest in non-commercial marketing among university students in continuity with their future professional classification.
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen

Konferenzberichte zum Thema "Batak Primers"

1

Mason, Mike, Atip Nurharini und Arini Estiastuti. „Mind Mapping Model in Learning Semarangan Batik Painting“. In Proceedings of the International Conference Primary Education Research Pivotal Literature and Research UNNES 2018 (IC PEOPLE UNNES 2018). Paris, France: Atlantis Press, 2019. http://dx.doi.org/10.2991/icpeopleunnes-18.2019.34.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
2

Kusuma Wardani, Laksmi, Sriti Mayang Sari und Aniendya Christianna. „ENHANCING CREATIVITY THROUGH BATIK TRAINING AS AN ATTEMPT TO PRESERVE CULTURAL AWARENESS IN PRIMARY SCHOOLS“. In International Conference on Education. The International Institute of Knowledge Management - TIIKM, 2019. http://dx.doi.org/10.17501/24246700.2018.4216.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
3

Nuraini, Febritesna, Probosiwi, Fery Setyaningrum und Santo Mugi Prayitno. „The Development of Learning Media for Batik Stamp Tools Made from Used Paper for Primary Education“. In Proceedings of the 3rd International Conference on Education Innovation (ICEI 2019). Paris, France: Atlantis Press, 2019. http://dx.doi.org/10.2991/icei-19.2019.19.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
4

Damayanti, Anita. „Batik Skill, Indonesian Local Wisdom and Its Relation to Children Readyness in Writing - Correlational Study in Primary School, Jakarta“. In 1st International Conference on Educational Sciences. SCITEPRESS - Science and Technology Publications, 2017. http://dx.doi.org/10.5220/0007047907620767.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
5

Tresnawati, Nailah, Ismail Saleh, Dede Trie Kurniawan, Sudarmin Sudarmin und Sri Wardani. „Learning Science Through STEAM Approach (Science Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) Integrated Ethnoscience in the Context of Batik Culture for Pre Service Teachers of Primary Education“. In International Conference on Agriculture, Social Sciences, Education, Technology and Health (ICASSETH 2019). Paris, France: Atlantis Press, 2020. http://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.200402.056.

Der volle Inhalt der Quelle
APA, Harvard, Vancouver, ISO und andere Zitierweisen
Wir bieten Rabatte auf alle Premium-Pläne für Autoren, deren Werke in thematische Literatursammlungen aufgenommen wurden. Kontaktieren Sie uns, um einen einzigartigen Promo-Code zu erhalten!

Zur Bibliographie